Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI DISKUSI SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 2 BULUS KECAMATAN BANDUNG TULUNGAGUNG PADA BIDANG STUDI IPS TAHUN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEDUNGSIGIT TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN

Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Giyat Sukarti SDN 3 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERPINDAHAN ENERGI PANAS DAN LISTRIK MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Emi Sulistyorini SDN Pakis, Durenan, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

Oleh: Soejiati SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

Oleh: Siti Fatimah SD Negeri 3 Sukorejo, Gandosari, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Penggunaan Alat Peraga Pada Pelajaran IPS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Al-Khairaat Tomoli Selatan

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

Oleh: Siti Wadingah SD Negeri 1 Tulungrejo, Karangrejo, Tulungagung

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Oleh: Suprapto SDN 3 Widoro, Gandusari, Trenggalek

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Oleh: Suwito SDN 2 Durenan, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian. Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL BELAJAR KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 2 NGUNUT TAHUN 2015/2016 SKRIPSI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Actions research.

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Tarmizi, Upaya Meningkatkan Kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Sutiyah SDN 2 Ngares, Trenggalek

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

Penerapan Experiential Learning

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Sokaraja tahun ajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

Transkripsi:

100 Sulastri, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI DISKUSI DAN EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS V SDN 02 SEMBON KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER II TAHUN 2011/ Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Tulungagung Abstrak. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, bertukar pendapat mengenai topik/masalah tertentu, untuk memperoleh suatu kesepakatan atau kesimpulan. Penelitian dilaksanakan di SDN 02 Sembon Kecamatan Kabupaten Tulungagung yang dilaksanakan dalam bulan Maret sampai dengan bulan April pada bidang studi IPS materi pembelajaran Peristiwa sekitar proklamasi. Kelas yang dijadikan obyek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa Kelas V Semester II SDN 02 Sembon Kecamatan Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/ yang kelasnya berjumlah 17 siswa. Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dihasilkan: (1) Untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 51,25% meningkat menjadi 67,50% pada siklus II dalam kriteria baik. (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran juga memberikan umpan balik aktivitas yang baik dengan skor sebesar 53,75% pada siklus I meningkat menjadi 68,75% pada siklus II. (3) Dari hasil data selama penelitian ini berlangsung prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan model belajar diskusi dan ekspositori menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas V SDN 02 Sembon sebelum siklus : 67,53 dengan ketuntasan 17,65%, siklus I: 76,06 dengan ketuntasan 52,94% dan siklus II: 86,35 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 94,12%. Kata kunci: motivasi dan prestasi belajar, diskusi, ekspositori, IPS Pendidikan akan menghasilkan insan-insan pembangunan yang tangguh. Karena selain terampil menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan pendidikan tersebut haruslah merata pada seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda. Karena di tangan merekalah masa depan bangsa akan diberikan sehingga mutu dan kualitas pendidikan perlu ditingkatkan (P3M SUP, 2002). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/ MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai. (Bambang, 1988) Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 101 Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Menurut ilmu Jiwa, daya belajar adalah usaha melatih dayadaya itu agar berkembang, sehingga orang dapat berfikir, mengingat dan sebagainya. Menurut ilmu jiwa: asosiasi Belajar adalah membentuk hubungan stimulasi agar berkaitan. (Oemar, 1980: 30). Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran IPS diantaranya: (1) Siswa menganggap pelajaran IPS kurang menarik dan kurang bermakna, (2) Komunikasi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPS masih berjalan satu arah, (3) sebagian guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (4) sebagian guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Untuk mengatasi masalah di atas digunakan Metode diskusi dan ekspositori dalam menyampaikan materi pembelajaran IPS. Dengan metode diskusi dan ekspositori diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada diri siswa serta meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga nantinya prestasi belajar siswa akan meningkat (Suryana, 2002). Jika memperhatikan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di SDN 02 Sembon dengan judul: Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Melalui Diskusi dan Ekspositori Pada Siswa Kelas V SDN 02 Sembon Tulungagung Tahun 2011/ Semester II. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 02 Sembon Kecamatan Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/ yang dilaksanakan dalam bulan Maret sampai bulan April pada bidang studi IPS materi pembelajaran Peristiwa sekitar proklamasi. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas V SDN 02 Sembon Kecamatan Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun Pelajaran 2011/ yang kelasnya berjumlah 17 siswa. Jadwal kegiatan penelitian pada siswa kelas V Semester II SDN 02 Sembon Kecamatan Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/ adalah sebagai berikut. Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian No Tanggal Pelaksanaan Jenis Kegiatan 1 25 April Ijin Penelitian kepada Kepala SDN 02 Sembon 2 5 s/d 12 Maret Observasi Penelitian 3 19 Maret s/d 2 April 4 9 s/d 23 April Siklus I Siklus II Ket. Ruang Kepala SDN 02 Sembon Ruang Kelas V SDN 02 Sembon Ruang Kelas V SDN 02 Sembon Ruang Kelas V SDN 02 Sembon Persiapan Penelitian Dalam menyiapkan penelitian tindakan kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai

102 Sulastri, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada penelitian tindakan. (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari Depdiknas. (3) Mengajak seorang mitra guru untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian. Populasi dan Sampel Populasi merupakan jumlah individu secara keseluruhan pada wilayah penyelidikan, seperti yang diungkapkan oleh Sutrisno Hadi bahwa Seluruh siswa yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi sebagai jumlah siswa atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 1981: 200). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah Keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, : 102). Lebih lanjut Sutrisno Hadi menyatakan bahwa: Populasi dapat terwujud alat-alat pelajaran, cara mengajar kurikulum cara-cara administrasi dan sebagainya, semua itu harus ditegaskan juga dijadikan populasi obyek penelitian. Alat bermacam-macam, cara mengajar, kurikulum, cara-cara administrasi demikian juga dalam segala hal yang perlu diperhatikan adalah mendapatkan lebih luas dan sifat-sifat populasi, memberi batasan yang tegas, baru kemudian menetapkan sampelnya. (Hadi, 1981: 201). Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapatlah diambil suatu pengertian bahwa populasi dari penelitian ini adalah jumlah keseluruhan Siswa Kelas V Semester II SDN 02 Sembon Kecamatan Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/ yang kelasnya berjumlah 17 siswa. Sampel merupakan bagian dari populasi, artinya penyelidikan dilakukan terhadap sebagian individu dari jumlah yang ada dalam populasi. Hal ini dilakukan bila individu yang dijadikan obyek penelitian terlalu besar. Artinya menurut Sutrisno Hadi Sebagian dari populasi disebut sejumlah penduduknya yang jumlahnya kurang dari populasi. Jumlah sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat sama baik kodrat maupun pengkhususannya (Hadi, 1981: 201). Walaupun demikian menetapkan sampel tidaklah ada secara pasti namun ada pendapat yang dapat dijadikan suatu acuan, yaitu pendapat dari Suharsimi Arikunto yang mengemukakan bahwa: Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penilaiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika obyeknya besar dapat diambil antar 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto. : 107). Karena jumlah populasi dalam penelitian ini hanya 17 siswa maka berdasarkan pendapat di atas peneliti mengambil sampel. Hal ini berarti populasi secara keseluruhan dijadikan sampel, yang berarti seluruh siswa Kelas V Semester II SDN 02 Sembon Kecamatan Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/. Siklus Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masingmasing meliputi: planning (perencanaan), action (pelaksanaan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Masingmasing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus I direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 103 pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Metode diskusi dan ekspositori dalam proses pembelajaran. Instrumen Penelitian Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butirbutir observasi supervisi dan observasi terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti. (2) Lembar tes tertulis berupa tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran. Tes dilakukan tiap akhir siklus. (3) Dokumen siswa berupa catatan siswa saat proses pembelajaran. Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi IPS. (4) Lembar angket untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswa. Siswa diberikan pilihan beberapa alternatif jawaban yang meliputi selalu, kadang-kadang, dan tidak pernah. (Arikunto, ). (5) Daftar nilai berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub Pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pembelajaran, peneliti tentukan sebagai berikut. Nilai 86-100 A (baik sekali) Nilai 76-85 B (baik) Nilai 56-75 C (cukup) Nilai 46-55 D (kurang) Nilai 0-45 E (kurang sekali) Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasilan atau ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang kurangnya 85% siswa telah tuntas belajar dengan ketentuan nilainya 70. Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut. 70 % - 100% = baik 41 % - 69% = cukup 0 % - 40% = kurang HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal Peneliti bersama mitra kolaborator penelitian mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas V SDN 02 Sembon Kecamatan Kabupaten Tulungagung yaitu tentang rendahnya nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Indikasi ini terlihat dari hasil ulangan harian siswa yang terus merosot. Untuk itu peneliti berupaya untuk memperbaiki pembelajaran IPS di Kelas V dengan menerapkan model pembelajaran diskusi dan ekspositori. Perencanaan (Planning) Peneliti mempersiapkan perangkat

104 Sulastri, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... pembelajaran, yaitu satuan pelajaran dan rencana pembelajaran yang meliputi: definisi pokok bahasan, penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan sehari-hari dan yang memuat soalsoal. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan. Peneliti mempersiapkan alat tes. Peneliti membuat perangkat sistem penilaian. Peneliti menyusun jadwal penelitian, yang diadopsi dari jadwal pelajaran IPS di Kelas V. Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian No Tanggal Kegiatan Keterangan 1 19 Maret Pelaksanan pembelajaran IPS dengan menerapkan model diskusi dan ekspositori Pertemuan 1 2 26 Maret 3 2 April Pelaksanan pembelajaran IPS dengan menerapkan model diskusi dan ekspositori Pelaksanaan tes evaluasi Pertemuan 2 Tes siklus I Pelaksanaan (Action) Pertemuan 1 Pendahuluan: (1) Menyanyi lagu hari merdeka. (2) Tanya jawab tentang peristiwa sekitar proklamasi. Kegiatan Inti: (1) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran tentang peristiwa sekitar proklamasi. (2) Guru membentuk kelompok-kelompok dalam kelas, yang mana setiap kelompok terdiri dari 4 anak. Pengelompokan dilakukan secara acak dari nomor urut daftar nilai. (3) Guru membentuk formasi bangku seperti U yang terdiri dari dua lapis, di tengahnya diletakkan satu bangku untuk tempat pembelajaran. (4) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran. (5) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan ekspositori. (6) Guru meminta siswa membaca buku paket atau buku lainnya yang memuat materi pembelajaran. (7) Guru menentukan kelompok melalui sistem undi yang bertugas untuk menjelaskan Pokok peristiwa sekitar proklamasi. Setelah membaca petunjuk yang terdapat pada buku paket, kelompok tersebut langsung mengerjakan soal-soal latihan. (8) Guru menentukan kelompok melalui sistem undi untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. (9) Guru menjadi mediator saat diskusi klasikal berlangsung. (10) bersama siswa menyimpulan hasil pekerjaan kelompok. Kegiatan Akhir: (1) Pemajangan hasil tes. (2) Penegasan catatan siswa. Pertemuan 2 Pendahuluan: (1) Guru memerankan tokoh proklamator Ir. Soekarno ketika membacakan teks proklamasi. Kegiatan Inti: (1) Siswa mencermati buku sumber tentang beberapa tokoh pahlawan nasional pada masa kemerdekaan. (2) Guru meminta siswa secara berkelompok untuk berdiskusi mengisi lembar kerja yang telah disiapkan. (3) Guru meminta kelompok terpilih untuk membacakan hasil kerja kelompok siswa yang lain menambah atau menyempurnakan. (4) Secara klasikal mencatat cara-cara menghargai dan mengenang jasa para pahlawan. Kegiatan Akhir: Memajangkan hasil diskusi kelompok. Pengamatan (Observation) Observer selaku kolaborator penelitian mengamati hal-hal berikut dalam pembelajaran. (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 105 yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangkuman, memberikan kesimpulan, menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, meminta pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Aktivitas guru pada siklus I mendapatkan poin sebesar 51,25% dalam kategori aktivitas yang baik. (b) Siswa selalu memperhatikan: guru sedang memberi penjelasan, siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan, siswa yang mendefinisikan suatu konsep, siswa yang sedang merubah mengerjakan soal, melaksanakan perintah, dan bekerja sama dengan kelompoknya, mengemukakan contoh peristiwa dalam kehidupan seharihari yang berhubungan dengan konsep, dan memperhatikan temannya yang sedang mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor sebesar 53,75% dalam kategori aktivitas yang baik. Refleksi Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif. (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran. (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain. Dengan belum efektifnya tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan model pembelajaran diskusi dan ekspositori maka pencapaian prestasi belajar siswa belum maksimal, yaitu hanya memperoleh nilai rata-rata sebesar 76,06 dengan tingkat daya serap siswa sebesar 52,94%. Untuk itu masih diperlukan lagi tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Siklus Kedua Perencanaan (Planning) Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka guru melakukan tindakan untuk siklus II, diantaranya adalah: (a) Pada siklus ini diberi perubahan tindakan pada pelaksanaan pembelajaran semua kelompok berkewajiban untuk menjelaskan pokok bahasan yang menjadi bahasan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya anggota kelompok yang kurang aktif. Pembelajaran dilakukan oleh semua anggota secara bergiliran. (b) Kegiatan pembelajaran tidak diarahkan secara rinci namun setiap kelompok diberi kebebasan untuk melakukan pembelajaran dengan tujuan jelas. (c) Peneliti kembali menyusun jadwal penelitian pada siklus II sebagai berikut. Tabel 3 Jadwal kegiatan penelitian No Tanggal Kegiatan Keterangan 1 9 April Pelaksanan pembelajaran IPS dengan menerapkan model diskusi dan ekspositori Pertemuan 1 2 16 April 3 23 April Pelaksanan pembelajaran IPS dengan menerapkan model diskusi dan ekspositori Pelaksanaan tes evaluasi Pertemuan 2 Tes siklus II Pelaksanaan (Action) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut.

106 Sulastri, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... Pertemuan 1 Pendahuluan: (a) Menyanyi lagu hari merdeka. (b) Tanya jawab tentang peristiwa sekitar proklamasi. Kegiatan Inti: (a) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran tentang peristiwa sekitar proklamasi. (b) Guru membentuk kelompok-kelompok dalam kelas, yang mana setiap kelompok terdiri dari 4 anak. Pengelompokan dilakukan secara acak dari nomor urut daftar nilai. (c) Guru membentuk formasi bangku seperti U yang terdiri dari dua lapis, di tengahnya diletakkan satu bangku untuk tempat pembelajaran. (d) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran. (e) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan ekspositori. (f) Guru meminta siswa membaca buku paket atau buku lainnya yang memuat materi pembelajaran. (g) Guru menentukan kelompok melalui sistem undi yang bertugas untuk menjelaskan Pokok peristiwa sekitar proklamasi. Setelah membaca petunjuk yang terdapat pada buku paket, kelompok tersebut langsung mengerjakan soal-soal latihan. (h) Guru menentukan kelompok melalui sistem undi untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. (i) Guru menjadi mediator saat diskusi klasikal berlangsung. (j) Guru bersama siswa menyimpulan hasil pekerjaan kelompok. Kegiatan Akhir: Pemajangan hasil tes dan penegasan catatan siswa. Pertemuan 2 Pendahuluan: (a) Guru memerankan tokoh proklamator Ir. Soekarno ketika membacakan teks proklamasi. Kegiatan Inti: (a) Siswa mencermati buku sumber tentang beberapa tokoh pahlawan nasional pada masa kemerdekaan. (b) Guru meminta siswa secara berkelompok untuk berdiskusi mengisi lembar kerja yang telah disiapkan. Kegiatan Akhir: (a) Memajangkan hasil diskusi kelompok. Pengamatan (Observation) Hasil Pengamatan observer menunjukkan: (a) Rencana tindakan yang akan dilaksanakan sudah berjalan dengan baik. Guru telah mampu mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I. untuk aktivitas guru pada siklus II ini mendapatkan skor sebesar 67,50% dalam kategori aktivitas yang baik. (b) Ketika melakukan kegiatan siswa lebih santai, hal ini disebabkan tidak merasa diamati teman-temannya. Sewaktu menanggapi pendapat kelompok lain, semua anggota kelompok tidak kesulitan, ini akibat siswa tersebut mengamati dan mengikuti proses pembelajaran materi peristiwa sekitar proklamasi. Aktivitas siswa pada siklus II mendapatkan poin sebesar 68,75% dalam kategori yang baik. Refleksi Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus II dapat dihasilkan sebagai berikut. Keberhasilan: (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar. (b) Siswa terlatih untuk mengerjakan soal-soal latihan yang berkaitan dengan materi peristiwa sekitar proklamasi. Dengan terlaksananya model pembelajaran diskusi dan ekspositori dengan baik maka pencapaian prestasi belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 86,35 dan daya serap siswa mencapai 94,12%. Dengan demikian maka penelitian ini berakhir pada siklus II. Aktivitas Belajar Dalam dalam pembelajaran IPS di

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 107 Kelas V SDN 02 Sembon peneliti menggunakan model belajar dikusi dan eskpositori. Melalui model belajar ini peneliti berusaha untuk melibatkan siswa dalam membangun pengetahuan dan pemahamannya. Peneliti dalam pembelajaran berusaha menjadi fasilitator dalam pembelajaran secara merata baik dalam kegiatan diskusi kelompok maupun kegiatan presentasi. Melalui model belajar ini terbukti mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 51,25% meningkat menjadi 67,50% pada siklus II dalam kriteria baik. Siswa dalam pembelajaran juga memberikan umpan balik aktivitas yang baik dengan skor sebesar 53,75% pada siklus I meningkat menjadi 68,75% pada siklus II. Untuk aktivitas siswa pada siklus II termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. 86,35 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 94,12%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas V Semester II SDN 02 Sembon Tahun Pelajaran 2011/, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian yang berhasil. Untuk dapat lebih jelasnya dalam peningkatan prestasi belajar ini peneliti sajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut. Gambar 2 Grafik Peningkatan Hasil Prestasi Belajar Siswa Gambar 1 Aktivitas Belajar IPS di Kelas V Peningkatan pretasi belajar siswa Dari hasil data selama penelitian ini berlangsung prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan model belajar diskusi dan ekspositori menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas V SDN 02 Sembon tahun 2011/ semester II sebelum siklus: 67,53 dengan ketuntasan 17,65%, siklus I: 76,06 dengan ketuntasan 52,94% dan siklus II: Respon siswa Untuk mengetahui respon siswa, peneliti memberikan angket kepada siswa. Dari hasil rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa memberikan respon yang sangat positif dalam pembelajaran matematika dengan skor sebesar 1,89. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Dalam dalam pembelajaran IPS di Kelas V SDN 02 Sembon peneliti menggunakan model belajar dikusi dan ekspositori. Melalui model belajar ini peneliti berusaha untuk melibatkan siswa dalam membangun

108 Sulastri, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS... pengetahuan dan pemahamannya. Peneliti dalam pembelajaran berusaha menjadi fasilitator dalam pembelajaran secara merata baik dalam kegiatan diskusi kelompok maupun kegiatan presentasi. Melalui model belajar ini terbukti mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 51,25% meningkat menjadi 67,50% pada siklus II dalam krietria baik. Siswa dalam pembelajaran juga memberikan umpan balik aktivitas yang baik dengan skor sebesar 53,75% pada siklus I meningkat menjadi 68,75% pada siklus II. (2) Dari hasil data selama penelitian ini berlangsung prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan model belajar diskusi dan ekspositori menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi.. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bambang, Doroeso. 1988. Dasar Konsep IPS, Sejarah Nasional Indonesia dan Umum. Semarang. Aneka Ilmu. Depdikbud. 1996, Teknik Pembelajaran Bidang Studi IPS. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action Research). Jakarta. Depdiknas. diketahui bahwa nilai rata-rata pada siswa Kelas V SDN 02 Sembon sebelum siklus: 67,53 dengan ketuntasan 17,65%, siklus I: 76,06 dengan ketuntasan 52,94% dan siklus II: 86,35 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 94,12%. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas V SDN 02 Sembon Semester II Tahun Pelajaran 2011/, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya berarti bahwa penelitian yang berhasil. Saran Penerapan metode diskusi dan ekspositori dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, disarankan guru yang mengajar mata pelajaran sejenis dapat menggunakan model belajar tersebut. Oemar, H. 1980. Ilmu Jiwa. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Hadi, S. 1981. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. P3M SUP. 2002, Pelangi Pendidikan, Jakarta: Depdiknas. Suryana, D. 2002, Belajar Aktif IPS, Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.