BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENENTU AXIS Z ZERO SETTER MENGGUNAKAN LASER DAN KAMERA SEBAGAI SENSOR. Oleh Paskahlis Tri Gunawan NIM :

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller

PRAKTIKUM 1 KALIBRASI DAN PEMAKAIAN JANGKA SORONG

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan


Cara uji fisika - Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada produk perikanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 RANCANG BANGUN MESIN BOR PCB DENGAN PENGATURAN POSISI 3D BERBASIS MIKROKONTROLER DAN VISUAL PROGRAMING

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan sebuah hal yang akan terus berkembang mengikuti jaman. Seiring perkembangan jaman,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA. Tempat Melakukan Pengujian : Peralatan Yang Dibutuhkan :

BAB 3 METODE PENELITIAN

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Literatur. Penyediaan Alat dan Bahan. Perancangan Prototipe sistem rem dan geometri roda

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses analisis pada sistem pemindahan tenaga sepeda

AUTOMATISASI SISTEM PENGEBOR PCB PROPOSAL TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : CHAIDIR ANWAR D

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN

PENGIDENTIFIKASIAN CACAT KELURUSAN SISI DAN KESIKUAN PADA UBIN KERAMIK MENGGUNAKAN TEKNIK MORFOLOGI. Kurniawan Teknik Informartika

Panduan Instalasi Deadbolt 02.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR NORMAL DENGAN DUA TITIK PEMBEBANAN BAB I DESKRIPSI

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kayu gergajian Bagian 2: Pengukuran dimensi

BABV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Untuk dapat mengetahui penyimpangan titik nol jig pada mesin CNC

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): 1-7. Jurnal Einstein. Available online

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN. Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di

BAB II PENGUKURAN DASAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JANGKA SORONG I. DASAR TEORI

LATIHAN PEMAHAMAN SOAL APROKSIMASI KESALAHAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB 4 EVALUASI DAN ANALISA DATA

Persiapan Kerja Bubut

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN

Kumpulan Soal UN Materi Hukum Newton

Bab IV Kalibrasi dan Pengujian

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu jurusan teknik elektro, fakultas teknik,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Pengujian hardware sistem absensi RFID dengan custom RFID reader mencakup

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Mechanical, Volume 4, Nomor 2, September 2013

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MODUL MESIN CNC-3. Oleh: Dwi Rahdiyanta FT-UNY

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm

MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

MATERI KULIAH CNC Memasang Pahat. Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

Transkripsi:

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan penentu axis z zero setter yang telah dijelaskan pada Bab III dan mengetahui tingkat keberhasilan terhadap spesifikasi yang telah diajukan. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian ketebalan bahan yang digunakan dan kedalaman pengeboran. Hasil pengujian diukur dan dibandingkan dengan menggunakan jangka sorong (caliper) dengan ketelitian 0,05 mm. 4.1 Pengujian dan Analisis Ketebalan Bahan Pada pengujian ini akan diuji 5 ukuran kayu dengan ketebalan yang berbeda. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengukur ketebalan kayu secara manual menggunakan jangka sorong. Kayu pertama adalah kayu yang memiliki ketebalan 9,4 mm, kayu kedua memiliki ketebalan 15,6 mm, kayu ketiga memiliki ketebalan 18 mm, kayu keempat memiliki ketebalan 30,7 mm, dan kayu kelima memiliki ketebalan 41,1 mm. Masing-masing ketebalan akan diuji sebanyak 25 kali. Langkah kedua, akan dilakukan perbandingan dengan hasil perkiraan ketebalan kayu dari aplikasi desktop. Contoh pengukuran ketebalan dengan jangka sorong dapat dilihat pada Gambar 4.1. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.1 sampai Tabel 4.5. 30 mm 0,7 mm Gambar 4.1. Pengukuran ketebalan 30,7 mm dengan jangka sorong. 33

Tabel 4.1. Hasil pengujian ketebalan dengan tebal kayu 9,4 mm. Tabel 4.2. Hasil pengujian ketebalan dengan tebal kayu 15,6 mm. 34

Tabel 4.3. Hasil pengujian ketebalan dengan tebal kayu 18 mm. Tabel 4.4. Hasil pengujian ketebalan dengan tebal kayu 30,7 mm. 35

Tabel 4.5. Hasil pengujian ketebalan dengan tebal kayu 41,1 mm. Dari 5 percobaan di atas didapatkan ralat maksimum tiap-tiap ketebalan yang berbeda-beda. Pada kayu berukuran 9,4 mm didapatkan ralat maksimum ±0,027 mm, kayu berukuran 15,6 mm didapatkan ralat maksimum ±0,081 mm, kayu berukuran 18 mm didapatkan ralat maksimum ±0,146, kayu berukuran 30,7 mm didapatkan ralat maksimum ±0,033, dan kayu berukuran 41,1 didapatkan ralat maksimum ±0,191 mm. Adanya perbedaan ralat maksimum pada setiap percobaan dikarenakan permukaan kayu yang kurang datar dan pengaruh cahaya yang masuk ke kamera (webcam) menimbulkan noise. 4.2 Pengujian dan Analisis Kedalaman Pengeboran Pertama kali aplikasi desktop akan mengirim input kedalaman pengeboran ke mikrokontroler. Setelah melakukan proses pengeboran akan diukur kedalamannya dengan menggunakan jangka sorong. Pada pengujian ini akan diuji 5 kedalaman pengeboran dengan menggunakan kayu yang memiliki ketebalan 41,1 mm. Masing-masing kedalaman akan diujikan sebanyak 25 kali. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.6 sampai Tabel 4.10. 36

Tabel 4.6. Hasil pengujian kedalaman pengeboran kayu 2 mm. Tabel 4.7. Hasil pengujian kedalaman pengeboran kayu 5 mm. 37

Tabel 4.8. Hasil pengujian kedalaman pengeboran kayu 11 mm. Tabel 4.9. Hasil pengujian kedalaman pengeboran kayu 18 mm. 38

Tabel 4.10. Hasil pengujian kedalaman pengeboran kayu 23 mm. Dari 5 percobaan di atas didapatkan nilai ralat maksimum kedalaman setiap pengeboran yang berbeda-beda. Ralat maksimum pada kedalaman 2 mm sebesar 0,3 mm, ralat maksimum pada kedalaman 5 mm sebesar 0,1 mm, ralat maksimum pada kedalaman 11 mm, 18 mm, dan 23 mm masing-masing sebesar 0,2 mm. Adanya ralat maksimum pada setiap pengeboran dikarenakan permukaan kayu yang tidak datar, tingkat kerapatan massa jenis kayu yang berbeda-beda, adanya noise dari kamera sehingga mempengaruhi jarak step, pada proses pengeboran timbul panas akibat gesekan mata bor dan kayu. 4.3 Pengujian dan Analisis Kalibrasi Mata Bor Pengujian kalibrasi mata bor dilakukan dengan menyentuhkan ujung mata bor ke plat PCB di alas meja mesin. Ketika mata bor menyentuh plat PCB, maka jarak step mata bor ke alas meja sudah diketahui dan disimpan dalam file zero.txt. Setelah melakukan kalibrasi mata bor, laser akan menyala dan mesin bor akan naik secara perlahan untuk mengkalibrasi titik nol laser. Jarak step titik nol laser disimpan juga dalam file zero.txt. 39

Pada pengujian ini akan diuji 3 ukuran mata bor yang berbeda. Masing-masing ukuran mata bor akan diuji sebanyak 10 kali. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.11 sampai Tabel 4.13. Tabel 4.11. Hasil kalibrasi mata bor ukuran 7 mm. Tabel 4.12. Hasil kalibrasi mata bor ukuran 5 mm. 40

Tabel 4.13. Hasil kalibrasi mata bor ukuran 4 mm. Langkah pertama untuk menghitung jarak total step mata bor dengan plat PCB adalah dengan cara manual yaitu dengan cara mengukur manual jarak mata bor ke plat PCB memakai alat ukur penggaris. Berikut adalah cara untuk menghitung jarak total step mata bor : Jarak total step mata bor = hasil pengukuran manual gerak alat per step (0,053) (4.1) Sebagai contoh ukuran mata bor 5 mm, didapatkan hasil pengukuran manual 89,3 mm dan gerak per step diketahui 0,053 mm/step, maka jarak total step mata bor : Jarak total step mata bor = 89,3 0,053 = 1684,905 step Karena pada nilai step hasilnya harus bulat (tidak ada angka dibelakang koma), maka angka dibelakang koma jika lebih besar dari 5 (>5) akan dibulatkan ke atas. Jadi jarak total step mata bor adalah 1685 step. Hasil ini yang nantinya digunakan sebagai pembanding pada pengukuran kalibrasi. Langkah kedua adalah mengukur jarak titik nol laser ke mata bor. Seperti langkah pertama yaitu mengukur secara manual jarak titik nol laser dengan mata bor. 41

Berikut rumus untuk menghitung jarak titik 0 (nol) laser : Jarak titik 0 laser = jarak total step mata bor (, ) (4.2) Sebagai contoh ukuran mata bor 5 mm, didapatkan hasil pengukuran manual jarak titik nol laser sebesar 28 mm, jarak total step mata bor 1685 step, maka jarak titik nol laser: Jarak titik nol laser = 1685 28 0,053 = 1685 528,301 = 1685 528 = 1157 step Jadi, jarak titik nol laser adalah 1157 step. Hasil yang didapatkan ini akan digunakan sebagai pembanding jarak titik nol laser pada pengukuran kalibrasi. Adanya ralat saat kalibrasi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pemasangan mata bor yang kurang pas, plat PCB yang digunakan untuk kalibrasi kurang datar, adanya noise pada kamera sehingga jarak titik nol laser berubah-ubah. 42