Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

dokumen-dokumen yang mirip
Contoh Kasus Regresi sederhana

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

Bab IV Analisis Penelitian. Analisis penelitian dilakukan terhadap data, proses pengolahannya, hasil penelitian dan metode yang dipakai.

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. antara dan bujur timur dengan luas 44,91 km². Kecamatan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. LABITRA BAHTERA PRATAMA YOGI TRI SETIAWAN

Analisis Data Hubungan Antar Variabel Sebagai Metode Alternatif Penentukan Hubungan Kausalitas

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

PENGARUH KARAKTERISTIK FISIK BANGUNAN TOWNHOUSE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (STUDI KASUS : TOWNHOUSE DI SURABAYA TIMUR)

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing

Pengaruh Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pada Produk Garam Halus Di UD. Garam Samudra, Jakarta Nama : Nugroho Eko

BAB IV ANALISIS DATA. Sebelum melakukan analisa data, maka data yang diperoleh dari mengenai keluhan dan. Tabel 4.1 Data Keluhan dan Tingkat Hunian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

KORELASI ANTARA SERTIFIKASI GURU DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA MISKIN (Studi Kasus di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Medan Tuntungan)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berkembang dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2004 PT. Bank Danamon

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

: Putri Noviawati NPM : Pembimbing : Rofi ah,se.,mm

Astari Kalsum. Eny Wahyuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Abstrak

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

PERKEMBANGAN EKONOMI KOTA MEDAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI KAWASAN PESISIR SEKITARNYA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sembako. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner terdiri dari

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian penjelasan (explanatory

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Pengetahuan dan Sikap tentang Koperasi serta Implikasinya terhadap Partisipasi Anggota Koperasi Mahasiswa

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH SIMPANAN TERHADAP PEROLEHAN SHU PADA KOPERASI CMU(CITRA MANDIRI UTAMA)

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

ANALISA RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TINGKAT PENDIDKAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP N 3 WADASLINTANG WONOSOBO

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

ABSTRAK. Kata-kata kunci : Sistem administrasi perpajakan modern, Kelancaran pelayanan Wajib Pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. tingkat kebenaran hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

Sabaruddin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, KOMITMEN DAN KOMPETENSI TERHADAP PROMOSI JABATAN DI PT. PANARUB INDUSTRY TANGERANG

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian adalah di Kecamatan Tempursari Kabupaten

PENDAHULUAN. lahan pertambakan secara besar-besaran, dan areal yang paling banyak dikonversi

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner (angket) yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-65 Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan Yani Wulandari dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Pencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, 60111 Indonesia e-mail: rulli.setiawan@urplan.its.ac.id Abstrak Kawasan Pantai Timur memiliki peran yang sangat penting bagi Kota, yaitu sebagai penjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan peran ekologis sebagai barier alami dari proses abrasi dan intrusi air laut, sehingga perlu dijaga nya. Penilaian pada Kawasan Pantai Timur dilakukan dengan tahapan : 1) mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi tingkat dengan teknik analisis regresi linier berganda dan 2) menilai tingkat kawasan konservasi berdasarkan variabel yang mempengaruhi tingkat dengan analisis deskriptif kuantitatif. Penilaian dilakukan pada semua variabel yang berpengaruh dari tiap aspeknya dan hasil penilaian tingkat Kawasan Pantai Timur adalah cukup berkelanjutan. Kata Kunci Pantai Timur,, tingkat, konservasi. K I. PENDAHULUAN OTA mengalami perkembangan pembangunan yang pesat ke wilayah timur dikarenakan adanya konsentrasi lembaga pendidikan, perkembangan hunian massal, dan kemudahan akses dari pusat ke arah timur. Pada bagian timur wilayah Kota, tepatnya pada kawasan Pantai Timur, terdapat kawasan yang perlu diperhatikan dan dipertahankan nya sebagai kawasan konservasi karena perannya sebagai penjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan memiliki peran ekologis sebagai barier alami dari proses abrasi dan intrusi air laut [1]. Perkembangan ke arah wilayah timur Kota menyebabkan berbagai dampak pada Kawasan Pantai Timur. Alih fungsi lahan yang terus terjadi, menggerus luas kawasan konservasi. Lahan yang awalnya merupakan hutan beralih fungsi menjadi tambak dengan perubahan selama 10 tahun terakhir yakni dari tahun 2003 hingga tahun 2013, yaitu mencapai 8,18 Ha/tahun [2]. Permukiman yang berkembang pada sekitar kawasan Pantai Timur memberikan dampak pada peningkatan jumlah limbah rumah tangga dan menyebabkan kondisi lahan pada wilayah penelitian pada tahap agak kritis. Pencemaran lingkungan selain menyebabkan lahan berpotensi kritis juga menyebabkan penurunan hasil perikanan pada kawasan Pantai Timur. Hasil perikanan tangkap di kawasan penelitian mengalami penurunan drastis pada 2010 hingga 2011 [3]. Turunnya hasil perikanan tangkap mempengaruhi pendapatan masyarakat sekitar kawasan Pantai Timur. Masyarakat belum memiliki banyak pengetahuan tentang pengelolaan hasil laut sehingga hasil laut langsung dipasarkan tanpa diolah untuk menambah nilai jual. Tingkat pendidikan masyarakat sekitar Pantai Timur diindikasikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kawasan konservasi. Rata-rata penduduk yang terdapat pada sekitar kawasan Pantai Timur memiliki tingkat pendidikan terakhir belum sesuai dengan pendidikan dasar yang ditentukan pemerintah, yakni minimal lulusan setingkat SMA/se-derajat. Kurangnya pengetahuan menyebabkan masyarakat sulit menerima program-program yang diusung oleh pemerintah. Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur perlu dijaga mengingat peran kawasan tersebut sangat berpengaruh pada kondisi lingkungan Kota, yang salah satu pengaruhnya adalah terhadap abrasi yang dapat mengakibatkan banjir. Dalam penelitian ini, untuk mewujudkan Kawasan Pantai Timur dilakukan beberapa langkah, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan penilaian terhadap kawasan konservasi, hingga dapat diketahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kawasan konservasi Pantai Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penilaian tingkat pada Pantai Timur sebagai kawasan konservasi berkelanjutan untuk pengembangan kawasan ke depannya. II. METODE PENELITIAN A. Mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat kawasan konservasi Pantai Timur. Teknik analisis yang digunakan dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat kawasan adalah teknik analisis korelasi dan analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan analisis korelasi dengan skala ordinal yang termasuk dalam jenis analisis spearman correlation (statistik non-parametrik). Sebelum

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-66 melakukan perhitungan, variabel-variabel yang diperoleh dari tinjauan pustaka dilemparkan pada responden yang diperoleh dari analisis purposive sampling untuk mengetahui penilaian mereka terhadap pengaruh variabel yang ada dengan tingkat pada Kawasan Pantai Timur. Pendapat dari responden diolah dalam bentuk skala, yakni : 1 : tidak berpengaruh 2 : kurang berpengaruh 3 : cukup berpengaruh 4 : berpengaruh 5 : sangat berpengaruh Perumusan hipotesa merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan pengujian pada variabelvariabel. Perumusan hipotesa dilakukan seperti di bawah ini : Hipotesis awal (Ho) : ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y Hipotesis terbarukan (H1) : tidak ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y Tabel 1. Variabel X dan Y No. Variabel X Variabel Y 1. Sumberdaya terbarukan Tingkat 2. Buangan limbah 3. Lahan kritis 4. Kondisi air laut 5. Keragaman 6. Kerapatan 7. Lahan 8. Alih fungsi lahan hutan 9. Pendapatan dari pemanfaatan sumberdaya 10. Pendapatan dari pemanfaatan sumberdaya perikanan 11. Penduduk yang bekerja 12. Kegiatan masyarakat tentang perlindungan 13. Penghasilan masyarakat 14. Penduduk di bawah garis miskin 15. Pengangguran 16. Masyarakat lulusan pendidikan dasar 17. Lembaga sosial dalam upaya perlindungan 18. Kontrol masyarakat terhadap perencanaan 19. Pelanggaran perlindungan 20. Kontrol pemerintah terhadap perlindungan Sumber : Kajian Penulis, 2015 Keterangan : Variabel X : Variabel bebas, pengaruh Variabel Y : Variabel terikat, berubah kawasan konservasi Pantai Timur Pengambilan keputusan terhadap hipotesis di atas berdasarkan pada ketentuan probabilitas. Probabilitas ini berdasarkan pada penggunaan selang kepercayaan 95%. Ketentuan probabilitas untuk pengambilan keputusan, yaitu : Jika probabilitas > 0,5, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,5, maka Ho ditolak Penilaian analisis korelasi dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa variabel yang memiliki korelasi terhadap tingkat Kawasan Konservasi Pantai Timur apabila memiliki angka korelasi lebih besar dari 0,5 maka korelasinya tinggi, dan pada signifikasi, hasil korelasi hubungan yang benar-benar siginifikan apabila memiliki nilai signifikasi kurang dari 0,05 (Suharjo, 2008). Analisis lanjutan setelah analisis korelasi adalah analisis regresi linier berganda. Variabel-variabel yang memiliki korelasi dengan tingkat Kawasan Pantai Timur digunakan dalam proses analisis regresi linier berganda yang menggunakan software SPSS. Metode yang digunakan untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi tingkat adalah stepwise. Dalam analisis regresi linier berganda terdapat beberapa uji untuk memperoleh kepastian variabel bebas yang mempengaruhi tingkat, yaitu uji F dan uji T. Analisis regresi linier juga melihat korelasi ganda dan koefisien determinasi. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut [4] : 0,00-0,199 = sangat rendah 0,20-0,399 = rendah 0,40-0,599 = sedang 0,60-0,799 = kuat 0,80-1,000 = sangat kuat Pada analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel terikat. R 2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sempurna, atau variasi variabel bebas yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel terikat [5]. B. Tingkat Keberlanjutan Kawasan Konservasi Pantai Timur berdasarkan Variabel-variabel yang Mempengaruhi Tingkat Keberlanjutan Penilaian terhadap kawasan konservasi Pantai Timur berdasarkan variabel-variabel yang mempengaruhi dilakukan untuk mengetahui tingkat yang dapat menjadi dasar dalam pengembangan pada Kawasan Pantai Timur selanjutnya. Penelitian ini menggunakan pengelompokan skor dalam penilaian pembangunan berkelanjutan, yakni menggunakan lima klasifikasi pembangunan berkelanjutan. Skor dan klasifikasi pembangunan berkelanjutan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Tabel 2. Skor dan Klasifikasi Pembangunan Berkelanjutan Skor Kategori 1 Buruk (tidak berkelanjutan) 2 Kurang (kurang berkelanjutan) 3 Cukup (cukup berkelanjutan) 4 Baik (berkelanjutan) 5 Baik sekali (sangat berkelanjutan) Sumber : Kajian Penulis, 2015 Penilaian tingkat menggunakan parameter nilai yang berasal dari peraturan, kebijakan, dan dokumen perencanaan dan dapat diakui secara matematis. Parameter

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-67 tersebut dijadikan landasan dalam pemberian skor pada masing-masing variabel untuk menentukan tingkat keberlajutan pembangunan pada Kawasan Pantai timur. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Mengidentifikasi Variabel-variabel yang Mempengaruhi Tingkat Keberlanjutan Kawasan Konservasi Pantai Timur Penilaian analisis korelasi dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan tingkat Kawasan Konservasi Pantai Timur apabila memiliki angka korelasi lebih besar dari 0,5 maka korelasinya tinggi, dan pada signifikasi, hasil korelasi hubungan yang benar-benar siginifikan apabila memiliki nilai signifikasi kurang dari 0,05. Hasil analisis korelasi menunjukkan terdapat 18 variabel yang memiliki hubungan atau korelasi dengan tingkat di Kawasan Pantai Timur. Hasil analisis linier berganda menunjukkan dari 18 variabel yang memiliki hubungan dengan tingkat terdapat beberapa variabel yang terpilih untuk dianalisis. Variabel terpilih dari metode stepwise sejumlah 15 variabel, kemudian diuji hipotesis yang pertama untuk menyatakan bahwa variabel-variabel tersebut secara bersamasama berpengaruh terhadap tingkat Kawasan Pantai Timur dengan menggunakan uji F, yaitu dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. H 0 : Variabel terpilih secara simultan (bersama-sama) tidak berpengaruh terhadap tingkat H 1 : Variabel terpilih secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap tingkat Pengambilan keputusan : Jika F hitung F tabel atau probabilitas 0,05, maka H 0 diterima Jika F hitung > F tabel atau probabilitas < 0,05, maka H 0 ditolak Tabel 3. Hasil Statistik Uji F R Square F Sig. F Model df1 df2 Change Change Change 1,72 57,17 1 22 0,00 Sumber : Kajian Penulis diolah dengan Analisis Regresi Linier Berganda SPSS, 2015 Berdasarkan data yang tersaji dari SPSS diperoleh nilai F hitung adalah 57,17 sedangkan F tabel 4,3 (57,17 > 4,3) dan nilai probabilitasnya adalah sebesar 0,00, lebih kecil dari α = 0,05 (0,00 < 0,05). Dari data tersebut dapat diambil keputusan bahwa H 0 ditolak, yang artinya 15 variabel terpilih secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat Kawasan Pantai Timur. Uji berikutnya adalah uji T, uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel terhadap tingkat. Hipotesis untuk uji F adalah : H 0 : Variabel tidak berpengaruh terhadap tingkat H 1 : Variabel berpengaruh terhadap tingkat Pengambilan keputusan : Jika T hitung T tabel atau probabilitas 0,05, maka H 0 diterima Jika T hitung > T tabel atau probabilitas < 0,05, maka H 0 ditolak Hasil Uji T menunjukan terdapat 12 variabel yang mempengaruhi tingkat Kawasan Pantai Timur, yaitu : 1) buangan limbah, 2) kondisi air laut, 3) keragaman, 4) kerapatan, 5) lahan, 6) alih fungsi lahan hutan, 7) pendapatan dari pemanfaatan sumberdaya, 8) pendapatan dari pemanfaatan sumberdaya perikanan, 9) penghasilan masyarakat, 10) masyarakat lulusan pendidikan dasar, 11) kontrol masyarakat terhadap perencanaan, dan 12) kontrol pemerintah terhadap perlindungan. Dari hasil analisis regresi, lihat pada output model summary yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4. Model Summary Variabel yang Mempengaruhi Tingkat Keberlanjutan R Adjusted R Std. Error of Model R Square Square Estimate 1,850 a,722,709,271 Sumber : Kajian Penulis diolah dengan Analisis Regresi Linier Berganda SPSS, 2015 Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R sebesar 0,85, hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara variabel terpilih dengan tingkat. Dari tabal model summary dapat diketahui bahwa nilai R 2 adalah sebesar 0,722, dapat diartikan bahwa persentase pengaruh variabel bebas terpilih terhadap tingkat adalah sebesar 72,2%. Sisanya sebesar 27,8% dipengaruhi oleh variabel yang tidak terpilih atau tidak masuk dalam analisis ini. B. Menilai Tingkat Keberlanjutan Kawasan Konservasi Pantai Timur berdasarkan Variabel-variabel yang Mempengaruhi Tingkat Keberlanjutan Sejumlah 12 variabel mempengaruhi yang digunakan dalam penilaian tingkat. Penilaian tingkat dari variabel tersebut dikelompokkan pada tiaptiap aspek, yaitu aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan kelembagaan. 1) Aspek Ekologi Penelitian ini membagi aspek ekologi menjadi beberapa variabel. Variabel pada aspek ekologi tidak seluruhnya digunakan dalam penilaian tingkat, terdapat beberapa variabel yang tereduksi dalam proses analisis korelasi dan regresi linier berganda. Berikut adalah penjelasan penilaian pada masing-masing variabel yang terpilih.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-68 Alih Fungsi Lahan Hutan Mangrove Lahan Mangrove Buangan Limbah 5 4 3 2 1 0 Kerapatan Mangrove Kondisi Air Laut Keragaman Mangrove Gambar 1. Tingkat Keberlanjutan Aspek Ekologi Variabel lahan dan alih fungsi lahan hutan tergolong dalam kategori kurang berkelanjutan (2), sedangkan variabel lain yakni buangan limbah, kondisi air laut dan keragaman termasuk berkelanjutan (4), sedangkan variabel kerapatan termasuk dalam kategori sangat berkelanjutan (5). Buangan limbah dan kondisi air laut yang dinilai berkelanjutan artinya memiliki air yang masih bersih dan tidak mencemari lingkungan konservasi. Keragaman yang dinilai berkelanjutan menunjukkan bahwa di Kawasan Pantai Timur bervariasi. Dengan hasil penilaian tingkat tergolong berkelanjutan ketiga variabel tersebut menunjukkan kestabilan kondisi lingkungan sekitar dan hutan itu sendiri. Hasil penilaian variabel kerapatan hutan adalah sangat berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi hutan masih sangat baik, yakni kondisi kerapatannya yang tinggi. Penilaian pada aspek ekologi memiliki rata-rata 3,5 atau mendekati 4. Sebagian besar variabel dari aspek ekologi memiliki nilai sama dengan dan di atas 4. Hasil penilaian menunjukkan aspek ekologi masuk pada klasifikasi berkelanjutan. 2) Aspek Ekonomi Variabel dari aspek ekonomi yang memiliki pengaruh dengan tingkat Kawasan Konservasi Pantai Timur adalah pendapatan dari pemanfaatan sumberdaya dan perikanan. Penilaian tingkat pada variabel pendapatan dari pemanfaatan sumberdaya dan perikanan adalah tidak berkelanjutan, dikarenakan pendapatannya masih jauh dari harapan pemerintah yang menaruh harapan besar pada pemanfaatan sumberdaya dan perikanan. Berikut adalah penilaian pada aspek ekonomi yang dilihat dari variabel-variabel. Tabel 5. Penilaian Tingkat Keberlanjutan Aspek Ekonomi di Kawasan Pantai Timur No Variabel Nilai 1 Pendapatan dari pemanfataan sumberdaya 1 2 Pendapatan dari pemanfataan sumberdaya perikanan 1 Rata-rata 1 Penilaian aspek ekonomi yang diambil dari variabelvariabel yang berpengaruh adalah 1 yang mendekati 1. Rendahnya nilai pada masing-masing variabel mempengaruhi penilaian aspek ekonomi. Dari penilaian total variabel tersebut menunjukkan bahwa tingkat aspek ekonomi masuk pada kategori tidak berkelanjutan. 3) Aspek Sosial Variabel yang terpilih untuk dinilai tingkat nya pada aspek sosial adalah variabel penghasilan masyarakat dan masyarakat lulusan pendidikan dasar. Tabel 6. Penilaian Tingkat Keberlanjutan Aspek Sosial di Kawasan Pantai Timur No. Variabel Nilai 1 Penghasilan masyarakat 2 2 Masyarakat lulusan pendidikan dasar 3 Rata-rata 2,5 Berdasarkan hasil penilaian variabel variabel dari aspek sosial diketahui bahwa hasil penilaian memiliki rata-rata 2,5 atau mendekati 3. Rata-rata nilai variabel dari aspek sosial menunjukkan bahwa aspek ini termasuk dalam klasifikasi cukup berkelanjutan. 4) Aspek Kelembagaan Variabel aspek kelembagaan yang dinilai memiliki keterkaitan dengan tingkat Kawasan Konservasi Pantai Timur adalah kontrol masyarakat terhadap perencanaan dan kontrol pemerintah terhadap perlindungan. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Raissa, dkk [6], bahwa dukungan dari pemerintah merupakan variabel yang sangat berpengaruh untuk. Hasil skoring pada masingmasing variabel tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 7. Penilaian Tingkat Keberlanjutan Aspek Kelembagaan di Kawasan Pantai Timur No. Variabel Nilai 1 Kontrol masyarakat terhadap perencanaan 5 2 Kontrol pmerintah terhadap perlindungan 5 Rata-rata 5 Penilaian terhadap dua variabel tersebut adalah sangat berkelanjutan (5), sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian pada aspek kelembagaan adalah sangat berkelanjutan. Penilaian telah dilakukan pada semua aspek berdasarkan variabel-variabel berpengaruh. Untuk mengetahui penilaian Kawasan Pantai Timur sebagai kawasan konservasi dilakukan perhitungan yang diperoleh dari nilai masing-masing aspek. Penilaian tingkat di Kawasan Pantai Timur diambil dari rata-rata penilaian masing-masing aspek yang mendukung kawasan. Untuk mengetahui keseimbangan nilai pada masing-masing aspek dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-69 Kelembagaan 5 Ekologi 4 3 2 1 0 Sosial Ekonomi Gambar 2. Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Sumber : Hasil anlisa. 2015 Diagram layang-layang di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atau ketidakseimbangan antar aspek pada tingkat Kawasan Pantai Timur. Aspek ekologi dan kelembagaan memiliki nilai yang tinggi, sedangkan aspek ekonomi dan sosial hanya sampai pada penilaian cukup berkelanjutan, bahkan tidak berkelanjutan. Penilaian tingkat dari Kawasan Pantai Timur diperoleh dari perhitungan rata-rata dari hasil penilaian pada masing-masing aspek di atas. Hasil penilaian Kawasan Pantai Timur adalah 3,25 mendekati 3, yakni masuk pada klasifikasi cukup berkelanjutan. Dilihat dari diagram layang-layang, pengembangan kawasan dituntut untuk keseimbangan dari keempat aspek agar dapat terwujud Kawasan Pantai Timur sebagai kawasan konservasi berkelanjutan. Untuk mewujudkan keseimbangan dari empat aspek tersebut diperlukan akselerasi pada aspek-aspek yang memiliki tingkat yang rendah. c. Pada aspek sosial variabel yang terpilih adalah penghasilan masyarakat dan masyarakat lulusan pendidikan dasar. d. Aspek kelembagaan variabel yang terpilih adalah kontrol masyarakat terhadap perencanaan dan kontrol pemerintah terhadap perlindungan. Penilaian tingkat berdasarkan variabel yang berpengaruh menunjukkan bahwa Kawasan Pantai Timur memiliki tingkat pada kategori cukup berkelanjutan. Perbedaan tingkat tingkat pada masing-masing aspek menuntut akselerasi pengembangan untuk variabel yang memiliki tingkat rendah. DAFTAR PUSTAKA [1]. 2014. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. : Pemerintah Daerah Kota. [2] Pradana, Putra Jaya. 2014. Arahan Pengendalian Penggunaan Lahan Berdasarkan Kemampuan Penampungan Air di Kawasan Konservasi (Studi Kasus : Kawasan Pantai Timur ). : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [3]. 2012. Profil Perikanan Kota. : Dinas Pertanian Kota. [4] Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta. [5] Suharjo, Bambang. 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu. [6] Raissa, D.R., R.P. Setiawan, dan D. Rahmawati. Procedia-Social and Behavioral Sciences, Vol. 135, 2014, pp.167-171. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Pengembangan Kawasan Pantai Timur sebagai kawasan konservasi yang ditujukan untuk menjamin keberadaan kawasan lindung untuk pelestarian lingkungan hidup kota sebagai upaya meningkatkan sumberdaya dan pemanfaatan ruang pesisir yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan memerlukan keseimbangan dari aspek-aspek yang dapat mendukung, seperti aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan kelembagaan. Aspek-aspek pembangunan berkelanjutan memiliki variabel-variabel yang mempengaruhi pada tiap aspek tersebut. Dari hasil analisis diketahui variabel-variabel yang berpengaruh adalah sebagai berikut : a. Pada aspek ekologi variabel yang terpilih adalah buangan limbah, kondisi air laut, keragaman, kerapatan, lahan, dan alih fungsi hutan. b. Variabel dari aspek ekonomi yang terpilih adalah pendapatan dari pemanfaatan sumberdaya dan pendapatan dari pemanfaatan sumberdaya perikanan.