EFEKTIFITAS PITA PENGGADUH UNTUK MEREDUKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penelitian menggunakan Alat Uji Emisi Gas Buang Rancangan

PENGARUH KENDARAAN BERHENTI TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS RUAS JALAN PERKOTAAN TESIS MAGISTER. Oleh TASLIM BAHAR NIM :

PENGARUH PITA PENGGADUH MELINTANG TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN RINGAN DAN ANGKA KECELAKAAN DI JALAN TOL CIPULARANG

Model Hubungan Parameter Lalu Lintas Menggunakan Model Greenshields dan Greenberg

PENGARUH ALAT PEMBATAS KECEPATAN DAN PITA PENGGADUH TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR

CAPACITY OF ROAD TRAFFIC WEAVING ZONES

POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION) Parit tepi (side ditch), atau saluran Jalur lalu-lintas (travel way); drainase jalan; Pemisah luar (separator);

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2016

PENGARUH SOSIALISASI ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) TERHADAP EFEKTIFITAS ZoSS SEKOLAH DASAR DI PEKANBARU. Septian Surya Utama 1), Yosi Alwinda 2)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

BAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendulan melintang jalan (road humps) merupakan bagian dari alat

PENDAHULUAN. Bagaimana kondisi dan karakteristik lalu lintas pada ruas jalan Waru - Sidoarjo?

Evaluasi Zona Selamat Sekolah di SD Sukasenang Jalan P.H.H. Mustofa Kota Bandung

Kata kunci : Jalan Sorowajan Baru, Inspeksi Keselamatan, Perlintasan Sebidang, Geometrik jalan, dan Metode Pavement Condition Index

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konversi Satuan Mobil Penumpang

ANALISA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN, NILAI WAKTU, DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS PADA KAWASAN JALAN RAYA NGINDEN DAN JALAN NGAGEL JAYA SELATAN

EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO

ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR LAMBAT PADA RUAS JALAN KALIGAWE SEMARANG

Analisis Volume, Kecepatan, dan Kepadatan Lalu Lintas dengan Metode Greenshields dan Greenberg

BAB V ANALISIS 5.1 Umum 5.2 Analisis Statistik untuk Uji Kecukupan Data

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

ABSTRAK. Kata kunci : Zebra cross, evaluasi

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERLENGKAPAN JALAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

ANALISA KECEPATAN YANG DIINGINKAN OLEH PENGEMUDI (STUDI KASUS RUAS JALAN MANADO-BITUNG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMODELAN KEBISINGAN LALULINTAS DI JALAN TERUSAN KOPO BANDUNG ABSTRAK

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

Gambar 2.1 Rambu yield

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PENGARUH KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP KESELAMATAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR PADA SIMPANG TAK BERSINYAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

STUDI KONDISI KECEPATAN OPERASI PADA RUAS JALAN DI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO

A Ikhsan Karim ABSTRAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

STUDI HUBUNGAN KECEPATAN, VOLUME DAN KERAPATAN LALU LINTAS DENGAN PENDEKATAN EMPAT MODEL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

ANALISIS FLUKTUASI WAKTU PERJALANAN SAAT JAM SIBUK PADA SORE HARI DI JALAN UTAMA KELUAR KOTA MEDAN

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

: 180 cm (as as) atau 150 cm (tepi tepi) Gambar IV.1. Penampang Melintang Jalan 3,5 M 3,5 M. Median Kerb. Perkerasan Jalan 2 M 1 M 7 M 7 M

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN ARTERI PRIMER (STUDI KASUS JALAN MAOSPATI SOLO, SEGMEN , STA )

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

SKRIPSI Disusun sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Survai Pendahuluan (Observasi) Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEBARAN POSISI SEPEDA MOTOR DI JALUR JALAN PADA BERBAGAI KONDISI ARUS LALULINTAS

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG ABSTRAK

Analisis Simpang Bersinyal Metode Webster. Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T. ARUS JENUH

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN AUDIT KESELAMATAN JALAN PADA RUAS AHMAD YANI SURABAYA

KECEPATAN PEJALAN KAKI PADA SIMPANG BERSINYAL DI RUAS JALAN SUDIRMAN, BANDUNG ABSTRAK

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah yang harus

BAB III LANDASAN TEORI

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

PEDOMAN PERENCANAAN FASILITAS PENGENDALI KECEPATAN LALU LINTAS

Teknik Analisis Dampak Pendampingan

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

BLACKSPOT INVESTIGATION WORKSHOP Surabaya, Mei 2012

ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus JL. S. Parman- Ahmad Yani I- Ahmad Yani II- DI. Panjaitan- PM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

BAB III METODOLOGI III - 1

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA PADANG

INSPEKSI KESELAMATAN DI PERLINTASAN SEBIDANG PADA JPL 734 KM JALAN TATA BUMI SELATAN, YOGYAKARTA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMUDAHAN MANUVER PARKIR (STUDI KASUS UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA)

BAB 2 DATA DAN ANALISA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Medan juga sebagai kota yang memiliki keberagaman suku dan budaya serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL

TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI LINGKUNGAN PERUMAHAN DALUNG PERMAI KABUPATEN BADUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PITA PENGGADUH UNTUK MEREDUKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR Steven Valerian Brouwer Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Jln. Siwalankerto 121-131 Surabaya, 60236 Telp: (031)2983392 Steven_brouwer@yahoo.com Jannuar Liawner Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Jln. Siwalankerto 121-131 Jawa Timur, 60236 Telp: (031)8439040 Jannuar99@yahoo.com Rudy Setiawan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Jln. Siwalankerto 121-131 Jawa Timur, 60236 Telp: (031)8439040 rudy@petra.ac.id Abstract This research aims to determine the effectiveness of rumble strip to reduce the speed of motor vehicle which is located on frontage road Achmad Yani. This topic was taken based on the general view of society about the inconvenience motorists when crossing the road. There are five (5) rumble strips on the section road. The speed data that will be taken is divided into two (2) state that when it doesn t rain and when it rains. The data collection was performed by using a video recorder that was placed on three (3) areas of data collection, and then records the travel time with the help of a video player. The statistical method is needed to determine how significant the difference between when it rains and it doesn t rain. At the end the final results that we obtained prove that the rumble strip which is placed on frontage road is able to reduce the speed of vehicles between 5-8% which means it is effective on reducing the speed of motor vehicle. Keywords: rumble strip, frontage road, effectiveness, speed, weather condition. Abstrak Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pita penggaduh terhadap pengurangan kecepatan kendaraan bermotor yang terletak di ruas jalan frontage road Ahmad Yani. Topik ini diambil berdasarkan pandangan umum masyarakat tentang ketidaknyamanan pengendara saat melintasi ruas jalan tersebut. Terdapat 5 (lima) titik penempatan pita penggaduh pada ruas jalan tersebut. Data kecepatan yang akan diambil terbagi atas 2 (dua) keadaan yaitu saat tidak hujan dan saat hujan. Pengambilan data dilakukan dengan alat perekam gambar yang ditempatkan pada 3(tiga) area pengambilan data, setelah itu dilakukan pencatatan waktu tempuh dengan bantuan video player. Metode statistik diperlukan untuk mengetahui seberapa signifikan perbedaan antara rata-rata saat hujan dan tidak hujan. Pada akhirnya didapatkan hasil akhir yang membuktikan bahwa pita penggaduh yang terdapat pada ruas jalan frontage road tersebut mampu mereduksi kecepatan kendaraan antara 5-8% yang berarti memiliki efektifitas dalam mereduksi kecepatan kendaraan bermotor. Kata Kunci: pita penggaduh, frontage road, efektifitas, kecepatan, kondisi cuaca. PENDAHULUAN Latar Belakang Pada masa kini, kebutuhan akan jalan yang harmonis telah menjadi sesuatu yang esensial mengingat pentingnya fungsi jalan, terutama jalan besar bagi masyarakat, dimana ketidak harmonisan ketika berkendara di jalan raya akan menciptakan efek berantai akan menghambat kegiatan di masyarakat.mengingat penting nya adanya jalan yang harmonis karena itu diciptakan beberapa alat pengaman di jalan raya, yang harapan nya dapat

membantu mengharmoniskan jalan raya tersebut.alat pengaman tersebut antara lain seperti Pagar pengaman, Cermin tikungan, Delineator, Pulau-Pulau lalu lintas, rumble strips( Pita penggaduh), Jalur penyelamat ( Surat Kementerian No.3 Tahun 1994 ). Penelitian ini akan dilakukan di jalan frontage road yang dibangun sepanjang Jalan Ahmad Yani Surabaya menuju Waru, Sidoarjo, frontage road adalah jalan paralel dengan jalur utama.di negaranegara maju, jalur ini merupakan akses masuk menuju ke perumahan, toko, rumah, industri, dan pertanian. Tanah yang dibutuhkan untuk frontage road lebarnya 10 meter dengan panjang jalan sekitar 13 km. Lahan untuk jalan saja diperkirakan 7 meter terdiri dari dua lajur dan yang 3 meter dimanfaatkan badan jalan.penelitian ini diharapkan dapat memberikan data mengenai dapat mengetahui lebih lanjut apakah pita penggaduh dapat benar-benar berfungsi sebagai alat kesadaran pengemudi untuk mengurangi kecepatan nya di saat akan melintasi persimpangan, rel kereta api atau zebra cross. Dan disamping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat mengetahui tentang efektifitas dari pada pita penggaduh pada kondisi jalan basah atau sedang turun hujan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk dapat membuktikan efektifitas dari pada desain pita penggaduh yang telah terpasang dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penerapan pita penggaduh di masa mendatang. LANDASAN TEORI Efektifitas Pita Penggaduh Untuk Mereduksi Kecepatan Kendaraan Bermotor frontage road (Surabaya) akan menggunakan teori Z-score dan Teori Statistik t-test: Paired Two Sample for Means yang dipelajari dari buku statistik SPSS non parametrik. Secara garis besar pengertian Z-score merupakan standard berupa jarak skor seseorang dari rata-rata kelompoknya dalam satuan standard deviasi. Teori ini digunakan pada penelitian karena dalam pengambilan keputusan suatu data atau kesimpulan tidak diperbolehkan memasukan data yang memiliki batasan diluar dari rata-rata suatu kelompok. Berikut merupakan rumusan dalam menghitung Z-score. Dependent sample t-test atau sering diistilakan dengan Paired Sampel t-test, adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami 2 (dua) perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment. Nantinya teori ini akan diaplikasikan untuk membuat kesimpulan apakah hujan dan tidak hujan tetap harus dipertimbangkan atau tidak.syarat jenis uji ini adalah: (a) data berdistribusi normal; (b) kedua kelompok data adalah dependen (saling berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang digunakan adalah numeric dan kategorik (dua kelompok).tahapan awal perhitungan t-test adalah menentukan Ho, H1, nilai α agar hasil dapat sesuai dengan harapan penelitian. Ho (hipotesis nol) yang menyatakan suatu pernyataan awal dan tidak bertentangan, H1 (hipotesis satu) yang menyatakan pernyataan kedua dan bertentangan sedangkan α adalah standart koreksi kesalahan data yang digunakan peneliti untuk mengoreksi data.

METODE PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan survai pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi dari pada lokasi penelitian baik dari segi arus kendaraan, keramaian jalan serta penentuan panjang area untuk menghitung waktu tempuh. Area pada pita penggaduh dibagi menjadi 3 yaitu area 1 sebagai kecepatan normal, area 2 sebagai kecepatan pada saat melintas pita penggaduh dan area 3 yaitu kecepatan sesudah melintasi pita penggaduh. berikut merupakan skema pengambilan data saat dilokasi. Gambar 1. Skema pengambilan data dilokasi pita penggaduh Peralatan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain alat perekam gambar, traffic cone, roda ukur. Waktu tempuh yang didapatkan lalu diproses dengan microsoft excel sehingga dapat diketahui kecepatan kendaraan yang melintas pada masing-masing area tersebut. HASIL DAN ANALISIS DATA Setelah dilakukan pengambilan data lapangan dengan pencatatan waktu tempuh maka didapatkan kecepatan pada masing-masing area di setiap pita penggaduh. Sebelum dilakukan perbandingan kecepatan dilakukan uji statistik Z-score yang mana akan membuang data kendaraan yang berada diluar rata-rata kelompok disetiap area sehingga dapat dihitung persentase penurunan kecepatan pada sepeda motor dan mobil sebagai berikut. Tabel 1. Rata-rata persentase penurunan kecepatan sepeda motor Persentase Penurunan dan Percepatan Sepeda Motor Tidak Hujan Hujan Area 1 (%) 2 (%) 3 (%) 1 (%) 2 (%) 3 (%) pita penggaduh 1 - -7,42 17,74 - -16,29 1,90 pita penggaduh 2 - -15,47-0,24 - -22,06 4,45 pita penggaduh 3 - -13,33 3,29 - -3,26 0,63 pita penggaduh 4 - -4,61 5,22 - -0,57-5,22 pita penggaduh 5 - -10,14 4,93 - -0,57 5,43

Presentase Penurunan dan Percepatan Mobil Tidak Hujan Hujan 3 (%) Area 1 (%) 2 (%) 3 (%) 1 (%) 2 (%) pita penggaduh 1 - -5,93 16,52 - -11,17-3,56 pita penggaduh 2 - -9,45 4,45 - -9,06 1,28 pita penggaduh 3 - -11,66 7,86 - -3,93 0,70 pita penggaduh 4 - -7,04 12,82-1,56-0,12 pita penggaduh 5 - -9,57 5,43-2,63-1,17 Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji t-test: Paired Two Sample for Means maka didapatkan kesimpulan bahwa penurunan kecepatan sepeda motor ternyata tidak signifikan terhadap perbedaan kondisi antara hujan dan tidak hujan, berikut merupakan hasil uji t-test. Gambar 2. Hasil t-test untuk kendaraan sepeda motor (kiri) dan mobil (kanan) Ho diasumsikan dengan kecepatan rata-rata hujan = kecepatan rata-rata tidak hujan, H1 diasumsikan dengan kecepatan rata-rata hujan kecepatan rata-rata tidak hujan. Berdasarkan kurva tersebut maka diketahui bawha sepeda motor berada dalam area Ho yang berarti hipotesis diterima dan H1 ditolak sehingga kondisi hujan dan tidak hujan dapat diabaikan untuk sepeda motor. Sedangkan untuk mobil hasil berbeda dengan sepeda motor yang mana Ho ditolak H1 diterima, membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hujan maupun tidak hujan. Setelah mengetahui bahwa sepeda motor harus mengabaikan hujan dan tidak hujan maka data tersebut digabung menjadi 1 kelompok besar dan dilakukan perhitungan kecepatan rata-rata yang nantinya akan dibandingkan dengan mobil pada saat hujan dan tidak hujan.

Gambar 3. Perbandingan akhir kecepatan kendaraan Grafik tersebut menunjukan perbandingan kecepatan pada tiap-tiap area dari 3 kelompok berbeda, dimana sepeda motor memiliki kecepatan tertinggi. Dengan tingkat reduksi untuk masing-masing kendaraan seperti pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Persentase reduksi akhir masing-masing kendaraan Sepeda Motor (%) Mobil Tidak Hujan (%) Mobil Hujan (%) Area 1 - - - Area 2-9,13-5,47-4,44 Area 3 2,67 5,18-0,35 Tabel 2 menunjukkan reduksi sepeda motor lebih besar dibandingkan mobil dan reduksi mobil pada saat hujan jauh lebih baik dari mobil tidak hujan dan hasil reduksi ini merupakan hasil yang akan digunakan sebagai penarikan kesimpulan akan efektifitas pita penggaduh ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jika ditinjau dari kondisi hujan dan tidak hujan terhadap kendaraan uji yaitu sepeda motor dan mobil menyatakan bahwa hasil penelitian kedua kendaraan tersebut memiliki respon yang berbeda terhadap pita penggaduh. sepeda motor dengan tingkat suspensi yang jelas berbeda dengan mobil memilih untuk mengurangi kecepatan namun pengurangan tersebut sangatlah kecil dibandingkan dengan kecepatan awal yang tinggi. Berbeda hal dengan mobil, tingkat respon jauh lebih baik dibandingkan sepeda motor meskipun tingkatan suspensi kendaraan jelas bahwa mobil jauh lebih baik. Metode t-test yang telah dilakukan tengah menyatakan bahwa sepeda motor tidak memiliki pengurangan kecepatan yang signifikan dibandingkan mobil yang signifikan terhadap hujan maupun tidak hujan. Maka dari itu penelitian ini Menyimpulkan bahwa Pita Penggaduh yang berada di area frontage

road Ahmad Yani Surabaya memiliki efektifitas dalam mereduksi kecepatan baik saat kondisi hujan maupun tidak hujan. Saran 1. Agar jikalau penelitian ini dikembangkan ataupun dilanjutkan agarlah mengambil data berlanjut dalam arti mengambil sampel dengan kendaraan yang sama dari tiap-tiap pos dengan penambahan jumlah anggota penelitian. 2. Diharapkan penelitian selanjutnya mampu membandingkan efektifitas terhadap perbedaan dari pemasangan pita dengan jarak yang beragam dengan jumlah yang sama. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Perhubungan. (1994), Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 3 Tahun 1994 Tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan, Departemen Perhubungan, Jakarta. 2. Santoso, Singgih, 2006, Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik,