KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat kemampuan Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

BAB II KAJIAN TEORITIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu,

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia. Diantara sebagian siswa berpendapat bahwa kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dari Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Proses berkaitan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Efektivitas menekankan pada

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SEMESTER 1 KELAS VII MTsN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum belief diartikan sebagai keyakinan atau kepercayaan diri terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pernyataan Suherman, dkk. (2003: 25) bahwa matematika. matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama.

DisampaikanOleh: Sabar Nurohman, M.Pd.Si PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

MODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING)

USAHA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA MODEL JIGSAW

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat, mati (Warsita, 2008).

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Mengapa Problem Based Learning?

Siti Aisyah 1 ; H. Muhammad Zaini 2. Abstrak

Penerapan Proses Pembelajaran IPS SD Dengan Menggunakan Kooperatif Learning Tipe Jigsaw di Sekolah Dasar. Zuardi PGSD FIP UNP Padang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar. Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Macam-Macam Model Pembelajaran

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. siswanya dan dalam perencanaannya berupa suatu metode pembelajaran, agar tercapailah

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. dahulu kita harus mengetahui definisi dari masalah itu sendiri. Prayitno (1985)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

I. PENDAHULUAN. Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Oleh: Novrianti Yusuf.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu perubahan yang positif. Proses belajar bertujuan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. berupa masalah ataupun soal-soal untuk diselesaikan. sintesis dan evaluasi (Gokhale,1995:23). Menurut Halpen (dalam Achmad,

Transkripsi:

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo Abstrak: Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat Kelompok asal dan Kelompok ahli. Kelompok asal yaitu Kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu Kelompok yang terdiri dari anggota Kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugastugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota Kelompok asal. PBL menggambarkan suatu suasana pemebelajaran yang menggunakan masalah untuk memandu, mengemudikan, menggerakkan, atau mengarahkan pembelajaran. Pemebelajaran dalam PBL dimulai dengan suatu masalah yang harus diselesaikan, dan maslah tersebut diajukan dengan cara sedemikian rupa hingga para siswa memerlukan tambahan pengetahuan baru sebelum mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut. Kolaborasi PBL dan Jigsaw merupakan bentuk inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Kolaborasi, Kooperatif, Jigsaw, dan Problem Based Learning Berdasarkan pengamatan riil dilapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam pembelajaran IPA. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi guru. Proses pemebelajaran yang dilakukan oleh banyak guru saat ini cenderung pada pencapaian target kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator didalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Pembelajaran tipe Jigsaw dan PBL ( Problem Based Learning ) merupakan dua model pembelajaran koperatif yang memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing, tipe jigsaw lebih menekankan pada tanggung jawab individu dalam Kelompok sedangkan PBL lebih menekankan pada kerjasama Kelompok dalam penyelesaian masalah. Menurut Arends, RI, 1997 (dalam Wirta:2003) pembelajaran jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4-5 orang siswa. Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di dalam siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran ini adalah mengembangkan kerja tim, 75

Volume 3 No. 2 Desember 2015 keterampilan belajar koopperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi. PBL ( Problem Based Learning ) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Berdasarkan pengertian dan karakteristik kedua model pembelajaran ini maka dapat dilakukan pengkolaborasian model pembelajaran antara model pembelajaran Jigsaw dengan PBL ( Problem Based Learning ) dalam suatu pembelajaran yang digunakan disekolah sebagai wujud pengembangan dan inovasi dalam pembelajaran kooperatif learning. KARAKTERISTIK DAN SINTAKS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins ( Arends, 2001 ). Metode Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Dengan demikian siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Lie, A, 1994). Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat Kelompok asal dan Kelompok ahli. Kelompok asal yaitu Kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu Kelompok yang terdiri dari anggota Kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota Kelompok asal. Para anggota tim-tim yang berbeda dengan topic yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswasiswi itu kembali kepada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota Kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan ahli. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diberi kesempatan berkolaborasi dengan teman lain dalam bentuk diskusi kelompok untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Setiap Kelompok memiliki kemampuan akademik yang heterogen sehinga akan terdaat siswa yang berkemampuan tinggi, dua atau tiga berkemampuan sedang dan seorang siswa berkemampuan kurang. Pembelajaran jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini mampu mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi. Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat Kelompok asal dan Kelompok ahli. Kelompok asal yaitu Kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu Kelompok siswa yang terdiri dari anggota Kelompok asal yang berbeda 76

yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota Kelompok asal. Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran tipe teknik jigsaw sebagai berikut : a. Kelompok Asal (Base Group) 1. Siswa dibagi kedalam Kelompok kecil yang beranggotakan 4-6 orang. 2. Bagikan materi atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Masing-masing siswa dalam Kelompok mendapat tugas atau materi yang berbeda-beda dan memahami informasi yang berada di dalamnya. b. Kelompok Ahli (Expert Group) 1. Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas/materi yang sama dalam satu Kelompok. 2. Dalam Kelompok ahli ini guru menugaskan siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi ahli sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi tanggung jawab siswa. 3. Tugaskan bagi semua anggota Kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke Kelompok asal. 4. Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam Kelompok ahli masingmasing siswa kembali ke Kelompok asal. 5. Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas Kelompok ahli. 6. Apabila Kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing Kelompok melaporkan bahwa mereka telah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing Kelompok melaporkan hasilnya dan mempresentasikan di depan kelas. Kelebihan Pembelajaran Tipe Jigsaw Pengelompokan Homogen : Kelebihannya memungkinkan peserta berbagi persfektif yang berbedabeda tentang bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan oleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap salah satu bab, potensi yang lebih besar untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana. Pengelompokan Heterogen : Kelebihannya memungkinkan peer instruction dan pengumpulan pengetahuan, memberikan peserta informasi dari bab yang mereka tidak baca. Kelemahannya bila suatu peserta didik tidak membaca tugas, informasi tersebut tidak dapat dibagi/di diskusikan. Sintaks Model jigsaw 77

Volume 3 No. 2 Desember 2015 Fase Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 : Menyajikan informasi Fase 3 : Mengorganisasikan siswa kedalam Kelompokkelompok belajar Fase 4 : Membimbing Kelompok bekerja dan belajar Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan pemebelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk Kelompok belajar dan membantu setiap Kelompok agar melakukan transisi secara efesien Guru membimbing Kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Fase 5 : Evaluasi Fase 6 : Memberikan penghargaan Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah di pelajari atau masingmasing Kelompok mempresentasikan hasil karyanya Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik uapaya maupun hasil belajar individu Kelompok Karakteristik dan sintaks pembelajaran Kooperatif model PBL David; Patel Burdet; Rangchari, 1999 ( dalam pengantar PBL, Djauhari Widjajakusumah ) menyatakan bahwa inti dari PBL adalah : 1. Diskusi Kelompok kecil berdasarkan suatu problem (tigger material) untuk memutuskan knowledge apa yang harus mereka pelajari; 2. Self Study, proses memperoleh knowledge; 3. Diskusi Kelompok kecil untuk membagi knowledge, membandingkan dan menghubungkan apa yang telah mereka temukan/dapatkan pada masa Self Study, dan mencari tahu apakah mereka telah meng-cover dasar ilmu yang kuat. Implementasi PBL dapat dimulai dengan mengembangkan type masalah sebagai berikut : 1. Menangkap minat siswa dengan menghubungkan dengan issue di dunia nyata 2. Menggambarkan atau mendatangkan pengalaman dan belajar siswa sebelumnya 3. Memadukan isi tujuan dengan keterampilan pemecahan masalah. 4. Membutuhkan kerjasama, metode banyak tingkat (mullti-staged method) 78

5. Mengharuskan siswa melakukan beberapa penelitian yang relevan dengan maslah tersebut. Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based-Learning) adalah pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai dasar atau basis bagi siswa untuk belajar.tan (2004) menyebutkan bahwa PBL telah diakui sebagai suatu pengembangan diri, pembelajaran aktif dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang menggunakan masalah-masalah yang tidak terstruktur (masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah simulasi yang kompleks) sebagai titik awal untuk proses pembelajaran. PBL menggambarkan suatu suasana pemebelajaran yang menggunakan masalah untuk memandu, mengemudikan, menggerakkan, atau mengarahkan pembelajaran. Pemebelajaran dalam PBL dimulai dengan suatu masalah yang harus diselesaikan, dan maslah tersebut diajukan dengan cara sedemikian rupa hingga para siswa memerlukan tambahan pengetahuan baru sebelum mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut. Tidak sekedar mencoba atau mencari jawaban tunggal yang benar, para siswa akan menafsirkan masalah tersebut, mengumpulkan informasi yang diperlukan, mengenali penyelesaian yang mungkin, menilai beberapa ahli pilihan, dan menampilkan kesimpulan (Roh, 2003). Dan beberapa pengertian PBL memiliki karakteristik : 1. Pembelajaran dipandu oleh masalah yang menantang 2. Para siswa bekerja dalam Kelompok kecil 3. Guru mengambil peran sebagai fasilitator dalam pembelajaran Sintaks Model Jigsaw Tahap Tahap 1 Orientasi siswa pada masalah Tahap 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual maupun Kelompok Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Tahap 5 Tingkah Laku Guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memecahkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibata dalam pemecahan masalah yang dipilih. Guru membantu siswa untuk mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi 79

Volume 3 No. 2 Desember 2015 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Sumber: Ibrahim & Nur,2000 :13 atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-prose yang mereka gunakan Karakteristik dan sintaks pemebelajaran kolaborasi Kooperatif model PBL dan jigsaw Model PBL dan jigsaw merupakan contoh dari beberapa pembelajaran yang kontruktivitis untuk melatih strategi-strategi kogniyif secara aktif dan kritis baik mandiri, Kelompok maupun klasikal. ( Nur, 2008 ) Selanjutnya dalam pembelajaran. Siswa bekerja sama secara kolaboratif dalam Kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 siswa heterogen. Dalam belajar di Kelompok awal satu siswa membaca atau merangkum penggalan materi bagiannya dan menjawab permasalahan yang diajukan dalam LKS. Jawaban tersebut merupakan jawaban sementara atas permasalahan dan dicatat pada lembar problem based learning. Kegiatan selanjutnya anggota dari Kelompok awal yang memiliki rumusan masalah yang sama bertemu di Kelompok ahli dengan kegiatan menjawab secara bersama permasalahan pada LKS. Setelah itu kembali kepada Kelompok asal untuk menjelaskan hasil jawaban permasalahan kepada Kelompok asalnya. Selama proses pembelajajaran, dilakukan observasi untuk menilai keaktifan dan keterampilan kooperatif siswa. Dan diakhir proses dilakukan evaluasi hasil belajar. Adapun rancangan sintaks paduan antara PBL dan jigsaw adalah sebagai berikut : No PBL Jigsaw Hasil Kolaborasi 1 Orientasi Siswa Pada masalah 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar 3 Membimbing penyelidikan individual maupun Kelompok 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses Pemecahan masalah Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Menyajikan informasi Mengorganisasikan siswa ke dalam Kelompok belajar Membimbing Kelompok bekerja dan belajar Evaluasi Mengorientasikan siswa pada masalah sebagai tujuan pembelajaran Mengorganisasikan siswa dalam Kelompok belajar Asal dan Ahli Membimbing dan mengarahkan penyelesaian masalah dalam kelompok Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 6 Memberi Penghargaan Memberi penghargaan 80

PENUTUP Kesimpulan Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat Kelompok asal dan Kelompok ahli. Kelompok asal yaitu Kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu Kelompok yang terdiri dari anggota Kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota Kelompok asal. PBL menggambarkan suatu suasana pemebelajaran yang menggunakan masalah untuk memandu, mengemudikan, menggerakkan, atau mengarahkan pembelajaran. Pemebelajaran dalam PBL dimulai dengan suatu masalah yang harus diselesaikan, dan maslah tersebut diajukan dengan cara sedemikian rupa hingga para siswa memerlukan tambahan pengetahuan baru sebelum mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut. Kolaborasi PBL dan Jigsaw merupakan bentuk inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa. Saran-saran Dari kolaborasi kedua model pembelajaran kooperatif ini dapat dilakukan penelitian yang lebih dalam untuk mengetahui efektivitas penerapan model PBL yang dipadu dengan Jigsaw terhadap aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Biologi yang sesuai. DAFTAR PUSTAKA Bambang Sudibyo. 2008. Materi Road Show Dewan Pendidikan Bersama Tim Wajar Dikdas Kabupaten Kuningan. Kuningan : Dewan Pendidikan Kabupaten Kuningan Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Pembelajaran Ekonomi Secara Kontekstual Untuk Guru SMP, Jawa Barat : Depdiknas. Ibrahim, M. & Nur, M(2000). Pelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: UNESA Universitas Press. Suparno, Paul. (1996) Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Kanius. 81