BAB V RELE ARUS LEBIH (OVER CURRENT RELAY)

dokumen-dokumen yang mirip
Pertemuan ke :2 Bab. II

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA & OPTIMALISASI KOORDINASI RELLAY PROTEKSI SISTEM 6 KV AUXILLIARY PLTU BANTEN 3 LONTAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

RELE ARUS LEBIH (OVERCURRENT RELAY)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA & OPTIMALISASI KOORDINASI RELLAY PROTEKSI SISTEM 6 KV AUXILLIARY PLTU BANTEN 3 LONTAR

Suatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB)

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Rele Proteksi pada Sistem Kelistrikan Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang Operasi Pomaala ( Sulawesi Tenggara )

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

BAB III. 1) Perhitungan aliran daya yang masuk dan keluar dari satu bus penyulang (feeder bus) untuk mengetahui arus beban maksimum

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No 1, (2013) 1-6

PERANCANGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH PADA GARDU INDUK DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan penggunaan komponen

BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. Ir. Zulkarnaini, MT. TATAP MUKA VII&VIII. Oleh: Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR. Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT.

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 ISSN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto

Studi Koordinasi Proteksi di PT. Ajinomoto, Mojokerto Oleh : Arif Andia K

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

Analisa Koordinasi Relay Proteksi Dengan Recloser Pada Penyulang Purbalingga 05 Di PT. PLN (Persero) Rayon Purbalingga

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) 3.1. Relai Proteksi Pada Transformator Daya Dan Penyulang

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

BAB II DASAR TEORI. 2 dengan kapasitas maksimum 425MW, unit 3 dan 4 dengan kapasitas maksimum

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

BAB II LANDASAN TEORI

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

2. TEORI PENUNJANG 1. PENDAHULUAN. Martinus Tri Wibowo, Ir. R. Wahyudi, Dedet Candra Riawan, S.T, M.Eng Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

Analisa Penggunaan Recloser Untuk Pengaman Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi 20 kv Gardu Induk Garuda Sakti

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

ABSTRAK Kata Kunci :

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

Kata kunci : jaringan distribusi spindle; koordinasi proteksi; rele arus lebih

Hendra Rahman, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto

Politeknik Negeri Sriwijaya

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU EMBALUT, PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

Transkripsi:

BAB V RELE ARUS LEBH (OVER CURRENT RELAY) 5.1 Pendahuluan Saluran dilindungi oleh relai arus lebih, relai jarak dan rele pilot, tergantung pada persyaratan. Relay arus lebih adalah sederhana, murah dan bekerjanya lebih cepat. Proteksi arus lebih sangat berbeda dari perlindungan terhadap beban lebih, yang biasanya menggunakan relay beroperasi dalam waktu yang terkait di tingkat tertentu dengan kemampuan termal perangkat yang akan dilindungi. Sedangkan proteksi arus lebih diarahkan sepenuhnya pada proses pembersihan gangguan, bahkan dengan pengaturan biasanya mengadopsi beberapa derajat arus beban lebih yang dicapai. Oleh karena itu, arus beban maksimum harus diketahui untuk menentukan rasio minimum saat ini untuk beban maksimum cukup tinggi untuk mengaktifkan relay arus lebih. Rele arus lebih banyak digunakan untuk mengamankan peralatan terhadap gangguan hubung singkat antar fase, hubung singkat satu fase ketanah dan dapat Bab V OCR 57

digunakan sebagai pengaman beban lebih. Juga digunakan sebagai pengaman utama pada jaringan distribusi dan sub-transmisi sistem radial. Sebagai pengaman cadangan generator, transformator daya dan saluran transmisi. 5.2 Jenis-jenis karakteristik rele arus lebih 1. Relay arus lebih sekitika (moment-instantaneous) Gambar rangkaiaan dan karateristiknya dapat ditunjukkan pada gambar 5.1 dibawah beriku ini. Gambar 5.1 Karakteristik OCR tipe arus sesaat Bila arus baban naik melebihi harga yang diijinkan, maka harga r juga akan naik. Bila naiknya arus melebihi harga operasi dari relai (setting arus), maka relay akan bekerja yang ditandai dengan alarm yang berbunyi dan TC melepas engkol sehingga PMT membuka. Jangka waktu kerja relay sangat singkat yakni sekitar 20 100 mili detik. Keterangan : P : Pegas R : Relay CT : Current transformator TC : Triping Coil A : Alarm Bab V OCR 58

2. Relay arus lebih waktu tertentu (definite time) - Jenis relay ini jangka waktu relay mulai pick-up sampai selesainya kerja relay. - Dilengkapi dengan relay kelambatan waktu (time lag relay). - Kerja relay tergantung pada penyetelan / setting relay kelambatan waktu. Gambar rangkaiaan dan karateristiknya dapat ditunjukkan pada gambar 5.2 berikut ini. Gambar 5.2 Karakteristik OCR tipe definite time 3. Relay arus lebih berbanding terbalik (invers) berikut ini. Gambar rangkaiaan dan karateristiknya dapat ditunjukkan pada gambar 5.3 Gambar 5.3 Karakteristik OCR tipe invers Bab V OCR 59

Relay arus lebih dengan karateristik waktu-arus berbending terbalik adalah jenis relay arus lebih dimana waktu relay mulai pick-up sampai dengan selesainya kerja relay tergantung dari besarnya arus yang melewati kumparan relaynya, maksudnya relay tersebut mempunyai sifat terbalik untuk nilai arus dan waktu bekerjanya. Kurva/ karakteristik Rele Arus Lebih Standard / Normal nvers( S ) Very nvers ( V ) t = 0,14 0, 02 1 tms 13,5 t = 1 Extremely nvers ( E ) tms 80 t = tms 2 1 Long Time nverse ( LT ) Dimana 120 t = tms 1 tms = setting waktu untuk rele beroperasi = setting arus untuk rele beroperasi t = waktu sebenarnya rele beroperasi Bab V OCR 60

Gambar 5.4 Karakterestik nvers Secara umum, relay arus lebih digunakan untuk melindungi saluran subtransmissi dan saluran distribusi radial, karena kesalahan dalam saluran tersebut biasanya tidak mempengaruhi stabilitas sistem dan, karenanya, jangan menggunakan berkecepatan tinggi. Kadang-kadang, over current digunakan pada jaringan transmisi untuk perlindungan utama. Namun, dengan meningkatnya permintaan untuk mempercepat penormalan kesalahan, perlindungan terhadap jarak untuk kesalahan tanah utama dan cadangan perlindungan jalur transmisi perlahan-lahan menggantikan menyampaikan arus lebih. Meskipun penerapan arus lebih menyampaikan rangkaian radial relatif sederhana, aplikasi yang di loop dan / atau rangkaian yang saling berhubungan menjadi paling sulit, membutuhkan penyesuaian karena perubahan sistem konfigurasi. Selanjutnya, relay arus lebih tidak bisa membedakan arah arus gangguan, dan karena itu, ketika digunakan untuk perlindungan gangguan, maka hanya berlaku ketika kesalahan minimum. Bab V OCR 61

Dalam metode tingkatan waktu, ini dicapai dengan bantuan relay yang memiliki karakteristik waktu inverse-relay arus lebih. Dengan karakteristik ini, waktu operasi berbanding terbalik dengan tingkat kesalahan arus dan karakteristik sebenarnya adalah fungsi dari waktu dan pengaturan saat estafet. Gambar 5.5 Karakterestik nvers Gambar 5.5 menunjukkan beberapa ke khasan karakteristik relay inverse- Oleh karena itu, ada pengaturan adjustable dasar tentang semua relay inverse-waktu: pengaturan (CTSS) dan pengaturan waktu dial (TDSS). Oleh karena itu, sekarang ditentukan dengan menyesuaikan CTSS. Perhatikan bahwa pickup arus kontak saat ini yang menyebabkan relay beroperasi dan menutup. Untuk menentukan pengaturan CDS, Bab V OCR 62

arus maksimum kesalahan yang dapat mengalir pada setiap lokasi relay pada sistem yang diberikan harus dihitung. Sebuah kesalahan tiga-tahap di bawah generasi maksimum menyebabkan kesalahan maksimum saat ini dan kesalahan fasa ke fasa, sedangkan di bawah generasi minimum menyebabkan kesalahan minimum saat ini. Jadi, relay harus merespon arus kesalahan antara kedua nilai ekstrem. Pada sistem radial, pengaturan CDS terendah harus di terjauh dan. Pengaturan yang meningkat untuk relay berurutan menuju sumber. Seperti dikatakan sebelumnya, posisi ulang kontak yang bergerak dari relay inversewaktu adalah waktu dial. ni perubahan waktu operasi dari relay untuk pengaturan kerja diberikan dan besarnya saat ini. Untuk memiliki koordinasi yang baik antara berbagai relay pada sebuah sistem radial, relay terjauh dari sumber harus diatur untuk beroperasi dalam waktu minimum yang mungkin. Pengaturan waktu yang meningkat untuk relay berurutan menuju sumber. Untuk relay arus lebih waktu invers, maka pengaturan waktu ditentukan berdasarkan gangguan maksimum saat ini, maka secara otomatis akan memiliki diskriminasi yang lebih besar atas kesalahan minimum, fakta bahwa kurva karakteristik invers di daerah yang lebih rendah. Selang waktu yang diperlukan antara dua relay berdekatan tersebut penundaan waktu koordinasi (CDT). ni adalah interval minimum yang didasarkan pada permintaan relay dan pemutus sirkuitnya, adalah untuk menggunakan CDT dari 0.4s. itu tergantung pada (1) Kesalahan waktu sekarang dari pemutus arus (ini adalah sekitar 0,1 s atau enam siklus untuk CB melepas), (2) overtravel dari relay (ketika relay ini di energizes, operasi dapat melanjutkan untuk sedikit lebih lama sampai ada energi yang tersimpan telah hilang), (3) kesalahan akibat relay dan toleransi CT (menyebabkan keberangkatan operasi relay aktual dari karakteristik dipublikasikan) dan diperkenalkan oleh aproksimasi kesalahan perhitungan, dan (4) beberapa penyisihan tambahan (keselamatan margin) yang diperlukan untuk memastikan bahwa kesenjangan kontak tetap memuaskan. Jumlah faktor 2-4 disebut margin error dan biasanya diberikan sebagai 0.3 s. Bab V OCR 63

Wakt Waktu rele CD Waktu rele CD Waktu rele Jara 3 B 2 B 1 B Gambar 5.6 Penerapan OCR untuk jaringan radial Gambar 5.6 diatas menunjukkan penerapan relay arus lebih waktu untuk serangkaian garis radial. ni ilustrasi bagaimana koordinasi waktu dicapai antara relay arus lebih waktu invers pada setiap lokasi CB. Sebuah garis vertikal ditarik melalui lokasi gangguan diasumsikan akan memotong kurva waktu pengoperasian berbagai relay dan dengan demikian akan menunjukkan waktu di mana masing-masing relay akan beroperasi jika kesalahan terus mengalir untuk waktu yang panjang. Untuk kesalahan yang ditampilkan, relay pemutus tersandung B1 Beroperasi cepat pada waktu T 1, diikuti oleh relay mengendalikan B2 dan B3 sehingga B1 beroperasi sebelum B2 dan B2 sebelum B3. Oleh karena itu, waktu pengoperasian T 2 dari relay pada bus 2 dapat diekspresikan sebagai: T2 = T 1 + CDT Dimana, CDT = (waktu pengoperasian pemutus B1) + (margin error) Persamaan, T waktu pengoperasian 3 dari relay pada bus 3 dapat dinyatakan sebagai T 3 = T2 + CDT F Bab V OCR 64

Contoh 1, Gambar dibawah menunjukkan diagram satu-garis sistem 13,2 kv radial. Asumsikan bahwa semua beban memiliki faktor daya yang sama dan rasio CT adalah 300:5, 400:5, dan 600:5, seperti yang ditunjukkan. Arus gangguan di bus 1, 2, dan 3 adalah 2400, 2700, dan 3000 A,. Waktu pengoperasian setiap relay enam siklus. Gunakan tiga CO-7 relay per pemutus dan tentukan CTS dan TDS keterlambatan masing-masing. 3 B3 3 B2 2 2 1 1 B1 S1=4,5 MVA 600/5 S3=7,5 MVA 400/ S=2,5 MVA 300/ Penyelesaian: Arus pada masing-masing beban untuktiga bus 6 4.5x10 i1 = = 196. 82A 3 3(13.2x10 ) 6 7x10 2 = = 306. 17A 3 3(13.2x10 ) 6 14.5x10 i 3 = = 634. 21A 3 3(13.2x10 ) Menggunakan rasio CT yang diberikan, koordinasi arus relay akibat beban dapat ditemukan sebagai berikut 196.82 i, R1 = = 3. 28A 300 / 5 306.17 i, 2 = = 3. 83A 400 / 5 R 634.21 i, 3 = = 5. 29A 600 / 5 R Pengaturan CTS tersedia untuk relay CO-7 diberikan pada Gambar 7.59 sebagai 4, 5, 6, Bab V OCR 65

7, 8,10 dan 12A. Oleh karena itu, pengaturan untuk CTS, relay R1 R2 dan R3 yang dipilih sebagai berikut CTS1 = 4A CTS2 = 4A CTS3 = 6A Tugas berikutnya yang diperlukan dalam proses koordinasi adalah pemilihan pada pengaturan TDS untuk setiap relay menggunakan arus kesalahan maksimum. Relay R1 adalah pada akhir sistem radial, dan karena itu tidak ada koordinasi dengan relay lainnya diperlukan. Kesalahan saat ini seperti yang terlihat oleh R1 relay dapat ditentukan sebagai 2400 f, R1 = = 40A 300 / 5 Atau, sebagai beberapa dari CTS yang dipilih (atau nilai pickup), f, R1 CTS 1 40 = = 10 4 Untuk operasi tercepat yang diinginkan, TDS terkecil dipilih. Oleh karena itu, TDS untuk relay R1 adalah 1 TDS 1 = 2 Waktu pengoperasian untuk relay R1 dapat dibaca dari kurva terkait dalam Gambar 7.59 sebagai T1 = 0.15 s Dalam rangka untuk mengatur relay R2 sebagai relay cadangan, untuk menanggapi kesalahan fase seimbang tiga fase pada bus 1, diasumsikan bahwa batas kesalahan adalah 0.3. Oleh karena itu, waktu pengoperasian T2 dapat ditemukan dari persamaan (7,122) dan (7.123) sebagai Bab V OCR 66

T2 = T1 + 0.1 + 0.3 = 0.55 s Kesalahan saat ini untuk kesalahan pada bus 1 sebagai kelipatan dari CTS di bus 2 dapat ditemukan dari f, R1 CTS 2 40 = = 10 4 Oleh karena itu, dari karakteristik yang diberikan pada Gambar 7.59, untuk R2 relay untuk waktu operasi 0.55 s dan 10 rasio, itu TDS dapat ditentukan sebagai TDS S 2.3 Langkah selanjutnya adalah menentukan pengaturan untuk relay R3. Sebuah kesalahan tiga-fase pada bus 2 menghasilkan arus gangguan sebesar 2700 A. Oleh karena itu, 2700 f, R2 = = 33. 75A 400 / 5 Dan f, R2 CTS 2 33.75 = = 8.44 4 Sebuah kurva baru untuk dial Pengaturan waktu 2,3 terdapat dalam Gambar 7.59 antara kedua kurva ditampilkan untuk pengaturan waktu dial dari 2 dan 3. Kemudian waktu pengoperasian R2 relay dapat ditemukan dari kurva baru untuk beberapa asosiasi dari CTS sebagai 0.60 s. Oleh karena itu, yang memungkinkan CDT sama untuk relay R3 untuk merespon pada bus 2 sebagai R2 relay untuk menanggapi suatu kesalahan pada bus 1, T3 = 0.60 + 0.1 + 0.3 = 1.0 s Arus terkait dalam estafet dapat diberikan sebagai kelipatan dari pickup relay saat ini. Dengan demikian, Bab V OCR 67

f, R2 CTS 3 = 3000 (600 / 5)6 = 4.17 Oleh karena itu, untuk relay R3 untuk waktu operasi 1.0 s dan 4.17 TDS rasionya dapat ditentukan sebagai berikut : TDS S 2.8 Contoh 2, Koordinasi Rele Suatu sistem seperti gambar dibawah. Diketahui feeder radial dengan rasio CT dan arus hubung-singkat seperti di atas. Arus beban pada ujung feeder tidak melebihi 100A. Lakukan setting rele di setiap bus dengan menggunakan rele DMT. Penyelesaian. Bab V OCR 68

Setting Rele di Bus D Bus D adalah bus yg terjauh, maka TMS harus di-set paling rendah, misalnya TMS=0,1. Karena arus beban di ujung feeder <100A, maka setting arus rele (sekunder) di set 50%. Jadi Dari kurva karakteristik DMT, untuk PSM=20 akan diperoleh waktu operasi rele 2,2s. Karena TMS=0,1 maka waktu operasi rele sebenarnya adalah 0,22s. Setting Rele di Bus C Untuk arus gangguan yang sama (yaitu 2000A di bus D), rele di bus Charus beroperasi dengan 0,5s delay (grading margin = 0,5s) dari rele di bus D, yaitu 0,22+0,5=0,72s. Setting arus rele di bus C harus dinaikkan,misalnya 100%, maka PSM pada 2000A adalah. Dari kurva karakteristik rele,untuk PSM=6,66 akan diperoleh waktu operasi rele 3,5s. Untuk waktu operasi rele sebenarnya 0,72s maka TMS = 0,72/3,5 = 0,21. Untuk gangguan di bus C dengan arus 3000A dengan setting arus rele 100% diperoleh, Dari kurva, harga PSM ini memberikan waktu operasi 3,0s. Karena TMS=0,21 maka waktu operasi rele sebenarnya 0,21x3,0=0,63s. Catatan: Sering dikatakan bahwa 2000A adalah arus HS minimum dan 3000A adalah arus HS maksimum untuk bus C Setting Rele di Bus B Untuk arus gangguan yang sama (yaitu 3000A di bus C), rele di bus B beroperasi dengan 0,5s delay dari rele di bus C, yaitu 0,63+0,5=1,13s. Dengan menaikkan setting arus rele di bus B misalnya menjadi 150%, maka PSM pada 3000A adalah Bab V OCR 69

Dari kurva karakteristik rele,untuk PSM=6,66 akan diperoleh waktu operasi rele 3,5s. Untuk waktu operasi rele sebenarnya 1,13s maka TMS = 1,13/3,5 = 0,32. Untuk gangguan di bus B dengan arus 5000A dengan setting arus rele 150% diperoleh Dari kurva, harga PSM ini memberikan waktu operasi 2,95s. Karena TMS=0,32 maka waktu operasi rele sebenarnya 0,32x2,95=0,945s. Setting Rele di Bus A Untuk arus gangguan yang sama (yaitu 5000A di bus B), rele di bus A beroperasi dengan 0,5s delay dari rele di bus B, yaitu 0,945+0,5=1,445s. Krena rasio CT yang meningkat, maka setting arus rele di bus A dapat dijaga konstan yaitu 150%, maka PSM pada 5000A adalah Dari kurva karakteristik rele,untuk PSM=8,34 akan diperoleh waktu operasi rele 3,2s. Untuk waktu operasi rele sebenarnya 1,445s maka TMS = 1,445/3,2 = 0,45. Untuk gangguan di bus A dengan arus 6000A dengan setting arus rele 150% diperoleh Dari kurva, harga PSM ini memberikan waktu operasi 3,0s. Karena TMS=0,45 maka waktu operasi rele sebenarnya untuk arus gangguan 6000A adalah 0,45x3,0=1,35s. Bab V OCR 70