SKRIPSI. Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S-1)

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO

Kajian KOMUNIKASI dalam ORGANISASI (sub kajian Periku Organisasi)

Pengaruh Gaya Komunikasi Direktur terhadap Kepuasan Komunikasi Karyawan di PT. Sumarni Mustajab Batu

WE CANNOT NOT COMMUNICATE

TEORI-TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

Pengertian Komunikasi

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis atau common dalam bahasa inggris

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi, komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi anggota organisasi. Adanya komunikasi yang efektif dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

R. R Dinar Soelistyowati

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA. Anggun Puspitasari Humas / 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dalam kehidupan suatu perusahaan, baik itu perusahaan swasta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Alasan utama mengapa perlu memahami komunikasi didalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB I PENDAHULUAN. komunitas wanita dibandingkan pria, termasuk dalam bisnis online. Hal inilah. untuk mengelola portal website khusus untuk wanita.

EFEKTIFITAS PENYAMPAIAN INFORMASI DARI ATASAN KEPADA BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

BAB II LANDASAN TEORI

KOMUNIKASI DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

PENGARUH KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI KELURAHAN RABADOMPU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan bukanlah hal yang

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

Komunikasi Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kesiapan dari pegawai tersebut, akan tetapi tidak sedikit organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. serta meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. bersama orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyamakan persepsi antar sesama manusia. Dengan

Komunikasi dan Etika Profesi

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. 1. berfungsinya suatu sistem komunikasi organisasi.

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Untuk

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI UPWARD TERHADAP KEPUASAN KOMUNIKASI KARYAWAN DI PT. GRAHA FARMA SOLO

Gaya Komunikasi Manager Personal Service Pada Officer Personal Service di PT.Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional III Jawa Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan wadah untuk mencapai cita-cita mereka. 1 Dalam organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu relevan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. pengalamannya dan menjadi pedoman tingkah lakunya. 1. J.P. Kotter and J.L. Hesket dalam bukunya Corporate Culture and

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena organisasi tidak akan dapat berjalan tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI

perkembangan zaman itu sendiri atau komunikasi yang merubah zaman.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan oleh perusahaan.semakin ketat persaingan antar perusahaan maka

JARINGAN KOMUNIKASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Jaringan Komunikasi Organisasi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Transkripsi:

SKRIPSI Disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Identifikasi Gaya Komunikasi Pemimpin Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Bidang Afiliasi PPPTMGB LEMIGAS Jakarta Nobriyanti Purnama Sari 04202-065 Humas / 2002 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi tantangan dan persaingan dunia saat ini, perusahaan yang ingin berkembang, membutuhkan kemampuan leadership ( kepemimpinan ) yang prima dan cara berkomunikasi yang tepat dari para atasannya atau pemimpinnya, di samping juga memiliki kemampuan teknis pada bidang pekerjannya. Dalam memimpin sebuah organisasi atau perusahaan, seorang pemimpin mempunyai cara dan gaya sendiri-sendiri, terutama gaya komunikasi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Selain itu, pemimpin pun harus mampu mengarahkan serta mempengaruhi perilaku seseorang untuk nencapai tujuan organisasi dalam situasi tertentu. Salah satu unsur penting dalam sebuah perusahaan, baik itu kecil maupun besar adalah sumber daya manusia ( SDM ), yang meliputi pegawai maupun atasan, yang terbagi dalam bagian-bagian menurut fungsi dan tugasnya. Kinerja sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh produktifitas dan efektifitas dari para pegawai dan atasannya, dimana produktifitas dan efektifitas tersebut dipengaruhi juga oleh keefektifan komunikasi internal kalangan para pegawai yang akhirnya dapat tercipta motivasi kerja yang tinggi, sehingga dapat memenuhi target dan rencana bisnis perusahaan. 1 1 R.Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung,PT.Remaja Rosdakarya,2001) hal 27

2 Komunikasi internal, yang dalam hal ini disebut juga dengan komunikasi pegawai memiliki tiga wujud. Yang pertama adalah komunikasi ke bawah (downward communication), yakni komunikasi dari pihak manajemen atau atasan kepada para pegawai. Yang kedua adalah komunikasi ke atas (upward communication), yakni komunikasi dari karyawan ke atasan. Adapun yang ketiga adalah komunikasi sejajar (sideways communication), yakni komunikasi yang berlangsung antara sesama pegawai. 2 Tingkat keefektifitasan dari hubungan internal tersebut sangat dipengaruhi oleh tiga hal pokok, yaitu Yang pertama adalah keterbukaan pihak manajemen akan arti pentingnya komunikasi timbal-balik, Yang kedua kemampuan dari atasan organisasi tersebut dalam menyampaikan pesan secara tepat kepada pegawainya. Dan Yang terakhir adalah struktur kerja yang dilakukan dengan sesuai. Hal-hal tersebut di atas sangat tergantung dari gaya komunikasi atasan yang diterapkan pada organisasinya. 3 Pada penelitian ini, peneliti memilih tempat untuk meneliti yaitu Pusat Penelitian Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS karena LEMIGAS dibentuk melalui surat keputusan menteri migas yang mempunyai tugas pokok, yaitu RISET, PENDIDIKAN dan PELATIHAN serta DOKUMENTASI dan PUBLIKASI. Selain itu dari sisi Public Relations juga melakukan tugas seperti diatas yang dapat disimpulkan bahwa seorang Public Relations dapat mempublikasikan dan memberitahukan kepada khalayak mengenai aktivitas organisasi/lembaga. 2 R.Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung,PT.Remaja Rosdakarya,2001) hal 35 3 S. Djuarsa Sendjaja, dkk, Teori Komunikasi ( Jakarta, Universitas Terbuka, 1999 ) hal 131

3 Adapun penelitian ini dilakukan periode bulan Oktober - Desember 2006 yang dilakukan di PPPTMGB LEMIGAS yang terletak di Jl. Ciledug Raya Kav.109 Cipulir-Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi atau PPPTMGB LEMIGAS yang merupakan lembaga BUMN yang memusatkan pada penelitian minyak bumi dan gas sebagai salah satu produk yang menjadi kebutuhan utama masyarakat (public) agar dapat di konsumsi dengan aman dan memenuhi standar kesehatan lingkungan. Untuk tetap menjaga produk dan kepercayaan public. Untuk memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat, pemimpin dituntut untuk mengembangkan sumber daya manusia yang professional dan memiliki integrasi yang tinggi, sebagai pimpinan harus dapat menciptakan gaya komunikasi yang cukup baik guna memperoleh tujuan organisasi, sesuai dengan visinya menjadi lembaga yang unggul dan professional dan bertaraf internasional dan mandiri serta memegang kuat misi yang selama ini dijadikan pegangan untuk tetap mempertahankan image positif di mata public. 4 Tantangan LEMIGAS adalah menciptakan kemampuan di bidang teknologi bagaimana memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK migas untuk mendukung industri yang menghasilkan teknologi baru dan membina tenaga ahli. LEMIGAS yang merupakan industri vital dan strategi yang bercirikan pasar modal padat teknologi serta mempunyai resiko tinggi dan mampu bersaing. Alasan mengapa dinamakan Bidang Afiliasi karena sudah berdasarkan keputusan menteri yang telah diturunkan ke PPPTMGB LEMIGAS, yang dimana lembaga ini bernaung dibawah Departemen ESDM (Energi Sumber Daya Mineral). 4 John Adair, Menjadi Pemimpin Yang Efektif (Jakarta, Pustaka Binaman Pressibdo, 1994) hal 9

4 Adapun Bidang Afiliasi yang penulis pilih karena Bidang Afiliasi melaksanakan tugas kehumasan seperti kerjasama penelitian dan pengembangan, pengelolaan dokumentasi serta publikasi bidang teknologi minyak dan gas bumi, pengembangan kerja sama serta penyebarluasan informasi, hasil, aktivitas, kegiatan kepada khlayak dan pengembangan teknologi pusat. Kelebihan lembaga ini dibandingkan dengan lembaga yang lain adalah sebagai berikut : 1. LEMIGAS mempunyai system manajemen yang sangat ketat, sehingga konsisten dalam mengimplementasikan visi dan misi LEMIGAS memiliki beberapa SERTIFIKAT yang sudah terakreditasi. Beberapa Sertifikat yang dimiliki sebagai berikut : a. Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000, untuk seluruh sistem manajemen, 2 Desember 2003, b. Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000, UNTUK KPRT Eksploitasi, 1 Januari 2002, c. Sertifikasi Akreditasi Laboratorium Proses, ISO 17025, 24 Juni 1998, d. Sertifikasi Akreditasi Laboratorium Aplikasi, ISO 17025, 7 Februari 2001, e. Sertifikasi Akreditasi Laboratorium Eksploitasi, ISO 17025, 28 Februari 2001, f. Sertifikasi Akreditasi Laboratorium Eksplorasi, ISO 17025, 3 April 2002, g. Sertifikasi Laboratorium Kalibrasi, ISO 17025, 28 Maret 2003.

5 2. LEMIGAS memiliki beberapa Laboratorium yang sudah terakreditasi, diantaranya : Eksplorasi, Eksploitasi, Proses, Aplikasi Produk, Teknologi Gas dan Kalibrasi, 3. LEMIGAS memiliki banyak Tenaga Ahli yang benar-benar berkompeten dan tersertifikasi di bidangnya, 4. LEMIGAS memiliki beberapa HAK PATEN yang sudah dipateni oleh Departemen HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), 5. LEMIGAS melaksanakan kerja sama / kemitraan dengan dalam negeri, luar negeri maupun dalam proses (sedang berjalan), 6. LEMIGAS sangat memperhatikan employee development (pengembangan pegawai) melalui training (kursus) dan scholarship (beasiswa/pendidikan dalam negri maupun di luar negri). 5 Kemampuan berkomunikasi merupakan suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang pimpinan dari lembaga/organisasi. Dalam rangka melihat gaya komunikasi yang efektif di Bidang Afiliasi LEMIGAS, maka penelitian ini dilakukan yang mana untuk membuktikan gaya komunikasi apa yang telah diterapkan oleh seorang pemimpin. Adapun untuk melihat dan mengetahui gaya komunikasi seperti apa yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai, penulis melakukan identifikasi yang berfungsi mengenal sesuatu lebih dalam/rinci mengenai suatu data atau informasi yang akan diteliti khususnya dalam mengidentifikasi gaya komunikasi pemimpin yang bagaimana yang diterapkan atau dijalankan di sebuah organisasi atau perusahaan. 5 http:www.lemigas.esdm.go.id/node/648

6 Pimpinan atau atasan adalah orang yang mampu menggerakkan orang lain. Ia menghadirkan vitalitas dan energi bagi individu serta organisasi untuk menjadi yang terbaik. Di dalam penelitian ini diungkapkan bahwa identifikasi gaya komunikasi pemimpin yang efektif adalah komunikasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari orang-orang yang dipimpin. Kinerja pegawai atau bisa diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja yang dilakukan oleh pegawai. Dalam meningkatkan kinerja pegawai diperlukan adanya dorongan, semangat atau motivasi yang timbul dari dalam diri (individu), selain itu pula diperlukan kerjasama yang baik antara pemimpin/atasan dengan para pegawainya yang dimana merupakan hak yang paling mendasar dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai suatu produktifitas yang tinggi juga dibutuhkan hubungan kerjasama yang baik antara pimpinan dengan pegawai yang dimana seorang pemimpin mempunyai sikap saling menghargai dan berkomunikasi yang baik. Tercapainya tujuan organisasi atau lembaga hanya karena upaya para pelaku yang terdapat pada organisai tersebut. Dalam hal ini sebenarnya terdapat hubungan yang erat antara kinerja perorangan dengan Kinerja perusahaan. Dengan kata lain apabila kinerja pegawai baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan/organisasi juga akan baik. Kinerja seorang pegawai akan baik apabila pegawai tersebut mempunyai keahlian yang tinggi, mempunyai harapan masa depan yang lebih baik. Hal inilah yang menarik penulis melakukan penelitian pada PPPTMGB LEMIGAS dengan tantangan pasar modal yang di hadapinya tidaklah mudah dan keberhasilan yang telah dicapai tak lepas dari penerapan gaya komunikasi

7 pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai, maka penulis dalam menyusun skripsi ini mengambil judul Identifikasi Gaya Komunikasi Pemimpin Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Bidang Afiliasi. 1.2. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan dalam penelitian ini yaitu Bagaimana gaya komunikasi pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai di Bidang Afiliasi PPPTMGB LEMIGAS Jakarta? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari pada penelitian ini adalah : Untuk memberi gambaran tentang gaya komunikasi yang diterapkan oleh seorang pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai di Bidang Afiliasi PPPTMGB LEMIGAS Jakarta. 1.4. Signifikansi/kegunaan/manfaat penelitian 1.4.1 Signifikansi Teoritis/Akademis Adapun manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan kontribusi bagi pengembangan bidang studi public relations, terutama komunikasi dalam organisasi yang berkaitan dengan gaya komunikasi seorang pemimpin.

8 1.4.2 Signifikansi Praktis Hasil penelitian yang dilakukan dapat digunakan/dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan praktis yang berguna untuk perusahaan/organisasi/lembaga dimana penelitian dilakukan, yaitu sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi di dalam mengetahui identifikasi gaya komunikasi pemimpin dalam memotivasi kerja pegawai khususnya di Bidang Afiliasi PPPTMGB LEMIGAS Jakarta, yang akan menjadi acuan dan pegangan bagi lembaga ( instansi ) untuk dapat terus berkembang.

9 BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Dalam mencari definisi komunikasi, tentunya terlebih dahulu harus memahami makna kata komunikasi. Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin yaitu, communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Dengan kata sifat communis yang berarti bersama-sama atau umum. 6 Melalui definisi komunikasi diatas, maka diperoleh suatu definisi sederhana dari komunikasi yaitu proses penyampaian pesan antara dua orang atau lebih, yang digunakan untuk memperoleh umpan balik. Banyak Definisi Komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satu pengertian Komunikasi yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm yang dikutip oleh A.W. Widjaja, bahwa : Apabila kita mengadakan komunikasi maka kita harus mewujudkan persamaan antara kita dengan orang lain. 7 Di dalam komunikasi harus terjadi kesamaan arti dan makna dalam penyampaian pesan agar terjadi pertukaran pikiran antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi sering dipandang sebagai cara dasar untuk mempengaruhi perubahan perilaku dan yang mempersatukan proses psikologi seperti persepsi, pemahaman dan motivasi. 6 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta, PT.Grasindo, 2004) hal 5 7 A.W. Widjaja, Pengantar Studi Ilmu Komunikasi (Jakarta, Rineka Cipta, 2000) hal 26

10 Komunikasi tidak hanya sekedar menyampaikan kata-kata atau berbicara saja tetapi komunikasi dapat dilakukan dengan gesture atau symbol seperti yang dinyatakan oleh Rosady Roeslan dalam bukunya Kampanye Public Relations, Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, ketermpilan dan sebagainya dengan lambang atau kata, gambar, grafik, bilangan dan lain-lain. 8 Komunikasi selalu mengandung unsur pengiriman dan unsur pesan yang bertujuan mengadakan persamaan dalam mengartikan pesan. Komunikasi yang berarti proses penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang memiliki arti adalah komunikasi yang ditujukan untuk komunikan dengan maksud mencapai kebersamaan dan diharapkan memperoleh umpan balik. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan secara lisan, tulisan maupun melalui pengoperan lambang-lambang dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan serta untuk mengubah perilaku seseorang. Komunikasi didalam organisasi memegang peranan yang sangat penting. Suatu organisasi tidak akan ada tanpa adanya komunikasi. Jika tidak ada komunikasi maka kerjasama pun tidak mungkin tercipta karena orang-orang tidak bisa mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaannya. Kegiatan dan aktivitas manusia akan terlaksana dengan baik apabila melalui proses komunikasi antar manusia itu sendiri. Komunikan dalam kehidupan manusia merupakan suatu kegiatan untuk melakukan hubungan dengan sesamanya melalui penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa lisan, tulisan atau bahasa isyarat. Akan sangat bernilai lagi komunikasi yang dilakukan apabila di dalam komunikasi tersebut terjadi respon atau feedback yang positif sesuai yang diharapkan oleh kedua belah pihak. 8 Rosady Roeslan, Kampanye Public Relations (Jakarta,PT.Raja Grafindo Persada, 2005) hal 17

11 2.1.2 Fungsi Komunikasi Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni dan lapangan kerja sudah tentu memiliki fungsi dan dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. 9 Fungsi komunikasi tersebut adalah : a. Menyampaikan Informasi ( To Inform ) Dengan adanya komunikasi, seseorang dapat mengetahui apa yang dia ketahui kepada orang lain, b. Mendidik ( To Educate ) Komunikasi dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai segala hal, c. Menghibur ( To Entertain ) Dengan komunikasi, kita dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain, d. Mempengaruhi ( To Influence ) 10 Komunikasi yang dilakukan setiap orang, dapat memberikan suatu bujukan atau pengaruh terhadap orang lain. Jadi dengan adanya seluruh fungsi komunikasi diatas, terlihat bahwa komunikasi memang memiliki banyak kegunaan atau peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia untuk melakukan berinteraksi atau berhubungan dengan sesama. Dengan melaksanakan fungsi komunikasi di atas, maka kita saling membutuhkan satu sama lain tidak bisa bekerja sendiri (independen) karena di dalam organisasi sangat memerlukan tingkat kerjasama yang tinggi. 9 Hafid Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2004) hal 55 10 Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi;Teori dan Praktek (Bandung,PT.Remaja Rosdakarya,2005) hal 8

12 2.1.3 Tujuan Komunikasi Seperti yang telah diuraikan bahwa komunikasi merupakan suatu bentuk kegiatan interaksi diantara sesama manusia, maka di dalam melakukan setiap kegiatan tentunya kita memiliki tujuan yang ingin dicapai. Begitu pula dengan kegiatan komunikasi. Tujuan komunikasi tersebut adalah : a. Perubahan Sikap ( attitude change ) b. Perubahan Pendapat ( opinion change ) c. Perubahan Perilaku ( behaviour change ) d. Perubahan Sosial ( social change ) 11 Dari tujuan komunikasi tersebut dapat menjelaskan bahwa dengan komunikasi seseorang melakukan komunikasi untuk dapat mempengaruhi orang lain dengan tujuan agar orang tersebut dapat melakukan perubahan, seperti perubahan sikap dari ttidak tahu menjadi tahu, perubahan pendapat dari tidak setujua menjadi setuju, perubahan perilaku dari suka menjadi tidak suka, serta perubahab social dimana dengan komunikasi kita dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan siapa saja tanpa membedakan status sosial. 2.1.4 Komunikasi Organisasi Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan tindakan yang memungkinkan kita mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Secara teoritis, kita mengenal beragam tindak 11 Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya,2005) hal 8

13 komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan konteks komunikasi organisasi. Organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orang-orang dan objek-objek, orang-orang dalam organisasi yang berusaha mencapai tujuan bersama. Bila organisasi sehat, bagian-bagian yang interpenden bekerja dengan cara yang sistematik untuk memperoleh hasil yang diinginkan. 12 Menurut pendapat Schein mengatakan bahwa : Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Organisasi juga mempunyai kharakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut. Saling tergantung antara satu bagian dengan bagian lain menandakan bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem. 13 Komunikasi organisasi berlangsung dalam konteks organisasi. Komunikasi organisasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi. Atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan olehnya yaitu : Komunikasi organisasi adalah sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling menguntungkan satu sama lain (the flow of messages within a network of interpendent relationship), yaitu bahwa arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertical dan horizontal. 12 R.Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung,PT.Remaja Rosdakarya,2001) hal 17

14 Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler dan George Rodman dalam buku Understanding Human Communication menguraikan masing-masing fungsi dari kedua arus komunikasi dalam organisasi yang terdiri dari : A). Arus Komunikasi Vertikal 1. Downwoard Communication, komunikasi berlangsung ketika orangorang yang berada pada tatanan manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah : a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja, b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan, c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku, d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. 2. Upwoard Communication, terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas adalah : a. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawaham, c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan, 13 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta, PT.Bumi Aksara,2002) hal 23

15 d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya. B). Arus Komunikasi Horizontal Tindak komunikasi ini berlangsung diantara karyawan ataupun bagian lain yang memiliki kedudukan yang setara. Adapun fungsi arus komunikasi horizontal ini adalah : a. Memperbaiki koordinasi tugas, b. Upaya pemecahan masalah, c. Saling berbagi informasi, d. Upaya memecahkan konflik, e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama. 14 Dari uraian-uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal yang dimana masingmasing mempunyai tugas serta fungsi. Dan komunikasi organisasi merupakan serangkaian tindakan sekelompok orang yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu, tidak statis tetapi dinamis, yang akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus-menerus. Dalam organisasi melibatkan banyak faktor, antara lain dapat mencakup pelaku seperti atasan dan bawahan, pesan berupa instruksi meliputi bentuk, isi, dan cara penyampaiannya, saluran atau alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang terjadi, serta situasi/kondisi pada saat dalam sebuah organisasi harus terdapat sebuah proses komunikasi. 14 Djuarsa Sendjaja dkk, Teori Komunikasi (Jakarta,Universitas Terbuka,1978) hal 131

16 2.2. Gaya Komunikasi Gaya komunikasi adalah perilaku komunikasi yang dilakukan seseorang dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan feedback dari orang lain terhadap pesan organisasional yang disampaikan. 15 Dari definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa gaya komunikasi merupakan seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respons atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan bergantung pula pada maksud si pengirim dan harapan dari penerima. Sedangkan gaya komunikasi pemimpin adalah perilaku komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, dengan kata lain cara atau bagaimana seorang pimpinan/atasan berkomunikasi dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu. Gaya komunikasi pemimpin pada satu kelompok tertentu dapat diterapkan dan bisa juga tidak dapat diterapkan pada kelompok yang lain tergantung pada kharakteristik kelompok yang dipimpinnya. Pemimpin tidak dapat memilih gaya mereka sesuka hati. Mereka menghadapi kendala oleh kondisi budaya yang ternyata diterapkan oleh pengikut mereka. 2.2.1 Macam-Macam Gaya Komunikasi A. Dalam Buku Teori Komunikasi yang disusun oleh S. Djuarsa Sendjaja, terdapat enam gaya komunikasi yaitu the controlling style, the equalitarian style, the 15 S.Djuarsa Sendjaja, dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta, Universitas Terbuka, 1996) hal 7

17 structuring style, the dynamic style, the relinquishing style dan the withdrawal style, dengan penjelasan sebagai berikut 16 : 1. The Controlling Style, Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one way communicators. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya. Pesan-pesan yang berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha menjual gagasan agar dibicarakan bersama, namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communications ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak efektif dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demikian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula. 2. The Equalitarian Style, Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communications ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun yang 16 S.Djuarsa Sendjaja, dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta, Universitas Terbuka, 1996) hal 143

18 bersifat dua arah (two way traffic of communications). Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain, baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan lebih memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi. 3. The Structuring Style, 17 Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan 17 S.Djuarsa Sendjaja, dkk. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta, Universitas Terbuka, 1996) hal 144

19 organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut. Stogdill dan Coons dari the Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Iniating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul. 4. The Dynamic Style, Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communications ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisior yang membawahi para wiraniaga (salesmen atau saleswomes). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerja.pegawai untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa pegawai atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.

20 5. The Relinquishing Style, Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah meskipun pengirim pesan mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerjasama dengan orang-orang yang berpengetahuan atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. 6. The Withdrawal Style. Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. 18

18 S.Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta, Universitas Terbuka, 1998) hal 145 21

22 Tabel Gaya Komunikasi (Sasa Djuarsa Sendjaja) MACAM-MACAM GAYA KOMUNIKASI VARIABEL The Controlling Style The Equalitarian Style The Structuring Style The Dynamic Style The Relinquishing Style The Withdrawal Style One Way Comm (komunikasi satu arah) Two Way Comm (komunikasi dua arah) Menghindari komunikasi Menggunakan kekuasaan dan wewenang Memantapkan struktur organisasi Menerapkan peraturan atau proedur yang berlaku Mengendalikan perilaku seseorang Terbuka, bersedia menerima pendapat,gagasan orang lain. Independent,berdi ri sendiri (tdk perlu bantuan orang lain) Menekankan pengertian bersama

23 Memiliki sikap kepedulian yang tinggi Kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain Mengalihkan persoalan yang sedang terjadi Lebih berkeinginan dalam memberikan perintah daripada diberikan perintah Melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan organisisi Berdasarkan uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya : structuring, dynamic dan reliquinshing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir : controlling dan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat serta produktif.

24 Di samping itu, keenam gaya komunikasi di atas merupakan gaya komunikasi yang masing-masing punya makna dan pengaruh yang berbeda dalam setiap organisasi atau perusahaan. B. Adapun empat dasar gaya komunikasi lengkap menurut buku Communicating For Results A Guide For Business And The Professions Third Edition,dengan kekurangan dan kelebihannya dan menjelaskan kapan kita menggunakan dan tidak menggunakan gaya komunikasi. Berikut ini adalah bagian yang menerangkan sebuah keberhasilan dan kurang berhasilan dari tiap-tiap gaya komunikasi, sebagai berikut: 19 1. Gaya Tertutup (closed style), berhasil ketika : a. Kurangnya interaksi pribadi yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan, b. Perusahaan memilih terlalu kaku pada peraturan, c. Merupakan kumpulan orang-orang professional yang membutuhkan atau menginkan sedikit pengawasan, d. Sebagian orang dalam bagian tertentu lebih tertutup/ menutup diri dari orang lain. Kurang berhasil ketika : a. Pekerjaan tersebut membutuhkan tingkat interaksi pribadi yang tinggi, b. Perusahaan merupakan kumpulan orang-orang berprofesi dengan kemampuan kreativitas dan pekerja keras, c. Orang-orang yang membutuhkan atau menginginkan panduan,

25 d. Profesi atau bisnis mempunyai pola piker produksi. e. Bersifat satu arah (one way communication), tidak adanya umpan balik 2. Gaya Tertutup (blind style), berhasil ketika: a. Kemampuan menyelesaikan suatu masalah dari orang-orang yang bertipe tertutup ini menonjol dalam organisasi, b. Bawahan sangat membutuhkan keahlian/kemampuan dari seorang manager tertutup, c. Ketika semua bawahan merupakan orang-orang yang bertipe tertutup/tersembunyi, seorang manajer membuat semua keputusan dan mengambil semua tanggung jawab, d. Sebuah keputusan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan. Kurang berhasil ketika: a. Organisasi banyak memiliki permasalahan internal, b. Bawahan merupakan orang-orang yang terdidik dan mengharapkan untuk dapat membuat keputusan sendiri, c. Biasanya bawahan yang kurang terdidik belajar untuk berharap bahwa manager tersebut akan membuat suatu keputusan untuk mereka dan menarik mereka dari masalah, d. Ketidakmampuan menerima suatu masalah atau kelalaian dapat menghilangkan/mengurangi pemikiran yang kreatif dan kemampuan mengambil resiko. 19 Cheryl Hamilton with Cordell Parker, Communicating For Results A Guide For Business And The Professions

26 3. Gaya Tertutup (hidden style), berhasil ketika: a. Lingkungan sosial mengharapkan sesuatu, b. Iklim kerja perusahaan membutuhkan suatu kehati-hatian, c. Kerjasama tim merupakan alasan sosial yang jarang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan, d. Kinerja yang biasa-biasa dari bawahan merupakan hal yang sangat diharapkan, e. Para anggota memiliki suatu emosi dan pandangan politik yang sama bahwa pergeseran dibutuhkan untuk mempertahankan organisasi tetap utuh, f. Politik sering digunakan sebagai alat organisasi (wakil pekerja harus meminta agar keinginan mereka dapat terpenuhi. Kurang berhasil ketika: a. Iklim kerja yang ada berorientasi pada kerja lebih daripada hubungan sosial, b. Tugas yang ada membutuhkan tingkat kerpercayaan yang tinggi antara pekerja, c. Tugas yang rumit/kompleks membutuhkan penyelesaian tim, d. Kinerja yang sangat baik amat diharapkan daripada kinerja yang biasa-biasa saja. 4. Gaya Terbuka (open style), berhasil ketika: 20 Third Edition, (Belmont California, Wadsworth Publising Company Third Edition,1990) hal 83 20 Cheryl Hamilton with Cordell Parker, Communicating For Results A Guide For Business And The Professions Third Edition, (Belmont California, Wadsworth Publising Company Third Edition,1990) hal 85

27 a. Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan sangat dibutuhkan (permasalahan bukan merupakan hak milik dari pimpinan saja), b. Perubahan dibutuhkan dan pandangan karyawan tentang perubahan merupakan suatu kesempatan yang baru, c. Tugas-tugas semakin kompleks, d. Kerjasama tim sangat dibutuhkan atau diharapkan, e. Bersifat dua arah (two way communication) terjadinya umpan balik diantara pimpinan dengan bawahan, f. Tugas-tugas membutuhkan kualitas kerja. Kurang berhasil ketika: a. Manajer yang lebih tinggi bertindak dalam cara yang berbeda dan tidak melihat tipe terbuka dalam pandangan positif, b. Pekerja tidak melihat orang terbuka sebagai pengawas yang baik, c. Tugas tidak membutuhkan interaksi individu, d. Keputusan yang cepat sangat dibutuhkan, e. Amat sangat kecil tingkat kepercayaan dalam iklim kerja. Berdasarkan uraian gaya komunikasi diatas, dapat kita lihat tingkat keberhasilan dan tingkat ketidak berhasilan dari masing-masing gaya komunikasi dan mengetahui manfaat atau guna dari masing-masing gaya komunikasi itu sendiri. Adapun perbedaan antara gaya komunikasi tertutup (closed style, blind style dan hidden style) adalah sebagai berikut : a. Pada hidden style, orang-orang yang ada di dalamnya dalam melakukan pekerjaan diharapkan sangat biasa-biasa saja, dan

28 dalam melakukan tugas membutuhkan sedikit sekali kepercayaan dan tingkat kehati-hatian yang sangat rendah pula dalam artian orang-orang yang ada di dalam gaya ini bekerja dengan sangat santai. b. Pada closed style, orang-orang yang ada di dalamnya dalam melakukan suatu pekerjaan tidak perlu lagi dilakukan pengawasan yang terlalu ketat dalam artian mereka sudah terbiasa berdisiplin sendiri. Merekapun merupakan kumpulan orang-orang yang professional serta sangat tertutup dari orang lain. Dan perusahaan itu sendiri pun sangat kaku sekali pada peraturan (tidak fleksibel). c. Pada blind style, manajer sangat berperan dalam mengambil keputusan serta semua tanggung jawab yang sangat cepat, daripada bawahan tapi kemampuan dari orang-orang (bawahan) dengan gaya ini dalam mnyelesaikan suatu masalah sangat menonjol dalam suatu organisasi. Lebih lanjut dalam menempatkan informasi sesuai dengan tipenya agar lebih memudahkan berkomunikasi dengan pimpinan, yaitu sebagai berikut : 1. Gaya komunikasi tertutup (closed comm style) 21 Bagaimana gaya komunikasi dengan pimpinan tipe tertutup: - Hati-hati, jangan memancing/mengancam ketidaknyamannya, 21 Ibid, hal 241

29 - Jangan menanyakan pertanyaan kepada mereka, tanyakan pada karyawan lainnya atau apabila kamu mampu, ambil keputusan sendiri dengan cepat, - Jangan membuat keragu-raguan, - Jangan mengharapkan pujian, panduan, kritik, atau bantuan dari pimpinan, harus dapat mampu untuk menetapkan/mengembangkannya sendiri, - Kembangkan cara bekerja yang baru. 2. Gaya komunikasi tertutup (blind comm. style) Bagaimana berkomunikasi dengan pemimpin tertutup: - Ambil kritikan pimpinan tersebut dengan baik, berharap akan belajar seringkali memiliki keterampilan dan pengetahuan yang luas, - Temukan apa yang diharapkan oleh pimpinan : a. Beri rasa hormat/sopan santun yang cukup, b. Datang dengan tepat waktu setiap hari, c. Selesaikan proyek/tugas-tugas tepat waktu, d. Buat tugas-tugas dengan rapih, didukung dengan baik dan tepat, e. Ikuti aturan main yang berlaku meskipun pimpinan tidak mengikuti, pahami dan berikan kesetiaan. - Terima bahwa proposal anda akan diubah pimpinan,

30 - Rencanakan untuk mengulang setiap langkah dari tugas yang diberikan secara pribadi dengan pimpinan, - Karena pimpinan dengan tipe tertutup seringkali mengharapkan anda tahu lebih banyak dari yang anda tahu, ajukan pertanyaan apabila ada informasi yang kurang dan untuk mengetahui apakah pimpinan sudah memiliki solusi yang tepat dalam pikirannya, - Hormati kepercayaan dari pimpinan, - Biarkan pimpinan tersebut merasa memiliki kendali dan kekuasaan (pimpinan tersebut jarang peduli tentang lingkaran kualitas dan karyawan ikut bertanggung jawab). 3. Gaya komunikasi tertutup/tersembunyi (hidden comm. style) 22 Bagaimana berkomunikasi dengan pimpinan tipe tersembunyi antara lain: - Pimpinan adalah orang yang cukup dihargai, pendengar yang baik dan bersimpatik, - Pimpinan kemungkinan bermain politik, - Pimpinan tidak selalu loyal, - Jangan mengharapkan pimpinan sepenuhnya terbuka, perhatikan gerak-gerik atau tingkah laku 22 Cheryl Hamilton with Cordell Parker, Communicating For Results A Guide For Business And The Professions Third Edition, (Belmont California, Wadsworth Publising Company Third Edition,1990) hal 243

31 untuk mengetahui lebih dari apa yang ingin pimpinan katakan, - Pimpin sendiri topik pembicaraan, - Tunjukkan bagaimana pekerjaan/ide yang akan membawa penghargaan terhadap perusahaan dan pada pimpinan yang menginginkan pengakuan sosial, - Jika memungkinkan berikan sambutan public pada pimpinan untuk pencapaian sesuatu yang special/acara tertentu (seperti perayaan Ulang Tahun, Kenaikan Jabatan, dll), 4. Gaya komunikasi terbuka (open style) 23 Bagaimana berkomunikasi dengan pimpinan terbuka: - Jujur dan terbuka tapi gunakan taktik, - Lihat semua sisi dari satu masalah, - Jangan malu untuk berbagi perasaan dalam bekerja, keragu-raguan dan perhatian, - Akrab tapi tahu batasannya, - Saling memberikan masukan, pendapat maupun kritik yang sifatnya dapat membangun motivasi kerja dan kualitas dalam bekerja, - Tidak tertutup dalam menyikapi persoalan yang ada, 23 Cheryl Hamilton with Cordell Parker, Communicating For Results A Guide For Business And The Professions Third Edition, (Belmont California, Wadsworth Publising Company Third Edition,1990) hal 245

32 - Menerima pembagian tanggung jawab serta kekuasaan. Berdasarkan uraian diatas mengenai cara berkomunikasi dengan beberapa tipe pemimpin, bisa kita lihat dan mengetahui bagaimana cara pegawai/bawahan bersikap, berkomunikasi dengan pimpinan yang mempunyai sikap terbuka maupun tertutup. Dengan mengetahui sikap pemimpin atau atasannya didalam sebuah perusahaan, maka masing-masing pegawai dapat mengatasi bagaimana cara berkomunikasi dengan baik maka terjalin sebuah kerjasama dan situasi kerja yang baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang tinggi dalam sebuah organisasi atau sebuah perusahaan. 2.3 Pemimpin 2.3.1 Pengertian Pemimpin Keberhasilan pengelolaan suatu organisasi sangat ditentukan oleh keberhasilan pendayagunaan SDM / Sumber Daya Manusia, keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya seorang pemimpin yang dapat mengelola sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi, dimana pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau individu untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu karena pimpinan adalah posisi kunci dari sebuah organisasi atau perusahaan. Untuk lebih lanjut tentang gaya kepemimpinan, dibawah ini akan dikutip beberapa pendapat ahli mengenai kepemimpinan, yaitu : Calder, berpendapat bahwa kepemimpinan tidak dapat di ajarkan sebagai keahlian. Keahlian tentu dapat membantu manusia untuk bertindak efektif, tetapi

33 kepemimpinan bergantung pada bagaimana kinerja ini dan pengaruhnya dipahami orang lain. 24 James A.F. Stoner menjelaskan bahwa kepemimpinan sebagai proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para kelompok. 25 Sedangkan menurut Dale Timple, pemimpin merupakan orang yang menerapkan prinsip dan taknik yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas jika bekerjasama dengan orang, tugas dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan. 2.3.2 Fungsi Pemimpin Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa seorang pemimpin harus bisa mempengaruhi tingkah laku orang dan mengarah pada hasil yang diharapkan. Adapun fungsi dari kepemimpinan terdiri dari : 26 a. Fungsi pemecahan masalah atau fungsi yang berkaitan dengan tugas dan mencangkup fungsi-fungsi memberi saran pemecahan dan memberi informasi dan pendapat. b. Fungsi pembinaan kelompok atau fungsi sosial meliputi segala sesuatu yang membantu kelompok beroperasi secara lancar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jadi seorang pemimpin tidaklah mudah, pemimpin perlu dan harus berusaha agar menjadi panutan dan dalam melaksanakan tugasnya seorang pemimpin perlu kerjasama yang baik antara sesama kelompok atau bantuan berupa staff. Dan harus memiliki kesanggupan dan berkomunikasi dengan orang lain secara jelas. 24 R.Wayne Pace & Don F. Faules, Komunikasi Organisasi (Bandung,PT.Remaja Rosdakarya,2001) hal 305 25 Husein Umar, Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi ( Jakarta, PT.Gramedia, 2004) hal 31

34 2.3.3. Pendekatan Kepemimpinan Seorang pemimpin dengan kepemimpinannya harus mampu mempengaruhi, mengubah dan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Pendekatan dengan model sifat di dasari asumsi kondisi fisik, dan karakteristik tertentu adalah penting bagi kesuksesan pemimpin, hal tersebut akan menjadi penetu yang membedakan antara seorang pemimpin dengan bukan pemimpin : Sifat-sifat pokok itu biasanya meliputi : 27 1. Kondisi fisik : Energik, tegap, kuat dan lain-lain 2. Latar belakang sosial, berpendidikan dan berwawasan dan lingkungan social yang dinamis 3. Kepribadian : Adaptasi, agresif, emosi stabi, popular dan kooperatif 4. Karakteristik yang menerima tanggung jawab, berinisiatif, berorientasi pada tugas dan cakap dalam komunikasi interpersonal. Sedangkan menurut teori Jhon D. Millet, mengelompokkan sifat yang harus harus dimiliki oleh setiap pemimpin yaitu meliputi : 28 1. Kemampuan untuk melihat organisasi secara keseluruhan 2. Kemampuan untuk mengambil keputusan 3. Kemampuan untuk mendelegasikan wewenang 4. Kemampuan menanamkan kesetiaan 26 John Adair, Menjadi Pemimpin Yang Efektif (Jakarta, Pusorang pemimpin dtaka Binaman Pressindo, 1994) hal 16 27 Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer (Jakarta, PT.Rajawali Pers 1999) hal 3 28 Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer (Jakarta, PT.Rajawali Pers, 1999) hal 3

35 Penelitian-penelitian lain mencoba untuk membandingkan sifat-sifat pemimpin, menurut Edwin Ghisellli, buku Handoko menunjukkan sifat-sifat tertentu yang nampaknya penting untuk kepemimpinannya sifat-sifat tersebut antara lain : 29 1. Kemampuan dan sebagai pengawas ( Supervisior Ability ) atau pelaksanaan dasar-dasar fungsi kepemimpinan terutama pengarahan dan pengawasan pekerja orang lain 2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaannya, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses 3. Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusankeputusan dan memecahkan masalah-masalh dengan cepat dan tepat 4. Kecerdasan, mencakup kebijakan pemikiran kreatif dan daya pikir 5. Kepercayaan, atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah 6. Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, dan dapat mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara inovasi Dari dua teori diatas pada kesimpulannya adalah sama yaitu bahwa seorang pemimpin dalam melakukan pendekatan sifat harus bisa melihat organisasi secara keseluruhan dapat memberikan keputusan dengan jelas dan menyelesaikan masalah dengan cepat dan menemukan inovasi serta memiliki pemikiran yang kreatif. 29 T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta, PT.BPFE, 1999) hal 297

36 2.3.4 Indikator-indikator Pemimpin Kepemimpinan dengan kekuatan dalam posisinya untuk menciptakan pengaruh yang kuat pada pegawai atau staff lainnya dan terlalu menekankan pada wewenang formulanya dapat menanggung resiko kehilangan sebagian atau seluruh kemampuannya dalam memimpin, adapun indikator-indikator yang dapat membantu keberhasilan pemimpin antara lain : 30 1. Cara berkomunikasi, Komunikasi sangat penting demi berjalannya kelancaran suatu organisasi, komunikasi yang lancar antara pimpinan dengan bawahan akan memudahkan informasi yang di dapat di beritahukan kepada yang bersangkutan. Pemimpin harus bisa meluangkan waktunya untuk pegawai, hal ini guna agar hubungan pemimpin bisa mendengar keluhan, saran dan pendapat pegawai mengenai perkembangan dan hal yang terjadi di dalam organisasi. 2. Pemberian motivasi, Adanya pemberian motivasi pimpinan kepada pegawainya untuk bekerja sehingga dengan adanya dorongan motivasi dapat meningkatkan produktivitas kerja seperti yang di inginkan.

37 3. Kemampuan dalam menyelesaikan tugas, Pemimpin harus bisa menunjukkan kemampuannya di dalam menyelesaikan tugas dan ia tak segan-segan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya mengenai cara menyelesaikan tugas dengan baik. 4. Pengambilan keputusan, Pemimpin harus bisa mengambil keputusan yang berakibat bagi dirinya, pegawai bahkan organisasinya. Ia harus dapat bersikap bijak memberikan sesuatu yang terbaik untuk kepentingan bersama dan tujuan organisasi. Serta melibatkan pegawainya dalam pengambilan keputusan karena apapun keputusan yang di ambil akan mempengaruhi produktivitas pegawai. 5. Pengawasan Pemimpin harus bisa memberikan pengawasan terhadap kerja pegawainya sehingga pegawai pun bekerja dengan baik tetapi bukan pengawasan yang 30 Kartini Kartono, Pemimpin & Kepemimpinan (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002) hal 85

38 terlalu mengakibatkan pegawai sulit bergerak dalam melaksanakan kegiatannya serta menyelesaikan pekerjaannya karena merasa diawasi. Uraian diatas mengenai indikator-indikator seorang pemimpin, merupakan pola pikir yang mendasar dari seorang pemimpin yang dimana akan berakibat baik bila pimpinan atau atasan dapat bersikap atau berkomunikasi dengan baik kepada seluruh pegawai, dapat bekerjasama, bijaksana dalam pengambilan keputusan serta pemberian dukungan/dorongan atau sebuah motivasi yang akan dapat meningkatkan tujuan dari organisasi atau perusahaan itu sendiri. 2.4. Pegawai/Karyawan 2.4.1 Pengertian Pegawai/Karyawan Pegawai merupakan kekayaan utama perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan berjalan. Pegawai berperan aktif dalam menetapkan rencana, system, proses dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hubungan dengan perusahaan, Malayu Hasibuan berpendapat pegawai adalah penjual jasa, baik pikiran maupun tenaga dan mendapat kompensasi dari perusahaan yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. 31 2.5. Definisi Konsep a. Gaya Komunikasi 31 Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, PT.Gunung Agunng, 2000) hal 12

39 Adalah perilaku komunikasi yang dilakukan seseorang dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan respons dari orang lain terhadap pesan operasional yang telah disampaikan. b. Pemimpin Pemimpin adalah orang yang memperhatikan tujuan institusi dan mampu memberi tanggapan atas kebutuhan pegawainya dan mempertahankan hubungan tidak hanya antar pegawai dalam unit kerjanya melainkan juga antar unit kerja dalam institusinya dan juga melakukan pengawasan dan pengaturan tugasyang dilaksanakan bawahannya dalam usaha guna mencapai tujuan visi dan misi organisasi. c. Pegawai Adalah pihak pekerja dalam hal ini adalah bawahan yang menjalankan kewajibankewajiban dan tugas-tugasnya sesuai keahlian/bidangnya, yang dimana perintah penugasan datangnya dari pihak pimpinan atau atasan.

40 BAB III METODOLOGI 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dimana penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah, dimana peneliti berperan sebagai instrument kunci. 32 Kriteria dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sebenarnya terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut, diperlukan beberapa sumber data dan berbagai teknik pengumpulan data. Pendekatan penelitian ini memiliki beberapa sifat penelitian diantaranya : eksploratif, eksplanatif, evaluatif dan deskriptif. Dari berbagai sifat penelitian yang ada, peneliti memilih penelitian yang bersifat deskriptif. Adapun pengertian dari penelitian Deskriptif adalah penelitian yang hanya mengumpulkan informasi secara rinci dan hanya memaparkan suatu atau peristiwa saja tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif digunakan untuk 33 : 1. Mengumpulkan informasi yang aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, 32 Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung,Alfabeta,2005) hal 1 33 Jalalludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung,PT.Remaja Rosdakarya,2005) hal 25

41 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, 3. Membuat perbandingan atau evaluasi, 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian yang bersifat studi kasus yaitu salah satu metode penelitian ilmu sosial. Untuk memilih metode yang akan digunakan dalam penelitian, tergantung pada tiga hal yaitu : 34 a. Tipe pertanyaan penelitian, b. Kontrol yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan diteliti, c. Fokos terhadap fenomena penelitian ( Kontemporer atau Historis ). Alasan peneliti memilih metode studi kasus berdasarkan tiga hal tersebut adalah karena studi kasus merupakan penelitian yang lebuh cocok untuk pertanyaan yang berbunyi how atau why, bagaimana dan kenapa. Setiap analisis kasus mengandung data berdasarkan wawancara, data pengamatan, data dokumenter, kesan dan pernyataan orang lain mengenai kasus tersebut. Sesuai dengan perumusan masalah yang ada yaitu mempertanyakan Bagaimana gaya komunikasi seorang pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai di Bidang Afiliasi PPPTMGB LEMIGAS dan fokus terletak pada fenomena kontemporer, yaitu terjadi pada masa sekarang dalam kehidupan nyata.