BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah Biologi. Biologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil belajar adalah tingkah laku yang ditimbulkan dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

Sistem Saraf Tepi (perifer)

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

BAB I PENDAHULUAN. mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Hal ini berhungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemui kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran. IPA diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi merupakan sesuatu yang didambakan oleh semua orang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

BAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan tindakan dan perilaku seseorang yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan ajar (Dimyati, 2006). Pada umumnya, kesulitan belajar siswa merupakan suatu kondisi belajar yang ditandai dengan adanya hambatan dalam kegiatan pembelajaran sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasinya. Kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapainya. Aktifitas belajar siswa tidak selamanya berjalan lancar. Hal ini dapat dilihat dari cara menangkap palajaran yang kadang-kadang cepat, kadang-kadang lama, atau kadang-kadang lancar dan kadang-kadang tidak (Syah, 2011). Terjadinya kesulitan belajar dikarenakan siswa tidak mampu mengaitkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan lamanya sehingga menimbulkan ketidakpahaman atau ketidakjelasan terhadap suatu pelajaran. Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan karena intelegensi yang rendah, juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern dikelompokkan menjadi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2010). Dalam konteks mata pelajaran Biologi, sebagian peserta didik menganggap adalah mata pelajaran yang sulit, meskipun beberapa siswa menyenanginya. Mata pelajaran Biologi yang berkaitan dengan cara mencari tahu 1

2 tentang alam melalui proses penemuan secara sistematis dan ilmiah (saintifik). Namun, faktanya yang diteliti oleh Ngadi (2003), guru menyajikan sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip. Akibatnya, banyak peserta didik yang berkemampuan rendah bernalar. Guru terindikasi mengajarkan IPA khususnya Biologi sebagai kumpulan teori konseptual daripada membangun kemampuan peserta didik dalam berpikir, mengembangkan rasa ingin tahu, serta berorientasi aplikatif bidang studi IPA (Saintifik) dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mempelajari Biologi, khususnya pada Sistem Indra Manusia, materi tersebut berisi konsep-konsep yang bersifat abstrak, terutama mengenai proses yang terjadi di dalam tubuh, fungsi-fungsi organ dalam/alat indra, banyaknya kelainan-kelainan pada setiap indra manusia yang menyebabkan siswa menerka atau berasumsi saja tanpa mengamati secara langsung bagaimana proses dari sistem indra itu terjadi sehingga menyebabkan miskonsepsi pada siswa. Sistem Indra Manusia dalam penelitian ini yang dikaji adalah mengenai alat indra penglihatan, indra pendengaran dan indra pengecap. Suhardi (2007) menambahkan terdapat beberapa kesulitan untuk memahami indra penglihatan atau mata, antara lain: (1) bagian-bagian penyusun mata yang banyak sehingga susah untuk mengingat; (2) mekanisme melihat suatu benda sehingga sampai ke otak; (3) fungsi dari setiap bagian-bagian/struktur mata yang pada teorinya hampir sama; (4) penyakit yang terjadi dari alat indra penglihatan; (5) pemahaman mata normal yang pada prinsipnya mampu memfokuskan cahaya tepat di bintik kuning; (6) sulit membedakan jika penderita miopi dan hipermetropi dibantu dengan lensa cembung atau lensa cekung; (7) bagian anatomi sel-sel saraf yang terdapat di retina yaitu sel-sel batang dan sel-sel kerucut; (8) urutan stuktur penyusun mata dari bagian luar ke dalam atau sebaliknya; (9) pemahaman tentang bintik buta; dan (10) penyakit indra penglihat seperti buta warna mulai dari cara pengujian buta warna sampai warna yang dapat/tidak dapat dilihat untuk penderita buta warna total atau sebagian.

3 Pada indra pendengaran terdapat beberapa bahasan yang sulit dipahami, antara lain: (1) bagian-bagian penyusun telinga terutama yang terdapat di telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam; (2) mekanisme pendengaran; (3) terdapat istilah latin pada bagian telinga; (4) bagian-bagian koklea; (5) fungsi dari setiap bagian penyusun telinga; (6) penyebab seseorang dikatakan terkena penyakit tuli; (7) memahami konsep telinga sebagai alat keseimbangan; (8) bagian telinga dalam yang termasuk alat keseimbangan; (9) gambar struktur telinga; dan (10) pengujian tes telinga dengan menggunakan alat seperti garputala. Terdapat juga kesulitan pada indra pengecap atau lidah, antara lain: (1) bentuk dari papilae; (2) fungsi bagian-bagian lidah; (3) cara kerja lidah; (4) pengujian tes mengenai rasa manis, asin, asam dan pahit; (5) penyakit pada lidah seperti oral candidosis, atropic glossitis dan lain-lain; (6) struktur tunas pengecap; (7) cara kerja lidah; (8) gambar struktur lidah; (9) fungsi dari lidah; dan (10) daerah lidah yang terdapat puting pengecap. Selain itu, Kurniadi (2015) menjelaskan lebih lanjut, pembelajaran di dalam kelas pun yang hanya menggunakan metode konvensional (ceramah) yang tidak dapat menggali kemampuan berpikir siswa. Padahal materi sistem indra manusia ini membutuhkan pemahaman dan proses bernalar yang baik dalam memecahkan permasalahan yang terjadi pada tubuh manusia melalui pembelajaran. Sebaiknya dalam pembelajaran IPA termasuk Biologi pada materi sistem indra manusia dilaksanakan sesuai dengan hakikat IPA, yaitu menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa. Siswa tidak hanya mempelajari kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip, tetapi mempelajarinya melalui proses penemuan dan penelitian. Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Hal tersebut juga telah ditunjukkan dari hasil analisis angket dan hasil wawancara yang diteliti oleh Umiyati dan Joko (2014), dimana berdasarkan hasil penelitian telah dijelaskan bahwa ada dua faktor utama yang menyebabkan kesulitan belajar siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pada hasil penelitian kelas X 6 diperoleh persentase faktor internal sebesar 62,20%

4 sedangkan di kelas X 7 diperoleh persentase 64,64% siswa mengalami kesulitan belajar. Sedangkan faktor eksternal untuk kelas X 6 diperoleh persentase sebesar 67,59% siswa sedangkan untuk kelas X 7 sebesar 68,55%. Hal ini menunjukkan bahwa faktor eksternal merupakan faktor yang paling mempengaruhi kesulitan belajar siswa di kelas X 6 maupun di kelas X 7. Menurut Raharjo dan Ahyani (2011), bahwa banyak faktor yang berbeda dari bentuk kemampuan kognitif, afeksi maupun psikomotorik pada usia anak masih dapat berkembang di masa-masa selanjutnya, namun perkembangan tersebut harus melibatkan lingkungan yang terkait dengan proses perkembangan kematangan psikologis anak. Dari hasil penelitiannya melalui observasi sebagian besar anak dalam proses perkembangan kognitifnya masih belum mengalami kematangan psikologis, sehingga proses pembelajaran yang diberikan tidak dapat diterima sesuai dengan harapan dari pihak sekolah maupun orang tua. Kematangan psikologis dapat berkembang dengan baik apabila ada dukungan yang positif dari lingkungan baik keluarga maupun sekolah. Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) tahun 2015 di SMP Negeri 1 Hinai, bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa sangat rendah dalam bidang studi apapun terutama bidang studi IPA Terpadu, hanya beberapa siswa saja yang dapat mencapai target KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65. Penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: tidak memperhatikan guru menjelaskan, suka berbicara di dalam kelas, sering bolos, kondisi ruangan kelas yang kotor dan tidak nyaman, dan keadaan keluarga yang tidak harmonis. Sehingga siswa kesulitan menerima pembelajaran yang diajarkan oleh guru bidang studi. Hal ini juga didukung oleh peran guru yang bersikap acuh tak acuh kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, tidak ada bimbingan maupun konseling pribadi antara guru dan murid mengenai masalah belajar. Selain itu, kurang memanfaatkan lingkungan sekitar dan laboratorium untuk menunjang pembelajaran, terutama materi yang membutuhkan percobaan. Media dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga masih kurang bervariasi, sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

5 Hasil wawancara dengan guru bidang studi biologi di MAN 1 Stabat, diketahui bahwa pembelajaran biologi pada materi sistem indra manusia merupakan salah satu materi pelajaran biologi yang cukup sulit untuk diingat siswa karena materinya yang banyak. Materi sistem indra manusia juga banyak menggunakan istilah dan bahasa latin yang membuat siswa kesulitan dalam memahami dan mengingat pelajaran. Peneliti juga memperoleh data bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah yang masih jauh di bawah KKM berdasarkan ketetapan atau patokan yang diambil oleh guru biologi di sekolah tersebut, yaitu sebesar 80. Dari hasil observasi di MAN 1 Stabat, peneliti melihat terdapat siswa yang bermain-main atau berbincang-bincang dengan temannya pada saat guru sedang menjelaskan di depan kelas, mengerjakan tugas mata pelajaran lain selain biologi saat di dalam kelas, dan siswa sering tidak membawa buku pegangan tambahan mata pelajaran, karena di sekolah tersebut masih menggunakan LKS. Peneliti juga melihat bahwa kurangnya fasilitas belajar yang mendukung di sekolah, penerapan model dan metode pembelajaran yang tidak sesuai dan kurangnya motivasi siswa untuk belajar menjadi penyebab kesulitan belajar siswa. Hasil wawancara dengan siswa juga mendapatkan hasil yang sama, siswa merasa pelajaran biologi banyak menggunakan istilah latin yang membuat mereka kesulitan untuk mengingat, fasilitas laboratorium juga tidak memadai saat praktikum, dan faktor orangtua yang kurang peduli. Berdasarkan pertimbangan pemikiran uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesulitan belajar siswa kelas XI di MAN 1 Stabat dalam memahami materi sistem indra manusia dengan judul Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Indra Manusia (Penglihatan, Pendengaran dan Pengecap) di Kelas XI IPA MAN 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016.

6 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat diidentifikasi adanya masalah yaitu: 1. Hasil belajar Biologi siswa yang masih rendah. 2. Pengaruh keadaan kelas yang kurang kondusif, yakni adanya siswa yang tidak memperhatikan, berbincang dengan teman sebangku, bahkan mengganggu temannya ketika proses pembelajaran berlangsung. 3. Kesulitan siswa dalam memahami penggunaan bahasa latin pada materi Sistem Indra Manusia. 1.3. Batasan Masalah Dari identifikasi masalah diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada: 1. Aspek kognitif yang menjadi kesulitan belajar siswa pada materi Sistem Indra Manusia kelas XI IPA MAN 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016. 2. Kesulitan belajar siswa berdasarkan indikator-indikator pada materi Sistem Indra Manusia kelas XI IPA MAN 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016. 3. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi Sistem Indra Manusia di kelas XI IPA MAN 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016. 1.4. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kesulitan belajar siswa berdasarkan aspek kognitif pada materi Sistem Indra Manusia kelas XI IPA MAN 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana kesulitan belajar siswa berdasarkan indikator-indikator pada materi Sistem Indra Manusia kelas XI IPA MAN 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016? 3. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi Sistem Indra Manusia di kelas XI IPA MAN 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016?

7 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dari pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat kesulitan belajar siswa berdasarkan aspek kognitif pada materi Sistem Indra Manusia kelas XI IPA MAN 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016. 2. Mengetahui kesulitan belajar siswa berdasarkan indikator-indikator pada materi Sistem Indra Manusia kelas XI IPA MAN 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016. 3. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi Sistem Indra Manusia di kelas XI IPA MAN 1 Stabat Tahun Pembelajaran 2015/2016. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Menambah dan mengembangkan wawasan keilmuan yang berkaitan dengan analisis kesulitan belajar dan upaya dalam mengatasi kesulitan siswa tersebut. 2. Sebagai bahan masukan kepada guru biologi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di SMA/MA. 3. Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan bagi peneliti lanjutan. 1.7. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis adalah suatu kegiatan menguraikan (menjabarkan) data-data tentang kesulitan belajar siswa pada kelas XI IPA MAN 1 Stabat. 2. Kesulitan Belajar adalah suatu keadaan di mana terjadi perbedaan tingkat prestasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lain, disebabkan oleh faktor yang datang dari dalam maupun dari luar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. 3. Belajar adalah aktivitas mental, psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotor.

8 4. Sistem Indra Manusia adalah materi yang diajarkan di SMA/MA kelas XI yang memuat tentang penjelasan struktur, proses dan fungsi alat indra yang berkaitan di dalam tubuh manusia.