3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu tahun (Depkes RI 2006).

dokumen-dokumen yang mirip
Upaya Pencegahan Terhadap Penularan HIV/AIDS Dengan Menggunakan Kondom Oleh PSK Di Lokalisasi Kebonsuwung Karanganyar Pekalongan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA WANITA UTAMA SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui hubungan seksual. PMS diantaranya Gonorrhea, Syphilis, Kondiloma

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 88 TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah keseluruhan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau orang

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DI SMA N 1 GEYER KABUPATEN GROBOGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan remaja di perkotaan. Dimana wanita dengan pendidikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

BAB 1 PENDAULUAN. menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di

1 Universitas Kristen Maranatha

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan mempunyai hampir tiga kali jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

I. PENDAHULUAN. pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENULARAN HIV/AIDS PADA PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H

BAB I PENDAHULUAN. lagi dan diubah menjadi PMS (penyakit menular seksual) karena seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga veneral (dari kata venus yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. pencegahan IMS yang dilaksanakan di banyak negara, nampaknya belum

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

JOURNAL GAMBARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIKI ANAK PADA WANITA DENGAN HIV POSITIF DI KOTA BOGOR. Yunita Anggraeni, Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit HIV/ AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acguired Immun Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di negara berkembang, dimana penyakit IMS membuat

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN IMS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

mereaksi dengan cara yang khas pula terhadap situasi sosial yang ada. dengan perkembangan tehnologi industrialisasi dan urbanisasi.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu kala lebih menitik beratkan kepada upaya kuratif, sekarang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1987). Penyakit Menular Seksual (PMS) dewasa ini kasuanya semakin banyak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immuno-defiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang datang (Spiritia.2009). Tertularnya seseorang dengan HIV ini akan menyebabkan orang tersebut menderita sakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). HIV/AIDS termasuk salah satu penyakit yang sedang mendapat perhatian masyarakat dunia. Penyebaran infeksi terus berlangsung dan merampas kekayaan setiap negara karena sumber daya manusia yang produktif menderita (Smeltzer, 2003 & Maramis 2007) Tahun 2002 WHO mencatat secara Epidemiologik 42 juta orang hidup dengan virus HIV. Para ahli memproyeksikan akan ada tambahan baru 45 juta orang terinfeksi HIV di 126 negara berpenghasilan rendah dan menengah (epidemic terkonsentrasi atan generalisasi) antara tahun 2002 dan 2010, bilamana dunia tidak berhasil menurunkan angka kesakitan secara cepat dan luas, dengan upaya pencegahan secara global. Lebih dari 40% infeksi itu diasia dan Pasifik (Depkes RI, 2003) Kawasan Asia merupakan wilayah yang infeksi HIVnya berkembang dengan cepat, hampir 60% dari populasi dunia. Cepat meningkatnya angka penderita HIV/AIDS ini, salah satu penularannya melalui heteroseksual dengan ganti ganti pasangan. Berkembangnya epidemic HIV bermula dari kemiskinan ekonomi dan perubahan kehidupan social: misalnya Pekerja Seks Komersial (PSK) (Depkes RI, 2003). Indonesia saat ini termasuk salah satu Negara yang dikenal sebagai Negara dengan concentrated level epidemic. Artinya prebalensi HIV/AIDS di Indonesia sudah cukup tinggi pada tempat-tempat dan kelompok sub populasi tertentu (Depkes RI, 2003). Periode akhir 2005 Departemen Kesehatan Republik Indonesia mencatat ada sekitar 7.098 kasus HIV/AIDS (3740 kasus HIV dan 1

3740 kasus AIDS. Dari jumlah kasus ini proporsi terbesar yaitu 40% kasus dialami oleh golongan usia muda yaitu 20-29 tahun (Depkes RI 2006). Dinas Kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2006 mencatat di Jawa Tengah ada 135 kasus, tahun 2007 sebanyak 142 kasus, dan tahun 2008 meningkat menjadi 170 kasus. Hal ini Nampak semakin tingginya jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun ketahun. Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu kota kabupaten di Jawa tengah dari tahun ketahun juga mengalami kenaikan kasus HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan mencatat tiap tahunya ada kenaikan jumlah penderita HIV/AIDS, dan beberapa kasus ditemukan dilokalisasi kebonsuwung Desa Sidomukti Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan, dimana tempat tersebut merupakan tempat para PSK bekerja, dengan demikian Nampak bahwa kasus HIV/AIDS cenderung selalu bertambah, dan hal ini menunjukkan semakin rendahnya derajat kesehatan masyarakat tersebut. Pekerja Seks komersial (PSK) sering juga disebut dengan Wanita Tuna Susila (WTS) adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian diluar perkawinan yang syah dengan tujuan mendapatkan imbalan uang, materi / jasa dengan kriteria usia diatas 15 tahun dan menjajakan diri ditempat umum atau tempat terselubung. (Dinsos, 2009) Banyak hal menyebabkan seseorang bekerja menjadi pekerja seksual (PSK) diantaranya yaitu akibat kegagalan dalam perkawinan dan karena tekanan ekonomi. Sebanyak 129.000 perempuan Indonesia, menurut data Departemen Kesehatan, merupakan pekerja seks 18 tahun sementara data Badan Pusat Statistik menyebutkan 34,2% perempuan Indonesia kawin muda dibawah umur 18 tahun (iwan, 2008) Salah satu cara penyebaran penyakit ini, menurut Smeltzer adalah adanya hubungan seks secara heteroseksual dengan penderita HIV/AIDS (Smeltzer, 2003). DepKes RI (2003) juga menegaskan bahwa tingginya angka ganti-ganti pasangan pada wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) dapat dipastikan bahwa kelompok ini besar kemungkinanya akan menyebarkan penyakit menular salah satunya HIV/AIDS. Hal ini lebih dikuatkan lagi oleh penelitian yang dilakukan

Puji Lestari dengan judul Studi Diskriptif Pengetahuan Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Penyakit Menular Seksual di Desa Sidomukti Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan dengan hasil 2 orang positif VDRL (Venvial Desease Research Laboratory), 2 orang positif HIV dan AIDS sebanyak 3 orang. Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah adanya penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual. Menurut Departemen Kesehatan perilaku seks yang dapat mencegah terjadinya HIV/AIDS yaitu model pengurangan resiko dengan menggunakan kondom (Depkes RI,2003). Wiknjosastro (2002) menggaris bawahi bahwa juga berfungsi sebagai alat pelindung dari penyakit akibat hubungan seks. Kondom adalah bentuk kontrasepsi yang pertama kali ditemukan, yang pada awalnya lebih dianggap sebagai perlindungan terhadap penyakit menular seksual daripada sebagai pencegahan kehamilan (Everet, Suzanne, 2007). Asal mula kondom sudah ada sejak jaman Mesir kuno yang terbuat dari kulit atau usus binatang yang digunakan untuk melindungi diri dari infeksi (Manuaba, 2008). Peneliti saat ini mengetahui beberapa PSK menggunakan kondom, akan tetapi belum menemukan data jumlah PSK yang menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks dengan pelanggan PSK dilokalisasi Kebonsuwung Desa Sidomukti Kecamatan Karanganyar Kabupaten pekalongan untuk mencegah HIV/AIDS. Data terakhir yang diketahui peneliti pada pengambilan sampel darah oleh petugas pada bulan Juni ada 3 penderita HIV/AIDS baru. Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik ingin membuat penelitian tentang hubungan antara penggunaan kondom pada PSK untuk mencegah penularan HIV/AIDS dilokalisasi kebonsuwung desa Sidomukti Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan, yang pada giliranya dapat dijadikan dasar sebagai intervensi dalam mengurangi resiko penularan HIV/AIDS.

B. Rumusan Masalah Penyakit HIV/AIDS saat ini dari tahun ketahun jumlah kasusnya semakin bertambah. Departemen kesehatan RI memberikan model pengurangan resiko tertularnya HIV/AIDS dengan penggunaan kondom. Akan tetapi angka kasus HIV/AIDS masih tetap meningkat. Kabupaten pekalongan merupakan salah satu Kota Kabupaten di Jawa Tengah dari tahun ketahun juga mengalami kenaikan kasus HIV/AIDS, dimana Dinas Kesehatan kabupaten pekalongan mencatat pada tahun 2005 ada 2 kasus baru dan pada tahun 2010 (januari-juli) mencatat kasus sebanyak 10 orang. Jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Pekalongan ditahun 2010 ditemukan 3 kasus baru terjadi dilokalisasi Kebonsuwung Desa Sidomukti. Identifikasi Persepsi, dimana tempat tersebut merupakan lokalisasi terbesar dikabupaten Pekalongan tempat PSK bekerja. Dengan demikian nampak bahwa kasus HIV/AIDS cenderung selalu bertambah, dan hal ini menunjukkan semakin rendah derajat kesehatan masyarakat tersebut. Mengurangi resiko terjadinya penularan HIV/AIDS salah satunya adalah penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual. Perilaku seks yang dapat mencegah terjadinya HIV/AIDS yaitu model pengurangan resiko dengan menggunakan kondom (Depkes RI, 2003). Wiknjosastro (2002) menggaris bawahi bahwa kondom juga berfungsi sebagai alat pelindung dari penyakit akibat hubungan seks. Dengan melihat fenomena diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian bagaimanakah pengalaman Pekerja Seks Komersial dalam penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah penularan untuk Mencegah HIV/AIDS Dilokalisasi Kebonsuwung Desa Sidomukti. C. Tujuan Penelitian 1 Mendiskripsikan Pengetahuan PSK tentang penyakit HIV/AIDS 2 Mendiskripsikan Pengetahuan PSK tentang pencegahan penyakit HIV/AIDS 3 Mendiskripsikan Pengetahuan PSK dalam penggunaan Kondom

4 Mendiskripsikan pengalaman PSK dalam penggunaan kondom sebagai alat pencegahan penyakit HIV/AIDS D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman nyata tentang sikap PSK dalam penggunaan kondom untuk mencegah HIV/AIDS. 2. Bagi pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar informasi bagi pemberi pelayanan dalam menjalankan perawatan kesehatan masyarakat terkait kelompok khusus PSK 3. Bagi Institusi pendidikan Hasil penelitian sebagai dasar informasi dalam proses kegiatan belajar mengajar terutama mengenai sikap PSK dalam menggunakan kondom terhadap HIV/AIDS, data yang diperoleh bisa digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya. 4. Bagi Puskesmas Karanganyar Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh tenaga kesehatan dalam pembinaan kepada Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk mencegah HIV/AIDS.

E. Originalitas Penelitian Taabel 1 : Originalitas penelitian No Judul Penelitian Sampel Metodologi Hasil Tahun 1 Studi Deskriptif Pengetahuan PSK Diskriptif Dari 48 pekerja seks 2009 PSK Tentang Penyakit 48 orang komersial (PSK), 26 orang Menular Seksual Di Desa (54,2%) berpengetahuan Sidomukti Kecamatan cukup tentang penyakit seks Karanganyar Kabupaten menular (PMS). Pengetahuan Pekalongan Hubungan tingkat tersebut meliputi pengertian, jenis-jenis, tanda dan gejala, pengetahuan dengan tingkat kelompok beresiko, pengobatan dan pencegahan penularan PMS. F. Bidang Ilmu Bidang Ilmu yang digunakan oleh peneliti adalah bidang ilmu Komunitas