SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

Lembar Persetujuan Responden

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN


Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

LAMPIRAN 1 HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI PADA PNS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Informed Consent. kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung.

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada :

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain Jurusan Keperawatan. Fakultas FIKK. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN. tidur (initial insomnia)

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun. 1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Stroke Yang di Rawat di Ruang ICU Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA KELAS VII DAN VIII YANG MENGALAMI PUBERTAS DI SMP BUDI LUHUR CIMAHI. Lela Juariah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR DIAGRAM...

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN TB PARU YANG DI RAWAT DIRUANG RAWAT INAP G 4 TROPIK RSUD. PROF. DR.

BAB I PENDAHULUAN. pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi. mendapatkan pengetahuan (Taylor, 1993 dalam Uripni, dkk. 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN PRESTASI UJI OSCA I PADA MAHASISWA AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

HOSPITAL MAJAPAHIT Vol 2. No. 1, Februari 2010

Transkripsi:

SUMMARY ABSTRAK Prily Apriliany S. Husain, 84140901. Gambaran Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di Ruangan Neuro RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei saboe Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj. Rany Hiola, M.Kes dan Pembimbing II, Andriani, S.Kep, Ns, M.Kes. Stroke merupakan penyakit bahaya dan dapat menyebabkan kematian, masalah-masalah yang timbul pada penderita stroke dapat menyebabkan kecemasan pada keluarga. Sehingga setiap anggota keluarga akan merasakan cemas apabila salah seorang keluarganya masuk rumah sakit akibat penyakit stroke. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke di ruangan neuro RSUD. Prof Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, subjek penelitian berjumlah 30 responden dengan menggunakan metode accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan HRS-A dengan kuisioner berupa skala kecemasan dan observasi. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan presentase menggunakan SPSS. Hasil dari penelitian ini diperoleh responden yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 5 responden (16,6%), kecemasan ringan 8 responden (6,6%), kecemasan sedang 11 responden (36,6%), kecemasan berat 4 responden (13,3%), kecemasan berat sekali /panik responden (6,6%). keluarga disebabkan karena keluarga sebelumnya belum pernah merawat anggota keluarga yang menderita stroke. Kesimpulan dari penelitian bahwa tingkat kecemasan yang banyak dialami keluarga di ruangan neuro adalah kecemasan sedang. Saran bagi perawat lebih meningkatkan mutu pelayanan khususnya dalam menangani pasien dan keluarga dengan memberikan penyuluhan kesehatan. Kata kunci : Tingkat, Keluarga, Stroke

I. PENDAHULUAN Dewasa ini tingkat kepedulian masyarakat akan pemelihara kesehatan terhadap berbagai resiko yang dapat menimbulkan stroke masih sangat rendah, terlihat dari insiden stroke cenderung meningkat setiap tahunnya. Stroke merupakan penyebab kecacatan serius menetap nomor 1 dan penyebab kematian ketiga di Negara maju setelah penyakit kardiovaskular dan kanker (Goldszmidt, 011). Data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia. Masalah-masalah yang timbul pada penderita stroke menyebabkan kecemasan pada keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Andarmoyo, 01). atau ansietas dalam diri pasien dan keluarganya selama pasien di rumah sakit, salah satunya karena khawatir dengan keadaan pasien. Keluarga akan mengalami cemas ketika anggota keluarganya mengalami sakit yang harus dirawat di rumah sakit. Pasien yang dirawat di Rumah sakit dalam waktu yang lama akan lebih membuat cemas (Kaplan, 007). Hasil terakhir yang didapatkan dari rekam medik RSUD Prof Dr. Aloei Saboe pada Tahun 010 tentang jumlah pasien stroke yang di rawat inap di ruangan Neuro sebanyak 338 Pasien (9,6%), Tahun 011 pasien stroke sebanyak 5 pasien (37,74%), sedangkan pada Tahun 01 pasien stroke sebanyak 590 pasien (38,63%). Dengan demikian dapat dilihat bahwa jumlah pasien stroke masih cukup banyak dan akan meningkat dalam setiap tahunnya. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Syarifah Taufik (008) tentang Gambaran tingkat kecemasan keluarga pasien stroke yang dirawat di Ruang Mawar RSUD Undata Palu Tahun 008 didapatkan hasil bahwa responden yang berumur < 9 Tahun lebih banyak mengalami kecemasan berat sekali/ panik yaitu 83,3%, responden yang tingkat pendidikan tinggi ( SMA) lebih banyak mengalami kecemasan berat yaitu 63,6%, sedangkan responden yang tidak bekerja lebih banyak mengalami kecemasan berat yaitu 81,3%. Pada Tahun 01 Muhammad Afif Sasmita melakukan penelitian tentang kecemasan keluarga yang berjudul Gambaran respon kecemasan keluarga klien yang mengalami stroke di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. Hasil penelitian bahwa seluruhnya dari responden (100%) mengalami respon kecemasan sedang. Dari aspek fisiologis distribusi frekuensi respon kecemasan keluarga klien yang mengalami stroke yaitu hampir seluruhnya dari responden (86,95%) mengalami respon kecemasan sedang, dan sebagian kecil responden (13,05%) mengalami respon kecemasan ringan. Dari aspek psikologis distribusi frekuensi respon kecemasan keluarga klien yang mengalami stroke yaitu seluruhnya dari responden (100%) mengalami respon kecemasan sedang. Sedangkan dari aspek psikolososial distribusi frekuensi respon kecemasan keluarga klien yang mengalami stroke yaitu sebagian besar dari responden

(73,91%) mengalami respon kecemasan sedang, sebagian kecil dari responden (6,09%) mengalami respon kecemasan ringan. Sehubungan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Gambaran Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di Ruangan Neuro di RSUD Prof Dr. Hi. Aloei Saboe Tahun 013. II. METODE PENELITIAN.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Ruangan Neuro RSUD Prof Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo... Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Mei s.d 31 Mei..3. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif..4. SAMPEL Sampel dari penelitian ini adalah semua keluarga penderita Stroke yang di rawat inap di ruangan Neuro RSUD Prof Dr. Hi. Aloei Saboe berjumlah 30 responden..5. Teknik Analisa Data Pengolahan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu (Setiadi,013): 1. Editing Setelah data terkumpul peneliti akan memeriksa kelengkapan data.. Coding Data yang telah dikumpulkan diberi kode 3. Scoring Jawaban kuesioner yang telah dijawab oleh responden, diberikan penilaian untuk setiap butir pertanyaan. 4. Processing Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar maka dilakukan pemprosesan data ke program computer yaitu SPPS. 5. Tabuler Setelah semua masalah editing, coding, dan scoring serta processing selesai dilakukan tabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisa presentase. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 HASIL PENELITIAN 3.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan umur yang digolongkan menjadi 6 golongan umur dan dapat diperoleh pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No 1 3 4 5 6 Golongan Umur (Tahun) 4 30 31-37 38 44 45 51 5 58 59-65 Total Jumlah n % 7 3,3 6,6 10 33,3 5 16,6 4 13,3 6,6 30 100 Tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa responden yang golongan umurnya paling banyak merawat anggota keluarga yang menderita stroke yaitu 38-44 Tahun sebanyak 10 responden (33,3%) sedangkan golongan umur paling sedikit dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke yaitu pada umur 31 37 Tahun dan umur 59-65 Tahun sebanyak responden (6,7%). 4.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir digolongkan menjadi 4 tingkatan pendidikan yang dapat dilihat pada tabel 4. berikut ini : Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Jumlah No Pendidikan Terakhir 1 3 4 SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total n % 33,3 10,0 40,0 16,7 100 Tabel 4. diatas menunjukan bahwa frekuensi tingkat pendidikan terakhir responden yang tertinggi dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke adalah SMA sebanyak 1 responden (40,0%), sedangkan tingkat pendidikan yang paling sedikit dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke adalah adalah SMP yaitu 3 responden (10,0%). 5.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan pekerjaan terdiri dari tidak bekerja dan bekerja yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : 10 3 1 5 30

No 1 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Ruang Neuro RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo Jumlah Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Total n % 46,7 53,3 100 Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa frekuensi anggota keluarga yang memiliki pekerjaan lebih banyak jumlahnya dari pada frekuensi anggota keluarga yang tidak bekerja. Jumlah anggota keluarga yang bekerja sebanyak 16 responden (53,3%), sedangkan anggota keluarga yang tidak bekerja sebanyak 14 responden (46,7%). 6.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan hubungan dengan klien Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan hubungan dengan klien terdiri dari pasangan hidup (Suami/ Istri), anak dan orangtua yang dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan dengan Klien di Ruang Neuro RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo Jumlah No Hubungan dengan klien 1 3 Pasangan hidup Anak orangtua Total 14 16 30 n % 46,6 53,3-100 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa anggota keluarga yang sering merawat anggota keluarganya adalah anak dari klien yang menderita stroke sebanyak 16 responden (53,3%), dan tidak terdapat responden orangtua. 7.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Tingkat Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan umur dan tingkat kecemasan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini : Tabel 4.5 Distribusi antara Umur dengan Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke 14 16-30

Tingkat Golongan Umur (Tahun) Tidak cemas ringan Sedang Berat Berat Sekali/ panik n % n % n % n % n % 4 30 1 14,3 0 0 4 57,1 8,6 0 0 31 37 0 0 100 0 0 0 0 0 0 38 44 3 30 3 30 0 1 10 1 10 45 51 1 0 1 0 40 0 0 1 0 5 58 0 0 1 5 50 1 5 0 0 59 65 0 0 1 50 1 50 0 0 0 0 Berdasarkan tabel 4.5 tersebut menunjukan tingkat kecemasan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke yang mendominasi adalah kecemasan sedang sebanyak 4 responden ( 57,1% ) pada golongan umur 4 30 Tahun. 8.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan dan Tingkat Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan pendidikan dan tingkat kecemasan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Distribusi antara Pendidikan dengan Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke Tingkatan Pendidikan Terakhir Tidak cemas ringan Sedang Berat Berat Sekali/ panik n % n % n % n % n % SD 0 3 30 1 10 0 0 SMP 1 33,3 0 0 66,6 0 0 0 0

SMA 16,6 16,6 6 50 16,6 0 0 Perguruan Tinggi 0 0 3 60 40 0 0 0 0 Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukan bahwa tingkat kecemasan keluarga yang tertinggi dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke yang dilihat dari pendidikan terakhir adalah pendidikan SD dengan tingkat kecemasan berat sekali/ panik yang dialami oleh responden (0%). 9.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Tingkat Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan tingkat kecemasan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini : Tabel 4.7 Distribusi antara Pekerjaan dengan Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke Tingkatan Pekerjaan Tidak cemas Kecemasa n ringan Sedang Berat Berat Sekali/ panik n % n % n % n % n % Tidak Bekerja 14,3 3 1,4 3 1,4 4 8,6 14,3 Bekerja 3 18,7 5 31, 8 50 0 0 0 0 Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa frekuensi terbanyak keluarga yang tidak bekerja dan merawat anggota keluarganya yang menderita stroke adalah 4 responden (8,6%) dengan tingkat kecemasan berat, sedangkan frekuensi terbanyak keluarga yang bekerja dan sering merawat anggota keluarga yang menderita stroke adalah 8 responden (50%) dengan tingkat kecemasn sedang. 4.1.1. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Klien dengan Tingkat Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan hubungan klien dengan tingkat kecemasan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Klien dengan Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke Tingkatan Hubungan dengan Klien Pasangan Hidup Tidak cemas Kecemasa n ringan Sedang Berat Berat Sekali/ panik n % n % n % n % n % 4 13,3 4 13,3 5 16,6 1 3,3 - - Anak 1 3,3 4 13,3 3 10 3 10 6,6 Orangtua - - - - - - - - - - Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukan bahwa tingkat kecemasan keluarga yang tertinggi dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke dilihat dari hubungan dengan klien yang lebih merasakan cemas adalah Anak klien. 10.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Hasil jawaban responden berdasarkan 14 gejala kecemasan dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke digolongkan dalam tingkat kecemasan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke Jumlah No Tingkat 1 3 4 5 Tidak Cemas Ringan Sedang Berat Berat Sekali/ panik Total n % 16,6 6,6 36,6 13,3 6,6 100 Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa frekuensi terbanyak yang mengalami kecemasan dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke 5 8 11 4 30

yaitu kecemasan sedang yang dialami oleh 11 responden (36,6%), dan frekuensi responden yang terendah mengalami kecemasan adalah kecemasan berat sekali/ panik yang hanya dirasakan oleh responden (6,6%). 11.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Kuisioner Aloei Saboe Kota Gorontalo diperoleh hasil jawaban responden dalam pengisian kuisioner dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini : Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan pada Kuisioner N o pertanyaan Gejala Gejala n % 1 Perasaan Cemas Ketegangan 3 Ketakutan 4 Gangguan Tidur 5 6 7 Gangguan kecerdasan Perasaan depresi (murung) Gejala somatik atau fisik (otot) Firasat buruk 15 50,0 Takut akan pikiran sendiri 0 66,6 Mudah Tersinggung 7 3,3 Merasa Tegang 13 43,3 Lesu 13 43,3 Tidak Bisa Istiraahat 73,3 Mudah terkejut 10 3,3 Mudah menangis 9 30,0 Gemetar 6 0,0 Gelisah 14 46,4 Ketakutan pada gelap 9 30,0 Ditinggal sendiri 1 70,0 Ketakutan pada orang asing - - Ketakutan pada kerumunan orang banyak - - Terbangun malam hari 73,3 Tidur tidak nyenyak 19 63,3 Bangun dengan lesu 5 16,6 Mimpi buruk 6,6 Sukar konsentrasi 17 56,6 Sering bingung 14 46,6 Daya ingat buruk 6 0,0 Hilangnya minat 1 3,3 Sedih 1 70,0 Bangun tidur dini 3 10,0 Perasan berubah-rubah tiap hari 16 53,3 Nyeri otot 73,3 Kaku 6 0,0 Kedutan otot 1 3,3 Suara tidak stabil 8 6,6

N o pertanyaan Gejala Gejala n % 8 Gejala sensori 9 10 11 1 13 14 Gejala kardiovaskuler Gejala respiratori Gejala gastrointestinal Gejala Urogenital Gejala autonomi Tingkah laku responden Tinitus ( telinga berdenging) 6,6 Penglihatan kabur 11 36,6 Muka merah/ pucat 9 30,0 Merasa lemas 5 83,3 Denyut jantung cepat 11 36,6 Nyeri atau sakit di dada 19 63,3 Rasa lesu atau lemas seperti mau pingsan 13 43,3 Rasa tertekan atau sempit di dada 8 6,6 Sering menarik nafas 17 56,6 Nafas pendek atau sesak 11 36,6 Perasaan tercekik 7 3,3 Sulit menelan 10 33,3 Perut melilit 5 16,6 Rasa penuh atau kembung - - Mual 17 56,6 Muntah 6,6 BAB Lembek 4 13,3 Sukar BAB 4 13,3 Kehilangan BB 11 36,6 Sering kencing 4 80,0 Tidak dapat menahan air seni 4 13,3 Tidak datang bulan 7 3,3 Darah haid berlebihan 9 30,0 Darah haid sedikit - - Mulut kering 14 46,6 Muka merah - - Mudah berkeringat 0 66,6 Kepala pusing 4 80,0 Gelisah 14 46,6 Jari gemetar 4 80,0 Muka tegang 9 30,0 Nafas pendek dan cepat - - Muka merah - - Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil dari pembagian kuisioner, gejala yang banyak dirasakan oleh anggota keluarga yang menderita stroke adalah pertanyaan tentang gejala sensori sebanyak 83,3% yaitu klien sering merasakan lemas.

3. PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 5 responden (16,6%), kecemasan ringan 8 responden (6,6%), kecemasan sedang 11 responden (36,6%), kecemasan berat 4 responden (13,3%), kecemasan berat sekali/ panik responden (6,6%). Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa kecemasan sedang yang banyak dirasakan oleh 11 responden disebabkan karena anggota keluarga yang dirawat dalam kondisi yang menurun tetapi, responden sebelumnya pernah merawat anggota keluarga yang menderita stroke. Hasil pembagian kuisioner dengan menggunakan HARS yang berisi 14 pertanyaan, yang lebih banyak dicentang adalah pertanyaan tentang gejala sensori sebanyak 83,3% yaitu klien sering merasakan lemas saat merawat anggota keluarga yang menderita stroke. Responden merasakan lemas karena responden meluangkan waktu sepanjang hari dalam merawat anggota keluarganya yang menderita stroke. Keluarga akan mengalami cemas ketika anggota keluarganya mengalami sakit yang harus dirawat di rumah sakit. Pasien yang dirawat di Rumah sakit dalam waktu yang lama akan lebih membuat cemas. Hal ini karena mereka takut akan kematian, kecacatan atau biaya yang banyak. Semua stressor ini menyebabkan keluarga jatuh pada kondisi krisis dimana mekanisme koping yang digunakan menjadi tidak efektif dan perasaan menyerah atau apatis dan kecemasan akan mendominasi perilaku keluarga. 3..1. Gambaran kecemasan dilihat dari umur responden Berdasarkan penelitian peneliti tentang tingkat kecemasan yang dilakukan di Ruangan Neuro RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang ditinjau dari umur responden didapatkan presentasi tingkat kecemasan yang banyak dialami oleh keluarga yang merawat anggota keluarga yang menderita stroke adalah kecemasan sedang sebanyak 4 responden (57,1%) pada golongan umur 4 30 tahun. Berdasarkan asumsi peneliti bahwa tingkat kecemasan responden dipengaruhi oleh umur, karena semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan berfikir seseorang akan lebih matang. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Na im (010) bahwa individu yang memiliki kematangan kepribadian akan lebih sukar mengalami kecemasan, sebab individu mempunyai adaptasi yang besar terhadap stressor, sedangkan individu yang kepribadian tidak matang lebih peka terhadap rangsangan sehingga sangat mudah mengalami kecemasan. Dan menurut Feist (009) semakin bertambahnya umur kematangan psikologis semakin baik. penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Syarifah Taufik di Ruangan Mawar RSU Undata Palu tahun 008 didapatkan hasil pada umur < 9 tahun lebih banyak mengalami kecemasan berat/ panik yaitu 83,3%, sedangkan pada umur 9 tahun yang mengalami kecemasan berat yaitu 50%.

3... Gambaran kecemasan dilihat dari tingkat pendidikan terakhir responden Berdasarkan penelitian peneliti tentang tingkat kecemasan yang dilakukan di Ruangan Neuro RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang ditinjau dari pendidikan terakhir responden didapatkan tingkat kecemasan keluarga yang tertinggi dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke adalah pendidikan SD dengan tingkat kecemasan berat sekali/ panik yang dialami oleh responden (0%). Menurut asumsi peneliti, kecemasan seseorang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada anggota keluarga dengan tingkat pendidikan terakhir SD bahwa responden salah dalam memahami tentang penyakit yang diderita oleh klien. Mereka berfikir penyakit stroke adalah penyakit yang sangat parah dan dapat menyebabkan kematian. Sedangkan pada responden yang tingkat pendidikannya yang lebih tinggi dari SD tidak merasakan kecemasan berat sekali/ panik, hal ini disebabkan seseorang dengan pendidkan tinggi akan lebih paham tentang informasi yang diberikan terutama informasi tentang keadaan pasien yang sedang dirawat. Kuncoroningrat (1999) mengatakan pendidikan kesehatan merupakan usaha kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mencapai hidup yang optimal. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Hasil penelitian sebelumnya bahwa pada tingkat pendidikan tinggi ( SMA) lebih banyak mengalami kecemasan berat yaitu 63,3%, sedangkan pada tingkat pendidikan rendah (< SMA) yang mengalami kecemasan berat sekali/ panik yaitu 6,5%. 3..3. Gambaran kecemasan dilihat dari pekerjaan responden Berdasarkan penelitian peneliti tentang tingkat kecemasan yang dilakukan di Ruangan Neuro RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo yang ditinjau dari pekerjaan responden bahwa frekuensi terbanyak keluarga yang tidak bekerja dan merawat anggota keluarganya yang menderita stroke adalah 4 responden (8,6%) dengan tingkat kecemasan berat, sedangkan frekuensi terbanyak keluarga yang bekerja dan sering merawat anggota keluarga yang menderita stroke adalah 8 responden (50%) dengan tingkat kecemasn sedang. Setelah di lakuakan pendekatan dan wawancara kepada responden yang tidak bekerja, responden merasa cemas akan penyakit yang dialami oleh keluarganya tersebut. Karena waktu dalam menjaga dan merawat anggota keluarga lebih terfokus pada anggota keluarganya tersebut. Serta sering memikirkan tentang biaya perawatan kelurga yang menderita stroke. keadaan ini yang mempengaruhi kecemasan keluarga karena keluarga tidak memiliki penghasilan yang tetap. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Narbuko (00) bahwa pekerjaan merupakan kegiatan utama atau penghasil utama dalam kehidupan manusia. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Syarifah taufik (008) bahwa responden yang tidak bekerja lebih banyak mengalami kecemasan berat yaitu 81,3%, sedangkan responden yang bekerja menagalmi kecemasan berat yaitu 4,9%. Diperoleh hasil bahwa seorang keluarga yang tidak bekerja lebih banyak

waktu dalam menjaga keluarga yang sakit dan pikirannya tersebut terpusat dengan keluarga yang sakit. 3..4. Gambaran kecemasan dilihat dari hubungan dengan klien Berdasarkan penelitian peneliti yang dilakukan di Ruangan Neuro RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo tentang tingkat kecemasan keluarga yang tertinggi dalam merawat anggota keluarga yang menderita stroke dilihat dari hubungan dengan klien yang lebih merasakan cemas adalah Anak klien. Menurut hasil penelitian, menunjukan bahwa pada saat mendengarkan keputusan dokter mengenai diagnosis anggota keluarga yang dirawat, yang paling merasakan cemas adalah Anak klien. Hal ini disebabkan hubungan antara orangtua dan anak yang begitu dekat sehingga anak merasakan tingkat kecemasan yang tinggi terhadap keadaan orangtuanya. Sedangkan ketika stroke menyerang pasangan hidup hanya berpengaruh pada perannya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya ketika stroke menyerang istri, suami akan berfikir tentang mengasuh anak, dan menggantikan semua pekerjaan rumah tangga yang dilakukan oleh istrinya sebelum sakit. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang tingkat kecemasan keluarga yang merawat anggota keluarga yang menderita stroke di Ruangan Neuro RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo, didapatkan bahwa masih banyak anggota keluarga yang cemas dalam merawat anggota keluarganya yang menderita stroke. yang paling banyak dialami adalah kecemasan sedang sebanyak 11 responden (36,6%), hal ini disebabkan karena anggota keluarga sebelumnya belum pernah merawat anggota keluarga yang menderita stroke. 4.. SARAN Berdasarkan kesimpulan tersebut maka ada beberapa hal yang dapat disarankan oleh peneliti antara lain sebagai berikut : 1. Bagi institusi RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo Meningkatkan program pelayanan kesehatan bukan saja kepada pasien, tetapi juga kepada anggota keluarga terutama kepada anggota keluarga yang sering merawat keluarganya.. Bagi Perawat Lebih meningkatkan mutu pelayanan khususnya dalam menangani pasien dan keluarga dengan memberikan penyuluhan kesehatan 3. Bagi Anggota Keluarga Diharapkan kepada anggota keluarga jangan terlalu terlalu cemas dalam merawat anggota keluarganya yang menderita stroke karena dengan adanya kecemasan dari keluarga maka akan mempengaruhi fisiologi dari pasein yang dirawat.

DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo, sulistiyo. 01. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arbi, 008. Penyakit-penyakit di Masa Tua. Jakarta: EGC Atkkinson Rita dkk, 00. Pengantar Psikologi. Jakarta: Interaksara. Goldszmidt Adrian, 011. Esensial stroke. Jakarta: EGC Hawari Dadang, 001. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hidayat,a.azis, 011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta Selatan: Salemba Medika Lumbantobing, S. M, 003. Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Mansjoer, Arif dkk, 000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Murwani, Arita, 010. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Fitratama Price, Sylvia dkk, 003. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC Setiadi, 013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Soeharto, Iman, 004. Serangan Jantung Dan Stroke Hubungannya Dengan Lemak dan Kolestrol Edisi Kedua. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Stuart, G.W dan Sundeen, S.J., 1998. Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC Taufik Syarifah, 008. Gambaran Tingkat Keluarga Pasien Stroke yang Dirawat Di Ruang Mawar. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Palu. ( http//www.scribd.com/doc/1404461/gambaran-tingkat- -Keluarga-Pasien-Stroke-Yang-Dirawat-Di-Ruang-Mawar)