ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA. Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI BERAS ORGANIK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS LAHAN SAWAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRAK

ANALISIS INDEKS HARGA KONSUMEN TERHADAP INDEKS HARGA SANDANG DAN PANGAN DI KOTA AMBON

Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen terhadap Buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar

METODE PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), yaitu dengan

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan asli. sarana pendukung, dan jumlah obyek wisata.

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KESEJAHTERAAN KARYAWAN OUTSOURCING PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II UNIT KEBUN SAWIT SEBERANG JURNAL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus: Pasar Sambas, Medan)

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PETANI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH SKRIPSI. Oleh : ZAENUL LAILY

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu

ANALISIS PERAMALAN KONSUMSI KEDELAI (Glycine max L.) DI INDONESIA TAHUN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan tipe peneliti eksplanatori dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai pengaruh free cash flow, leverage, payout, undervalue, dan size terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. yang bertujuan sebagai ilmu terapan. Sedangkan menurut tingkat eksplanatorinya

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

NOVI NURUL ALIYAH B

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

PENGARUH PEMBERLAKUAN PAJAK EKSPOR TERHADAP HARGA DOMESTIK BIJI KERING KAKAO SUMATERA UTARA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2005:124) dan merupakan data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.

BAB III METODE PENELITIAN

Ringkasan Mata Kuliah EKONOMETRIKA Semester 4 Universitas Swadaya Gunung Jati

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah DER (debt to equity ratio),

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TAHU DI GAMPONG PANTE GAJAH KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS HARGA DAN ELASTISITAS PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KABUPATEN LANGKAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN TELUR AYAM RAS

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN MASYARAKAT TERHADAP MEDIA CETAK DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Lokasi dalam penelitian ini adalah Arena Futsal Score Purwokerto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013)

Transkripsi:

ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN Cut Risty T.B 1), Iskandarini 2), dan Rahmanta Ginting 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU 2) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp. 085270702424, E-Mail: cutristyagribisnis@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beras organik di Kota Medan, untuk menganalisis elastisitas permintaan terhadap beras organik di Kota Medan, dan untuk mengidentifikasi beras organik berdasarkan jenis barang. Lokasi penelitian dilakukan secara purposive, pengambilan sampel penelitian ini dilakukan secara accidental sample, dengan jumlah sampel sebanyak 40. Data yang digunakan adalah data primer (konsumen) di JaPPSA di Kota Medan melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier log berganda dengan metode taksiran OLS (Ordinary Least Square). Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beras organik secara signifikan adalah harga, pendapatan dan jumlah tanggungan, sedangkan variabel usia, dan lama pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan nilai elastisitas, nilai elastisitas harga bersifat elastis sedangkan pendapatan, usia, jumlah tanggungan dan lama pendidikan bersifat inelastis. Beras organik merupakan barang normal, artinya permintaan beras organik akan naik ketika pendapatan naik pula. Kata Kunci: Permintaan beras organik, Elastisitas Permintaan. ABSTRACT The aims of research to identify factors that affect the demand for organic rice in Medan, to analyze the elasticity of demand for organic rice in Medan, and to identify organic rice based on the type of goods.the location of research was done by purposive sampling, has this study done in accidental sample, with a total sample of 40. The data used are primary data (consumen) in JaPPSA in Medan through direct interviews using questionnaires. This study uses regression analysis of log linear regression with OLS estimation method (Ordinary Least Square).The result of analysis showed that the factors that influence the demand for organic rice is priced significantly, income and number of dependents, while the variables of age, and length of education was not significant. Based on the value of elasticity, price elasticity is elastic while the income, age, number of dependents, and length of education is inelastic. Organic rice is a normal good, meaning that demand for organic rice will rise as income rises, too. Keywords: organic rice Demand, Elasticity of Demand. 1

PENDAHULUAN Latar Belakang Pola hidup sehat saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Mereka sadar akan bahan makanan yang sehat yang bersumber dari pertanian organik. Salah satu bahan makanan yang mendasar adalah beras. Beras organik merupakan komoditas yang memiliki daya jual tinggi. Pola hidup sehat dengan konsumsi beras organik menjadi salah satu peluang petani agar mencukupi kebutuhan beras organik. Kebutuhan beras organik di Indonesia semakin hari semakin meningkat tajam. Beras organik merupakan beras yang berasal dari padi yang dibudidayakan secara organik atau tanpa pengaplikasian pupuk kimia dan pestisida kimia. Relatif tingginya kualitas beras organik menyebabkan relatif tingginya harga beras tersebut sehingga sampai saat ini segmen pasar beras organik adalah konsumen kelas menengah ke atas dengan tingkat pendidikan yang relatif tinggi. Karena konsumen dalam segmen pasar tersebut berpendapatan relatif tinggi sehingga mempunyai lebih banyak pertimbangan dan pilihan dalam mengkonsumsi pangan daripada konsumen pada segmen-segmen pasar lainnya. Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain meliputi kualitas, rasa, dan dampak terhadap kesehatan (Putri, 2002). Permintaan konsumen lokal terhadap beras organik cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat sehingga hasil pertanian yang ramah lingkungan ini mendongkrak minat beli masyarakat. Tingginya permintaan akan beras organik ini mendorong prospek pengembangan beras organik akan terus kearah positif. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan membahas mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beras organik dan produk pangan organik lainnya dapat dilihat dari penelitian Penelitian Januar (2006), mengenai Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Rumah Tangga Terhadap Beras Organik di Bogor. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 30 responden. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan beras organik adalah pendapatan, jumlah anggota keluarga, pendidikan, dan frekuensi mengkonsumsi. Dilihat dari nilai elastisitas, diketahui 2

bahwa variabel pendidikan memiliki elastisitas terbesar yaitu 0,552, dimana jika terjadi peningkatan pendidikan rata-rata sebesar satu persen, maka permintaan beras organik akan meningkat rata-rata sebesar 0,552 persen (cateris paribus). Penelitian Putri (2002), diketahui bahwa harga beras organik memiliki hubungan negatif terhadap permintaan beras organik. Harga beras lain, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan ukuran keluarga memiliki hubungan positif terhadap beras organik. Elastisitas harga rataan beras organik adalah sebesar 1,02. Relatif tingginya elastisitas harga tersebut mengindikasikan bahwa beras organik berprospek cerah untuk dikembangkan di pasar domestik karena jika harga beras organik turun sebsesar satu persen, maka tingkat konsumsinya akan meningkat sebesar 1,02 persen. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beras organik di Kota Medan? 2. Bagaimana elastisitas permintaan beras organik di Kota Medan? 3. Apakah beras organik di Kota Medan termasuk barang inferior, normal atau superior? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beras organik di Kota Medan. 2. Untuk menganalisis elastisitas permintaan terhadap beras organik di Kota Medan. 3. Untuk mengidentifikasi beras organik berdasarkan golongan jenis barang di Kota Medan. METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan: Kota Medan sudah banyak pasar 3

modern atau swalayan yang menjual beras organik dan konsumen yang mengkonsumsi beras organik adalah konsumen kelas menengah ke atas yang relatif banyak tinggal di wilayah ini. Lokasi penelitian dilakukan di Koperasi Serba Usaha Jaringan Pemasaran Pertanian Selaras Alam (KSU-JaPPSA). Metode Pengambilan Sampel Dalam penelitian, pemilihan sampel dilakukan secara kebetulan (accidental sample). Setiap responden yang akan dipilih dan diwawancarai tidak ditetapkan sebelumnya. Responden yang dipilih merupakan konsumen yang membeli beras organik. Jumlah responden yang dipilih adalah 40 orang karena dianggap cukup mewakili gambaran permintaan beras organik di Kota Medan dan sudah memenuhi syarat sebaran normal statistika (minimal sampel 30 responden) (Walpole, 1992). Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa, data primer diperoleh dari hasil wawancara melalui pengisian kuisioner yang dilakukan oleh responden (konsumen) yang membeli beras organik di pasar swalayan dengan berdasarkan panduan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga instansi terkait serta buku-buku pendukung yang relavan. Metode Analisis Data Untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan beras organik diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda log-linear. Parameternya diestimasi dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Modelnya adalah sebagai berikut: lny = β0 + β 1 lnx1 + β 2 lnx2 + β 3 lnx3 + β 4lnX4 + β 5 lnx5 + β 6D1 + μ Dimana: Y = Permintaan beras organik (Kg/Bulan) β0 = Intersep β1- β6 = Koefisien regresi X1 = Harga beras organik (Rp/Kg) X2 = Pendapatan Konsumen (Rp/Bulan) 4

X3 = Usia (tahun) X4 = Jumlah anggota keluarga (orang) X5 = Lama pendidikan formal (tahun) D1 = Selera, D1 = 1 (suka) D1 = 0 (tidak suka) μ = Error/kesalahan pengganggu Uji asumsi Ordinary Least Squares (OLS) 1. Uji multikolineritas Gejala terjadinya multikolinearitas dalam model regresi adalah dengan melihat nilai toleransi (tolerance) dan VIF. Dimana apabila nilai toleransi 0,10 dan VIF 10 menunjukkan terjadinya multikolinearitas. 2. Uji Heterokedastisitas Yaitu melalui grafik penyebaran nilai-nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi. Jika membentuk suatu pola tertentu maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Metode Glejser Test, yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independent. Apabila nilai t-hitung yang signifikan atau nilai signifikan (sig) dari 0,05 (p < 0,05). 3.Uji Normalitas Melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya pada Normal PP-Plot. Uji Kolmogrov-Smirnov dengan memplotkan nilai standar residual dengan probabilitasnya pada tes normalitas. Untuk melihat tingkat elastisitas permintaan beras organik dianalisis dengan cara melihat koefisien dari masing-masing variabel bebas. lny = β0 + β 1 lnx1 + β 2 lnx2 + β 3 lnx3 + β 4lnX4 + β 5 lnx5 + β 6D1 + μ Dalam model log-linear, setiap koefisien mengukur elastisitas dari variabel tak bebas terhadap variabel terikat yang bersangkutan. Apabila nilai βi > 1 dikatakan bahwa permintaan elastis dan apabila βi < 1 dikatakan bahwa permintaan inelastis. 5

Untuk identifikasi masalah ketiga, melihat jenis sifat beras organik maka dianalisis dengan besarnya elastisitas pendapatan yang diperoleh. Apabila Ep > 0, dikatakan bahwa barang normal. Ep>1, dikatakan bahwa barang mewah (Superior). Ep < 0, dikatakan bahwa barang Inferior. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik (Ordinary Least Square) Asumsi klasik yang diuji dalam penelitian ini meliputi uji Multikolinieritas dengan uji nilai VIF dan Tolerance, uji Heterokedastisitas dengan metode grafik dan uji Glejser dan uji Normalitas dengan metode grafik dan uji Kolmogrov- Smirnov. Dimana ketiga uji tersebut telah lulus dari uji asumsi klasik. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Beras Organik Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beras organik di Kota Medan, maka dengan menggunakan sejumlah data yang telah dikumpulkan langsung dari konsumen responden dilakukan pengolahan data dengan metode Ordinary Least Square yang menggunakan alat bantu program SPSS 16. Hasil pengolahan data diperoleh model persamaan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Estimasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Beras Organik di Kota Medan ln Y=153,668 16,475lnX1+0,314lnX2+0,166lnX3+0,486lnX4 0,674lnX5+ 0,41D1 t-stat (3,39)* (1,73)* (0,78)** (4,52)* (1,64)** (0,35)** R 2 = 70,2% F-Stat= 12,983 Keterangan : * signifikan pada α 5% ** tidak signifikan pada α 5% Nilai koefisien determinasi sebesar 0,702. Hal ini menunjukkan bahwa 70,2% permintaan beras organik telah dapat dijelaskan oleh variabel harga beras organik, pendapatan, usia, jumlah tanggungan, lama pendidikan dan selera dan sisanya sebesar 29,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model estimasi. 6

Berdasarkan uji F yang dilakukan, diperoleh F-Hitung = 12,983 > F-Tabel = 2,39 dan nilai signifikansi 0,000 artinya, bahwa semua variabel harga beras organik, pendapatan, usia, jumlah tanggungan, lama pendidikan dan selera secara bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan beras organik. Pada taraf kepercayaan 95%, variabel harga beras organik berpengaruh nyata terhadap permintaan beras organik. Ini ditunjukkan pada uji t, dimana nilai t-hitung = 3,397 > t-tabel = 1,692. Dapat disimpulkan bahwa tolak H0 yang menyatakan bahwa variabel harga beras organik berpengaruh terhadap jumlah permintaan beras organik. Sehingga dengan meningkatnya harga akan berpengaruh nyata terhadap permintaan beras organik. Variabel harga memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar -16,475. Artinya, jika harga beras organik meningkat sebesar 1% maka akan menurunkan jumlah permintaan beras organik sebesar 16,475%. Elastisitas harga pada beras organik sebesar -16,475 yang menunjukkan bahwa nilai harga elastisitas beras organik bersifat elastis. Artinya, perubahan harga yang kecil menimbulkan perubahan yang besar terhadap perubahan jumlah permintaan beras organik. Data yang digunakan adalah data cross section yaitu data yang bersumber dari data primer yang dikumpulkan dari sumber asal data dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab tujuan penelitian, sehingga fluktuasi harga beras organik tidak kelihatan, sedangkan fluktuasi harga beras organik dapat terlihat pada data time series. Pada taraf kepercayaan 95%, variabel pendapatan berpengaruh nyata terhadap permintaan beras organik. Ini ditujukkan pada uji t, dimana nilai t-hitung = 1,731 > t-tabel = 1,692. Dapat dikatakan bahwa tolak Ho yang menyatakan bahwa variabel pendapatan berpengaruh terhadap jumlah permintaan beras organik. Berdasarkan hasil analisis regresi, variabel pendapatan memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,314. Artinya, jika pendapatan meningkat sebesar 1%, maka jumlah permintaan terhadap beras organik akan naik sebesar 0,314%. Semakin besar pendapatan, maka akan meningkatkan jumlah permintaan beras organik pada setiap tingkat harga tertentu. Elastisitas pendapatan beras organik sebesar 0,314 yang menunjukkan bahwa nilai elastisitas pendapatan beras organik bersifat inelastis. Artinya perubahan peningkatan pendapatan memberikan respon yang lebih kecil terhadap peningkatan jumlah permintaan beras organik. 7

nilai koefisien pendapatan adalah sebesar 0,314 > 0, sehingga dapat diketahui bahwa beras organik termasuk pada barang normal (Ep > 0) yang artinya bahwa, jika pendapatan mengalami kenaikan maka permintaan beras organik juga akan mengalami kenaikan dan sebaliknya. Pada taraf kepercayaan 95%, variabel usia tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan beras organik. Ini ditujukkan pada uji t, dimana nilai t-hitung = 0,786 t-tabel = 1,692. Dapat dikatakan bahwa terima Ho yang menyatakan bahwa variabel usia tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan beras organik. Hal ini dikarenakan konsumen sudah menyadari pentingnya mengkonsumsi pangan yang aman dari penggunaan bahan-bahan kimia yang bisa berdampak negatif terhadap kesehatan. Sehingga dengan mengkonsumsi beras organik konsumen akan merasakan manfaat lebih sehat dan aman. Dengan melihat koefisien pada variabel usia sebesar 0,166 menunjukkan bahwa nilai elastisitas usia bersifat inelastis. Artinya, perubahan peningkatan usia akan memberikan respon yang lebih kecil terhadap jumlah permintaan beras organik. Pada taraf kepercayaan 95%, variabel jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap permintaan beras organik. Ini ditujukkan pada uji t, dimana nilai t-hitung = 4,512 > t-tabel = 1,692. Dapat dikatakan bahwa tolak Ho yang menyatakan bahwa variabel jumlah tanggungan berpengaruh terhadap jumlah permintaan beras organik. Berdasarkan hasil analisis regresi, variabel jumlah tanggungan memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,486. Artinya, setiap penambahan anggota keluarga sebesar 1% maka akan menambah jumlah permintaan beras organik sebesar 0,486%. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka jumlah permintaan beras organik juga akan semakin meningkat. Elastisitas jumlah tanggungan pada permintaan beras organik sebesar 0,486 yang menunjukkan bahwa nilai elastisitas jumlah tanggungan bersifat inelastis. Artinya, perubahan peningkatan jumlah anggota keluarga akan memberikan respon yang lebih kecil terhadap peningkatan jumlah permintaan beras organik. Pada taraf kepercayaan 95%, variabel lama pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan beras organik. Ini ditujukkan pada uji t, dimana nilai t- Hitung = 1,647 < t-tabel = 1,692. Dapat dikatakan bahwa terima Ho yang menyatakan bahwa variabel lama pendidikan tidak berpengaruh terhadap jumlah 8

permintaan beras organik. Dengan melihat koefisien pada variabel lama pendidikan sebesar 0,674 menunjukkan bahwa nilai elastisitas lama pendidikan bersifat inelastis. Artinya, perubahan peningkatan lama pendidikan formal akan memberikan respon yang lebih kecil terhadap peningkatan jumlah permintaan beras organik. Hal ini disebabkan karena diperoleh hampir semua tingkat pendidikan sudah menyadari akan hidup sehat dengan mengkonsumsi produk pangan yang aman dan sehat. Pada taraf kepercayaan 95%, variabel selera tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan beras organik. Ini ditujukkan pada uji t, dimana nilai t-hitung = 0,350 t-tabel = 1,692. Dapat dikatakan bahwa terima Ho yang menyatakan bahwa variabel dummy selera tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan beras organik. Hal tersebut disebabkan karena walaupun sebagian besar konsumen menyatakan selera tidak suka terhadap beras organik tetap melakukan permintaan beras organik, hal ini didukung oleh kebutuhan konsumen mengkonsumsi pangan yang sehat dan aman dikonsumsi. Rata-rata jumlah permintaan beras organik pada konsumen yang menyatakan selera suka dan tidak suka memiliki perbedaan yang signifikan, dimana jumlah permintaan beras organik rata-rata pada konsumen yang menyatakan selera suka lebih tinggi dibandingkan pada jumlah permintaan beras organik rata-rata pada konsumen yang menyatakan selera tidak suka. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beras organik di Kota Medan adalah Harga beras organik, Pendapatan, Usia, Jumlah Tanggungan, Lama Pendidikan dan Selera. Secara signifikan atau parsial faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan beras organik adalah harga beras organik, pendapatan, dan jumlah tanggungan. 2. Berdasarkan nilai elastisitas, nilai elastisitas harga bersifat elastis sedangkan pada variabel pendapatan, usia, jumlah tanggungan dan lama pendidikan bersifat inelastis. 9

3. Berdasarkan golongan jenis barang, beras organik merupakan barang normal. Artinya permintaan akan meningkat apabila pendapatan meningkat. Saran 1. Diharapkan kepada konsumen beras organik agar lebih memahami manfaat dari mengkonsumsi beras organik terhadap kesehatan sehingga konsumen tidak ragu dalam mengkonsumsi beras organik walaupun harganya relatif lebih mahal. 2. Diharapkan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini Pemerintah Kotamadya Medan, sebagai regulator harus bisa memberikan perhatian khusus dalam menerapkan kebijakan untuk pengembangan beras organik agar kebutuhan masyarakat Kota Medan akan beras organik dapat terpenuhi. 3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang analisis strategi pengembangan usaha beras organik di Kota Medan sehingga dapat dilihat prospek pengembangan usaha beras organik tersebut di Kota Medan. DAFTAR PUSTAKA Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang. Gujarati D. 1995. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta. Januar NR. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Beberapa Sayuran Organik di Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Putri JAP.2002. Analisis Ekonomi Pola Konsumsi Beras Organik Konsumen Rumah Tangga: Suatu Studi Kasus di Wilayah Kota Jakarta Selatan, Program studi Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Simbolon, Sahat. 2007. Teori Ekonomi Mikro. USU Press. Medan. Sukirno S. 1994. Pengantar Teori Mikroekonomi. Ed ke-2. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 10