Organisasi pada masa kini dituntut untuk menjadi organisasi pembelajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku,

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

METODE DAN JENIS PELATIHAN

BAB II KAJIAN TEORITIK

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU

A. Proses Pengambilan Keputusan

BAB II KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 6 Perencanaan: Manajemen sebagai Pembuat Keputusan Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

TEGUH SETYA NUGROHO B

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy

PENGINDERAAN & PERSEPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didalam lingkungan nyata (Taufiq dkk : 6.2). Suatu teori biasanya

MEMOTIVASI PIHAK YANG DIAUDIT. Kebutuhan Menjadi Bagian dari Organisasi Menghormati Diri Sendiri dan Orang Lain

BAB I PENDAHULUAN. Memori yang digunakan adalah memori jangka pendek. pada fungsi otak. Ketika seorang anak belajar memerlukan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuat manusia terus berpikir di dalam hidupnya. Kemampuan berpikir ini

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

Materi Minggu 3. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan semakin berkembang sejalan dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah salah satu usaha dari sekelompok orang yang bekerja

Hall & Lindsay, Human information processing, 1977

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

PERTEMUAN KE 5 dan 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada

sehingga siswa perlu mengembangkan kemampuan penalarannya.

Pengantar Psikologi Ingatan. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab kepada banyak stakeholder. (Anthony dan Govindaradjan, 2005:60).

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang optimal dan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hal ini tanpa disadari telah

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan/organisasi menjadi lebih kompleks. Perusahaan/organisasi harus

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, perdagangan bebas, dan otonomi daerah telah mendesak

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar seseorang salah satunya dipengaruhi oleh faktor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TEORI BELAJAR KOGNITIF

ETIKA PROFESI PART 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sebagai pendidik yang profesional sesungguhnya sangat

ii

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri

Long Term Memory. Memori jangka panjang. Wakid Rima Oktafianto

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

Reality Therapy. William Glasser

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai tujuan untuk

Teori dan Model Pemrosesan Informasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Model Linier)

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu mengahadapi tantangan dari luar maupun dari dalam perusahaan,

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN

Model Pemrosesan Informasi

KOGNISI SOSIAL. Pengertian, sumber kesalahan dalam kognisi sosial; Skema, jalan pintas mental; Afek dan kognisi. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi.

BAB II LANDASAN TEORI. Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Bagaimanapun baiknya suatu organisasi, lengkapnya sarana dan

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

Dasar-dasar Teori Pendidikan untuk Online Learning

Reflections for managers

Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. game kini juga berkembang dengan pesat. Game-game didesain sedemikian rupa agar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

Dasar Perilaku Individual. Arum Darmawati Jurusan Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta

Konsep Pembelajaran Mandiri. Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar

Brief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini, dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai hasil

APLIKASI PERKEMBANGAN KOGNISI PIAGET TERHADAP PENDIDIKAN ANAK TUNAGRAHITA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Riset Per iila il k O u rgan isas

Transkripsi:

PEMBELAJARAN Siapapun yang berhenti belajar berarti sudah tua, entah pada usia dua puluh atau delapan puluh tahun. Siapapun yang tetap belajar akan senantiasa muda. Hal terbesar dalam hidup adalah membuat pikiran awet muda. (Henry Ford)

Organisasi pada masa kini dituntut untuk menjadi organisasi pembelajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku, kognisi/pemikiran, atau afeksi/emosi yang terjadi sebagai akibat interaksi seseorang dengan lingkungannya. Beberapa aspek yang sangat penting dalam belajar antara lain: Fokus belajar adalah perubahan. Perubahan itu berlangsung lama. Fokus belajar bisa berupa perilaku, kognisi, afeksi, gerak, atau kombinasi dua atau ketiganya. Belajar merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya.

Teori-teori Belajar Sensory Stimulation Theory Teori sensory stimulation memiliki dasar bahwa belajar yang efektif adalah dengan menstimulasi/ merangsang indera. Menurut Laird (1985), 75% dari pengetahuan orang dewasa dipelajari dengan melihat, 13% dengan mendengar, dan 12% dengan indera lain (sentuhan, penciuman, dan rasa). Stimulasi indera dapat dilakukan melalui aneka warna, tingkat volume, pernyataan yang kuat, fakta yang disajikan secara visual, serta penggunaan aneka teknik dan media.

Reinforcement Theory Seseorang akan mengulangi atau memperbaiki perilakunya jika diberikan penguatan positif, penguatan negatif atau bahkan hukuman. Penguatan positif, memuji atau memberikan penghargaan. Penguatan negatif adalah pembebasan dari situasisituasi yang tidak menyenangkan. Hukuman diberikan untuk menghilangkan atau tidak mengulangi suatu perilaku yang tidak dikehendaki oleh organisasi.

Social / Observational Learning Theory Menekankan bahwa orang belajar dengan mengamati orang lain yang mereka yakini bisa dipercaya dan memiliki pengetahuan. Empat proses utama antara lain: menaruh perhatian, menyimpan informasi atau kesan, menghasilkan perilaku, dan termotivasi untuk mengulagi perilaku tersebut. Teori Pemrosesan Informasi Memberikan penekanan yang lebih besar pada proses internal yang terjadi ketika isi pelatihan dipelajari dan disimpan. Pemrosesan informasi dimulai ketika sebuah pesan atau rangsangan dari lingkungan diterima oleh reseptor. Teori ini juga memperhatikan adanya peristiwa-peristiwa eksternal yang berpengaruh dalam pembelajaran.

Experiential Learning Proses belajar didapat melalui empat tahap yang dapat dimulai dari tahap mana saja dan berkelanjutan, antara lain: Melalui pengalaman konkret. Belajar melalui pengalaman langsung dan menekankan hubungan interpersonal. Melalui observasi dan refleksi. Belajar dengan menyaksikan dan memeriksa sudut pandang yang berbeda untuk mencapai pemahaman. Melalui konseptualisasi abstrak. Belajar dengan memikirkan dan menganalisis istilah-istilah yang ingin diketahui dengan berkonsultasi ataupun membuat sebuah kerangka berpikir. Melalui eksperimentasi aktif. Mempelajari sesuatu dengan melakukannya dan menilai hasil praktisnya.

Action Learning Proses dan program yang handal yang melibatkan sekelompok kecil orang dalam memecahkan masalahmasalah nyata dan pada saat yang sama berfokus pada apa yang sedang mereka pelajari dan bagaimana pembelajaran mereka memberikan manfaat bagi setiap anggota kelompok dan organisasi secara keseluruhan. Nilai terbesar action learning adalah kapasitasnya dalam membekali individu, tim, dan organisasi agar dapat merespon perubahan dengan lebih efektif. Kekuatan dan kesuksesan action learning tergantung pada interaksi yang efektif antara individu, kelompok, dan fasilitator dengan masalah yang akan dipecahkan.

Facilitation Theory / Humanist Approach Instruktur atau pengajar berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai stimulator ataupun pengendali proses belajar. Pembelajar atau peserta didik didorong untuk mengambil resiko belajar sendiri, menyediakan lebih banyak input untuk pembelajaran yang terjadi melalui wawasan dan pengalamannya. Didorong untuk mempertimbangkan bahwa evaluasi yang paling berharga adalah evaluasi oleh diri sendiri.

Proses Pembelajaran Menurut Noe (2002), proses pembelajaran meliputi: Expectancy (harapan): keadaan mental pembelajar pada proses pembelajaran, seperti: motivasi belajar, kemampuan dasar, pemahaman terhadap tujuan pelatihan dan manfaat yang diperoleh dari pembelajaran serta menggunakan kapabilitas yang dipelajari pada pekerjaan. Perception (persepsi): mengacu pada kemampuan mengorganisasi pesan dari lingkungan sehingga dapat diproses dan ditindaklanjuti. Working memory (memori kerja): jumlah materi yang dapat diproses pada suatu waktu. Semantic encoding (penyandian semantik): proses penyandian yang sebenarnya terhadap pesan-pesan yang masuk. Retrieval: proses mengidentifikasi bahan yang telah dipelajari dalam ingatan jangka panjang dan menggunakannya untuk mempengaruhi kinerja. Generalizing: bukan hanya dapat mereproduksi secara persis apa yang telah dipelajari, tetapi juga mampu mengadaptasi pembelajaran itu untuk digunakan dalam situasi yang mirip, meskipun tidak identik. Gratification: umpan balik yang diterima pembelajar sebagai hasil menggunakan materi pembelajaran.

Hambatan Pembelajaran Hambatan Internal 1. Kurangnya motivasi karena mereka tidak/belum melihat manfaat dari pembelajaran dan imbalan apa yang dapat mereka peroleh setelah melalui proses belajar. Motivasi adalah dorongan yang membuat karyawan mau belajar. 2. Kurangnya komitmen. Komitmen adalah dorongan agar tetap bersedia belajar. Mempertahankan pola perilaku khususnya belajar, membutuhkan pelatihan, kesempatan untuk berbuat keliru, dan umpan balik yang membantu. 3. Penolakan. Seseorang menolak belajar bisa disebabkan oleh adanya rasa puas diri sehingga merasa sudah hebat dan tidak perlu ada perbaikan, tidak adanya keinginan untuk berubah, serta menolak karena adanya rasa tidak peduli atau tidak ingin tahu. 4. Kemampuan mental. Setiap orang memiliki keterbatasan kemampuan mental. Hambatan itu bisa berasal dari alam bawah sadar yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman kegagalan di masa lalu.

Hambatan Eksternal 1. Dinamika kelompok merupakan sesuatu yang kompleks dan sulit untuk dipahami oleh orang luar anggota kelompok. 2. Perilaku Manajer atau Pimpinan. Manajer atau pimpinan terkadang dapat menjadi pendorong bagi karyawannya untuk belajar. Namun tak jarang perilaku manajer atau pimpinan juga bisa membunuh motivasi untuk belajar dan berkembang.

Gaya Belajar Menurut Peter Honey dan Alan Mumford (dalam Rampersad, 2006) terdapat empat gaya belajar, antara lain: 1. Pribadi Aktif. Menyukai pengalaman baru, dan berpikiran luas serta antusias dalam hal baru, cenderung bertindak dahulu baru memikirkan konsekuensinya. Begitu semangat awal suatu kegiatan hilang, ia akan langsung mencari hal baru berikutnya sambil terus memastikan bahwa dirinya tetap menjadi pusat kegiatan. 2. Pemikir. Seringkali mengamati dari sudut yang berbeda, mengumpulkan data dari pengalamannya dan hal-hal yang sudah terjadi, dengan teliti memikirkannya, dan seringkali menunda menarik kesimpulan yang tegas serta mempertimbangkan semua sudut dan implikasi yang ada sebelum bertindak.

3. Penteori. Penteori menyesuaikan pengamatannya dan menggabungkannya ke dalam teori logis. Suka menganalisis dan memuja prinsip, teori, model, dan pemikiran sistematis. Memecahkan masalah selangkah demi selangkah dengan logika yang konsisten. 4. Pragmatis. Pribadi pragmatis selalu ingin mencoba gagasan, teori, dan teknik untuk melihat kepraktisannya. Praktis, logis, dan suka membuat keputusan serta memecahkan masalah. Seorang pragmatis kebanyakan belajar dari kegiatan yang mempunyai manfaat praktis dan sedikit teori. Pembahasan yang tak kunjung usai membuatnya gelisah dan mereka pribadi yang amat rasional.