Memanfaatkan Komunikasi Port RS-232 untuk Perancangan Mengoptimalkan Sistem Jembatan Timbangan Digital Ishak

dokumen-dokumen yang mirip
Percobaan 2 PENGENALAN INTERFACE SERIAL DAN UART

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI AKSELERATOR DAN PROSES BAHAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281

BAB II LANDASAN TEORI

PERCOBAAN I KOMUNIKASI DATA PERAKITAN KABEL NULL MODEM DB9, RJ11, RJ45

Konsep dan Cara Kerja Port I/O

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET (KOMUNIKASI DATA)

PERCOBAAN PERAKITAN KABEL NULL MODEM DB9, DB25, RJ45

Tata Cara Komunikasi Data Serial

Bab 6 Interface Komunikasi Data

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial

PERCOBAAN I PERAKITAN KABEL NULL MODEM DB9,DB25,RJ45

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

PENGENALAN KOMUNIKASI DATA

INTERFACING SERIAL, PARALEL, AND USB PORT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

PERAKITAN MEDIA KABEL UTP DAN RJ45 UNTUK KOMUNIKASI DATA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MENGENAL PORT SERIAL. Annisa Dwiyanti. Abstrak. Pendahuluan. ::

BAB II LANDASAN TEORI

TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

RANCANG BANGUN APLIKASI LAYANAN APLIKASI AGENT TELEFONI BERBASIS EMBEDDED EBOX-4300

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI Serial RS232

Aplikasi Komunikasi Data Antara Kunci Elektronik dan PC Menggunakan Port Serial

BAB III METODE PENELITIAN

ANTARMUKA KOMUNIKASI DATA

Pengantar Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi ke 7. Teknik Komunikasi Data Digital

BAB III PERANCANGAN 3.1. SPESIFIKASI SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Konsep dan Cara Kerja Port I/O

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah diagram blok Sistem. Mikrokontroler PIC 16F877A. Gambar III.1. Diagram blok sistem

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

Penggunaan Serial Port Untuk Mengendalikan Atau Menerima Sinyal Dari Peralatan Elektronik

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

Sejalan perkembangan teknologi, maka media antarmuka untuk Device External pun berkembang, dengan penjelasan sebagai berikut :

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

IMPLEMENTASI ALGORITMA LMS PADA SISTEM PENDETEKSI KERUSAKAN KOMPONEN PESAWAT TELEVISI BERWARNA BERBASIS KOMPUTER. Makalah Seminar Tugas Akhir

Published By Stefanikha

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

KENDALI PERALATAN LISTRIK MELALUI JARINGAN KOMPUTER

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN

Praktikum Komunikasi Data Percobaan III Pengukuran Komunikasi Serial

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

Perancangan Serial Stepper

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk membantu dalam proses pemantauan jaringan switch backbone

Percobaan 3 PENGENALAN INTERFACE I 2 C

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Keras (Hardware)

Identifikasi Menggunakan RFID

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Keamanan Perumahan [SFI 2004] 1. Sistem Terpantau Panel Kontrol Keypad Sirine Detektor Gerak Kontak Pintu dan Jendela

PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION)

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah

BAB III PERANCANGAN ALAT

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

User s Manual MAESTRO MOVING SIGN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan alat ukur yang semakin canggih sangat membantu dunia industri

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID

BAB III PERANCANGAN. 3.1 Diagram blok sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

HASIL DAN PEMBAHASAN. Mulai. Baca status register. Tulis control register dengan data 00H. Tulis control register dengan data 00H

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

PERTEMUAN INTERFACE EKSTERNAL (PORT) Dalam sistim Komputer dikenal dua jenis Port yaitu: EIA/TIA 232 (RS 232C) A.PORT SERIAL.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. dikendalikan secara manual dengan menekan tombol on/off. Perkembangan gaya

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

MAKALAH KOMUNIKASI DATA

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

LAPORAN RESEARCH GRANT PENGEMBANGAN MODUL APLIKASI INTERFACING I/O PARALEL DAN I/O SERIAL UNTUK PENGENDALIAN UNIT MELALUI JARINGAN LOKAL.

PENGONTROLAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS WEB MENGGUNAKAN WIRELESS LAN

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2011 sampai dengan Maret

Transkripsi:

Memanfaatkan Komunikasi Port RS-232 untuk Perancangan Mengoptimalkan Sistem Jembatan Timbangan Digital Ishak Abstrak Fenomena tentang buruknya kenerja sistem pengoperasian jembatan timbangan yang ada sudah bukan hal yang baru lagi, hal ini dapat dilihat dengan pelayanan di jembatan timbangan tersebut disamping itu masih banyaknya jembatan timbangan manual yang digunakan. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk memanfaat komunikasi Port RS-232 guna untuk mengontrol peralatan jembatan timbangan dengan sistem digital untuk menggantikan jembatan timbangan manual. Komunikasi port RS-232 pada komputer dan menggunakan Component Control yaitu mscomm32.ocx pada Visual basic 6.0 pada aplikasi perangkat lunak, disamping itu guna mendapatkan informasi yang akurat. Kata kunci: port RS-232, jembatan, timbangan, komunikasi A. PENDAHULUAN Selama ini alat penimbangan pada jembatan timbang khususnya pada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya masih banyak menggunakan system manual walaupun sudah ada yang digital tetapi mungkin masih belum memadai. Tingkat akurasi masih kurang tepat dan lemahnya system control dalam pelaksanaan penimbangan. Dengan demikian perlu adanya upaya untuk meningkatkan system penimbangan tersebut, salah satunya adanya dengan menggantikan system manual menjadi sistem digital yang diintegrasikan dengan komputer. Fenomena tentang buruknya kinerja tentang system pengoperasian jembatan timbangan yang ada di Indonesia sudah bukan hal yang baru lagi, hal ini dapat dilihat pelayanan di jembatan timbangan yang ada. Pada saat truk-truk lewat di atas jembatan timbangan tersebut, sang supir truk atau anggotanya bersangkutan sudah memberikan uang kepada petugas jembatan timbangan padahal truk tersebut lewat diatas jembatan timbangan benar-benar melampaui batas beban maksimum. Hal ini dijadikan kesempatan oleh pengusaha dengan membawa barang sebanyak-banyaknya. Jadi apabila truk melintasi jembatan timbangan cukup menyediakan uang saja sehingga kenderaan yang memiliki tonase yang lebih dapat melaju dengan aman dan sudah menjadi rahasia umum bahwa adanya pungli yang dilakukan oleh sebagian oknum yang memanfaatkan kelemahan pada sistem tersebut. Hal ini yang membuat Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan, Anton S Tampubolon pesimistis bisa memperbaiki performance jembatan timbangan di Indonesia. Hal ini dibuktikannya pada saat kunjungan mendadak ke beberapa jembantan timbangan di Jalur Pantai Utara (PANTURA) Pulau Jawa. Karena beliau sendiri uang disodorkan uang sogokan tersebut (Kompas, Agustus 2004, Jembatan Timbang Potret Gelapnya Aparat Negeri). Menurut beliau salah satu wajah gelap Indonesia dapat terlihat dengan jelas lewat jalan raya, khususnya di jembatan timbangan manapun sebab keadaan Jawa merupakan representasi dari kondisi jembatan timbangan lainnya di Indonesia. 375

Dan imbas dari semua itu adalah terjadinya kerusakan jalan negara maupun jalan propinsi yang tidak pernah mulus. Kondisi ini juga dialami jalan-jalan lintas sumatera. Kerusakan ini selalu berganti sepanjang tahun antara jalur tengah, jalur timur dan jalir lintas barat. Disamping itu masih masih banyak jembatan timbangan di Indonesia khususnya Sumatera Utara menggunakan jembatan manual. Tabel di bawah ini adalah daftar jembatan timbangan yang ada di Sumatera Utara. Daftar Jembatan Timbangan di Sumatera Utara No NAMA JEMBATAN TIMBANGAN LOKASI 1 Jembatan Merah Kab. Tapanuli Selatan 2. Tanjung Morawa I Kab. Deli Serdang 3. Aek Batu Kab. Labuhan Batu 4. Doulu Kab. Karo 5. Gebang Kab. Langkat 6. Dolok Estate Kab. Asahan 7. Dolok Merangir Kab. Simalungun 8. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang 9 Titi Papan Kota Tebing Tinggi 10 Tanjung Morawa II Kota Tanjung Balai 11 Aek Kanopan Kab. Labuhan Batu 12 Simpang Dua Kota Pematang Siantar 13 Pal XI Kab. Langkat 14 Pandang Kab. Deli Serdang 15 Simpang Runding Kab. Deli Serdang 16 Rambutan Kab. Labuhan Batu 17 Merek Kota Binjai 18 Binjai Kota Binjai 19 Tanjung Tiram Kota Tanjung Balai 20 P. Sidempuan Kota Padang Sidempuan 21 Rantau Prapat Kab. Labuhan Batu 22 Pancuran Batu Kota Pematang Siantar 23 Porsea Kab.Pakpak Barat 24 Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang 25 Simpang Kawat Kab. Labuhan Batu Dari fakta diatas dapat dilihat betapa banyaknya masalah yang timbul dan tentunya sangat memungkinkan terjadinya kecurangan yang berdampak sangat buruk seperti yang telah diuraikan diatas. Apabila sistem jembatan tersebut dirubah dengan menggunakan sistem digital mengkin dapat mengurangi masalah tersebut. Selanjutnya tinggal merubah mental dari petugas saja sehingga sikap pesimistis tersebut dapat terjawab. B. TUJUAN RANCANGAN SISTEM Tujuan utama dari rancangan sistem ini adalah untuk mengontrol peralatan jembatan timbangan dengan sistem digital yang menggunakan port RS-232 pada komputer dan menggunakan komponen kontrol mscomm32.ocx pada visual basic 6.0 pada aplikasinya nanti. Disamping itu dapat 2

juga didukung perangkat lunak pengolahan database misalnya SQL Server 2000 dan yang lainlainnya. Adapun alasan menggunakan visual basic sebagai bahasa pemrograman karena kepopuleran program ini ditengah masyarakat umum dan kesederhanaan dalam penulisannya kodenya. Demikian pula halnya dengan SQL Server sebagai database yang mendukung sistem ini, sebagai server database yang memiliki kemampuan client server. C. MENGENAL KOMUNIKASI PORT RS-232 RS-232 komunikasi adalah satu protokol yang semakin populer digunakan untuk perangkatperangkat elektronik dewasa ini. Semua prosessor intel pada komputer pribadi biasanya terdapat satu atau dua port tersebut yang siap untuk digunakan yang biasanya diletakkan dibelakang CPU. Sebagai tambahan lingkungan pengembangan visual basic adalah activex control. Nama RS-232 mengaju pada nomor, jumlah standart direkomendasikan 232 yang diusulkan oleh Industri Elekcronik Assosiations (EIA). Sejak nama tersebut telah diterima sebagai suatu standard oleh Organisasi Standard Internatioan (ISO), yang diuraikan di dalam dokumen ISO 2110. RS-232 adalah protokol serial yang berarti 1 (satu) bit dapat mengirimkan melalui kabel sekaligus. Standard yang dapat diterapkan di dalam hanya dua kawat, satu untuk signal dan satu lagi untuk gronding. Kadang sering pula ditemukan sedikit ada 3 (tiga) kawat dilibatkan. Pemasangan kabel untuk keneksi RS-232 relatif murah dan dapat pula diambil dari kabel jaringan yang sudah tidak terpakai. Standard khusus suatu koneksi panjang kabel yang memungkinkan sampai 15 meter pada 19,2 KHz. Dalam prakteknya banyak panjang kabel lebih melebihi ketentuan yang digunakan pada komunikasi data dengan rate yang lebih tinggi. D. KONFIGURASI RS-232 RS-232 protokol mula-mula dirancang untuk komunikasi antara satu terminal atau satu komputer dengan satu modem. Dalam prakteknya RS-232 telah digunakan untuk suatu tujuan tambahan yang luas mencakup komunikasi antara printer dengan komputer dan komputer dengan instrumen laboratorium. Di dalam situasi ini tidak ada modem digunakan, data dipancarkan secara langsung dari suatu alat kepada alat yang lain. Para pencipta dari RS-232 telah mensfesifikasikan dua macam alat didalamnya. Suatu terminal yang menjadi penerima dan generator data yang terakhir, dan satu alat yang mengkomunikasi yang mengkonversi data untuk dipancarkan kedalam suatu format yang sesuai untuk dikirim melalui jalur telepon. Untuk alasan inilah kabel RS-232 spesifikasi tidaklah simetrik. Pendapat akhir standart kabel RS-232 menjadi perangkat Data Terminal Equipment (DTE) dan dibagian akhir menjadi komunikasi data peralatan (DCE). E. MODEL TRANSMISI Komunikasi pada satu koneksi RS-232 dapat uni atau bidirectional. Pada kasus konversi undirectional, satu peralatan pada ujung kabel RS-232 dirancang sebagai pemancar atau penyampai dan yang lain sebagai penerima atau persis seperti sepasang walkie-talkie radio. Hanya salah satu dari keduanya dilibatkan di dalam komunikasi tersebut yang dapat berkominikasi pada saat yang bersamaan. Sedang yang lain mendengarkan. Tetapi peran tersebut dapat dirubah yang akhirnya 3

menghasilkan suatu pseudobidirectional komunikasi. Ketika kominikasi RS-232 menggunakan model ini disebut half-duplex. Model RS-232 yang populer adalah full duplex, dimana kedua belah pihak dapat secara bersamaan mengirim dan menerima. Untuk menerapkan RS-232 komunikasi full duplex minimum tiga kawat digunakan dua signal dan satu gronding. F. SINKRONISASI KOMUNIKASI Kedua alat komunikasi harus pula berada di dalam sync untuk komunikasi yang efektif. Ada dua cara untuk memenuhi ini. Satu adalah mengirimkan pemilihan waktu data yang terus-menerus melalui suatu koneksi serial sehingga kedua alat komunikasi tersebut selalu dipasangankan. Data ini diibaratkan sebagai denyut jantung yang bersama pada dua alat. Kapanpun saja data diharapkan untuk ditransmisikan pada satu koneksi yang sinkron. Hal tersebut dapat dilakukan secara efisiensi karena diantara bentuk ini bukan hal yang penting bagi kedua alat komunikasi ini untuk sinkronisasi. Sinkronisasi adalah perawatan yang secara terus-menerus. Dalam prakteknya RS-232 komunikasi a- sinkron menjadi pilihan yang lebih disukai untuk ukuran penelitian komunikasi serial. Di dalam komunikasi RS-232 a-sinkron, data dikirim hanya ketika data tersebut telah siap. Tidak ada kelanjutan bentuk komunikasi antar kedua alat yang berkomunikasi sebagai suatu sinkronisasi rangkaian RS-232, sehingga begitu terpenuhi inilah yang dikenal sebagai start dan stop bit. Suatu start bit persisnya adalah sebuah bit yang mengirim ke isyarat awal sejumlah data bit untuk diteruskan. Tujuannya adalah untuk memberi tanda suatu perangkat pada bagian akhir lain pada suatu koneksi bahwa data akan dipancarkan. Hal ini memberi kesempatan kepada alat yang menerima kewaktu yang tepat kepada isyarat yang berikutnya. Dengan cara yang sama satu atau lebih stop bit dapat dikirim diakhir satu rangkaian bit, isyarat tersebut oleh penerima bahwa data yang ditranmisi telah lengkap. G. DATA BIT Banyaknya bit data yang dikirim antara start dan stop bit adalah merupakan parameter yang harus diset sebelum memualai komunikasi. Nilai-nilai khusus tersebut adalah 7 dan 8 bit. Pengaturan 5 dan 6 bit data dapat digunakan secara efektif ketika data dikirim dan disandikan di dalam suatu karakter yang ditetapkan. Pembatasan karakter dapat diatur untuk ditingkatkan. Ketika pengiriman teks yang dapat dicetak suatu RS-232, 7 bit data adalah cukup karena tujuh bit adalah semua karakter yang diperlukan untuk menampilkan semua karakter yang ada. Ketika data biner dikirimkan, seting 8 bit data diperlukan, masing-masing dapat satu bit di dalam suatu byte. H. BAUDRATE Jangkauan dimana data dikirim pada kabel RS-232 diukur didalam satuan hertz (Hz, siklus perdetik) dan yang paling sering dikenal sebagai baudrate. Hubungan antara baudrate dengan data transmisi rate tergantung pada pilihan transmisi data yang dipilih. Sebagai contoh jika komunikasi RS-232 yang akan digunakan satu start bit, satu stop bit, no parity bit, dan 8 bit data, total 10 bit harus dikirim untuk masing-masing byte data. Dalam hal ini data transmision rate akan sama ditandai dengan baudrate yang dibagi 10. Pilihan yang berbeda akan memerlukan lebih atau lebih sedikit bit yang dikirim untuk masing-masing byte data. 4

I. FUNGSI-FUNGSI PIN RS-232 Standard RS-232 menggambarkan dan menugaskan sejumlah 25 pin yang dapat digunakan di pada kabel RS-232. Pada prakteknya hanya 11 yang digunakan. Ini digambarkan pada suatu perangkat DTE seperti pada tabel berikut ini. Pin Fungsi Singkatan Keterangan 1 Grounding Grounding 2 Transmit data TD Digunakan untuk pengiriman data 3 Receive data RD Digunakan untuk menerima data 4 Request data RTS Penandaan bahwa data siap dikirm 5 Clear to send CTS Penandaaan bahawa data siap diterima 6 Data set ready DSR Penandaan bahwa perangkat DCE siap untuk digunakan. 7 Signal comon Signal untuk isyarat 8 Data carrier detec DCD Penandaan bahwa line telepon sudah siap untuk digunakan 20 Data terminal Penandaan bahwa perangkat DTE siap untuk DTR ready digunakan 22 Ring Indicator RI Penandaan adanya panggilan masuk Dari 11 ini hanya 2,3 dan 7 yang digunakan untuk mengirim data. Pada suatu minimum ini tiga pin yang harus dihubungkan untuk menetapkan suatu koneksi full duplex. Pin yang lain digunakan terutama untuk pemberian isyarat dan flow control. J. KONEKSI PISIK Ada dua jenis kabel konektor untuk RS-232 yang umum digunakan. Yaitu konektor DB25 dan konektor DB9. Gambar di bawah ini menggambarkan dua model konektor ini. Pin-pin pada sudut diberi label pada diagram, intervening dinomori secara berurut. Gambar kedua konektor ini menggambarkan seolah-olah konektor sedang dipandang, peniti/lencana assigments dapat ditentukan dengan penggunaan gambaran cermin [dari;ttg] diagram ini yang diperoleh dengan berputar sepanjang pusat poros vertikal. DB pada DB9 dan DB25 pada model konektor D-shell. Konektor ini dapat berupa jantan atau betina. Konektor jantan digunakan pada bagian belakang komputer untuk port RS-232 dan dapat pula ditemukan konektor DB25 pada komputer yang sama yang menjadi port paralel. Tabel Fungsi Pin Konektor DB9 Pin Fungsi Singkatan Keterangan 1 Data carrier detec DCD Penandaan bahwa line telepon sudah siap untuk digunakan 2 Receive data RD Digunakan untuk menerima data 3 Transmit data TD Digunakan untuk pengiriman data 4 Data terminal Penandaan bahwa perangkat DTE siap untuk DTR ready digunakan 5 Signal comon Signal untuk isyarat 5

6 Data set ready DSR Penandaan bahwa perangkat DCE siap untuk digunakan. 7 Request to send RTS Penandaan bahwa data siap untuk dikirm 8 Clear to send CTS Penandaaan bahawa data siap diterima 9 Ring Indikator RI Penandaan adannya panggilan masuk Tabel Fungsi Pin Konektor DB25 Pin Fungsi Singkatan Keterangan 1 Grounding Grounding 2 Transmit data TD Digunakan untuk pengiriman data 3 Receive data RD Digunakan untuk menerima data 4 Request data RTS Penandaan bahwa data siap dikirm 5 Clear to send CTS Penandaaan bahawa data siap diterima 6 Data set ready DSR Penandaan bahwa perangkat DCE siap untuk digunakan. 7 Signal comon Signal untuk isyarat 8 Data carrier detec DCD Penandaan bahwa line telepon sudah siap untuk digunakan 20 Data terminal Penandaan bahwa perangkat DTE siap untuk DTR ready digunakan 22 Ring Indicator RI Penandaan adanya panggilan masuk K. PANJANG KABEL Ketetapan ukuran panjang suatu koneksi RS-232 tersebut memerlukan suatu koneksi pada 19.2 KHz yang sanggup mengirimkan data yang dapat dipercaya mencapai 15 meter dalam praktek dapat juga digunakan sampai 30 meter atau lebih. Hal ini menyebabkan transmisi rate menjadi rendah/kurang baik bahkan akurasi data sering kurang menjamin. L. PEMAKAIAN RS-232 Kebanyakan bahasa pemrograman dewasa ini menyediakan suatu cara untuk berkomunikasi pada port RS-232, demikian pula visual basic. Seperti kebanyakan kemampuan didalam dasar pemrograman visual, komunikasi RS-232 dalam pemakaiannya melalui komunikasi ActiveX Control. Banyak sekali bahasa pemrograman untuk PC yang mendukung komunikasi serial dengan menggunakan fungsi-fungsi untuk mengkonfigurasikan pembacaan dan penulisan ke serial port. Sistem operasi windows juga memiliki fungsi-fungsi serial komunikasi didalam API ( Aplication Programer s Interface) dan beberapa bahasa pemrograman dapat memangil fungsi API yang tersedia untuk digunakan. M. MS COMM AXTIVEX CONTROL Interaksi dengan RS-232 yang mengguankan visual basic akan melibatkan penentuan dan properties MsComm Control. Untuk menggunakannya buka suatu project baru kemudian tekan tombol Ctrl-T seperti pada gambar dibawah ini : 6

Ada beberapa properties tatapi hanya sedikit biasanya yang diperlukan untuk menetapkan suatu koneksi dan komunikasi, seperti terlihat ditabel dibawah ini : Control Properties Commport Settings PortOpen Output Input Tabel Ms Comm Properties Keterangan Menentukan nomor port RS-232 Menentukan baudrate, parity, data bits dan stop sebagai nilai string yang dipisahkan tanda koma Membuka atau menutup port RS-232, nilai true untuk membuka dan false untuk menutup. Menyimpan data pada buffer Mengambil dan menghapus data dari buffer yang diterima. Berikut adalah contoh penggunaan demo RS-232 dengan Ms Comm ActiveX Control 7

Private Sub cmdreceive_click() txtreceive.text = MSComm1.Input End Sub Private Sub cmdsend_click() MSComm1.Output = txtsend.text & vbcr End Sub Private Sub Form_Load() With MSComm1.CommPort = 1.Settings = "9600,N,8,1".PortOpen = True End With End Sub N. PERANGKAT JEMBATAN TIMBANGAN Jembatan timbangan digital adalah suatu sistem yang menggunakan media komputer sebagai perangkat yang digunakan untuk mengambil data beban timbangan dari alat jembatan timbangan dengan memanfaatkan komunikasi port RS-232 pada komputer dan perangkat indikator digital sebagai media penghubung dengan jembatan tiambangan. Adapun keuntungan jembatan timbangan digital dengan jembatan manual adalah : a. Tidak memerlukan pencatat khusus timbangan. b. Akurasi data lebih tepat. c. Data dapat diintegrasi ke aplikasi lain. Untuk perancangan sistem jembatan timbangan ada beberapa model yang digunakan : 1. Pondasi berlubang (pit type) : model ini dibuat dengan cara membuat lubang pada pondasi jembatan timbangan sehingga permukaan jembatan timbangan sama rata dengan permukaan jalan. Model ini adalah semi elektrikal/hybrid, dimana acauan beban adalah gabungan antara 1 (satu) pisau dan 1 (satu) buah loadcell. Dari segi perawatan juga sangat rumit. 8

2. Pondasi tidak berlubang (pitless type) : model ini adalah full elektronik menggunakan 4 (empat) buah loadcell pada tiap sudutnya sebagai acuan beban timbangan dan dirancang agar perawatan lebih mudah karena jembatan timbangan diletakkan menggantung diatas permukaan sekitar 30 cm dan pada sisi kiri dan kanan jembatan dibuat pembatas sehingga jembatan timbangan lebih stabil. Komponen-komponen pendukung : a. Lempengan dan pondasi jembatan timbangan. b. 4 (empat) buah loadcell untuk masing-masing setiap pojok, loadcell biasanya berbentk silinder logam pejal (ada yang berongga ditengah, ada yang tidak berongga), yang didalamnya disisipi lembar tipis bahan yang bersifat piezoelektrik. Bahan piezoelektrik ialah bahan yang apabila mengalami perubahan dimensi akibat tekanan dan lain-lain, maka kedua ujung bahan tersebut akan terjadi beda potensial listrik. Ketika loadcell mengalami suatu beban akibat tegangan, tekanan dan lain-lain, maka slinder logam tersebut akan mengalami perubahan dimensi (dalam batas elastisitas bahan logam tersebut). Jika tegangan atau tekanan tersebut dihilangkan, maka dimensi slinder logam kembali kebentuk semula. Pada saat slinder logam mengalami perubahan dimensi akibat tegangan/tekanan tersebut, maka lebaran piezoelektrik yang ada dalam slinder tersebut sedikit mengalami defleksi dan menghasilkan beda potensial di kedua ujungnya. Besarnya beda potensial yang dihasilkan berbanding lurus dengan defleksi tersebut, yang juga berarti berbanding lurus dengan besarnya perubahan dimensi slinder logam tersebut. Karena besarnya perubahan dimensi slinder logam juga berbanding lurus dengan besarnya gaya tegang/gaya berat/gaya tekan, maka nilai beda potensial yang dihasilkan bahan piezoelektrik ini berbanding lurus dengan gaya tegang/tekan/berat tadi. Voltase yang dihasilkan tersebut lalu berubah menjadi arus DC, diperkuat oelh penguat instrumentasi atau semacamnya, maka akan diperoleh sinyal elektrik yang bisa digunakan sabagai indikator besarnya gaya tegang/tekan/berat tadi. c. Junction box : adalah merupakan rangkaian penerus dari loadcell ke indicator digital. Pada junction box berisi komponen yang bersifat mengumpulkan tekanan dari empat loadcell kebentuk sinyal-sinyal yang kemudian diteruskan ke indikator digital. d. Indicator Digital : adalah berfungsi untuk menerima data yang ditransmisikan secara terus menerus melalui rangkaian pada box untuk diterima ke buffer. Banyak merk-merk yang beredar di pasaran, contoh ada Dancin type DC-2689A dan merk Precsica 1801. e. Komputer : menerima dan mengambil data yang ditransmisikan/dipancarkan oleh indicator digital pada buffer dan nilai tersebut terus menerus akan dipancarkan pada buffer sehingga nilai tersebut memenuhi nilai yang sebenarnya. Untuk spesifikasi komputer disarankan minimal : - Pentium IV 2,8 Ghz - RAM 128 MB - Serial Com port. f. Perangkat lunak : perangkat lunak yang digunakan untuk mengimplementasikan aplikasi ini adalah : - OS Windows Xp - Visual Basic 6.0 - SQL Server 2000. 9

g. Panel Display Indicator : adalah perangkat tambahan yang digunakan untuk menampilkan data hasil penimbangan dari indicator digital pada panel displaynya. Panel display ini berupa rangkaian angka 7 (tujuh) segmen dalam ukuran besar. Panel display ini diletakkan bagian luar ruang operator komputer yang bertujuan agar angka timbangan dapat terlihat jelas. Banyak merek yang dipasarkan salah satunya merk Holbright type HB931L. O. RANCANGAN DATABASE DAN TABEL Database merupakan kumpulan data-data yang saling berhubungan untuk keperluan sisttem jembatan timbangan. Adapun tabel-tabel yang diperlukan dan mungkin dapat ditambahkan lagi sebagai berikut : Tabel IdentifikasiTruk Colomn Name Data Type Length Allow Nulls Id Int 4 JenisKenderaan Char 30 Keterangan Char 20 ToleransiMin Int 4 BeratKenderaan Int 4 Maxmuatan Int 4 Tabel PenimbanganTruk Colomn Name Data Type Length Allow Nulls Id Int 4 Nomor Char 10 Tanggal Smalldatetime 4 Waktu Char 5 Nopol Char 10 Idtruk Smallint 2 Tonase Int 4 Keterangan Nvarchar 50 Tabel OperatorPengguna Colomn Name Data Type Length Allow Nulls Id Int 4 Usename Nvarchar 30 Title Nvarchar 30 Description Nvarchar 30 Encryptpassward Nvarchar 30 Idgroup Char 5 Lastdate Date 8 10

P. KESIMPULAN Port RS-232 adalah salah satu bagian dari komputer yang merupakan port komunikasi yang sangat banyak digunakan sebagai sarana komunikasi antara perangkat komputer dengan perangkat lainnya. Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang sederhana tetapi memiliki kemampuan yang sangat baik untuk pembuatan aplikasi karena memiliki dukungan ActiveX Control. Ms Comm ActiveX Control adalah merupakan salah satu ActiveX Control yang handal dalam menangani aplikasi komunikasi sehingga penanganan program Visual basic menjadi lebih sempurna. Untuk menghubungkan komputer dengan perangkat melalui port RS-232 harus memerlukan buku manual dari perangkat yang bersangkutan karena setiap perangkat memiliki pengaturan konfigurasi yang berbeda. Q. DAFTAR PUSTAKA Budiharto, Widodo, SSi, 2002, Aplikasi Database dengan SQL Server 2000 dan Visual Basic 6.0, Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo. Djuandi, Feri, MCDBA, MCSE, 2002, SQL Server 2000 untuk Professional, Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo. http://www.dephub.go.id Jan Axelson, 2000, Serial Port Complete, USA, Lakeview Research. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?bacaforum&berita&1067815107&1 Mark F. Russo, Martin M. Echols, 1999, Automating Science and Enginneering Laboratories with Visual Basic, Canada: Jhon Wiley & son Inc. 11