BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya dan keselamatan kerja (K3) dalam pemakaian alat medis, untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri hal tersebut berpengaruh dan menyebabkan perubahan di

EVALUASI PELAKSANAAN MANAJEMEN LOGISTIK ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS BIARO KABUPATEN AGAM TAHUN Skripsi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2010

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK

prasarana, sumberdaya manusia, kefarmasian, dan peralatan. (2)

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dapat diselenggarakan dengan melakukan upaya

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermutu serta pemerataan pelayanan kesehatan yang mencakup tenaga, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan, karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Solok

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. karyawan yang berpenghasilan rendah dan negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit sekarang ini menjadi semakin penting dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh perilaku, sikap, motivasi, semangat, disiplin kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelayanan..., Wildan Pahlevi, FKM UI, 2009

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

PANDUAN PENGONTROLAN FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2013 telah tersedia Puskesmas, sekitar Puskesmas

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dapat bersifat promosi (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. rawat jalan dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Dimana sarana kesehatan pemerintah maupun swasta semakin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 4 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. intelejensi bagi setiap orang guna menjalani kegiatan serta aktifitas sehari-hari secara

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau

MANAJAMEN RUMAH SAKIT. OLEH : Dr. Dahlan Gunawan, MARS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Untuk mendukung pelayanan kesehatan yang diberikan dibutuhkan suatu pengelolaan kesehatan. Pengelolaan kesehatan adalah proses atau cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, (1, 2) manajemen, informasi, serta regulasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Peralatan kesehatan merupakan salah satu aspek pendukung terlaksananya kegiatan pelayanan kesehatan. Dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 220/Men.Kes/Per/IX/1976, disebutkan bahwa alat kesehatan adalah barang, instrumen, aparat atau alat termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi maupun dijual. Alat kesehatan tersebut digunakan dalam pemeliharaan dan perawatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan, peringanan atau pencegahan penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia, pemulihan, perbaikan atau perubahan suatu fungsi badan atau struktur badan manusia. Tidak tersedianya peralatan atau tidak digunakan dengan baik oleh rumah sakit akan mempengaruhi mutu dari pelayanan kesehatan yang diberikan. (3) Peralatan medis sangat membutuhkan pemeliharaan dan pengawasan untuk menghindari kegagalan fungsi alat medis. Kesalahan dalam mendiagnosa dan dapat menghambat pemberian pelayanan kesehatan pada pasien. Sehingga ketepatan dalam pemeliharaan dan pengawasan sangat dibutuhkan oleh semua alat medik. (4)

Apabila terjadi kurang efisiensinya penggunaan dan pemeliharaan sarana dan peralatan kesehatan diakibatkan karena kurang dilakukannya perencanaan peralatan dan pemeliharaannya. Di beberapa negara kurang dari separuh peralatan yang ada tidak digunakan secara rutin. Karena lemahnya pengoperasian dan kurangnya kemampuan pemeliharaan serta tidak tersediannya biaya pemeliharaan (yang seharusnya disediakan minimal 1% dari nilai investasi peralatan tersebut), optimalnya biaya pemeliharaan adalah 7-8% dari biaya peralatan. Kurang baiknya pemeliharaan peralatan medik sering kali berakibat pada pendeknya masa pakai peralatan tersebut, dan berdampak pada meningkatnya tambahan biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan mencapai 20%-40%. Berkurangnya investasi peralatan yang dapat digunakan meningkatkan biaya pelayanan hingga 60%-80%. Disamping itu, tidak tepatnya pemilihan peralatan medik mengakibatkan meningkatnya secara bermakna biaya kesehatan yang harus ditanggung pasien. (P3SKK Litbangkes, 2001) (4) Undang-undang RI no 36 tahun 2009 pasal 98 dan 104 menyebutkan bahwa pengamanan dan penggunaan alat kesehatan harus aman, berkhasiat atau bermanfaat, bermutu, dan terjangkau. Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dan Pengamanan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan. (5) Kondisi fisik maupun fungsi dari alat kesehatan dapat dikontrol dengan suatu pengelolaan atau manajemen yang biasa disebut dengan manajemen logistik. Manajemen logistik merupakan suatu bidang manajemen yang tugasnya menyediakan bahan/barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional instansi atau rumah sakit dalam hal ini paralatan kesehatan. Fungsi manajemen logistik meliputi fungsi perencanaan, penganggaran,

pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, pemeliharaan, penghapusan dan fungsi pengendalian. (6) Fungsi pemeliharaan adalah suatu usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna, dan daya hasil barang inventaris. Penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan memerlukan petunjuk teknis dan Standard Operational Procedure (SOP) terkait pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan peralatan medik guna keberhasilan pelayanan yang diberikan. Selain itu juga perlu diperhatikan aspek pemeliharaannya. Aspek pemeliharaan peralatan medik meliputi, Sumber Daya Manusia (SDM), anggaran pemeliharaan, fasilitas kerja, dokumen pemeliharaan, serta bahan pemeliharan dan suku cadang. Jika fungsi pemeliharaan ini berjalan dengan baik, maka mutu dari peralatan medis yang digunakan akan baik pula. (7, 8) Kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan terdiri dari pemeliharaan terencana yang meliputi pemeliharaan preventif serta pemeliharaan korektif, dan pemeliharaan tidak terencana. Selain itu pengujian atau kalibrasi juga dibutuhkan dalam kegiatan pemeliharaan. Kalibrasi merupakan keseluruhan tindakan meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk menentukan karakteristik alat kesehatan, sehingga dapat dipastikan kesesuaian alat kesehatan terhadap keselamatan kerja. Kegiatan ini bertujuan untuk menjamin barang dan peralatan medik agar dapat berfungsi dengan baik ketika dibutuhkan serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas peralatan medik tersebut guna keberhasilan pelayanan kesehatan. RSUD Lubuk Basung merupakan rumah sakit pemerintah tipe C yang terletak di Lubuk Basung, kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat. Rumah sakit ini menjadi satusatunya sarana pelayanan kesehatan perorangan (Upaya Kesehatan Perorangan/UKP) serta sebagai tempat pelayanan rujukan baik dari unit pelayanan dasar yang ada di Kabupaten Agam maupun dari kabupaten tetangga seperti Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Padang Pariaman. Seiring dengan semakin besarnya harapan dan tuntutan masyarakat (6, 9)

terhadap pelayanan yang diberikan, sampai tahun 2014 pelayanan khusus dari dokter spesialis bertambah jumlahnya dari 10 menjadi 12 jenis pelayanan. Pelayanan yang diberikan ini dilengkapi dengan peralatan penunjang seperti Nebulizer, Mobile X-Ray, Laringoscop, Infant Warmer, Sceler, Anoscop, THT Set, Auto Lensmeter, Combine Therapy, Infra red, USG, ECG, Phototherapy, Snelen Mata, Microscope, Patient Monitor, dll. (10) Berdasarkan hasil studi awal dari data inventaris peralatan kesehatan yang dimiliki RSUD Lubuk Basung didapatkan dari 293 peralatan medik yang ada, sebanyak 235 (80.20%) dalam keadaan baik dan sebanyak 58 (19,80%) dalam keadaan rusak. Peralatan medik yang rusak ini terdiri dari rusak ringan dan rusak berat. Adapun peralatan medik dalam keadaan rusak meliputi Nebulizer, ECG, Oxygen Concentrator, Incubator Perawatan, Microscope, Doppler, Bor Tulang, Mobile X-Ray dan peralatan medik lainnya. Kerusakan peralatan medik tentunya akan berdampak pada pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat terutama pasien yang dapat menyebabkan medical error dan mengancam patient safety. (4, 10) Beberapa permasalahan yang ditemui dari hasil wawancara awal dengan kepala IPS- RS RSUD Lubuk Basung ditinjau dari proses manajemen pemeliharaan peralatan medik (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan) yaitu rumah sakit masih belum mempunyai perencanaan akan kebutuhan bahan pemeliharaan. Bahan pemeliharaan yang tersedia hanya terbatas suku cadang alat tensimeter dan balon EKG, sedangkan bahan pemeliharaan lainnya dibeli jika sudah terjadi kerusakan. Rumah sakit sudah memiliki alur pemeliharaan dan SOP, namun untuk pelaksanaan pemeliharaan preventif(pencegahan) masih belum bisa dilakukan. Hal tersebut disebabkan karena masih kurangnya teknisi elektromedik di IPS-RS. Rumah sakit hanya memiliki 2 orang petugas dalam pemeliharaan peralatan medik. Disamping itu, ketidaktersediaan sparepart atau suku cadang selain suku cadang yang ada di

IPS-RS juga menjadi kendala dalam pemeliharaan peralatan medis. Rumah sakit juga tidak memiliki alat untuk kalibrasi. Kegiatan kalibrasi dilakukan dengan koordinasi pihak ketiga yaitu dari BPFK Medan, dimana sudah ada dana atau anggaran untuk kegiatan tersebut. Dana tersebut diambil dari dana pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit. Kerusakan pada peralatan medik juga disebabkan oleh seringnya terjadi kekeliruan dalam pemakaian dan perlakuan terhadap peralatan medis oleh user dalam hal ini tenaga kesehatan. Hal serupa juga dinyatakan oleh Putri YDI (2011) dalam penelitiannya tentang Analisis Manajemen Pemeliharaan Peralatan Medis di RSUD Solok Selatan tahun 2011. Pada penelitian ini dinyatakan bahwa sistem pelaksanaan pemeliharaan belum berjalan dengan baik, disebabkan oleh terbatasnya tenaga teknisi, kurangnya pelatihan, biaya pemeliharaan yang masih kurang, dan pelaksanaan SOP yang belum berjalan. (11) Penelitian yang dilakukan oleh Rayunda Chikita O (2013) tentang Analisis Manajemen Pemeliharaan Peralatan Medis di RSUP Dr. M. Djamil Padang menyatakan bahwa jumlah tenaga untuk melakukan pemeliharaan alat kesehatan masih kurang. Walaupun dana dan kebijakan sudah ada. Sarana prasarana juga sudah ada namun beberapa suku cadang, alat kerja dan alat kalibrasi juga masih kurang. (8) Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berupa analisis sistem pemeliharaan peralatan medik dengan menggunakan pendekatan sistem yaitu input, proses, dan output. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana sistem pemeliharaan peralatan medik yang ada di RSUD Lubuk Basung tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendapatkan informasi mendalam mengenai sistem pemeliharaan pemeliharaan peralatan medik di RSUD Lubuk Basung Tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mendapatkan informasi mendalam tentang masukan (input) pemeliharaan peralatan medik di RSUD Lubuk Basung Tahun 2016 yang meliputi tenaga, dana, sarana dan prasarana, dan metode. 2. Mendapatkan informasi mendalam tentang proses (process) pemeliharaan peralatan medis di RSUD Lubuk Basung Tahun 2016 yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. 3. Mendapatkan informasi mendalam tentang keluaran (output) dari terselenggaranya sistem pemeliharaan peralatan medik di RSUD Lubuk Basung Tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi RSUD Lubuk Basung Sebagai bahan pertimbangan dan tambahan informasi dalam upaya peningkatan pemeliharaan peralatan medik sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya dalam permasalahan yang berbeda tentang analisis sistem pemeliharaan peralatan medik di Rumah Sakit. 3. Bagi Mahasiswa Dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh pada saat bangku perkuliahan kedalam suatu penelitian, khususnya mata kuliah manajemen logistik yaitu fungsi pemeliharaan sehingga dapat di implementasikan di lapangan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada gambaran RSUD Lubuk Basung, khususnya sistem pemeliharaan peralatan medik di RSUD Lubuk Basung. Hal ini dilihat dari

unsur-unsur input (tenaga, dana, sarana dan prasarana, metode) dan proses sistem pemeliharaan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan serta output dari pelaksanaan sistem pemeliharaan tersebut.