YUNICA ANGGRAENI A

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan menempuh perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mendidik generasi penerus bangsa

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 2006, Standar Isi, Hlm. 19 2

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan hidup, baik yang bersifat manual, mental maupun sosial. Pendidikan

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

I. PENDAHULUAN. Bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka hadapi dalam sebuah teori common sense menyatakan bahwa,

EFEKTIVITAS METODE PEMODELAN TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF OLEH SISWA KELAS IX

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang dapat bersaing secara nasional dan internasional.

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi, memilih informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA WACANA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS 7 SMP

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rasa puas ini (atau lebih tepat barangkali. membangkitkan rasa ingin tahu lebih lanjut yang memerlukan pemuas.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Proses pembelajaran menggambar ragam hias merancang kriya tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini, kemajuan dari suatu negara ditentukan dari tingginya

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK MODELING DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 ULUJAMI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Oleh : YUNICA ANGGRAENI A 310 060 075 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah menengah pertama perlu diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu (Depdiknas 2003: 4). Dalam konteks alami, fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi. Untuk itu, pengajaran bahasa Indonesia lebih banyak melatih siswa terampil berbahasa, bukan dituntut lebih banyak mengetahui pengetahuan tentang bahasa. Berdasarkan observasi terhadap siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ulujami ditemukan, pada saat siswa dilatih menulis karangan, siswa lebih mementingkan panjang karangan dibandingkan denga n kualitas karangan. Selain itu, siswa kurang mampu menerapkan pengetahuaan, keterampilan, dan sikap hasil belajar ke dalam kehidupan sehari-hari. Padahal menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan bahasa tulisan. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan rutin dan berkesinambungan. Menurut Purwo (1997: 7), dalam kegiatan menulis bukan panjang tulisan yang dipentingkan, melainkan kejelasan isi tulisan serta efisiensi pemakaian dan pemilihan kata. Karena itu, selama kegiatan menulis 1

2 berlangsung siswa perlu disadarkan bahwa ada cara penataan atau penyusunan kata dalam pembelajaran keterampilan menulis. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa dan sastra Indonesia SMP Negeri 1 Ulujami, ternyata hasil karangan siswa kelas VIIC masih rendah dan belum memuaskan. Penyebabnya, siswa kurang mampu dalam menuangkan gagasan (ide), kurang latihan menulis karangan, dan kesalahan pada aspek kebahasaan yang tinggi. Berdasarkan wawancara, siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran menulis karangan. Hal ini disebabkan mereka jarang memperoleh nilai tinggi. Selain itu, mereka sering ramai sendiri, sehingga kurang fokus dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, keterampilan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ulujami perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan menulis perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh semua pihak, terutama guru bahasa dan sastra Indonesia. Kegiatan menulis akan lebih optimal apabila dipadukan dengan kegiatan membaca. Siswa yang banyak membaca akan mudah dan lancar menulis. Selain itu, guru sebagai fasilitator hendaknya menggunakan teknik pembelajaran menulis yang menarik dan lebih bervariasi agar siswa lebih tertarik dan memiliki kemampuan menulis yang baik. Berdasarkan kenyataan, pembelajaran menulis yang dilaksanakan kurang produktif. Guru umumnya hanya menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan teori menulis. Sementara pelatihan yang sebenarnya kurang disentuh. Oleh karena itu, keterampilan

3 menulis perlu dibelajarkan dengan benar, yaitu membelajarkan anak untuk terampil menulis. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Dengan demikian, mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning ), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling ), penilaian sebenarnya (authentic assessment), dan refleksi (reflection) (Depdiknas 2002: 5). Dengan konsep pendekatan kontekstual tersebut proses pembelajaran dapat berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Hasil pembelajaran kontekstual diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Dalam hal ini strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Peningkatan keterampilan menulis pengalamam pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ulujami diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis karangan. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pemodelan (modeling) sebagai salah satu komponen pendekatan kontekstual mempunyai peran penting dalam pembelajaran keterampilan menulis. Kegiatan pemberian

4 model dalam pembelajaran keterampilan menulis bertujuan untuk membahasakan gagasan yang kita pikirkan dengan cara mendemonstrasikan, kita menginginkan para siswa untuk belajar atau melakukan sesuatu. Artinya, ada model yang ditiru dan diamati oleh siswa. Dalam pembelajaran tersebut, dihadirkan beberapa model karangan bersumber pengalaman yang ditulis oleh penulis di sebuah media cetak dan hasil karangan siswa. Dengan model ini siswa berdiskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan menulis pengalaman pribadi. Di samping itu, penghadiran model menulis pengalaman pribadi dalam pembelajaran dapat memberikan nilai positif bagi siswa maupun guru. Komponen pemodelan (modeling) melibatkan guru, siswa, dan model dari luar untuk menjadi model. B. Identifikasi Masalah Keberhasilan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berkaitan erat dengan komponen menulis dan ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor -faktor tersebut antara lain guru, siswa, teknik pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan lingkungan. Faktor -faktor tersebut saling mengait dan menentukan dalam pembelajaran keterampilan menulis. Faktor-faktor penyebab kurangnya keterampilan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ulujami tidak terlepas dari faktor ketidaktepatan pemilihan teknik pembelajaran yang digunakan guru. Selama ini dalam pembelajaran menulis karangan, guru cenderung masih menganggap

5 dirinya sebagai sumber utama pengetahuan sehingga teknik ceramah dengan pemberian contoh secara lisan masih menjadi pilihan utama dalam pembelajaran menulis. Dalam pembelajaran menulis, hendaknya guru menggunakan teknik yang menarik dan variatif. Salah satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran keterampilan menulis adalah teknik modeling. Hasil karangan siswa yang rendah dan belum memuaskan berkaitan erat dengan faktor siswa. Faktor tersebut antara lain kurangnya minat siswa dalam menulis karangan, kurangnya kreativitas siswa dalam mengembangkan ide yang akan disampaikan, dan kecenderungan siswa ingin menghasilkan karangan panjang tanpa memperhatikan kaidah penulisan. Untuk mengatasi hal tersebut siswa perlu mendapatkan model pembelajaran keterampilan menulis secara rutin, seimbang, terpadu, tematis, dan berkesinambungan. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil karangan siswa yaitu ketidaktepatan pemilihan materi, media, dan evaluasi dalam pembelajaran menulis. Pengembangan bahan ajar menulis dengan berpedoman pada buku paket dan buku pegangan guru merupakan pengembangan yang biasa digunakan guru untuk mengajar. Guru dapat menggunakan kedua bahan ajar tersebut sepanjang dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar pembelajaran menulis. Selain itu, guru dapat menggunakan objek yang ada di sekitar siswa maupun sumber dari pembelajaran mata pelajaran lain. Dalam pembelajaran menulis, tampaknya masih sedikit guru yang menggunakan media dalam mengajarkan keterampilan menulis. Sebaiknya

6 guru mempersiapkan berbagai macam media yang digunakan untuk menggairahkan pembelajaran menulis. Peneliti mencoba memberikan contoh model karangan bersumber pengalaman yang diambil di media cetak untuk menarik perhatian siswa. Faktor evaluasi pembelajaran menulis sering juga difokuskan pada menulis karangan tanpa memperhatikan kriteria penilaian yang baik, sehingga hasil penilaian cenderung subjektif. Oleh karena itu, guru harus menciptakan alat evaluasi yang tepat guna dan berdaya guna. Di samping keenam faktor tersebut ada satu faktor yang mempengaruhi pembelajaran keterampilan menulis, yaitu faktor lingkungan. Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dan memadai dapat menyebabkan minat belajar siswa kurang. Guru harus memperhatikan hal tersebut guna meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis. C. Pembatasan Masalah Masalah dalam skripsi ini difokuskan pada upaya peningkatan keterampilan menulis pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan kontekstual siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ulujami. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah disampaikan di atas, permasalahan penelitian ini disusun sebagai berikut.

7 1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ulujami? 2. Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ulujami setelah mendapat pembelajaran menulis pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan kontekstual? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis pengalaman pribadi siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ulujami setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melalui teknik modeling. 2. Mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ulujami setelah mendapatkan pembelajaran menulis pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan kontekstual. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat teoretis dan praktis sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah pengembangan pengetahuan keterampilan menulis pengalaman pribadi serta memberikan alternatif dalam pemilihan teknik pembelajaran menulis. Teknik modeling dapat dijadikan salah satu solusi efektif dalam upaya

8 mengatasi masalah kesulitan menulis pengalaman pribadi. Selain itu, manfaat penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori pembelajaran menulis pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan kontekstual. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa, peneliti, dan lembaga pendidikan. a. Manfaat bagi guru bahasa dan sastra Indonesia adalah menambah wawasan guru tentang keterampilan menulis pengalaman pribadi melalui teknik modeling dengan pendekatan kontekstual. Manfaat bagi siswa dapat lebih mudah menemukan dan mengembangkan ide dalam menulis karangan dengan teknik modeling. Dengan adanya model karangan bersumber pengalaman, siswa dapat mengacu pada karangan model. b. Manfaat bagi peneliti yaitu dapat memperkaya wawasan tentang penggunaan teknik modeling dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran. c. Manfaat bagi lembaga pendidikan adalah adanya peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan berbahasa, terutama keterampilan menulis dengan pendekatan kontekstual.