Lampiran 2. Metode Analisa Sifat Fisika Tanah

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Lampiran 1. Prosedur Analisis

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

III. METODE PENELITIAN

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

Tabel Lampiran 1. Deskripsi profil tanah Andosol dari hutan Dusun Arca Order tanah : Andosol

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INSTRUKSI KERJA PENGUKURAN PH, BAHAN ORGANIK, KTK DAN KB

BAB III METODE PENELITIAN

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

Lampiran 1. Denah Penelitian dan Bagan Plot Penelitian dan Letak Tanaman Sampel

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan Penelitian. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai

No. Parameter Sifat Fisik Metode Bobot Isi Porositas Total Pori Drainase Indeks Stabilitas Agregat Tekstur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2017 Juli Penelitian

Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml.

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang

LAMPIRAN. Lampiran 1 Kandungan dan Dosis Pupuk

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Analisis Awal Bahan Baku Pembuatan Pupuk Organik Cair

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

DASAR-DASAR ILMU TANAH

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

Transkripsi:

Lampiran 2. Metode Analisa Sifat Fisika Tanah No. Metoda Cara Kerja Perhitungan / Rumus 1. Porositas Tanah Perbandingan Berat Isi dengan Berat Jenis 2. Permeabilitas Constant head permeameter 3. Kemantapan Agregat Ayakan basah Berat Jenis tanah ditentukan dengan cara menimbang berat tanah kering oven dalam satuan gr dalam terhadap volume tanah (cc). Berat isi tanah ditentukan dengan cara menimbag berat tanah kering mutlak (gr) terhadap volume tanah (cc). Contoh tanah dalam ring stainless direndam dalam air pada bak perendam dengan tinggi 3 cm selama 24 jam agar udara dalam pori tanah keluar seluruhnya. Contoh tanah dipindahkan ke dalam permeameter, kemudian dialiri air hingga ketinggian air konstan. Jumlah volume air yang menetes keluar dihitung setiap interval 1 jam sebanyak 5 kali pengukuran. Masa tanah diletakkan pada susunan ayakan berbagai ukuran diamete (d) tanah. Ayakan disusun mulai lubang paling besar hingga lubang terkecil terletak paling bawah untuk memisahkan antara agregat stabil dan yang mudah pecah akibat goncangan dan benturan. Pengayakan dilakukan sambil disemprotkan air pada ayakan paling atas (d terbesar). Hasil ayakan yang tersebar pada berbagai ukuran kemudian ditimbang dalam kedaan kering dan dihitung persentase (%) agregat pada berbagai ukuran terhadap massa awal tanah. 4. Tekstur Tanah Pipet Butiran tunggal tanah yang berkelompok yang membentuk agregat didispersi untuk memecahkan kekuatan yang mengikatnya. Ikatan organik dihilangkangkan dengan membakar atau oksidasi memakai peroksida (H 2 O 2 ).Ion atau senyawa perekat lain dihilangkan dengan pereaksi HCl. Sedangkan ikatan mekanik dilepaskan dengan mengocok tanah dalam larutan NaPO4. Selanjutnya ditentukan ukutan dan jumlahnya berdasarkan hukum Stoke: 2 2 V xgxr x 9 d d 1 n 2 v : kecepatan pengendapan g : gravitasi r : jari-jari butiran d : berat jenis butiran n : kekentalan cairan BI Ruang pori total = 100 % - ( x 100 %) BJ BI : Berat Isi BJ : Berat Jenis Q L 1 K x x t h A K : permeabilitas tanah (cm/jam) Q : jumlah air yang mengalir pada setiap pengukuran t : waktu pengukuran (jam) L : tebal contoh tanah (cm) h : tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah A : luas permukaan contoh tanah (cm 2 ) DMR = Σ [(Ǿ i x Mp i )/( Σ Mp)] Ǿ i : dimater rata-rata Mp i : massa tanah pada ayakan i Σ Mp : total massa tanah Partikel liat : Massa liat = 50 x (massa pipet ke 2 massa blanko pipet ke 2) Partikel debu : Massa debu = 50 x (massa pipet ke 1 massa pipet ke 2) Partikel Pasir : Diketahui dari bobot masing-masing bagian dari hasil ayakan.

Lampiran 3. Metode Analisa Sifat Kimia Tanah No. Metoda Prinsip kerja Perhitungan / Rumus 1. C-organik Oksidasi Basah asam kromik Walkley-Black. Bahan organik tanah dioksidasi dengan larutan 1 N K2Cr2O7 (kalium dikhromat).. Reaksi ini dibantu oleh panas yang dihasilkan saat 2 volumes H2SO4 dicampur dengan 1 volume dichromat. Dichromat yang tersisa dititrasi dengan ferrous sulphate. Titrasi berhubungan kebalikan dengan jumlah persen C dalam sampel tanah. 2Cr2O7 2- + 3C + 16H+ 4Cr3+ + 8H2O + 3CO2 1 ml dari 1 N larutan Dichromat equivalen dengan 3 mg carbon. % C = 0.003 x N x 10 ml x (1-T / S) x 100 BKO sampel N = normalitas kromat T= ml tittrasi FeSO4 sampel S = ml tittrasi FeSO4 blanko Kandungan bahan organik tanah = % C - organik x 1,729 2. Nitrogen Kjedhal Nitrogen total tanah didestruksi dengan H 2 SO 4 pekat dan tablet Kjeldahl pada temperatur 300 C. Hasil Destruksi diencerkan dengan aquadest hingga volume 100 ml dan ditambah NaOH 40%, lalu di destilasi. Hasil destilasi ditampung dengan 20 ml Asam Borat sampai warna hijau dan volumenya sekitar 50 ml. Kemudian dititrasi dengan H 2 SO 4 0.01 N sampai titik akhir titrasi. 3. Phosfor Olsen Phosphorus diekstrak dari tanah dengan menggunakan larutan Olsen (H 2 CO 3 ). P- terekstrak diukur secara kolorimetri didasarkan pada reaksi dengan amonium molybdate dan pengembangan dari warna biru Molybdenum. Absorbance senyawa diukur pada panjang gelombang 660 nm dalam sutau spectrophotometer dan langsung sebanding dengan jumlah phosphorus yang terekstrak dari tanah. N total (%) = (ml sampel ml blanko)x 14 x N. penitrasix FK g sampel 4 x a x 100 P tersedia = (mg/kg tanah kering oven) (100 - % air).a : ppm contoh yang diperoleh dari kurva standard

4. Kapasitas Tukar Kation dan basabasa dapat ditukar: Penjenuhan dengan Amonium asetat 1 N ph 7,0 Metode ini untuk pengukuran KTK simultaneous dan kation-kation dapat ditukar didasarkan pada sangat tingginya affinitas senyawa amonium asetat untuk menduduki sisi pertukaran pada koloid tanah. Amonium sisa dalam tanah diukur seperti N total,. Kation yang terdepak juga dikur dengan AAS, atau flamefotometer untuk Na dan K, serta titrasi EDTA untuk Ca dan Mg. KTK ml H2SO4 ml NaOH. (100 + k.a) me/100g = g sampel 100. a. Kalium, b. Natrium Flamephotometer Kandungan Kalium dan Natrium larutan tanah ektraksi Ammonium asetat 1 N ph 7,0. dibaca dengan Flamephotometer. A (100 + k.a) Kadar K tanah = (mg/kg) 100 A (100 + k.a) Kadar Na tanah = (mg/kg) 100 Dimana : A = ppm contoh dari kurva standard c. Calsium, d. Magnesium EDTA Kandungan Kalsium dan Magnesium larutan tanah ekstraksi Ammonium asetat 1 N ph 7,0. dititrasi dengan EDTA. mililiter titrasi EDTA setara dengan jumlah Ca atau Mg larutan. Ca 2+ (me/100 g TKO) = ml EDTA x N EDTA) 1500 x (100 + k.a) 100 Mg 22+ (me/100 g TKO) = ml EDTA x N EDTA) 1500 x (100 + k.a) 100

Lampiran 4. Metode Analisa Kadar Hara Jaringan Tanaman No. Metoda Prinsip kerja Perhitungan / Rumus 1. Larutan pekat Destruksi basah jaringan Tanaman Jaringan tanaman kering oven 60-70 o C dioksidasi dengan H2SO4 pekat dan H2O2 hingga jernih. Destruksi ini dikenal dengan larutan pekat. 2. Nitrogen Destilasi dan titrasi dari Larutan pekat 3. Phosfor Pengukuran dengan spektrofotometer pada larutan encer 4.. Kalium dan Natrium Flamephotometer Untuk pengukuran Nitrogen jaringan tanaman diukur dari larutan pekat hasil destruksi basah. Larutan pekat ditambah NaOH 40%, lalu di destilasi. Hasil destilasi ditampung dengan 20 ml Asam Borat sampai warna hijau dan volumenya sekitar 50 ml. Kemudian dititrasi dengan H 2 SO 4 0.01 N sampai titik akhir titrasi. Phosphorus tanaman diukur dari pengenceran larutan pekat hasil destruksi basah. P- terekstrak diukur secara kolorimetri didasarkan pada reaksi dengan amonium molybdate dan pengembangan dari warna biru Molybdenum. Absorbance senyawa diukur pada panjang gelombang 660 nm dalam sutau spectrophotometer dan langsung sebanding dengan jumlah phosphorus yang terekstrak dari tanah. N total (%) = (ml sampel ml blanko)x 14 x N. penitrasix FK g sampel 4 x a x 100 P tersedia = (mg/kg tanah kering oven) (100 - % air).a : ppm contoh yang diperoleh dari kurva standard Kalium dan Natrium tanaman diukur dari pengenceran larutan pekat hasil destruksi basah K dan Na dibaca dengan Flamephotometer. A (100 + k.a) Kadar K tanah = (mg/kg) 100 A (100 + k.a) Kadar Na tanah = (mg/kg) 100 5. Calsium dan Magnesium EDTA Kandungan Kalsium dan Magnesium tanaman diukur dari pengenceran larutan pekat. Kadar Ca dan Mg jarinagan sebanding dengan mililiter titrasi Dimana : A = ppm contoh dari kurva standard Ca 2+ (me/100 g TKO) = ml EDTA x N EDTA) 1500 x (100 + k.a) 100 Mg 22+ (me/100 g TKO) = ml EDTA x N EDTA) 1500 x (100 + k.a) 100

Lampiran 5. Beberapa sifat tanah di petak percobaan No Umur Sebaran Partikel Permeabilitas Infiltrasi Unsur Hara tegakan Pasir Debu Liat C N P K Ca Mg tahun % cm j -1 % ppm me/100 g 1 3 1 37 27 36 0,78 2,78 0,79 0,06 16,82 0,63 14,98 1,74 2 39 25 34 1,11 2,26 0,51 0,05 15,16 0,42 14,97 1,64 2 10 1 32 31 37 0,81 1,26 1,05 0,09 17,63 0,70 15,08 1,78 2 39 21 38 0,96 2,14 1,07 0,11 16,18 0,81 14,36 1,68 3 20 1 24 37 39 0,69 2,37 0,95 0,09 17,62 0,56 14,70 1,70 2 25 37 38 0,98 2,76 1,12 0,12 18,07 0,62 13,24 1,62 4 30 1 32 30 38 1,27 1,34 1,56 0,09 21,05 0,82 16,17 2,70 2 32 31 39 0,97 1,98 1,46 0,17 19,16 0,78 17,06 2,71 5 50 1 33 29 38 0,82 1,25 0,92 0,08 20,34 0,72 15,24 2,74 2 36 24 38 1,05 1,78 1,14 0,09 20,54 0,78 16,18 2,80

No. Lampiran 6. Potensi dan penutupan tegakan jati dan tumbuhan bawah di KRPH Ngawenan Umur Tinggi rata-rata pohon tegakan (tahun) Total (m) TBC (m) Diameter rata-rata Penutupan tajuk pohon (%) Penutupan tumbuhan bawah (%) pohon (cm) Bln Kering Bln Basah Bln Kering Bln Basah 1 3 13,54-6,24 2,65 70,32 10,4 95,6 2 10 18,24 7,95 18,25 4,65 80,65 3,7 *) 80,5 3 20 21,44 11,86 28,95 1,32 70,88 4,6 *) 20,6 4 30 23,85 12,64 34,12 8,65 85,11 12,3 70,9 5 40 24,68 12,66 55,98 10,25 75,65 1,1 **) 80,4 Keterangan : *) Terbakar 60 % **) Terbakar 90 % Penutupan tinggi dan diameter pohon diamati bulan Agustus 2010 Penutupan tajuk pohon dan tumbuhan bawah diamati bulan Agustus 2010 (BK) dan Januari 2010 (BB)

Lampiran 7. Kondisi morphometri SubDAS Cemara dan Modang. No. Parameter Morphometri DAS Cemara Sub DAS Modang 1. Luas DAS (ha) 1384,30 391,70 2. Panjang DAS (km) 5,05 3,05 3. Lebar DAS 2,65 1,02

4. Kemiringan DAS (%) 11,50 10,40 5. Kemiringan sungai (%) 1,50 1,80 6. Keliling DAS (km) 16,45 8,95 7. Panjang sungai utama (km) 5,65 3,94 8. Panjang sungai terpanjang (km) 5,22 3,82 9. Panjang sungai dari pusat DAS (km) 1,80 1,85 10. Panjang jalur limpasan (km) 1,23 0,49 11. Kerapatan drainase 4,14 2,73 12. Orde dan tingkat percabangan sungai 4,60 6,00