PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT



dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PENYELENGGARAAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Sumber: GIZI CEPER 2013.docx?dl=0

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 747/Menkes/SK/VI/2007 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SIAGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

PEDOMAN PENDAMPINGAN KELUARGA MENUJU KADARZI

KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS

KEPUTUSAN BUPATI POLEWALI MANDAR Nomor : 108 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada

No. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

Kartu Menuju Sehat (KMS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

Review. Bantuan Operasional Kesehatan

Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Perancangan sistem..., Septiawati, FKM UI, Univerasitas Indonesia

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BANJARANGKAN II PROTAP PELAYANAN PENINGKATAN GIZI DI PUSKESMAS BANJARANGKAN II

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI

MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT (KMS) Manjilala

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

PEDOMAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS GEMAHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

Juknis Operasional SPM

I. PENDAHULUAN. Prevalensi gizi buruk pada batita di Indonesia menurut berat badan/umur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

MATERI PENYEGARAN KADER

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Sesi 2: Bagaimana posisi BOK dalam perencanaan dan penganggaran KIA di Kabupaten?

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

d. Sumber Data Laporan Puskesmas. Laporan Dinas Kesehatan Kab/Kota

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

PETUNJUK PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rumah Bersalin Gratiis Rumah Zakat

PROGRAM AKSELERASI PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

DATA POSYANDU DESA Jumlah seluruh balita di wilayah Jumlah seluruh balita di posyandu. Jumlah balita yang ditimbang bulan ini di wilayah kerja

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

Kata Pengantar. Jakarta, Oktober 2008 Direktur Bina Gizi Masyarakat. dr. Ina Hernawati, MPH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PUSKESMAS

OLEH: DODIK BRIAWAN (KULIAH PEMBEKALAN KKP ILMU GIZI, BOGOR, 5 MEI 2012) KOMPETENSI KKP/Internship (AIPGI)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 329/MENKES/PER/III/2010 TENTANG

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

UPAYA PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI YUSNIWATI, SKM, M. KES DINAS KESEHATAN PROVINSI ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN. gizi buruk. Untuk menanggulangi masalah tersebut kementerian. kesehatan (kemenkes) menyediakan anggaran hingga Rp 700 miliar

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KARANGAN Jalan Raya Karangan Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak Kode Pos78363


Transkripsi:

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN R I TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gizi di Indonesia sampai saat ini masih memprihatinkan, terbukti tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita serta rendahnya tingkat kecerdasan yang berakibat pada rendahnya produktifitas, pengangguran, kemiskinan dan akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal ini mendasari masalah Gizi menjadi salah satu faktor penting penentu pencapaian Millenium Development Goals. Banyak faktor yang menyebabkan masalah gizi kurang antara lain faktor ketersediaan pangan dalam rumah tangga, asuhan gizi keluarga dan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan. Dalam dokumen RPJMN 2004-2009, telah ditargetkan penurunan masalah gizi kurang pada tahun 2009 setinggi-tingginya 20%. Posyandu merupakan bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang mempunyai daya ungkit yang besar dalam mengatasi masalah gizi kurang, menurunnya kinerja posyandu akan berdampak pada menurunnya status gizi. Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.411.3/1116/SJ tentang revitalisasi posyandu yang merupakan upaya untuk meningkatkan fungsi dan kinerja posyadu. Untuk itu Pemerintah perlu menyediakan dukungan dana operasional posyandu. Berdasarkan Keputusan Menkes RI No. 116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang pedoman Penyelenggaraan Surveilens Epidemiologi Kesehatan, salah satu sasaran adalah pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Gizi termasuk Sistem Kewaspadaan Dini KLB Gizi Buruk. SK Menkes RI no. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, salah satu indikator adalah 80% kecamatan bebas rawan gizi. Gambaran yang lebih akurat tentang situasi masalah gizi buruk di tingkat masyarakat akan didapat melalui pelaksanaan surveilens aktif dengan melakukan konfirmasi dan pelacakan kasus. 1

Salah satu upaya mempertahankan status gizi bayi dan anak usia 6-23 bulan dan juga untuk mencegah keadaan gizi menjadi lebih buruk, disediakan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI tersebut khususnya bagi bayi dan anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin yang berat badannya berdasarkan hasil penimbangan di posyandu tidak naik (T1). Distribusi MP-ASI sampai ke sasaran memerlukan dukungan dana. B. Tujuan Umum: Sebagai petunjuk bagi para pelaksana program dalam rangka operasionalisasi anggaran bantuan sosial (Bansos) perbaikan gizi masyarakat tahun 2008 Khusus: 1. Terlaksananya kegiatan operasional posyandu. 2. Terlaksananya kegiatan surveilens gizi aktif. 3. Terlaksananya pendistribusian MP-ASI. C. Ruang Lingkup Bantuan Sosial a. Operasional Posyandu b. Surveilens gizi aktif Puskesmas c. Penyimpanan dan pendistribusian MP-ASI dari Kab/Kota ke sasaran. 2

BAB II PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL A. Bansos Operasional Posyandu Anggaran ini digunakan untuk melaksanakan operasi timbang balita pada bulan Nopember dan Desember 2008 serta untuk menindaklanjuti hasil penimbangan. Sasaran: Seluruh Posyandu aktif akan mendapatkan bantuan sosial (sesuai jumlah Posyandu terlampir). Kegiatan: 1. Operasi timbang di seluruh Posyandu Penimbangan seluruh balita Pengisian KMS untuk menjaring BGM dan balita yang tidak naik BB 2 kali berturut-turut Mencatat balita BGM dan 2T Memberikan penyuluhan kesehatan dan gizi Pencatatan dan pelaporan SKDN 2. Tindak lanjut kasus oleh kader Merujuk balita BGM dan 2T ke tenaga kesehatan untuk dilakukan konfirmasi status gizi. Merujuk balita sakit ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan pengobatan. 3. Distribusi kapsul vitamin A Pada bulan Nopember semua bayi diatas 6 bulan dan balita diberi kapsul vitamin A. Jika tidak datang pada bulan Nopember, balita tersebut harus datang pada bulan Desember untuk ditimbang dan mendapat vitamin A. Mencatat pada KMS status pemberian vitamin A. 3

4. Mencatat status ASI eksklusif pada KMS bayi umur dibawah 6 bulan. 5. Mencatat hasil penimbangan, vitamin A dan status ASI eksklusif pada Sistem Informasi Posyandu (SIP). Waktu: Bulan Nopember dan Desember 2008 Hasil yang diharapkan: Data balita BGM dan 2T yang dirujuk Laporan SKDN Data balita mendapat Vit. A Data bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif Data SIP terisi B. Bansos Surveilens Gizi Aktif Puskesmas Anggaran ini digunakan untuk surveilens gizi dalam rangka menindaklanjuti hasil operasi timbang pada bulan Nopember dan Desember 2008 Sasaran: Seluruh Puskesmas akan mendapatkan bantuan sosial (sesuai jumlah Puskesmas terlampir). Kegiatan: 1. Penemuan kasus gizi buruk melalui konfirmasi hasil operasi timbang : Membuat jadual konfirmasi hasil operasi timbang di setiap Posyandu Membentuk tim untuk melaksanakan surveilens gizi Konfirmasi status gizi pada balita BGM dan 2 T hasil operasi timbang dengan menggunakan parameter BB/TB/PB dan PB/TB/U 2. Mencatat dan melaporkan status gizi hasil konfirmasi sesuai format terlampir. 4

3. Melaksanaan PWS gizi melalui rekapitulasi hasil pengukuran BB/U, SKDN, vitamin A, data bayi 0-6 bulan yang dapat ASI eksklusif. 4. Memberikan umpan balik ke desa/kelurahan dan kab/kota. 5. Kab/Kota membuat pemetaan berdasarkan PWS dan status gizi 6. Kasus gizi buruk yang ditemukan ditindaklanjuti menggunakan dana Jamkesmas : Rujukan dan perawatan balita gizi buruk di Puskesmas/Puskesmas perawatan/rs dengan kriteria : BB/PB(TB) < -3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis, marasmus, kwasiorkor dan marasmus kwasiorkor (sesuai tanda-tanda klinis terlampir) Merujuk bayi kurang dari 6 bulan dengan masalah menyusu untuk mendapat konseling menyusui. Merujuk balita kurang dari 24 bulan yang sulit makan untuk mendapat konseling pemberian makan anak Merujuk anak yang pendek (PB(TB)/U < -2SD) dan anak yang perkembangannya tidak sesuai dengan umur (menggunakan KMS) untuk mendapat pelayanan Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang. Melengkapi status imunisasi. Menangani anak BGM, 2T, BB/PB(TB) -2 SD sd -3 SD di Poskesdes/Pustu/Puskesmas. Menangani dan merujuk balita sakit sesuai dengan standar MTBS. Pelaksana: Petugas Puskesmas dan jaringannya (Poskesdes, Pustu, Puskesmas dan Puskesmas Rawat Inap) Waktu: Bulan Nopember - Desember 2008 5

Hasil yang diharapkan: Jumlah kasus gizi buruk berdasarkan BB/PB(TB), BB/U dirujuk per Desa yang direkap per Puskesmas. Gambaran status gizi balita menurut parameter BB/U per Desa yang direkap per Puskesmas. Gambaran status gizi balita berdasarkan parameter BB/PB(TB), PB(TB)/U per Desa hasil konfirmasi BGM dan 2T, yang direkap per Puskesmas. Cakupan SKDN per Desa yang direkap per Puskesmas. Data cakupan bayi dan balita mendapat Vit. A bulan Nopember 2008 per Desa yang direkap per Puskesmas. Data cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif per Desa yang direkap per Puskesmas. C. Bansos Penyimpanan dan Pendistribusian MP-ASI Anggaran ini digunakan untuk biaya penyimpanan dan distribusi MP-ASI dari kabupaten/kota ke Puskesmas. Sasaran: Kabupaten/Kota menyimpan dan mendistribusikan MP-ASI sampai ke Puskesmas (daftar kabupaten/kota terlampir). Kegiatan: 1. Penyiapan data sasaran penerima MP-ASI per Puskesmas berdasarkan data balita 6-24 bulan Gakin dengan prioritas pada BGM dan 2 T 2. Penyiapan Gudang/Tempat Penyimpanan MP-ASI 3. Penyimpanan MP-ASI di gudang kabupaten/kota paling lama 30 hari 4. Penanggung jawab program gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota segera mendistribusikan MP-ASI ke Puskesmas sesuai sasaran penerima. 5. Penanggung jawab program gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pemantauan ke puskesmas terkait pendistribusian MP-ASI meliputi : 6

Jumlah sasaran balita 6-24 bulan gakin dapat MP-ASI dan jumlah sasaran MP-ASI 90 hari per puskesmas. Jumlah sasaran 6-24 bulan yang BGM dan 2T dapat MP-ASI per puskesmas. 6. Dengan menggunakan dana Jamkesmaskin, Puskesmas melakukan kegiatan: Mendistribusikan MP-ASI ke sasaran melalui: puskesling, pembinaan posyandu, kunjungan rumah/perkesmas. Memantau dan mencatat jumlah sasaran balita 6-24 bulan gakin dapat MP-ASI dan balita 6-24 bulan gakin dapat MP-ASI 90 hari. Membina dan menggerakkan posyandu untuk menimbang berat badan sasaran penerima MP-ASI selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dan mencatat hasil penimbangan kedalam formulir SIP. Pelaksana: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota penerima Bansos MP-ASI Waktu: Bulan Nopember - Desember 2008 Hasil yang diharapkan: Jumlah balita 6-24 bulan gakin mendapat MP-ASI selama 90 hari per Puskesmas. Jumlah sasaran 6-24 bulan yang BGM dan 2T dapat MP-ASI per puskesmas. Data berat badan sasaran penerima MP-ASI per Puskesmas selama 3 bulan berturut-turut 7

BAB III PENDANAAN A. Sumber Dana DIPA Satker Direktorat Bina Gizi Masyarakat No. 0678.0/024-03.0/-/2008 tanggal 31 Desember 2007 dengan direvisi pertama No. 0678.1/024-03.0/- /2008 tanggal 25 Juni 2008. B. Alokasi Dana 1. Alokasi Dana Operasional Posyandu. Dana bansos operasional posyandu digunakan untuk operasi timbang selama 2 bulan berturut-turut di Posyandu. Rincian dana bansos operasi timbang per posyandu: Rp. 50.000,- x 2 bulan = Rp. 100.000,- Alokasi dana bansos operasi timbang di posyandu per kabupaten/kota : Jumlah Posyandu se-kab/kota (sesuai tabel terlampir) x Rp. 100.000 Contoh : Alokasi dana bansos di kabupaten A : 200 Posyandu x Rp. 100.000,- = Rp. 20.000.000,- 2. Alokasi Dana Surveilens Gizi Aktif Dana bansos surveilens gizi aktif digunakan untuk konfirmasi hasil operasi timbang dalam rangka penemuan kasus gizi buruk di masyarakat. Rincian dana bansos surveilens gizi aktif per Kabupaten/Kota : Jumlah Posyandu per kab/kota (sesuai tabel terlampir) x Rp. 87.485,- Contoh : Alokasi dana bansos di kabupaten A : 200 Posyandu x Rp. 87.485,- = Rp. 17.497.000,- 3. Alokasi Dana Manajemen MP-ASI anak usia 6-24 bulan Dana bansos MP-ASIdigunakan untuk sewa gudang dan pendistribusian MP-ASI dari kabupaten/kota ke puskesmas 8

Rincian dana bansos MP-ASI per Kabupaten/Kota : Jumlah Kg MP-ASI per kab/kota (sesuai tabel terlampir) x Rp. (sesuai biaya pengiriman masing-masing Propinsi ) Contoh : Alokasi dana bansos MP-ASI di kabupaten A : 1360 kg x Rp. 2.000.- = Rp. 2.720.000,- C. Penggunaan Dana 1. Operasi Timbang di Posyandu Dana Operasi Timbang di Posyandu dipergunakan untuk membiayai: Transport kader ATK dan Foto copy 2. Surveilens Gizi Aktif Dana Surveilens Gizi Aktif dipergunakan untuk membiayai: Transport nakes untuk konfirmasi kasus BGM, 2T dan gizi buruk di masyarakat 3. Penyimpanan dan Distribusi MP-ASI Dana penyimpanan dan distribusi MP-ASI dipergunakan untuk membiayai: Sewa gudang di kabupaten/kota Operasional distribusi dari kabupaten/kota ke Puskesmas D. Penyaluran Dana Dana untuk kegiatan Bansos operasional di Posyandu, surveilens aktif, penyimpanan dan distribusi MP-ASI akan disalurkan melalui PT. Pos Indonesia (Persero) dengan mekanisme sebagai berikut: 1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan menerima pemberitahuan dari Departemen Kesehatan dan PT Pos Indonesia (Persero) perihal alokasi dana untuk operasional di Posyandu, surveilens aktif, penyimpanan dan distribusi MP-ASI bagi setiap Kabupaten/Kota. 9

2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kemudian mengisi aplikasi pembukaan rekening giro pos di kantor Pos Bayar terdekat. 3. PT Pos Indonesia (Persero) menerbitkan nomor rekening giro pos. E. Pencairan/Pengambilan Dana Prosedur pencairan/pengambilan dana dari rekening giro untuk kegiatankegiatan yang akan dibiayai harus mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Dinas Kesehatan membuat Plan Of Action (POA) kegiatan dan pembiayaan yang telah disepakati. 2. Berdasarkan POA tersebut Dinas Kesehatan mencairkan dana sebagai uang muka kegiatan setelah mendapat persetujuan tertulis tertulis Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 3. Pencairan dana berikutnya dapat dilakukan apabila uang muka telah dimanfaatkan. 10

BAB IV PENCATATAN DAN PELAPORAN A. Pencatatan dan pelaporan 1. Operasi timbang. Pencatatan hasil operasi timbang oleh kader menggunakan register yang sudah ada yaitu : Buku KIA/KMS Balita Register penimbangan (R-1) dengan ditambahkan catatan 2T. Balok SKDN Sistem Informasi Posyandu Pelaporan hasil operasi timbang menggunakan formulir yang sudah ada (kecuali untuk formulir Rek F3 Gizi) yaitu: F1-Gizi termasuk data BGM,2T dan ASI Eksklusif adalah laporan dari Posyandu ke Desa/Kelurahan, diisi oleh Bidan di Desa. F2-Gizi termasuk data BGM,2T dan ASI Eksklusif adalah laporan dari Desa/Kelurahan ke Puskesmas, diisi oleh Bidan di Desa F3-Gizi termasuk data BGM dan 2T adalah laporan Puskesmas yang merupakan rekapitulasi laporan F2 gizi yang dikirim ke Kabupaten/Kota Rek. F3 Gizi termasuk data BGM dan 2T adalah laporan dari Kabupaten/Kota ke Propinsi dengan tembusan ke Pusat 2. Surveilans Gizi Aktif Puskesmas Pencatatan hasil surveilans aktif Puskesmas menggunakan buku bantu dengan format terlampir. Pencatatan jumlah kasus gizi buruk yang ditemukan dan dirujuk menggunakan format yang sudah ada. 11

Pelaporan hasil surveilens aktif Puskesmas menggunakan formulir sebagai berikut : Format laporan jumlah kasus gizi buruk yang ditemukan dan dirujuk. Format laporan jumlah kasus gizi buruk yang dirawat di Puskesmas/RS. Format laporan status gizi berdasarkan parameter BB/U. 3. Penyimpanan dan pendistribusian MP-ASI Pencatatan distribusi MP-ASI dilakukan di puskesmas menggunakan register (R1-MP-ASI), pelaporan dari puskesmas ke dinas kesehatan Kabupaten/Kota menggunakan form F1-MPASI, sedangkan pelaporan dari Dinkesi Kabupaten/Kota ke Dinkes Propinsi dengan tembusan ke Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes (Subdit Bina Konsumsi Makanan) menggunakan form F2-MPASI. Contoh R1/MPASI, F1-MPASI dan F2- MPASI terlampir. 12

BAB V PENUTUP Petunjuk teknis ini dibuat sebagai acuan penggunaan dana Bansos untuk kegiatan operasional posyandu pada kegiatan operasi timbang, surveilens gizi aktif, penyimpanan dan distribusi MP-ASI agar dapat dilaksanakan secara baik dan dapat dipertanggungjawabkan serta dimanfaatkan oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat. 13

14

R-1 MP-ASI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Register Pendistribusian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Provinsi : Kabupaten/Kota : Kecamatan : Puskesmas : Desa/Kelurahan : Posyandu : Tanggal : Nama Anak Jumlah Keterangan: Jenis Kelamin Umur (Bln) Status Sasaran Tanggal Pemberian MP-ASI Lk Pr 6-11 12-23 Gakin BGM 2T Mulai Terakhir Lama Pemberian MP-ASI 90 Hari < 90 Hari Berat Badan (Kg) P0 P1 P2 P3 1. Gakin = Keluarga miskin; BGM = Bawah Garis Merah; 2T = Hasil penimbangan Tidak Naik 2 bulan berturut-turut; P0 = penimbangan sebelum mendapat MP-ASI; P1 = penimbangan 1 bulan setelah mendapat MP-ASI; P2 = penimbangan 2 bulan setelah mendapat MP-ASI dan P3 = penimbangan 3 bulan setelah MPASI. 2. Kolom umur diisi dengan angka umur dalam bulan dan tahun. Misal: 15 bulan 3. Kolom tanggal pemberian MP-ASI diisi dengan tanggal bulan dan tahun. Misal: 9 Desember 2008 9/9/08 4. Kolom hasil penimbangan BB diisi dengan angka. Misal: 12,1 Keterangan 15

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Register Pendistribusian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Provinsi : Kabupaten/Kota : Kecamatan : Puskesmas : Desa/Kelurahan : Posyandu : Tanggal : Nama Anak Jumlah Keterangan: Jenis Kelamin Umur (Bln) Status Sasaran Tanggal Pemberian MP-ASI Lk Pr 6-11 12-23 Gakin BGM 2T Mulai Terakhir Lama Pemberian MP-ASI 90 Hari < 90 Hari Berat Badan (Kg) P0 P1 P2 P3 5. Gakin = Keluarga miskin; BGM = Bawah Garis Merah; 2T = Hasil penimbangan Tidak Naik 2 bulan berturut-turut; P0 = penimbangan sebelum mendapat MP-ASI; P1 = penimbangan 1 bulan setelah mendapat MP-ASI; P2 = penimbangan 2 bulan setelah mendapat MP-ASI dan P3 = penimbangan 3 bulan setelah MPASI. 6. Kolom umur diisi dengan angka umur dalam bulan dan tahun. Misal: 15 bulan 7. Kolom tanggal pemberian MP-ASI diisi dengan tanggal bulan dan tahun. Misal: 9 Desember 2008 9/9/08 8. Kolom hasil penimbangan BB diisi dengan angka. Misal: 12,1 Keterangan 16

F-1 MP-ASI Formulir Pencatatan dan Pelaporan Pendistribusian MP-ASI Di Kecamatan/Puskesmas Provinsi : Kabupaten/Kota : Kecamatan : Puskesmas : No Nama Desa/Kelurahan Jumlah Bayi dan Anak Gakin Yang Mendapat MP-ASI (Orang) Jumlah Bayi dan Anak BGM Yang Mendapat MP-ASI (Orang) Jumlah Bayi dan Anak 2T Yang Mendapat MP-ASI (Orang) Jumlah Sasaran MP-ASI (Orang) Yang Mendapat MP-ASI Orang) Jumlah Sasaran MP-ASI Yang Mendapat MP-ASI 90 Hari Makan (Orang) 6-11 Bln 12-23 Bln 6-11 Bln 12-23 Bln 6-11 Bln 12-23 Bln 6-11 Bln 12-23 Bln 6-11 Bln 12-23 Bln (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keterangan: Ju mlah 1) F-1 MP-ASI dibuat rangkap 2 (dua), 1 lembar dikirim ke Dinkes Kabupaten/Kota dan 1 lembar lainnya Arsip Puskesmas 2) Penerima MP-ASI hanya diisi/masuk dalam salah satu kolom 3) Jumlah sasaran pada kolom (9) adalah jumlah kolom (3)+(5)+(7) 4) Jumlah sasaran pada kolom (10) adalah jumlah kolom (4)+(6)+(8).., Petugas Gizi Puskesmas, NIP 17

F-2 MP-ASI Formulir Pencatatan dan Pelaporan Pendistribusian MP-ASI Di Kabupaten/Kota Provinsi : Kabupaten/Kota : No Nama Kecamatan Nama Puskesmas Jumlah Bayi dan Anak Gakin Yang Mendapat MP-ASI (Orang) Jumlah Bayi dan Anak BGM Yang Mendapat MP-ASI (Orang) Jumlah Bayi dan Anak 2T Yang Mendapat MP-ASI (Orang) Jumlah Sasaran Yang Mendapat MP-ASI (Orang) Jumlah Sasaran Yang Mendapat MP-ASI 90 Hari Makan (Orang) 6-11 Bln 12-23 Bln 6-11 Bln 12-23 Bln 6-11 Bln 12-23 Bln 6-11 Bln 12-23 Bln 6-11 Bln 12-23 Bln (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ju mlah Keterangan: 1) F-2 MP-ASI dibuat rangkap 3 (tiga), 1 lembar dikirim ke Dinkes Provinsi, 1 lembar ke Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes dan 1 lembar lainnya Arsip Puskesmas 2) Jumlah sasaran pada kolom (9) adalah jumlah kolom (4)+(6)+(8) 3) Jumlah sasaran pada kolom (10) adalah jumlah kolom (5)+(7)+(9).., Petugas Gizi Kabupaten/Kota, NIP 18

19