Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes, Tanjungpinang, Kepulauan Riau,, 29124

dokumen-dokumen yang mirip
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes, Tanjungpinang, Kepulauan Riau,, 29124

EFEKTIFITAS BERBAGAI BENTUK FLY TRAP DAN UMPAN DALAM PENGENDALIAN KEPADATAN LALAT PADA PEMBUANGAN SAMPAH JALAN BUDI LUHUR MEDAN TAHUN 2016

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk serta tempat-tempat umum lainnya. Pada saat ini telah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman hortikultura

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium. Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan

Zainul Ikhwan 1) 1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : Pembuangan Tinja (jamban), Pengelolaan Sampah, SPAL, Kepadatan Lalat.

PENGARUH VARIASI WARNA LAMPU PADA ALAT PEREKAT LALAT TERHADAP JUMLAH LALAT RUMAH (Musca Domestica) YANG TERPERANGKAP

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI LALAT RUMAH (Musca domestica) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli

BAB 1 PENDAHULUAN. Lalat adalah serangga jenis Arthropoda yang masuk dalam ordo Diptera.

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

ABSTRACT. manusia dan binatang, serta bahan Lalat merupakan serangga organik membusuk sehingga

Unnes Journal of Public Health

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem

PENGARUH WARNA PERANGKAP DENGAN ATRAKTAN METIL EUGENOL TERHADAP LALAT BUAH PADA TANAMAN CABAI MERAH

PERBEDAAN EFEKTIVITAS DOSIS KAPUR TOHOR DAN MBIO TERHADAP KEPADATAN LALAT DI TPA CIANGIR KOTA TASIKAMLAYA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. sanitasi. Banyaknya lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak lansung. merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting bagi umat manusia. Pangan juga tak lepas dari kaitannya sebagai

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh

EFEKTIFITAS KOTAK PERANGKAP NYAMUK DALAM PENGENDALIAN NYAMUK Aedesaegypti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan manusia, yaitu sebagai vektor penular penyakit. Lalat berperan

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

Pembimbing I : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc. Pembimbing II: Cherry Azharia, dr., M.Kes.

Jurnal of Health Education

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjaga keseimbangan ekosistem perairan (Komarawidjaja, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

1. BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

SISTEM DAUR ULANG ANTI NYAMUK ELEKTRIK DENGAN MENGGUNAKAN KULIT DURIAN (Durio zibethinus Murr) UNTUK PENGENDALIAN NYAMUK AEDES AEGYPTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap derajat kesehatan masyarakat. macam penyakit menular yang seringkali berakibat kematian.

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Mranggen merupakan daerah yang berada di Kabupaten Demak

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

ABSTRAK EFEKTIVITAS TEH HIJAU, TEH HITAM, DAN TEH PUTIH DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia) SEBAGAI LARVASIDA AEDES AEGYPTI

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya. Oleh karena itu penyakit akibat vector (vector born diseases) seperti

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA CHLORPYRIFOS DENGAN LAMDA SIHALOTRIN TERHADAP KEMATIAN NYAMUK Aedes aegypti. Yadi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

Fly Density and Identification Analysis and Control Efforts In Traditional Market Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

Departemen Kesehatan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

PENGARUH BENTUK DAN KETINGGIAN PERANGKAP STICKY TRAP KUNING TERHADAP LALAT BUAH

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.6

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

MANAJEMEN PENGENDALIAN LALAT. Dr. Devi Nuraini Santi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditi hortikultura merupakan produk yang berpeluang, baik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

PEMANFAATAN LIMBAH MAT DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI PALA (Myristicafragans) TERHADAP KEMATIAN NYAMUK Aedes sp

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

PENDAHULUAN. mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti. kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990).

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

Transkripsi:

Ar kel Peneli an EFEKTIFITAS VARIASI UMPAN DALAM PENGGUNAAN FLY TRAP DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR GANET KOTA TANJUNGPINANG JKMA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas diterbitkan oleh: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas p-issn 1978-3833 e-issn 2442-6725 10(1)82-86 @2016 JKMA h p://jurnal. m.unand.ac.id/index.php/jkma/ Diterima 27 Agustus 2015 Disetujui 25 September 2015 Dipublikasikan 1 Oktober 2015 Erpina San Meliana Nadeak 1, Tarro Rwanda 1, Iwan Iskandar 1 Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes, Tanjungpinang, Kepulauan Riau,, 29124 Abstrak Dalam lingkungan masyarakat banyak jenis serangga yang perlu dikendalikan walaupun tidak dapat diberantas secara tuntas contohnya adalah jenis serangga lalat. Lalat merupakan serangga penular atau vektor beberapa jenis penyakit bagi manusia. Untuk meminimalkan pemakaian insektisida dalam pengendalian serangga lalat maka perlu dilakukan pengendalian lalat secara alami dan sesuai dengan kepadatannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas perangkap lalat ( fly trap ) yang dibuat oleh peneliti dengan menggunakan variasi umpan untuk memerangkap lalat. Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan desain postest only design (one shot case study). Hasil dari penelitian ini dengan memasang 3 fly trap dengan 3 jenis umpan berbeda yaitu umpan udang, umpan fermentasi cabai, dan umpan tomat busuk, diperoleh jumlah lalat terperangkap yaitu umpan udang sebanyak 1374 ekor lalat (86%), umpan fermentasi cabai sebanyak 123 ekor lalat (8%), dan umpan tomat busuk sebanyak 104 ekor lalat (6%). Hasil penelitian ini diuji dengan uji statistik one way anova menunjukan bahwa nilai p = 0,000 < 0,05 dapat diartikan bahwa secara statistik Ho ditolak. Maka disimpulkan bahwa dari 3 variasi umpan yang digunakan pada penelitian ini, umpan udang lebih efektif dibandingkan umpan cabai dan umpan tomat busuk yang kemudian diikuti oleh umpan fermentasi cabai dan umpan tomat busuk. Kata Kunci: Lalat, Fly Trap, Variasi Umpan THE RELATIONSHIP BETWEEN INTERNAL AND EXTERNAL FACTORS WITH ADOLESCENT S SEXUAL EXPERIENCE BEFORE MARRIED IN INDONESIA In many types of insect communities that need to be controlled which can not be eradicated completely for example, is a type of fly. Flies are transmitting insects (vectors) some kind of disease to humans. To minimize the use of insecticides in controlling flies it is necessary to control the fly naturally and in accordance with the density. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the trap flies or fly traps made by researchers using a variety of bait to trap flies. This research is pra eksperimen posttest design with only design (one-shot case study). Results from this study with 3 fly trap installed with 3 different types of bait that the bait shrimp, fermented chili, tomatoes and rotten bait obtained ie the number of flies caught shrimp bait flies as much as 1374 or 86%, fermented chili feed 123 flies or 8%, and rotten tomatoes 104 flies or 6%. Results of this study were tested with oneway ANOVA statistical test showed that the value of p = 0.000 <0.05 can be interpreted that statistically Ho rejected. it can be concluded that the effectiveness of the variation of bait used to trap the flies that feed the shrimp, chili and tomatoes rotting fermentation. Keywords: Flies, fly trap, variation bait Korespondensi Penulis: Jurusan Kesling, Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang Jl.Arief Rahman Hakim No.1, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 29124 Telp/Hp : 081320167455 Email : san _deaks@yahoo.co.id 82

Nadeak, Rwanda, Iskandar Variasi Umpan Dalam Penggunaan Fly Trap Pendahuluan Dalam lingkungan masyarakat banyak jenis serangga yang perlu dikendalikan walaupun tidak dapat diberantas secara tuntas antara lain adalah jenis lalat. Lalat merupakan serangga penular (vektor) beberapa jenis penyakit bagi manusia, penyakit tersebut berupa infeksi saluran pencernaan (disentri, tifoid, kolera dan infeksi cacing tertentu), infeksi pada mata (trachoma dan conjunctivits), poliomyelitis, dan infeksi pada kulit (framboia, difteri kutaneus, mikosis, dan kusta). Lalat bertelur pada kotoran manusia dan binatang, serta bahan organik membusuk sehingga organisme penyebab penyakit menempel pada kaki dan bagian tubuhnya. Tujuan lalat hinggap pada makanan manusia untuk mencari makanan berupa zat gula (1,2). Data kejadian penyakit diare Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2014, jumlah penderita penyakit diare sebanyak 3096 penderita dengan 1528 penderita laki-laki dan 1568 penderita perempuan. Jumlah penderita tertinggi berada pada wilayah kerja puskesmas Sei Jang, dan Puskesmas pembantu Tanjungpinang Kota. Kasus penderita penyakit diare yang terjadi di Kota Tanjungpinang pada tahun 2014 tertinggi terjadi pada bulan september (3). Pengendalian dengan perbaikan sanitasi lingkungan dan higiene lebih efektif dan keuntungan lebih lama. Peningkatan sanitasi lingkungan dan higiene dapat dilakukan : pengurangan atau eliminasi tempat perindukan lalat, reproduksi atau pengurangan sumber-sumber yang menarik lalat, perlindungan terjadinya kontak antara lalat dengan patogen dan proteksi makanan dan manusia dari kotak dengan lalat (4). Lalat memiliki kemampuan reproduksi yang cepat. Siklus hidup lalat memerlukan waktu sekitar lima belas hari (1). Lalat tidak dapat diberantas habis tetapi dapat dikendalikan sampai dengan batas yang tidak membahayakan atau menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat, pengendalian lalat dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara kimia, fisik dan biologis. Untuk meminimalkan pemakaian insektisida dalam pengendalian lalat maka perlu dilakukan pengendalian lalat secara alami dan sesuai dengan kepadatannya. Salah satu cara untuk mengendalikan kepadatan lalat yaitu dengan menggunkan perangkap lalat atau fly trap. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keefektifan perangkap lalat atau fly trap dan jenis variasi umpan yang digunakan untuk fly trap tersebut, hal ini bertujuan untuk mendapatkan jenis umpan yang sesuai dengan fly trap yang dibuat oleh peniliti dan fly trap yang dibuat oleh peneliti tersebut dapat membuat lalat terperangkap atau tidak. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian praeskperimen dengan desain posttest only design (5). Variabel bebas adalah variasi umpan yaitu umpan udang, umpan fermentasi cabai dan tomat busuk. Varibel terikat jumlah lalat yang terperangkap. Populasi dalam penelitian ini adalah semua populasi lalat yang berada di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Ganet Kota Tanjungpinang. Penelitian ini menggunakan fly trap yang dirancang oleh peneliti. Data yang terkumpul diolah secara statistik dengan menggunakan perangkat komputer. Uji One way Anova. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu diketahuinya jumlah lalat yang terperangkap dengan menggunaakan variasi umpan, maka analisa yang digunakan adalah uji ANOVA one way adalah melakukan telaah variabilitas data menjadi dua sumber variasi yaitu variasi dalam kelompok (whithin) dan variasi antar kelompok (between). Maka tujuan digunakan uji ANOVA one way untuk mengetahui keefektifan 3 variasi umpan yang digunakan. (5) Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil data jumlah lalat yang terperangkap dengan berbagai variasi umpan yang disajikan secara deskriptif dan analitik diperoleh bahwa umpan udang lalat yang terperangkap dengan jumlah sebanyak 1374 ekor lalat dengan presentase 86%, fermentasi cabai lalat yang terperangkap sebanyak 123 ekor lalat 83

Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Oktober 2015 - Maret 2016 Vol. 10, No. 1, Hal. 82-86 dengan presentase 8% dan tomat busuk lalat yang terperangkap sebanyank 104 ekor lalat dengan presentase 6%. Umpan yang paling efektif untuk memerangkap lalat yaitu umpan udang dengan jumlah lalat yang terperangkap berjumlah 1374 ekor lalat (86%) dengan waktu pemasangan perangkap selama 2 jam. Berdasarkan hasil uji oneway anova nilai ρ = 0,000 < 0,05 dapat diartikan bahwa secara statistik Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa efektifmya variasi umpan yang digunakan untuk memerangkap lalat yaitu umpan udang, fermentasi cabai dan tomat busuk. Penyajian analisis grafik post hoc test yang menunjukkan titik efektif pada variasi umpan yang dipergunakan yaitu berupa udang, fermentasi cabai dan tomat busuk dalam memerangkap lalat dapat dilihat bahwa umpan yang paling sedikit menarik lalat agar terperangkap yaitu umpan tomat busuk dengan jumlah lalat yang terperangkap sebanyak 58 ekor lalat dan umpan yang paling banyak menarik lalat agar terperangkap yaitu umpan udang dengan jumlah lalat terperangkap sebanyak 695 ekot lalat. Pembahasan Menurut Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (3) dalam petunjuk teknis pemberantasan lalat menyatakan prilaku lalat suka hidup berkelompok dan tidak suka terbang terus menerus, dari prilaku inilah yang menyebabkan lalat mudah terjebak perangkap yang sengaja dipasang manusia. Data dari tabel 1. menunjukan bahwa variasi umpan yang dipergunakan dapat menarik lalat agar terperangkap pada Fly Trap yang dibuat oleh peneliti dengan jumlah lalat yang terperangkap sebanyak 1601 ekor lalat yang dengan lama pemasangan alat selama 2 jam. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sayono (7) yang berjudul pengaruh aroma umpan dan warna kertas perangkap terhadap jumlah lalat yang terperangkap menyebutkan bahwa lalat tertarik pada permuakaan berwarna putih dan bau yang menyengat. Indra penciuman lalat terdapat pada antena dan palpus, alat ini sangat peka sehingga mampu mencium bau yang lemah, zat yang mudah menguap didalam suhu kamar yang biasa dikenali oleh lalat dan makanan yang difermentasikan (6). Variasi umpan yang dipergunakan dapat membuat lalat tertarik karena dari ketiga umpan yamg dipergunakan memiliki beberapa kandungan yang sama dan aroma yang khas disukai oleh lalat. Maka untuk lebih jelasnya pembahasan mengenai setiap variabel yang diteliti dapat dilihat sebagai berikut: manusia serta darah. Lalat juga menyukai makanan yang sedang mengalami proses terlebih dahulu, baru dihisap (3). Umpan udang merupakan umpan yang paling efektif digunakan untuk menarik lalat, pada penelitian ini udang yang dipergunakan berhasil memerangkap lalat berjumlah 1374 ekor lalat (86%). Umpan udang berhasil membuat banyak lalat terperangkap karena aroma khas dan adanya bau dari kotoran pada bagian kepala udang yang dikeluarkan dari udang yang menarik lalat tersebut dan juga adanya kandungan sumber protein asam lemak. (9) Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua genangan air yang berukuran besar baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan Udang merupakan sumber protein yang sangat baik dan selenium. Sumber peghasil zat besi, omega-3,asam lemak, seng, tembaga,magnesium, dan niasin serta vitamin B12 dan vitamin D. (3) manusia serta darah. Lalat juga menyu- 84

Nadeak, Rwanda, Iskandar Variasi Umpan Dalam Penggunaan Fly Trap kai makanan yang sedang mengalami proses terlebih dahulu, baru dihisap (3,10). Pada umpan fermentasi cabai lalat yang terperangkap tidak sebanyak umpan udang. Jumlah lalat yang terperangkap pada umpan fermentasi cabai adalah 123 ekor (8%). Kandungan protein dan lemak yang terkandung pada fermentasi cabai tidak sebanyak umpan udang. Hal ini yang menyebabkan sedikitnya jumlah lalat yang terperangkap. Waktu fermentasi cabai yang kurang menyebabkan aroma yang dikeluarkan belum sempurna atau belum maksimal untuk mena rik lalat. Umpan fermentasi cabai merupakan umpan yang memerangkap lalat tidak sebanyak umpan udang. berdasarkan penelitian yang dilakukan menggunakan umpan fermentasi cabai jumlah lalat yang terperangkap berjumlah 123 (8%) ekor lalat. Kandungan pada cabai yang membuat lalat tertarik yaitu adanya kandungan protein dan lemak tetapi jumlah tidak sebanyak kandungan pada udang. Sedikitnya jumlah lalat yang terperangkap pada umpan fermentasi cabai karena umpan yang dipergunakan dalam proses fermentasi tidak sempurna sehingga aroma yang dikeluarkan oleh umpan fermentasi cabai tidak maksimal sehingga lalat kurang tertarik. Menurut penelitian sebelumnya oleh Rustan yang berjudul studi lokasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari fermentasi cabai rawit meyebutkan bahwa dalam prosedur pembuatan fermentasi cabai yang benar seharusnya dalam proses pembuatan fermentasi cabai di tambahkan garam 2 % (b/b cabai) dan glukosa teknis 0,5 % (b/b cabai) dengan lama waktu tunggu fermentasi selama 72 jam atau 3 hari (6). manusia serta darah. Lalat juga menyukai makanan yang sedang mengalami proses terlebih dahulu, baru dihisap (3) Tomat termasuk tanaman sayuran dalam famili Solanaceae. Mengkonsumsi buah tomat sangat baik untuk kesehatan tubuh. Salah satu senyawa yang paling banyak terkandung didalam buah tomat yaitu likopen. Zat-zat lain yang terdapat pada tomat adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, B1, B2, B3, dan C, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, serat dan air. (2) Umpan tomat busuk merupakan umpan yang paling sedikit memerangkap lalat, berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan tomat busuk sebagai umpan jumlah lalat yang terperangkap berjumlah 104 (6%) ekor lalat. Sedikitnya jumlah lalat yang terperangkap karena tomat busuk tidak memiliki aroma yang kuat dan tomat busuk yang dipergunakan diperoleh secara acak tidak memperhatikan lama waktu pembusukan tomat yang akan dipergunakan sebagai umpan. Kepadatan lalat ialah angka yang menggambarkan populasi lalat disuatu tempat yang dinyatakan dalam indeks kepadatan. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks kepadatan lalat adalah Fly Grill. Indeks kepadatan lalat di TPA Ganet setelah dilakukan perlakuan yaitu pemasangan 3 perangkap adalah 34,4 ekor. Menurut SK Dirjen PPM-PLP No. 281-11/PD.03.04.LP.Ph tahun 1998 disebutkan bila indeks kepadatan lalat disekitar tempat sampah melebihi 21 ekor berarti populasinya sangat padat, dan perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat berkembangbiaknya lalat dan tindakan pengendalian. Spesies lalat yang diutamakan terutama Musca Domestica, disamping lalat hijau (Chrysomia) dan lalat kandang (Stomoxys) (11). Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan melakukan variasi umpan yang digunakan pada fly trap didapatkan hasil bahwa umpan yang paling efektif digunakan yaitu umpan udang. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan variasi umpan untuk memerangkap lalat didapatkan hasil yaitu pertama umpan udang memerang- 85

Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Oktober 2015 - Maret 2016 Vol. 10, No. 1, Hal. 82-86 kap lalat dengan jumlah paling banyak yaitu 1374 ekor lalat atau dengan presentase 86%, kedua fermentasi cabai memerangkap lalat dengan jumlah 123 ekor lalat atau dengan presentase 8% dan ketiga umpan tomat busuk memerangkap lalat dengan jumlah 104 ekor lalat atau dengan presentase 6%. Hasanuddin. 2013 10. Sayono.Pengaruh Posisi Dan Warna Impregnated Cord Terhadap Jumlah Lalat Yang Terperangkap. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Semarang. Universitas Muhammadiyah. 2004 Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang beserta staf pengajar dan pegawai Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang, Pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ganet Kota Tanjungpinang; Dinas Tata Kota Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang. Daftar Pustaka 1. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta PT Rineka Cipta. 2012 2. Pracaya. Bertanam Tomat. Yogyakarta Kanisius. 2007 3. 1. Cahyono Bambang. Cabai Paprika Teknik Budi Daya Dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta Kanisius. 2007 4. Sucipto Dani Cecep. Vektor Penyakit Tropis. Yogyakarta Goysen Publishing. 2011 5. Depkes RI. UU RI. Petunjuk Pelaksanaan Dan Pengendalian Dampak Sampah. Jakarta : Dirjen PPM-PLP.1998 6. Hastono Priyo Sutanto. Analisis Univariat Analisis Bivariat. Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2006 7. Suprapto. Efektifitas Pengendalian Lalat Rumah (Musca Domestica) Dengan Menggunakan Fly Trap Pada Parameter Kantor Kesehatan Pelabuhan Dumai. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan. Universitas Sumatera Utara. 2003 8. Hasyim A, Muryati, W J De Kogel. Efektivitas Model Dan Ketinggian Perangkap Dalam Menangkap Hama Lalat Buah Jantan, Bactrocera Spp. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Solok. Jl. Raya Solok. 2006 9. Rustan I R,. Studi Lokasi Dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Dari Feremtasi Cabai. Fakultas Pertanian. Makasar. Universitas 86