II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

BAB III METODE PENELITIAN

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

59

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan prestasi belajar penjasorkes

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu


BAB III METODELOGI PENELITIAN

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang diteliti yang dijadikan sebagai alat untuk menganalisis hasil peneitian.

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN UMUR TAHUN DI SLB SE KULONPROGO E-JURNAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SD NEGERI 2 KARANGNONGKO, KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

SURVEY TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA YANG BERANGKAT PULANG SEKOLAH JALAN KAKI DAN NAIK SEPEDA

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB II KAJIAN TEORI. dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari

SURVAI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SOROYUDAN KECAMATAN MERTOYUDAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN SKRIPSI

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran jasmani dikemukakan oleh Giriwijoyo (1992-20) yaitu: keadaan kemampuan jasmani untuk dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada hari esoknya. Sedangkan pendapat lain yang menyatakan kesemuanya itu mempunyai tujuan yang sama seperti diungkapkan oleh Sadono Sumodisardjono (1989 : 9) sebagai berikut : kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang tanpa merasakan lelah yang berlebihan, Serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk waktu senggangnya untuk keperluan-keperluan mendadak. Dapat pula ditambahkan, kebugaran jasmani merupakan kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dengan keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang tidak akan dapat melaksanakannya. Dari defenisi tersebut yang dimaksud tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti adalah sehabis melakukan kegiatan sehari-hari masih mempunyai

8 cukup energi dan semangat untuk menunaikan tugas dengan baik, walaupun dengan keadaan lelah. Imam Suyudi (1997 : 17) mengatakan bahwa : kebugaran jasmani adalah suatu aspek dari kesegaran menyeluruh total (fitness) dan selalu meliputi 3 konsep penting yang saling berkaitan bagi setiap individu: (1) macam kegiatan yang dilakukan, (2) kemampuan untuk berkerja fisik, (3) koreksi kebugaran jasmaninya dengan keseluruhan pribadi (diri pribadinya). Dengan demikian jelaslah bahwa kebugaran jasmani tidak sama tingkatnya bagi semua orang. Sudah cukup bagi seseorang dapat memenuhi tuntutan menjalankan tugas sehari-hari kemudian masih tersisa tenaga cadangan untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan tenaga yang lebih lama. Berdasarkan hasil rumusan dari seminar kesegaran jasmani tahun 1997 dalam Dwiyogo (1992 : 20) dinyatakan bahwa Kebugaran jasmani adalah keadaan seseorang yang mempunyai kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Mengacu pada uraian diatas, penulis berasumsi bahwa kebugaran jasmani mutlak diperlukan dan harus dimiliki oleh setiap orang. Dalam keadaan kebugaran jasmani yang baik, siswa diharapkan memiliki kemampuan daya pikir yang lebih sempurna sehingga dapat mengikuti dan melaksanakan kegiatan belajar secara optimal untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

9 Untuk mempertahankan kebugaran jasmani maka diperlukan latihan yang teratur terutama latihan olahraga yang berhubungan dengan sistem peredaran darah dan pernapasan. Menurut Cooper (1982) dalam Dwiyogo (1922 : 49) dinyatakan bahwa : alat penangkap dan penyalur oksigen dalam tubuh adalah jantung, peredaran darah dan pernafasan, sehingga daya tahannya akan menentukan kesanggupan tubuh untuk menggandakan kegiatan fisik apapun macam kegiatannya. B. Komponen-komponen Kebugaran Jasmani Komponen-komponen kebugaran jasmani ada yang dapat diukur dan ada yang tidak dapat dikukur. Komponen yang dapat diukur dibagi dalam dua kelompok, yaitu : kebugaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan dan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan. Komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilam adalah : a. Kelincahan (Ogality), adalah kemampuan untuk mengubah secara cepat posisi tubuh dalam ruang tertentu dengan cepat dan akurat. b. Keseimbangan (Balance), adalah pemeliharaan keseimbangan tubuh pada saat berada dalam posisi tetap atau bergerak. c. Koordinasi (Coordination), adalah kemampuan menggunakan panca indera bersama-sama dengan bagian tubuh yang lain dalam menjalankan tugas-tugas bergerak secara lancar dan tepat. d. Kecepatan (Speed), adalah kemampuan melakukan suatu gerakan dalam waktu yang singkat.

10 e. Tenaga ledak otot (Power), adalah yang berkaitan dengan kemampuan otot seseorang untuk dapat melaksanakan pekerjaanya secara eksplosif. f. Waktu reaksi adalah waktu yang dilewatkan antara stimulasi (perangsangan) dan permulaan dari reaksi atas stimulant tersebut. Kebugaran jasmani yang ada pada setiap siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal suatu yang telah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat menetap misalnya genetik, umur dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal diantaranya aktifitas fisik, kelelahan, lingkungan dan lain-lain. Bagian terpenting dalam perkembangan fisik secara total pada anak-anak adalah kebugaran jasmani. Pada umumnya, peningkatan kebugaran jasmani bagi kaum laki-laki lebih terarah kepada : (1) daya tahan, (2) keseimbangan, (3) sikap dan tingkah, (4) kecepatan, (5) kekuatan dan (6) kelincahan tau agilitas. Sedangkan bagi kaum perempuan lebih diutamakan unsur-unsur : (1) kecepatan, (2) kelincahan, (3) keseimbangan dan (4) kekuatan ( Hasnan Said, 1975). Untuk mendapatkan kebugaran yang memadai diperlukan perencanaan yang sistematik melalui pemahaman pola hidup sehat bagi setiap lapisan masyarakat, meliputi tiga upaya bugar yaitu : 1. Makanan. Untuk dapat mempertahankan hidup secara layak setiap manusia memerlukan makanan yang cukup, baik kuantitas maupun

11 kualitas yakni memenuhi syarat makanan sehat berimbang cukup energy dan nutrisi. 2. Istirahat. Tubuh manusia terdiri dari organ, jaringan dan sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas, sehingga istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan pemulihan agar dapat beraktivitas dengan nyaman. 3. Berolahraga. Adalah salah satu alterbatif paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran sebab olahraga mempunyai multi manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stress, lebih mampu berkonsentrasi) dan manfaat social (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi). Oleh sebab itu untuk membina dan meningkatkan kebugaran jasmani pada siswa perlu adanya latihan kebugaran melalui kegiatan yang sistematis dengan menggunakan rangsang gerak untuk meningkatkan kualitas komponen kebugaran secara menyeluruh, dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip latihan kebugaran, yang meliputi : 1. Overload (beban lebih). Pembebanan dalam latihan harus lebih berat dibandingkan aktifitas fisik sehati-hari, dan secara bertahap terus ditingkatkan sehingga mampu memberikan pembebanan terhadap fungsi tubuh. 2. Specifiy (kekhususan). Model latihan yang dipilih atau diberikan harus sesuai dengan tujuan latihan yang hendak dicapai. 3. Reversible (kembali keasal). Kebugaran yang telah dicapai akan berangsur-angsur menurun bahkan hilang sama sekali, jika latihan tidak

12 dikerjakan secara teratur dengan takaran yang tepat. Untuk itu, latihan kebugaran perlu dikerjakan terus-menerus sepanjang tahun. C. Manfaat Kebugaran Jasmani Banyak cara dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan dan meningkatkan kebugaran jasmani misalnya dengan melakukan masase, mandi uap (sauna, steam), berendam dipancaran air hangat (Whirpool) dan berlatih olahraga. Berolahraga adalah salah satu alternatif paling efektif dan aman untuk mendapatkan dan meningkatkan kebugaran jasmani, sebab berolahraga mempunyai multi manfaat, antara lain manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stress, lebih mampu berkonsentrasi) dan manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi). Manfaat berolahraga sebenarnya sudah semakin disadarai oleh sebagian besar masyarakat. Hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya masyarakat yang melakukan kegiatan olahraga baik sendiri-sendiri maupun kelompok, baik ditempat terbuka maupun di ruang-ruang tertutup seperti diperkumpulan olahraga, fitness center maupun di sanggar senam. Secara umum manfaat dari kegiatan olahraga adalah untuk membina dan memelihara kesehatan dan kebugaran jasmani. Selain itu dengan berolahraga akan didapatkan beberapa keuntungan, antara lain : 1. Dapat mencegah timbulnya penyakit jantung dan penyempitan penbuluh darah.

13 Penyakit jantung merupakan penyebab kematian yang utama di Negaranegara yang telah maju. Kurang gerak menyebabkan daya kerja jantung menurun, sehingga peredaran darah di seluruh tubuh menjadi kurang lancar. Secara progressive dapat juga terjadi penyempitan atau penutupan pembuluh darah di tempat-tempat tertentu dalam jaringan otot, dan yang sangat ditakuti ialah menutupnya pembuluh darah koroner (arteria coronaria) yang memelihara otot jantung. Adapun serangan jantung adalah merupakan kasus yang hampir selalu membawa kematian. Oleh karena itu, di sinilah letak kegunaan latihan-latihan kebugaran yang dapat mendorong diperkuatnya kinerja jatung, sehingga lebih banyak pembuluhpembuluh darah menjadi terbuka dalam memperluas pengalirannya di jaringan-jaringan otot, termasuk jaringan otot jantung. Dengan demikian, latihan kebugaran perkembangan awal dari penyakit jantung mungkin sekali dapat dicegah. 2. Melalui latihan kebugaran dapat ditingkatkan kemampuan untuk menggerakan udara pernapasan kedalam dan keluar paru-paru, sehingga memperbaiki penyaluran oksigen keseluruh bagian tubuh. Semakin banyak oksigen yang disalurkan keseluruh tubuh maka pemeliharaan kesehatan dan kesegaran jasmani akan semakin baik. 3. Berdasarkan percobaan dan penelitian Dr. Kenneth H. Cooper di Amerika, ternyata latihan kebugaran yang ditemukannya dapat membina dan meningkatkan kebugaran umum hampir semua orang yang menjalankannya secara teratur dan berkelanjutan.

14 4. Melalui latihan kebugaran otot jantung menjadi lebih kuat sehingga dapat memompakan lebih banyak darah dalam setiap kali denyutan. Misalnya, kalau sebelum menjalankan latihan, denyut jantungnya berjumlah 90 kali dalam satu menit untuk memompakan sejumlah darah ke seluruh tubuh, maka dengan aktif berlatih kebugaran denyut jantung setiap menit dapat menurun hingga 70 kali. Penghematan tersebut berarti memberi kesempatan istirahat yang lebih lama pada jantung dan dengan demikian akan memperpanjang pula usia seseorang (Hasnan Said, 1975). D. Tes Kebugaran Jasmani Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) sebagai bentuk tes yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengkur dan menentukan tingkat kebugaran jasmani siswa. Sesuai dengan buku Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk remaja berusia 10-12 tahun, komponen tes yang tercakup didalamnya antara lain. - Penggunaan : tes ini dipergunakan bagi anak atau siswa yang telah dibagi sesuai dengan kelompok-kelompoknya, kelompok umur 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun. - Peralatan : a) Lintasan lari atau lapangan datar dan tidak licin. b) Stopwatch c) Bendera start d) Tiang pancang e) Nomor dada f) Palang tunggal

15 g) Papan berskala untuk lompat tengah h) Serbuk kapur i) Formulir tes j) Pluit k) Alat tulis dan lain-lain. a. Pelaksanaan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia ini merupakan suatu rangkaian tes. Oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara terus-menerus dan tidak terputus-putus. b. Urutan pelaksanaan adalah sebagai berikut : Pertama Kedua : lari 50 meter : Gantung angkat tubuh untuk putra dan gantung siku tekuk untuk putri Ketiga Keempat Kelima : Baring duduk : Loncat tegak : Lari 1000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putri. Adapun urutan rangkaian tes pengukuran kebugaran jasmani adalah sebagai berikut : 1) Lari cepat Tujuan : Untuk mengukur kecepatan, jarak tempuh berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin untuk siswa umur 10-12 tahun. (Usia siswa kelas IV,V dan VI SD) baik putra maupun putri. Tabel penilaian terlampir.

16 2) Gantung siku tekuk / gantung angkat tubuh Tujuan : Untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu. Untuk putri gantung siku tekuk dan untuk putra gatung angkat tubuh, pencatatan yang dilakukan selama 60 detik. Tabel penilaian terlampir. 3) Baring duduk untuk putra dan putri Tujuan : Untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Waktu pencatatan dan perhitungan kelompok umur 10-12 tahun selama 60 detik. Tabel penilaian terlampir. 4) Loncat tegak Tujuan : - Untuk megukur tenaga eksplosif - Ukuran papan berskala 20 x 150 cm - Jarak antara garis dan papan skala 1 (satu) cm - Jarak titik nol skala ke lantai 150 cm - Loncatan dilakukan 3 kali berturut-turut 5) Lari Jarak Sedang Tujuan : Untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernapasan. Jarak tempuh berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. Untuk umur 10-12 tahun, 1000 meter untuk putra dan 800 meter untuk putri, tabel penilaian terlampir.

17 E. Penilaian Nilai Penilaian tingkat kebugaran jasmani bagi siswa 10-12 tahun dilakukan dengan merujuk pada tabel nilai (untuk menilai prestasi dari masing-masing butir tes) dan tabel norma (untuk menentukan klasifikasi tingkat kebugaran jasmani). Tabel 1. Nilai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk remaja Umur 10-12 tahun putra. Lari 40 Meter Gantung Saku Tekuk Baring Duduk 30 Detik Loncat Tengak Lari 600 Meter 5 s.d 6.4 48 ke atas 26 di atas 44 ke atas s.d 2 20 5 4 6.4 6.6 33 47 20 25 38 43 1 90 2 20 4 3 6.8 7.3 18 32 16 19 33 37 1 40 1 70 3 2 7.3 7.7 8 17 6 15 26 32 1 00 1 39 2 1 7.8 dst 7 dst 0 5 23 dst 1 00 dst 1 Sumber : Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk usia remaja 10-12 tahun, Depdikbut, Jakarta. 1995. Nilai Nilai Tabel 2. Nilai Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk remaja Umur 10-12 tahun putri. Lari 40 Meter Gantung Saku Tekuk Baring Duduk 30 Detik Loncat Tengak Lari 600 Meter 5 s.d 6.0 45 ke atas 23 di atas 40 ke atas s.d 2 50 5 4 6.2 6.5 30 44 18 22 35 39 2 00 2 40 4 3 6.6 7.0 15 29 12 17 30 34 1 50 1 90 3 2 7.0 7.3 5 14 4 11 25 39 1 25 1 49 2 1 7.5 dst 4 dst 0 3 20 dst 1 00 dst 1 Sumber : Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk usia remaja 10-12 tahun, Depdikbut, Jakarta. 1995. Nilai Untuk mengklasifikasi tingkat kebugaran jasmani siswa yang telah mengikuti tes kebugaran jasmani Indonesia dipergunakan norma seperti tertera pada tabel 3 yang berlaku untuk putri dan putra usia 10-12 tahun.

18 Tabel 3. Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk Usia 10-12 tahun putra dan putri. No Jumlah Nilai Klasifikasi 1 22 25 Baik sekali (BS) 2 18 21 Baik (B) 3 14 17 Sedang (S) 4 10 13 Kurang (K) 5 5 9 Kurang sekali (KS) F. Kerangka Pikir Tubuh yang bugar dan sehat merupakan setiap orang yang ingin tampil dinamis dan produktif. Tuntutan tersebut tampaknya sudah semakin disadari oleh sebagian besar masyarakat. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya orang melakukan kegiatan olahraga dari mereka yang berusia anak-anak, remaja, dewasa, hingga para manula. Untuk mendapatkan kebugaran tubuh yang mamadai diperlukan perencanaan sistematik melalui pemahaman pola hidup sehat bagi setiap individu meliputi tiga upaya bugar : makan, istirahat, olahraga. Mengetahui dan menilai kadar kebugaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran. Pengukuran kebugaran jasmani dilakukan dengan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia yang terbagi dalam kelompok umur 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun. Dalam penelitian ini digunakan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) kelompok umur 10-12 tahun, sesuai dengan umur rata-rata siswa kelas IV,V dan VI SD Negeri 1 Sukoyoso, Kabupaten Pringsewu.

19 Pengukuran tingkat kebugaran jasmani ini meliputi lari 50 meter, gantung angkat tubuh (putra) dan gantung siku tekuk (putri), baring duduk, loncat tegak dan lari 1000 meter putra dan 800 meter putri. Siswa yang mengikuti tes kebugaran jasmani ini akan diketahui Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa kelas IV,V dan VI SD Negeri 1 Sukoyoso, Kabupaten Pringsewu dengan klasifikasi.