HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional,

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB III METODE PENELITIAN. yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL YOGYAKARTA Deden Iwan Setiawan INTISARI Latar belakang: Kinerja perawat adalah prestasi kerja yang ditunjukkan oleh perawat. Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor adalah kecerdasan emosional dan spiritual yang dapat membantu perawat dalam memecahkan masalah yang rumit selama merawat dan menjalankan tugas yang mana di RS Nur Hidayah adalah rumah sakit yang berkategori islam yang perawatnya harus berperilaku sopan santun, ramah, dan agamis. Tujuan:Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan spiritual dengan kinerja perawat diruang rawat inap RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta. Metode penelitian:penelitian ini menggunakan metode dekskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian yaitu perawat yang bertugas di ruang rawat inap Saffah, Marwah dan Zamzam di RS Nur Hidayah Bantul sebanyak 23 orang responden dan tekhnik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Analisa data menggunakan uji Kendall Tau. Hasil penelitian:kecerdasan emosional perawat di RS Nur Hidayah dalam kategori sedang sebesar 6,9%. Kecerdasan spiritual perawat di RS Nur Hidayah sebagian besar tinggi sebesar 56,5%. Kinerja perawat di RS Nur Hidayah Bantul mayoritas kinerjanya baik sebesar 73,9%. Pengujian nilai Kendall Tau antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat didapat hasiltau.69 dengan nilai ρ value sebesar.742. Sedangkan kecerdasan spiritual dengan kinerja di dapatkan hasil tau.35 dengan nilai ρ value sebesar.145. Kesimpulan:Tidak ada hubungan kecerdasan emosional dan spiritual dengan kinerja perawat di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta. Kata Kunci: kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, kinerja perawat LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (UU RI NO 44 Tahun 29). Layanan kesehatan yang bermutu adalah suatu layanan yang dibutuhkan pasien, dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien atau konsumen ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat.layanan kesehatan yang bermutu juga membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik 1. Perawat adalah salah satu pemberi layanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang menyeluruh ditujukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan. Pada uraian tersebut spiritual adalah salah satu pelayanan profesional dari perawat terhadap pasienya 2. Kecerdasan ada bermacam-macam seperti, kecerdasan intelektual,emosi, spiritual, sosial. Pembagian ini mewakilkan dari banyak 1

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 potensi kecerdasan manusia yang didefinisikan secara umum. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menyikapi pengetahuanpengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya 3. Kecerdasan emosional meliputi beberapa keterampilan komponen yang saling berhubungan. Kesadaran diri merupakan pemahaman atas mood dan emosi orang itu sendiri, bagaimana berubah seiring waktu, dan implikasinya pada kinerja tugas dan hubungan antar pribadi. Aspek lain dari kecerdasan emosional yang membutuhkan kesadaran diri dan keterampilan komunikasi adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan seseorang secara akurat kepada orang lainnya dengan bahasa dan komunikasi non-verbal. Empati adalah kemampuan untuk mengenali mood dan emosi pada orang lain dan memahami bagaimana hal itu bereaksi terhadap emosi dan perilaku seseorang 4. Kecerdasan emosional dapat membantu pemimpin untuk memecahkan masalah yang rumit, membuat keputusan yang lebih baik, merencanakan bagaimana menggunakan waktu secara efektif, mengadaptasikan perilaku dengan situasi, dan mengelola krisis. Kesadaran diri memudahkan untuk memahami kebutuhan seseorang dan kemungkinan reaksinya jika terjadi peristiwa tertentu, yang karenanya memudahkan evaluasi atas solusi alternatif. Pengaturan diri memudahkan kestabilan emosional dan pemrosesan informasi dalam situasi yang sulit dan menekan, dan membantu para perawat memelihara optimisme antuasiasme tentang sebuah misi dalam menghadapi masalah 4. Kecerdasan spiritual juga sangat diperlukan dalam perawat, karena tanpa kecerdasan spiritual, maka IQ dan EQ tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal. Artinya, kecerdasan spiritual melingkupi seluruh kecerdasan-kecerdasan yang terdapat pada manusia. Michael Levin (dalam Triantoro.S, 27) dalam bukunya spiritual intellegence, Awakening the Powerc of your spirituality and intution menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual adalah sebuah perspektif spiritulity is a perspective artinya mengarahkan cara berpikir kita menuju kepada hakekat terdalam kehidupan manusia, yaitu penghambaan diri pada Sang Maha Suci dan Maha Meliputi. Kecerdasan spiritual tertinggi hanya bisa dilihat jika individu mencermikan penghayatannya akan kebajikan dan kebijaksanaan yang mendalam, sesuai dengan jalan suci menuju Sang pencipta 5. RS Nur Hidayah adalah rumah sakit yang dalam kategori memiliki spiritual tinggi khususnya agama islam dengan visi menjadi rumah sakit islam yang profesional dan terjangkau. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RS Nur Hidayah tersebut dengan menggunakan kuesioner kepada 4 perawat. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan kuesioner kepada 4 perawat didapatkan 2 perawat yang memiliki kecerdasan emosi tinggi dengan skor diatas 22 yaitu (26,dan 3) dan didapatkan 2 perawat yang kecerdasan emosinya sedang dibawah 22 yaitu (18 dan 2), dan didapatkan 2 perawat yang kecerdasan spiritualnya tinggi dengan skor (27 dan 26) dan 2 perawat yang kecerdasan spiritualnya sedang yaitu dengan 2

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 skor (24 dan 25) serta didapatkan 3 perawat yang kinerjanya baik dengan skor (9,9 dan 1) dan didapatkan 1 perawat yang kinerjanya sedang yaitu dengan skor 6. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara kecerdasan emosi dan spiritual dengan kinerja perawat di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan tujuan mengukur hubungan kecerdasan emosional dan kecerdasan spritual dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Nur Hidayah. Penelitian ini dengan pendekatan cross-sectional ialah penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat 6. Pelaksanaan penelitian ini adalah di bangsal rawat inap RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta di jalan Imogiri Timur km.11,5 Trimulyo, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai bulan April 214 dengan besar sampel 23 responden. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan spiritual menggunakan skala ordinal, dengan parameter yang digunakan pada kecerdasan emosional dan menggunakan parameter rendah, sedang dan tinggi. Sedangkan untuk variabel kecerdasan spiritual dengan menggunkan parameter rendah, sedang dan tinggi. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kinerja perawat diruang rawat inap dengan menggunakan skala ordinal dan menggunakan parameter sangat baik, baik kurang dan sangat kurang. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder. Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional dan spiritual dan data sekunder diperoleh dari hasil kinerja perawat yang di RS Nur Hidayah. Penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk yang telah diujikan kepada 2 responden. Setelah dilakukan uji validitas diolah dengan menggunakan program komputer pearson product momen dan dinyatakan valid jika r tabel >.444. Sedangkan hasil dari uji reliabilitas dalam penelitian ini semua item kuesioner penelitian dinyatakan reliabel dengan alpha cronbach >.6. Pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah editing, coding, tabulating, entry data dan cleaning. Dilanjutkan dengan analisis univariat dan bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Kendall Tau untuk mengetahui hubungan dan keeratan hubungan antara dua variabel. HASIL 3

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 1. Karakteristik Responden Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karaktersitik Responden Di Saffah, Zamzam dan Marwah RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta Mei 214. No Karakteristik Responden Jumlah Persentase (%) 1. Umur (Tahun) 2-3 tahun 31-4 tahun >4 tahun 22 1 95,7 % 4,3 % 2. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 6 17 26,1% 73,9% 3. Tingkat pendidikan D-III Keperawatan S-1 Keperawatan 23 1 % 4. Status kepegawaian Kontrak Pegawai tetap 23 1 % 5. Masa kerja 1-5 tahun 6-1 tahun >1 tahun 23 1% Total responden 23 orang 1 % Berdasarkan tabel 2 diketahui pendidikan semuanya oleh D-III bahwa 23 responden, mayoritas yaitu Keperawatan sebanyak (23) orang (22) orang responden (95,7%) responden (1%), dan pada jenis berumur 2-3 tahun. Selanjutnya kepegawaian seluruhnya pegawai karakteristik responden menurut jenis kontrak sebanyak (23) orang kelamin yang sebagian besar adalah responden perempuan sebanyak (17) orang responden(73,9%). Pada tingkat responden (1%). Sedangkan masa kerja semuanya 1-5 tahun, berjumlah 23 orang responden. 2. Analisis univariat a. Kecerdasan emosional Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kecerdasan Emosi pada Perawat Saffah, Zamzam, dan Marwah Mei 214 Tingkat kecerdasan Frekuensi (f) Persentase (%) 4

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 emosional Tinggi 9 39,1 Sedang 14 6,9 Total 1 Pada tabel 4.3 dapat dilihat responden (6,9%) memiliki bahwa sebagian besar perawat di kecerdasan emosional yang Saffah, Zamzam dan Marwah sedang. yaitu sebanyak 14 orang b. Kecerdasan spiritual Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kecerdasan spiritual pada Perawat Saffah, Zamzam, dan Marwah Mei 214. Tingkat keceerdasan Frekuensi (f) Persentase (%) spiritual Tinggi 13 56,5 Sedang 1 43,5 Total 1 Pada tabel 4.5 dapat dilihat yaitu sebanyak 13 orang bahwa sebagian besar perawat di responden (56,5%) memiliki Saffah, Zamzam dan Marwah kecerdasan spiritual yang tinggi. c. Kinerja perawat Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kinerja perawat pada Perawat Saffah, Zamzam, dan Marwah Mei 214. Tingkat kinerja perawat Frekuensi (f) Persentase (%) Sangat Baik 5 21,7 Baik 17 73,9 Kurang 1 4,3 Total 1 Pada tabel 4.7 dapat dilihat yaitu sebanyak 17 orang reponden bahwa sebagian besar perawat di (73,9%) memiliki kinerja Saffah, Zamzam dan Marwah perawat yang baik. 3. Analisis bivariat Tabel 4.6 Hasil uji korelasi antara kecerdasan emosi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Saffah, Zamzam dan Marwah RS Nur Hidayah Bantul. 5

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 Kecerdasan Kinerja Jumlah Sig Tau emosional D perawat Sangat Baik Baik Kurang f % a F % f % f % ang Tinggi 2 22,2 7 77,8 9 1,742,69 r at Sedang 3 21,4 1 71,4 1 7,1 14 1 tabel 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa baik di ruang rawat inap, 1 responden setelah dilakukan analisis hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat, diperoleh hasil bahwa dari 23 responden ada 9 responden (1%) yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, 2 diantaranya (22,2%) mempunyai kinerja sangat baik diruang rawat inap, 7 responden lainnya (77,8%) mempunyai kinerja baik dalam ruang rawat inap. Selanjutnya dari 14 orang responden (1%) yang memiliki kecerdasan emosional sedang, 3 diantaranya (21,4%) mempunyai kinerja yang (71,4%) lainnya memiliki kinerja yang baik di ruang rawat inap dan 1 orang responden (7,1%) memiliki kinerja yang kurang di ruang rawat inap. Dari hasil analisis diatas mengguanakan program SPSS yakni Kendall Tau di dapatkan nilai signifikasi (p) >.5 yaitu.742, yang dimana.742 >.5 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat diruang rawat inap. Tabel 4.7 Hasil uji korelasi antara kecerdasan spiritual dengan kinerja perawat diruang rawat inap Saffah, Zamzam dan Marwah RS Nur Hidayah s Kecerdasan Kinerja Perawat Jumlah Sig Tau spiritual D Sangat Baik Baik Kurang F % f % f % f % Tinggi a Sedang r 4 1 3,8 1 9 8 69,2 8 1 1 13 1 1 1,145,35 i tabel 4.7 diatas dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan analisis hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat, diperoleh hasil bahwa dari 23 responden ada 13 responden (1%) yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, 4 diantaranya (3,8%) mempunyai kinerja sangat baik diruang rawat inap, 9 responden lainnya (69,2%) mempunyai kinerja baik dalam ruang rawat inap. Selanjutnya dari 1 orang responden (1%) yang memiliki kecerdasan 6

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 spiritual sedang, 1 diantaranya (1,%) mempunyai kinerja yang sangat baik di ruang rawat inap, 1 responden (1,%) lainnya memiliki kinerja yang kurang di ruang rawat inap dan 8 orang responden (8,%) memiliki kinerja yang baik di ruang rawat inap. Analisis diatas menggunakan program SPSS yakni Kendall tau didapatkan nilai ρ value =.145 yang mana (ρvalue >.5) yang berarti tidak ada hubungan antara kecerdasan spiritual dengan kinerja perawat diruang rawat inap. PEMBAHASAN 1. Kecerdasan emosional Hasil penelitian dari analisa distribusi frekuensi responden berdasarkan kecerdasan emosional perawat di RS Nur Hidayah didominasi sedang 14 orang responden (6,9%) tingkat kecerdasan emosionalnya dan disusul tinggi 9 orang responden (39, 1%). Adanya variasi ini menunjukkan bahwa emosi seseorang dipengaruhi berbagai faktor baik dari dalam pribadi maupun faktor lingkungan 7. Kecerdasan emosional dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya : negara, suku, agama, individu, seperti kepribadian, usia, dan jenis kelamin 8. Berdasarkan hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kecerdasan emosional perawat di RS Nur hidayah mayoritas sedang. Tingkat kecerdasan emosional sedang ini dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, selain itu tingkat kecerdasan emosional sedang di RS Nur Hidayah ini dipengaruhi beberapa faktor salah satunya lingkungan. RS Nur Hidayah adalah rumah sakit yang kategorinya agamis yaitu rumah sakit islam yang memiliki peraturan, visi, misi untuk menonjolkan perilaku yang baik, ramah, dan sopan. Sehingga tingkat kecerdasan emosional perawat di RS Nur Hidayah mayoritas memiliki tingkat sedang. 2. Kecerdasan spiritual Hasil penelitian dari analisa data distribusi frekuensi responden berdasarkan kecerdasan spiritual perawat di RS Nur Hidayah diperoleh tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi 13 orang responden (56,5%) dan disusul tingkat kecerdasan spiritualnya sedang 1 orang responden (43,5%). Berdasarkan hasil tersebut berarti bahwa semua perawat di RS Nur Hidayah memiliki agama untuk pedoman dalam menjalani kehidupan. Dan adanya variasi ini menunjukkan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan spiritual seseorang diantaranya adalah usia dan tingkat pendidikan 9. Semakin tinggi usia seseorang dengan pengalaman hidup yang lebih banyak cenderung akan memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi. 7

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 Berdasarkan hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kecerdasan spiritual perawat di RS Nur Hidayah mayoritas tinggi. Tingkat kecerdasan spiritual tinggi ini dipengaruhi oeh usia dan tingkat pendidikan, selain itu tingkat kecerdasan spiritual tinggi di RS Nur Hidayah dipengaruhi oleh lingkungan. RS Nur Hidayah adalah rumah sakit yang kategorinya agamis yaitu rumah sakit islam yang memiliki peraturan, visi, misi untuk menonjolkan perilaku yang baik, ramah, sopan dan berpenampilan agamis. Sehingga tingkat kecerdasan spiritual perawat di RS Nur Hidayah mayoritas memiliki tingkat tinggi. 3. Kinerja perawat Hasil penelitian dari analisa data distribusi frekuensi responden berdasarkan kinerja perawat di RS Nur Hidayah diperoleh hasil kinerja perawat yang sangat baik 5 orang responden (21,7%) dan disusul kinerja baik 17 orang responden (73,9%) serta kinerja kurang ada 1 orang responden (4,3%). Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas di RS Nur Hidayah kinerjanya baik dipengaruhi oleh karakteristik responden yaitu usia dan jenis kelamin. Selain itu di RS Nur Hidayah Kinerja baik ini tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik responden akan tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor individu, psikologi dan organisasi. 4. Hubungan kecerdasan emosional dengan kinerja perawat Dari hasil uji Kendall Tau, diperoleh nilai sebesar.69 sebagai Tau (correlation coeffiecient). Dan nilai p-value adalah sebesar.742 yang mana p-value tersebut lebih besar dari.5 (signifikasi) sehingga H o diterima dan H a ditolak. Yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kecerdasan emosional dan kinerja perawat, serta karena nilai corelation coefficient adalah sebesar.69 maka dikatakan bahwa antara 2 variabel yaitu variabel kecerdasan emosional dengan kinerja perawat diruang rawat inap memilki keeratan hubungan yang lemah. 5. Hubungan kecerdasan spiritual dengan kinerja perawat Dari hasil uji Kendall Tau pada variabel kecerdasan spiritual dengan kinerja perawat diruang rawat inap diperoleh nilai sebesar.35 sebagai Tau (Correlation coefficient). Dan nilai p-value adalah sebesar.145 yang mana lebih besar dari.5 sehingga sinifikasi Ho diterima dan Ha ditolak. Yang berarti tidak ada hubungan antara kecerdasan spiritual dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta. Akan tetapi dilihat dari hasil analisa data tabulasi silang anatara kecerdasan spiritual dengan 8

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 kinerja perawat bahwa responden yang tingkat kecerdasan spiritual sedang masih ada yang kinerjanya kurang sedangkan untuk tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi kinerjanya mayoritas baik dan ada yang sangat baik. KESIMPULAN 1. Sebagian besar (6,9%) kecerdasan emosional perawat di ruang rawat inap RS Nur Hidayah Bantul berada dalam kategori sedang. 2. Sebagian besar (56,5%) kecerdasan spiritual perawat di ruang rawat inap RS Nur Hidayah Bantul berada dalam kategori tinggi. 3. Sebagian besar (73,9%) kinerja perawat di ruang rawat inap RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta berada dalam kategori baik. 4. Tidak ada hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap, ditunjukkan dengan nilai ρ value sebesar.742 yang mana p-value tersebut lebih besar dari.5 sehingga H o diterima dan H a ditolak. Sedangkan nilai Tau sebesar.69. 5. Tidak ada hubungan antara kecerdasan spiritual dengan kinerja perawat di ruang rawat inap, ditunjukkan dengan nilai p- value.145 yang mana p-value tersebut lebih besar dari.5 sehingga H o diterima dan H a ditolak. Sedangkan nilau Tau sebesar.35. SARAN 1. Bagi mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa serta memberikan gambaran mengenai aspek lain yang mempengaruhi kinerja pertawat selain kecerdasan emosional dan spiritual. 2. Bagi RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi perawat di ruang rawat inap. Selain itu, untuk mengupayakan peningkatan peran dan fungsi manajer di rumah sakit dengan cara meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual kinerja perawat di ruang rawat inap. 3. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan keilmuan manajemen keperawatan sebagai bahan materi, khususnya faktor lain seperti faktor internal dan psikologi pada kinerja perawat. 4. Bagi peneliti selanjutnya Setelah dilakukan penelitian tentang kecerdasan emosional dan spiritual dengan kinerja diruang rawat inap, diharapkan penelitian selanjutnya berupaya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor lain seperti faktor individu dan organisasi yang berhubungan dengan kinerja di ruang rawat inap. DAFTAR PUSTAKA 9

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 1. Pohan.I.S,26. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dasar-Dasar Pengertian dan Penerapan.Jakarta :EGC. 2. Dermawan.D.213.Pengantar Keperawatan Profesional.Gosyen Publishing: Yogyakarta. 3. Mubayidh M.,26. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta Timur: Pustaka Al- Kautsar 4. Yulk Gary.25.Kepemimpinan Dalam Organisasi (edisi kelima).jakarta: Indeks 5. Triantoro. S.27.Spiritual intelegence. Yogyakarta : Graha Ilmu 6. Notoatmodjo, S.22. Metode penelitian kesehatan. Edisi Revisi. Rineka Cipta: Jakarta 7. Goleman.24.Emotional Intelligence: Why it can matter than IQ. Gramedia Pustaka: Jakarta. 8. Hariwijaya.25.Tes EQ : Tes Kecerdasan Emosional. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. 9. Yang K.P.26.The spiritual Intelligence of Nurse in Taiwan. Journal of Nursing Research.14 (1): 24-34. 1

Vol. 3 Nomor 2 Mei 213 Jurnal Keperawatan Respati ISSN : 288-8872 11