ABSTRAK. XAVERIUS GINTING, SALMIAH, JUFRI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

IV. METODE PENELITIAN

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALYSIS INCOME OF PAPAYA CALIFORNIA IN NAGARI KAPELGAM KOTO BERAPAK KECAMATAN BAYANG DISTRICT COASTAL PESISIR.

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI SAWI (Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan) JURNAL ILMIAH

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

POLA KONSUMSI PETANI KELAPA SAWIT DESA TALIKUMAIN KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Medang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci

ANALISIS USAHATANI SAYURAN

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS PADA TINGKAT KELUARGA TANI (Studi Kasus di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kertanegera)

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

DAMPAK KEANGGOTAAN KELOMPOK LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN TAKALAR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

BUDIDAYA DAN KEUNTUNGAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI DESA KIRAM KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

BAB III METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

ANALISIS USAHATANI JAGUNG

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH LAHAN SEMPIT DIBANDINGKAN DENGAN LAHAN LUAS

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN, POLA KONSUMSI DAN TINGKAT PENERIMAAN PETANI PADI SAWAH VARIETAS LOKAL DITINJAU DARI GARIS KEMISKINAN (Studi kasus : Desa Tangga Batu II, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir) XAVERIUS GINTING, SALMIAH, JUFRI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara e-mail : xaverius_ginting@yahoo.com ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui apa saja komponen biaya usahatani padi sawah varietas lokal, mengetahui nilai penerimaan dan pendapatan petani dari usahatani padi sawah varietas lokal, mengetahui pola konsumsi keluarga petani padi sawah varietas lokal, mengetahui total pendapatan keluarga petani padi sawah varietas lokal ditinjau dari garis kemiskinan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive dan metode pengambilan sampel adalah simple random sampling atas dasar luas lahan yang diusahakan pada lahan sawah yang dimiliki oleh 3 KK. Data dianalisis dengan menggunakan analisis total pendapatan dan analisis total pendapatan keluarga. Hasil penelitian pertama menunjukkan komponen biaya usahatani adalah adalah biaya tetap dan biaya variabel. Rata-rata biaya tetap per petani yang terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp 13.266,67, sewa lahan sebesar Rp 2.33.836,67, pengangkutan Rp. 152.2, dan penyusutan peralatan Rp 397.523,33,dan rata-rata biaya variabel per petani yang terdiri dari bibit yaitu sebesar Rp 24.66,66, pupuk yaitu sebesar Rp 556.166,66, obat-obatan sebesar Rp 62.9, dan tenaga kerja sebesar Rp 2.236.., kedua penerimaan rata-rata petani adalah Rp 1.89.533,33 /tahun/kk, pendapatan rata-rata petani adalah Rp 4.127.573,33 /tahun/kk, ketiga rata-rata total pendapatan keluarga petani adalah Rp 16.727.573,33 /tahun/kk. Dari rata-rata total pendapatan tersebut, maka didapat distribusi petani responden berdasarkan garis kemiskinan Sajogyo 1988 adalah Miskin Sekali sejumlah 4 KK, Miskin sejumlah 9 KK, Nyaris Miskin sejumlah 9 KK Tidak Miskin (Kecukupan) sejumlah 8 KK. Keempat pengeluaran konsumsi untuk pangan rata-rata Rp 1.266.533 /tahun/kk. Kata Kunci : tingkat pendapatan,pola konsumsi dan kemiskinan. ABSTRACT This research was done to know the local variety rice farm operation cost components, to know acceptance value and farmer revenue from local variety farm operation, to know local variety rice farmers family consumption form, to know total revenue of local variety rice farmer s family perceive by poverty line.the appointment of research area was done by purposive with sampling method was 1

simple random sampling, based on field wide which done in thirty family s field. Data analyzed by using total revenue analyze and total family revenue. The first result of this research show that the components of farm operation cost is fixed cost and variable cost. Average fixed cost per farmer which consist of land tax Rp 13.266,67, field rent cost Rp 2.33.836,67, transportation Rp 152.2, and equipments reduction Rp 397.523,33, and variable cost average per farmer which consist of seed Rp 24.66,66, fertilizer Rp 556.166,66, chemist Rp 62.9, and labour Rp 1.89.533,33/year/family, the second is farmer s average revenue Rp 4.127.573,33/year/family, the third is total revenue average of farmer s family Rp 16.727.573,33/year/family. From total average of revenue. Based on poverty line classification, of Sajogyo 1988, it can be concluded that there are 4 families of respondent are very poor, 9 families are poor, 9 families are almost poor, 8 families are sufficient (not poor). The fourth, average consumption for food Rp 1.266.533/year/family. Keywords : level of income, consumption form and poverty PENDAHULUAN Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting karena selain bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, juga merupakan sektor andalan penyumbang devisa dari sektor non migas. Besarnya kesempatan kerja yang dapat diserap dan besarnya jumlah penduduk yang masih bergantung pada sektor ini masih perlu terus ditumbuh kembangkan. Dibalik peranan sektor pertanian yang semakin penting, keadaan sumber daya manusia yang berada di sektor ini masih memprihatinkan karena sebagian besar masih tergolong berkualitas rendah. Sekitar 6% penduduk yang berada di sektor ini tergolong miskin, di antaranya 82% berada di pedesaan (Noor, 1996). Kemiskinan (poverty) merupakan masalah utama perekonomian. Tingginya angka kemiskinan dapat mengurangi prestasi pemerintah dalam kegiatan pembangunan, karena salah satu sasaran dari pembangunan adalah memperbaiki kondisi ekonomi suatu kelompok menjadi lebih baik. Kegiatan pembangunan yang tidak mengubah kondisi kemiskinan akan menyisakan masalah yang memicu permasalahan sosial dan politik. Stabilitas negara akan terganggu dan biasanya secara simultan akan berbalik mengganggu kinerja perekonomian yang sedang dibangun (Arifin, 26). 2

Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas secara rinci dapat diuraikan permasalahan yang berhubungan dengan penelitian adalah : 1. Apa saja komponen biaya usahatani padi sawah varietas lokal. 2. Berapa nilai penerimaan dan pendapatan petani dari usahatani padi sawah varietas lokal. 3. Bagaimana tingkat kemiskinan petani padi sawah varietas lokal ditinjau dari total pendapatan keluarga petani di daerah penelitian. 4. Bagaimana pola konsumsi keluarga petani padi sawah varietas lokal. Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengidentifikasi apa saja komponen biaya usahatani padi sawah varietas lokal. 2. Untuk mengidentifikasi nilai penerimaan dan pendapatan petani dari usahatani padi sawah varietas lokal. 3. Untuk mengidentifikasi tingkat kemisikinan petani padi sawah varietas lokal ditinjau dari total pendapatan keluarga. 4. Untuk mengidentifikasi pola konsumsi keluarga petani sawah varietas lokal. Penelitian Terdahulu Menurut Napitupulu dan Handoko (28), Kabupaten Toba Samosir merupakan daerah pemasok pangan di Sumatera Utara. Kabupaten ini memiliki lahan persawahan seluas 18.25 ha, dan 4 ha dapat panen 2(dua) kali dalam setahun dan setiap hektarnya menghasilkan rata-rata 4,3 ton padi. Menurut BPS (27), produksi padi mencapai 118.457 ton atau sebesar 74.865 ton produksi beras dengan jumlah petani 36. KK. Menurut Ariance Y. Kastanja (21) padi merupakan komoditas penting dan menempati urutan pertama di Indonesia. Bahan pangan ini mengandung 8 g protein dan 73 g karbohidrat dalam setiap 1 g. Sebagai bahan pangan utama, kesinambungan produksi sangat dibutuhkan agar kualitas dan kuantitasnya tetap 3

terjaga. Selain itu peningkatan teknologi, perbaikan varietas, perbaikan teknik budidaya, dan pasca panen perlu dilakukan secara berkesinambungan agar produksi padi terus berlanjut. BAPPENAS (24) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Untuk mewujudkan hak-hak dasar seseorang atau sekelompok orang miskin. Bappenas menggunakan beberapa pendekatan utama antara lain; pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach), pendekatan pendapatan (income approach), pendekatan kemampuan dasar (human capability approach) dan pendekatan objektif dan subjektif. LANDASAN TEORI John Maynard Keynes (1969) dalam General Theory nya membuat fungsi konsumsi sebagai pusat fluktuasi ekonominya dan teori itu telah memainkan peran penting dalam analisis makro ekonomi sampai saat ini. Keynes membuat dugaan tentang fungsi ekonomi berdasarkan intropeksi dan observasi kasual (Valerina, 24). Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output ( Soekartawi, 1995). Produksi usahatani mempergunakan masukan untuk menghasilkan keluaran. Masukan selalu mencakup tanah dan tenaga, untuk pertanian maju, masukan ini mencakup semua produksi dan peralatan yang dibeli ( Mosher, 1987). Hipotesis Penelitian Komponen biaya usahatani padi sawah varietas lokal adalah : biaya tenaga kerja, pengolahan lahan, pupuk, obat-obatan, dan biaya penyusutan alat, tingkat penerimaan dan tingkat pendapatan petani padi sawah varietas lokal di daerah penelitian adalah rendah, tingkat kemiskinan petani padi sawah varietas lokal ditinjau dari total pendapatan keluarga di daerah penelitian adalah miskin, pola konsumsi 4

petani padi sawah varietas lokal di daerah penelitian adalah konsumsi pangan, non pangan dan konsumsi bahan bakar. METODE PENELITIAN Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan cara purposive yaitu secara sengaja.penentuan sampel adalah Simple Random Sampling, dimana setiap petani mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel di daerah penelitian. Pengambilan sampel berdasarkan jumlah petani agar sampel terwakili dari semua populasi. Responden yang dijadikan sampel adalah para petani yang mengusahakan padi sawah, dimana di daerah penelitian terdapat 16 KK. Sampel yang diambil sebanyak 3 orang. Untuk menguji hipotesis (1), dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan apa saja komponen biaya usahatani padi sawah varietas lokal mulai dari persiapan lahan sampai panen di lapangan. Untuk menguji hipotesis (2), dianalisis dengan menggunakan analisis total pendapatan yaitu: dengan rumus: Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya Pd = TR TC Keterangan: Pd = Pendapatan usahatani (Rp) TR = Total penerimaan (Rp) TC = Total biaya (Rp) Untuk menguji hipotesis (3), dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan bagaimana pola konsumsi keluarga petani padi sawah varietas lokal. Untuk menguji hipotesis (4), tentang total pendapatan keluarga petani padi sawah varietas lokal ditinjau dari garis kemiskinan yaitu : Total Pendapatan Keluarga = Total Pendapatan Dari Usaha Tani Padi Sawah Varietas Lokal + Pendapatan Dari Cabang Usaha Lain. 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Usahatani Padi Sawah Varietas Lokal di Daerah Penelitian Rata-rata curahan tenaga kerja pria dan wanita pada setiap tahap kegiatan usahatani padi sawah di Desa Tangga Batu II dapat dilihat pada tabel 1. berikut : Tabel 1. Rata-Rata Curahan Tenaga Kerja Pria (P) dan Wanita (W) Pada Setiap Tahapan Kegiatan Usahatani Padi Sawah HKP/Petani dan HKP/Ha. No Tahap Kegiatan TKDK TKLK Total Total P W P W TKDK TKLK 1 Persiapan Lahan 2,53 7,24 4,48 12,8 5,12 14,6 7,1 2.4 5,12 14,6 12,13 34,64 2 Persemaian 3 Penanaman 4 Penyiangan 5 Pemupukan 6 Peberantasan Hama Penyakit 7 Panen Total,7,19 1 2,86,2,57,83 2,38 2,1 6 6,73 19,24 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 211.,75 2,13 2,59 7,39 3,1 8,61,85 2,44,13,38 2,99 8,53 14,8 42,28,3,9 1,4 4 1,43 4,9 2,77 7,92 3,15 9,5,15,11,3 1,92 5,48 13,12 37,45,82 2,32 2,59 7,39 4,1 11,47 1,5 3,1,96 2,76 5,9 14,53 21,53 61,52 2,77 7,92 3,15 9,5,15,14,39 3,32 9,48 14.55 41,54,82 2,32 5,36 15,31 7,16 2,47 1,1 3,16 1,1 3,15 8,41 24,1 36,8 13,6 Total Komponen Biaya Usahatani Komponen biaya usahatani yang dimaksud disini adalah jumlah seluruh biaya usahatani yang dikeluarkan oleh petani dalam melakukan usahataninya dalam satu musim tanam yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya PBB yaitu sebesar Rp. 13.266,67 per petani, sewa lahan sebesar Rp. 2.33.836,67 per petani, biaya pengangkutan produksi (biaya transportasi) 6

sebesar 152.2 per petani, dan biaya penyusutan alat sebesar Rp. 397.523,33 per petani. Adapun biaya variabel terdiri dari biaya sarana produksi (bibit, pupuk, dan obat-obatan) sebesar Rp. 859.133,32 per petani dan upah tenaga kerja sebesar Rp. 2.236. per petani. Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Varietas Lokal Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara produksi dengan harga jual produk. Adapun penerimaan usahatani per musim tanam adalah sebesar Rp. 1.89.533,33 per petani atau Rp 28.827.283,1 per Hektar. Produksi yang berbeda yang dimiliki atau dihasilkan oleh tiap-tiap petani menyebabkan penerimaan yang diperoleh juga berbeda. Semakin tinggi produksi yang dihasilkan maka semakin tinggi pula penerimaan yang akan diperoleh. Akan tetapi, produksi yang tinggi tanpa didukung harga jual yang baik, maka penerimaan yang diperoleh tidak tinggi. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Di daerah penelitian, rata-rata biaya tenaga kerja yang di keluarkan oleh petani adalah sebesar Rp. 2.236. dengan biaya terendah sebesar Rp. 48. dan biaya tertinggi sebesar Rp. 5.4.. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak tenaga kerja yang digunakan, maka semakin besar juga pendapatan yang di terima oleh petani. Pendapatan Usahatani Non Padi Sawah Di samping pendapatan usahatani padi sawah, petani sampel juga memiliki pendapatan usahatani selain padi sawah, antara lain, pendapatan dari hasil kopi, ubi kayu, jagung, dan lain sebagainya. Ada juga pendapatan dari hasil usahatani ternak terdiri dari unggas, sapi, kerbau, babi, dan lain sebagainya. Adapun pendapatan dari usahatani ubi kayu sebesar Rp. 18. per petani, usahatani kopi sebesar Rp. 42. per petani, usahatani coklat sebesar Rp. 4. per petani, dan usahatani ternak babi sebesar Rp. 96. per petani. 7

Pendapatan Dari Luar Usahatani Selain bersumber dari berbagai jenis pendapatan usahatani, keluarga petani juga memperoleh pendapatan yang bersumber dari luar usahatani. Pendapatan dari luar usahatani tersebut yaitu berupa pekerjaan di luar usahatani seperti karyawan sebesar Rp. 5.24., buruh tani sebesar Rp. 3.4., tukang sebesar Rp. 1.2., wiraswasta sebesar Rp. 92., dan sopir sebesar Rp. 88.. Total Pendapatan Keluarga Total pendapatan keluarga adalah hasil penjumlahan dari pendapatan usahatani padi sawah dengan pendapatan usahatani non padi sawah serta pendapatan dari luar usahatani. Adapun total pendapatan keluarga sebesar Rp. 51.827.2 atau Rp. 16.727.573,33 per petani. Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran konsumsi yang dimaksud terdiri dari tiga pengeluaran konsumsi. yaitu: pengeluaran konsumsi pangan, pengeluaran konsumsi non pangan, dan pengeluaran konsumsi bahan bakar. Total Pengeluaran Konsumsi Total pengeluaran konsumsi adalah penjumlahan dari 3 macam jenis pengeluaran konsumsi keluarga yaitu pengeluaran konsumsi pangan sebesar Rp. 1.266.533,33 per petani, pengeluaran konsumsi non pangan sebesar Rp. 1.684.133,33, dan pengeluaran konsumsi bahan bakar sebesar Rp. 797.8 per petani. Pengaruh Jumlah Tanggungan Terhadap Pola Konsumsi Keluarga Dari data yang di dapat di lapangan bahwa petani yang tergolong Miskin mempunyai jumlah tanggungan rata-rata 4,18 orang per KK dengan jumlah tanggungan terendah sebanyak 3 orang dan tanggungan tertinggi sebanyak 7 orang, dan petani yang tergolong Miskin Sekali mempunyai jumlah tanggungan rata-rata 8

6,14 orang per KK dengan jumlah tanggungan terendah sebanyak 5 orang dan jumlah tanggungan tertinggi sebanyak 8 orang. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan, semakin tinggi jumlah tanggungan maka semakin tinggi juga pola konsumsi keluarga. Sisa Pendapatan/Tabungan Dari hasil perhitungan total pendapatan dan total pengeluaran dapat diketahui bahwa pada umumnya keluarga petani sampel masih mempunyai sisa pendapatan (tabungan) walaupun jumlahnya hanya sedikit. Sisa pendapatan ini merupakan tabungan yang disimpan untuk tujuan-tujuan tertentu di masa akan datang dan umumnya mereka menyimpannya di rumah. Adapun sisa pendapatan tersebut sebesar Rp. 119.373.2 atau Rp. 3.979.16,67 per petani. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Rata-rata biaya tetap per petani yang terdiri Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp. 13.266,67, sewa lahan sebesar Rp. 2.33.836,67, pengangkutan Rp. 152.2, dan penyusutan peralatan Rp. 397.523,33,dan rata-rata biaya variabel per petani yang terdiri dari bibit yaitu sebesar Rp. 24.66,66, pupuk yaitu sebesar Rp. 556.166,66, obat-obatan sebesar Rp. 62.9, dan tenaga kerja sebesar Rp. 2.236.. 2. Penerimaan rata-rata petani padi sawah varietas lokal di daerah penelitian adalah Rp. 1.89.533,33 /tahun/kk dan pendapatan rata-rata petani tersebut adalah Rp. 4.127.573,33 /tahun/kk. 3. Adapun rata-rata total pendapatan keluarga petani di daerah penelitian adalah Rp. 16.727.573,33 /tahun/kk. Dari rata-rata total pendapatan tersebut, maka didapat distribusi petani responden berdasarkan garis kemiskinan Sajogyo 1988 adalah Miskin Sekali sejumlah 4 KK, Miskin sejumlah 9 KK, Nyaris Miskin sejumlah 9 KK, Tidak Miskin (Kecukupan) sejumlah 8 KK. 9

4. Adapun rata-rata pengeluaran konsumsi untuk pangan adalah Rp. 1.266.533/tahun/KK, rata-rata pengeluaran konsumsi untuk non pangan adalah Rp. 1.684.133 /tahun/kk, dan rata-rata pengeluaran konsumsi untuk bahan bakar adalah Rp. 797.8/tahun/KK. Saran 1. Kepada Petani Petani harus mengurangi biaya produksi untuk meningkatkan pendapatan di dalam usahatani padi sawah tersebut. 2. Kepada Pemerintah Pemerintah sebaiknya memberi bantuan kepada petani seperti pupuk dan obat-obatan untuk kelancaran usahatani petani padi sawah varietas lokal. 3. Kepada Peneliti Selanjutnya Agar melakukan penelitian tentang Tingkat Pendapatan Dan Pola Konsumsi Petani Padi Sawah Varietas Lokal dalam lingkup atau wilayah yang lebih luas, misalnya satu Kecamatan atau satu Kabupaten. DAFTAR PUSTAKA Arifin, B. 26. Refleksi Strategi Pengentasan Kemiskinan. Bisnis dan Ekonomi Politik. UNISBA, Bandung. Mosher, A.T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: Yasaguna. Noor, Muhammad. 1996. Padi Lahan Marjinal. Jakarta : Swadaya. Soekartawi., 1995. Pembangunan Pertanian. Manajemen PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Valerina D. 24. Faktor Penyebab Kemiskinan, Sumber Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga Miskin di Lahan Pesisir Kabupaten Simalungun. 1