BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 diwarnai oleh era globalisasi; kesiapan pemerintah dalam

BABl PENDAHULUAN. terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan unsur penunjang lainnya termasuk sumber dana. Potensi - potensi itu dapat

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dan Dosen pasal 34 ayat 1 mengamanatkan bahwa, pemerintah daerah wajib

PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hambatan. Keterbukaan ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsisten dalam rangka memenuhi ekspektasi pelanggan sasaran. Kualitas jasa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. kualitas (mutu) yang dapat diterima oleh masyarakat secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berbasis kompetensi. Setiap lulusan SMKwajib mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati oleh seluruh komponen bangsa baik untuk masyarakat terpencil

TESIS. Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan. Gelar Magister Manajemen Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. jabatan yang bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya bersama mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, sudah banyak perusahaan atau lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB II LANDASAN TEORI

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. kode etik dan standar, yang dapat menyebabkan pasien puas (Muninjaya, 2011).

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh

I. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas kebijakan pembangunan pendidikan ( education development policy ) di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Obyek

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B

PENGELOLAAN PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 Studi Situs SMK 1 Blora Tahun 2010 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Untuk itu perlu langkah strategis pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan. Di

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Oleh karena itu diperlukan pendidikan yang bermutu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

03/06/2015. Hambatan dalam Pengembangan Sistem Manajemen Kualitas. Sistem Manajemen Kualitas Internasional

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

KEPUASAN WARGA SEKOLAH TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU DALAM HAL PELAYANAN DI SMK N 2 YOGYAKARTA JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Perubahan

2015 MUTU LAYANAN AKADEMIK

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB I PENDAHULUAN. Nasional menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SKOR Visi dipahami oleh anggota organisasi rumah sakit (sharedvision)

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

Transkripsi:

BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang kokoh dan ekonomi yang kompetitif di masa depan. Sementara tingginya ekspektasi dari globalisasi terhadap dunia pendidikan, mau tidak mau memacu institusi pendidikan harus melakukan pembenahan yang sustainable. Hal ini dilakukan guna menjawab tuntutan masyarakat terhadap institusi pendidikan yang bermutu. Berbagai upaya dilakukan untuk memperoleh mutu pendidikan baik melalui peningkatan gaji tenaga pendidik, perbaikan sarana dan prasarana, pembaharuan kurikulum dan sebagainya. Untuk semua komponen tersebut bisa berjalan dengan sinergis, maka sistem manajemen yang di pakai oleh lembaga pendidikan itu harus selaras dan mudah diimplementasikan, sehingga tujuan untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu dapat tercapai. Tuntutan akan lulusan dari lembaga pendidikan vokasional (kejuruan ) yang bermutu menjadi mendesak karena semakin ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Salah satu implikasi globalisasi dalam pendidikan yaitu adanya regulasi yang memberikan peluang lembaga pendidikan (termasuk perguruan tinggi asing) membuka sekolahnya di Indonesia. Mengantisipasi perubahan-perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks di pasaran kerja seperti tersebut di atas, tiada jalan lain bagi 1

lembaga pendidikan untuk mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan sehingga para lulusan bisa bersaing bukan hanya di level nasional tapi sampai ke level internasional. Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) sebagai langkah pemerintah untuk mengejar ketertinggalan mutu pendidikan di tanah air. Agar dapat menjadi sekolah dengan label RSBI, salah satu standar yang bisa diterapkan untuk menjadi sekolah standar internasional adalah dengan memenuhi persyaratan ISO khususnya Sistem Manajemen Mutu ( SMM ) ISO 9001 : 2008. Untuk memperoleh sertifikat tersebut, sekolah harus menunjukkan proses belajar mengajar yang terpadu antara teori dan praktek, pelayanan kepada siswa, orang tua dan masyarakat, termasuk dunia usaha dan industri serta pemerintah dengan falsafah continuous improvement sehingga terpenuhi customer satisfaction. Tingginya ekspektasi terhadap penyelenggaraan pendidikan bertaraf internasional, karena persaingan di dunia kerja yang semakin kompetitif. Karena dengan SBI, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetesi yang dapat memenuhi tuntutan tenaga kerja di tingkat global untuk mampu bersaing di tingkat regional maupun internasional sebagai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan bertaraf internasional. Sampai dengan tahun 2009, berdasarkan data dari Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan Nasional, jumlah SMK RSBI 2

sebanyak 247 buah. Jumlah ini akan terus dipacu agar pada tahun-tahun mendatang setiap sekolah di masing- masing kabupaten/kota agar memiliki SMK RSBI sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 Ayat 3 yang menyatakan Pemerintah dan/atau pemerintahan daerah menyelenggarakan sekurangkurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional dan dipertegaskan kembali pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam Pasal 61 Ayat(1) menyatakan Pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurangkurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan sekurangkurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional. Standard ISO 9000 series secara umum berkaitan dengan pengapdosian ISO 9000 sebagai standar internasional. ISO 9000 adalah sebagai satu-satunya standar Sistem Manajemen Mutu ( SMM ) yang diakui dunia dan bersifat global serta dapat diterapkan pada seluruh organisasi dan industri. Sejalan dengan hal itu, International Standard Organization mengatakan : The ISO 9000 standards give organizations an opportunity to increase value to their activities and to improve their performance continually, by focusing on their major processes. The standards place great emphasis on making quality management systems closer to the processes of organizations and on continual improvement. As 3

a result, they direct users to the achievement of business results, including the satisfaction of customers and other interested parties. Dapat dimaknai dari pendapat tersebut di atas, bahwa keuntungan implementasi ISO di sebuah organisasi memberikan kesempatan untuk dapat meningkatkan nilai dan eksistensi mereka secara terus menerus. Implementasi ISO menekankan pada sistem manajemen mutu lebih dekat pada proses dalam sebuah organisasi dalam melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Di Indonesia masih sedikit organisasi yang mendapat sertifikat ISO 9000 dibandingkan dengan Negara di Asia Tenggara lainnya. Hal ini menunjukkan masih lemahnya kesadaran organisasi akan pentingnya ISO 9000, padahal perlakuan ISO pada suatu organisasi akan memperoleh banyak keuntungan, di antaranya dapat menstandarisasi berbagai kebijakan dan prosedur operasi yang berlaku seluruh organisasi serta dapat meberikan suatu dasar yang kokoh dalam membangun sikap dan keinginan bagi setiap kemajuan dan peningkatan organisasi. Pada dasarnya SMM ISO 9001:2000 tidak akan merubah sistem internal pendidikan, melainkan justru memperkuat sistem itu sendiri dengan beberapa perkuatan, jadi dalam banyak hal sistem internal pendidikan tidak memerlukan banyak penyesuaian untuk mengadopsinya, disamping itu sertifikasi ini secara ideal akan mendekatkan sekolah kepada industri, ini dapat dimaklumi karena pada dasarnya hampir semua industri telah menerapkan sertifikasi ini, jadi dengan demikian dapatlah diyakini bahwa dengan sistem manajemen yang sama sudah barang tentu akan didapatkan 4

keselarasan dan kesepadanan persepsi antara pengelolaan pendidikan dengan dunia usaha dan industri (DUDI). SMK Negeri 13 Bandung sebagai sekolah pertama di Jawa Barat meraih sertifikat Sistem Manajemen Mutu ( SMM ) ISO 9001 : 2000 dari PT. TUV International Indonesia pada tahun 2005 dan pada tahun 2009 telah meng-upgrade standar terbaru yaitu SMM ISO 9001 : 2008. Berhasilnya sekolah ini meraih sertifikat SMM ISO 9001 : 2008 karena kemampuan organisasi sekolah menerapkan sistem manajemen yang bagus, ditunjang dengan kompetensi guru, dukungan staf dan warga sekolah dalam peyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dan pemasaran lulusan serta fasilitas belajar demi menunjang kelancaran Proses Belajar Mengajar (PBM). Keberhasilan tersebut, bisa dijadikan contoh bagi sekolah lainnya dalam usaha meraih sertifikat ISO. Namun demikian, implementasi SMM ISO 9001 : 2008 di SMK Negeri 13 Bandung menemui bottlenecking bagi tercapainya visi sekolah, seperti komitmen terhadap implementasi 8 prinsip manajemen mutu masih belum optimal, misalkan disiplin para guru dan staf yang rendah, kurangnya pemahaman pada customer focus, rendahnya self-creative dan selfresponsibility serta masih rendahnya sense of quality. Tentunya hal-hal tersebut, akan berdampak pada ketidaktercapaian kebijakan mutu SMK Negeri 13 Bandung yaitu agar menjadi sekolah bertaraf internasional pada tahun 2010. Sejalan dengan latar belakang yang terungkap di atas, penulis tertarik mengetengahkan sebuah judul Efektivitas Implementasi Sistem Manajemen 5

Mutu ( SMM ) ISO 9001 : 2008 pada Pendidikan Vokasional, sehingga diharapkan penulis dapat menggali lebih komprehensif tentang bagaimana sistem manajemen sebuah lembaga pendidikan vokasional yang telah memperoleh sertifikat ISO dalam penerapannya di lapangan. B. Fokus Penelitian Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia tenaga kerja tingkat menengah maka manajemen SMK seyogianya memahami pula perkembangan manajemen dan sistem industri modern, sehingga mampu mendesain, menerapkan, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja sistem layanan di SMK agar mampu memenuhi kebutuhan sistem manajemen industri, hal ini dimaksudkan agar setiap lulusan dari SMK mampu dan cepat beradaptasi dengan kebutuhan sistem industri tersebut. SMM ISO 9001 : 2008 dimaksudkan untuk mendorong organisasi melakukan analisis persyaratan pelanggan, menetapkan proses-proses yang tepat dan dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian suatu produk/jasa yang dapat diterima oleh pelanggan, kemudian secara konsisten mengendalikan prosesnya ke arah pencapaian siklus waktu yang lebih cepat, optimal, efektif dan efisien. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada efektivitas implementasi melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di SMK Negeri 13 Bandung pada 8 prinsip manajemen mutu : (1) fokus pada pelanggan ( costumer focus ), (2) kepemimpinan ( leadership ), (3) keterlibatan personel ( involving people ), (4) pendekatan proses ( process 6

approach ), (5) pendekatan sistem pengelolaan ( systems approach ), (6) peningkatan berkesinambungan ( continual improvement ), (7) pembuatan keputusan berdasarkan fakta ( factual decision making ), dan (8) hubungan saling menguntungkan dengan pemasok (mutually beneficial supplier relationships) yang berkaitan dengan kepada pelanggan internal terhadap fasiltitas, kompetensi guru, layanan wali kelas, layanan akademis dan pelanggan eksternal terhadap kompetensi lulusan, kerjasama tim dan sikap, kemudian untuk memahami kendala-kendala dan cara mengatasinya dan dampak yang diperoleh setelah mengimplementasikan SMM ISO 9001 : 2008. Alasan penetapan fokus tersebut di atas, dengan harapan hasil penelitian ini agar lebih tajam dan mendalam, disamping oleh keterbatasan waktu, biaya dan tenaga yang dimiliki penulis. C. Perumusan Masalah Tingginya angka keterserapan lulusan di dunia kerja baik di tingkat lokal, regional maupun internasional adalah sebagai salah satu indikator dari SMK yang bermutu, karena apalah artinya sekolah bermutu apabila lulusanya banyak yang menjadi pengangguran. Implementasi SMM ISO 9001 : 2008 sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan harus berjalan sinergis dengan sistem manajemen yang diterapkan oleh lembaga pendidikan. Oleh sebab itu, pemilihan konsep- konsep manajemen yang diterapkan akan berpengaruh pula pada output yang diharapkan. Salah satu konsep manajemen yang diterapkan oleh SMK Negeri 13 Bandung adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dengan tujuan untuk memenuhi customer satisfaction 7

yang dibuktikan dengan angka keterserapan lulusan yang tinggi di dunia kerja. Dengan melihat fenomena yang ada dan untuk menuntun penulis dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalahnya yaitu Bagaimanakah efektivitas implementasi SMM ISO 9001 : 2008 pada SMK Negeri 13 Bandung dalam memenuhi customer satisfaction?, yang kemudian formulasikan dalam pertanyaan- pertanyaan penelitian berikut : 1. Bagaimanakah efektivitas implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 berdasarkan pada 8 prinsip manajemen mutu pada SMK Negeri 13 Bandung? 2. Bagaimanakah kendala-kendala dalam mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 13 Bandung dan cara mengatasinya? 3. Bagaimanakah dampak implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 terhadap kinerja SMK Negeri 13 Bandung? D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gambaran yang lebih komprehensif dan holistik tentang implementasi SMM ISO 9001 : 2008 pada pendidikan vokasional khususnya di SMK Negeri 13 Bandung. Dari penelitian ini dapat diberikan kajian teoritis sehingga diperoleh pemecahan masalah yang lebih efektif. 8

Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal- hal yang sejalan dengan rumusan masalah di atas, yang kemudian hasil temuan ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan referensi bagi pengelolaan pendidikan bermutu pada semua tingkatan di masa-masa yang akan dating sehingga melalui penelitian ini, penulis dapat : 1. Mendeskripsikan dan mengkaji efektivitas implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 berdasarkan pada 8 prinsip manajemen mutu pada SMK Negeri 13 Bandung. 2. Mendeskripsikan dan mengkaji efektivitas kendala- kendala implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di SMK Negeri 13 Bandung dan cara mengatasinya. 3. Mendeskripsikan dan mengkaji dampak implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di SMK Negeri 13 Bandung. 9

E. Paradigma Berfikir SMK Negeri 13 Bandung sebagai lembaga pendidikan vokasional memiliki pelanggan baik itu internal yang terdiri dari guru dan staf maupun eksternal yang terdiri dari siswa, orang tua siswa dan dunia kerja. Apabila implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dapat dilaksanakan dengan efektif sesuai 8 prinsip manajemen mutu, maka akan memenuhi customer satisfaction, dan hal tersebut sebagai salah satu indikatornya yaitu tingginya angka keterserapan lulusan di dunia kerja. Untuk memudahkan dalam penelitian ini, penulis membuat alur pikir sebagai berikut : SMK NEGERI 13 BANDUNG IMPLEMENTASI SMM ISO 9001 : 2008 PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL 8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU : 1. Fokus Pelanggan 2. Kepemimpinan 3. Pelibatan Karyawan 4. Pendekatan Proses 5. Pendekatan sistem pada manajemen 6. Perbaikan berkesinambungan 7. Pendekatan Fakta untuk membuat keputusan 8. Hubungan Pemasok yang saling menguntungkan CUSTOMER SATISFACTION TINGGINYA ANGKA KETERSERAP AN LULUSAN DI DUNIA KERJA 10

Gambar 1.1. Paradigma Penelitian F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber dan bahan kajian bagi pengembangan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berhubungan dengan implementasi SMM ISO 9001 : 2008 di pendidikan vokasional, sehingga dapat menambah khasanah pengetahuan untuk pengembangan pendidikan vokasional yang bermutu demi memenuhi customer satisfaction. Sedangkan manfaat secara praktis dari hasil penelitian antara lain: (1) bagi Dinas Pendidikan di Indonesia, diharapkan dapat memberikan konsep dasar berdasarkan fakta empirik dari lapangan tentang implementasi SMM ISO 9001 : 2008 pada pendidikan vokasional ; (2) bagi SMK, diharapkan dapat menjadi pedoman yang aplikatif dalam mempersiapkan sekolahnya untuk menjadi SMK bertaraf internasional melalui implementasi SMM ISO 9001 : 2008 ; ( 3 ) bagi pembaca dan peneliti sejenis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk mengadakan pengkajian lebih lanjut tentang implementasi ISO 9001 : 2008 pada pendidikan vokasional. 11