BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini akan dikemukan hal hal yang berkaitan dengan hasil penelitian yaitu gambaran penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. 4.1 Setting Penelitian (RS Umum Daerah Dr.Moewardi) Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Dr.Moewardi. Rumah sakit tersebut merupakan salah satu Rumah Sakit tipe A milik pemerintah Jawa Tengah. Rumah sakit Dr.Moewardi terletak di Jln. Kolonel Soetarto 132 Jebres,Surakarta. Rumah sakit ini merupakan salah satu rumah sakit rujukan wilayah Surakarta dan perbatasan Jawa Timur dan oleh sebab itu, banyak pasien dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu, Rumah Sakit Moewardi juga merupakan rumah sakit Pendidikan, sebagaimana tertera dalam surat keputusan bersama Mentri Kesehatan, Mentri Pendidikan dan Kebudayaan serta Mentri Dalam Negri RI, nomor 544/Menkes/SKB/X/81, nomor 043/V/1981 dam BO:324 tahun Rumah Sakit Dr.Moewardi adalah Rumah Sakit dengan spesifikasi rumah sakit umum termasuk pula melayani penyakit kanker. Penyakit kanker yang banyak ditemui adalah penyebab kanker pada 46

2 organ reproduksi wanita. Kasus kanker pada organ reproduksi wanita yang banyak ditemui, diantaranya kanker serviks, kanker endometrium, kanker vulva, kanker ovarium, kanker rahim, dan kasus kanker pada organ reproduksi lainnya. Fasilitas ruangan untuk pasien dengan penyakit kanker yang menginap adalah ruang rawat inap. Ruang rawat inap khusus penyakit kanker ada 2, yaitu Ruang Melati 2 dan Mawar 3. Melati 2 merupakan rawat inap kelas III dengan 9 ruang. Mawar 3 merupakan rawat inap kelas II dengan 19 ruang+1 ruang ODC (One Days Care). Rawat inap Melati 2 spesifikasinya R.9 dan Mawar 3 spesifikasinya R.7&8 adalah Ruang yang dikhususkan untuk kanker pada reproduksi wanita. Fasilitas tenaga kesehatan yang disediakan masing-masing ruang di rawat inap Melati 2 dan Mawar 3 cukup lengkap. Tenaga Kesehatan di Rawat inap Melati 2 terdiri dari 25 perawat + 1 PUK dengan jenjang pendidikan 8 orang S.Kep; 17 orang D3 dan I PUK tamatan SMA. Sedangkan Tenaga Kesehatan di Rawat inap Mawar 3 terdiri dari 20 perawat dan 5 bidan dengan jenjang pendidikan 2 orang Ners, 2 orang S.Kep, 15 orang Amd.Kep, 1 orang SPK dan 5 orang Amd.Kebidanan. Sistem pembagian pelayanan di rawat inap menggunakan sistem tim. Satu tim dipimpin oleh PP (Perawat Primer). Masing masing tim hanya menjalankan tugas berdasarkan pembagian ruangnya. Sistem 47

3 pengaturan tim pelayanan ini memudahkan tenaga kesehatan yang di ruangan, sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi secara optimal. Di bagian Rawat inap, kanker serviks merupakan penyakit kanker terbanyak setelah kanker payudara. Pada tahun 2011 Kanker serviks masuk dalam 10 besar penyakit terbanyak rawat inap setelah neoplasma ganas payudara dan janin & bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor penyulit kehamilan persalinan dan kelahiran. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada (Tabel 4.1) Tabel Penyakit Terbanyak Rawat Inap Tahun 2011 No. Keterangan Jumlah 1. Neoplasma ganas payudara Janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi 1560 oleh faktor dan penyulit kehamilan persalinan dan kelahiran 3. Neoplasma ganas serviks uterus Bayi lahir hidup sesuai tempat lahir Diabetes melitus YTT CKD (gagal ginjal) Perdarahan intrakranial Hipertensi essensial Stroke non hemoragik Diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi) 624 Dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 prevalensi kanker serviks di RS Dr.Moewardi mengalami peningkatan kecuali tahun Dari data yang diambil dari Buku Laporan Rawat Inap Tahunan Dr. Moewardi diketahui sebanyak 936 orang pada tahun 2007, 818 orang pada tahun 48

4 2008, sebanyak 1778 orang pada tahun 2010, 1308 orang pada tahun 2011, dan 831 orang pada tahun 2012 ( Grafik 4.1 ). Grafik 4.1. Data Rawat Inap Kanker Serviks Data rawat inap kanker serviks Pada tahun 2012 rata rata kunjungan pasien kanker serviks di rawat inap Melati 2 dan Mawar 3 sekitar pasien setiap bulannya (Grafik 4.2). Kunjungan terendah pada bulan Maret, dan kunjungan tertinggi pada bulan Desember. 49

5 Grafik 4.2. Rekapituasi Kunjungan per-bulan Rawat Inap 100 Kunjungan Rawat Inap Kanker Serviks di R.Melati 2 dan R.Mawar 3 tahun Pelaksanaan Penelitian Tahap Persiapan a. Memasukkan surat ijin penelitian b. Sesi tanya jawab (pada sesi ini peneliti ditanya salah satu staff dari bagian Diklit mengenai rancangan penelitian yang akan dilakukan) sesi ini berlangsung ± 30 menit. c. Menyelesaikan administrasi penelitian d. Mengambil surat ijin penelitian 50

6 4.2.2 Tahap Pelaksanaan a. Waktu & tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan November 2012 hingga pertengahan bulan Desember 2012, kemudian dilanjutkan dari akhir bulan Januari 2013 hingga awal Februari b. Pada tanggal 13 November 2012, peneliti mengambil surat izin penelitian. Setelah itu, peneliti ke bagian rekam medis dengan menunjukkan surat izin penelitian untuk mengambil data kasus kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi tahun ( ). Pada tanggal 14 November, peneliti ke bagian Humas untuk mengambil Profil RSUD Dr. Moewardi dan pada tanggal tsb.peneliti mengantarkan surat ke ruang rawat inap Melati 2 dan Mawar 3. Pada tanggal 16 November 2012 peneliti memulai penelitian dengan memperkenalkan diri dengan masing-masing kepala ruang. Setelah itu, peneliti memulai penelitian dengan mengumpulkan data mengenai wanita dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi di ruangan. Setelah mendapatkan data, peneliti ke bangsal untuk menemui masing-masing penderita dan melakukan observasi. 51

7 4.3 Hasil Penelitian Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini adalah pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi di Rumah Sakit Umum Dr.Moewardi. Adapun gambaran responden penelitian terdiri dari latarbelakang usia, pendidikan, pekerjaan, jenis pembayaran, asal daerah, status pernikahan, jumlah anak, usia anak paling bungsu, preventif pap smear sebelum terdiagnosa kanker serviks, banyaknya program kemoterapi yang dijalani, pengobatan kemoterapi yang dijalani, pengobatan alternatif selain kemoterapi, dan stadium kanker serviks. 1). Usia Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persen (%) < > Total Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah kelompok usia tahun (40%), kedua terbanyak kelompok usia tahun (20%), kemudian diikuti kelompok usia dan < 35 tahun (30%) dan yang paling sedikit kelompok usia > 65 tahun (10%). 52

8 2). Agama Responden terbanyak pemeluk Agama Islam (95%) kemudian diikuti pemeluk agama Kristen Protestan (5%). 3). Pendidikan Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi persen (%) Tidak sekolah 8 20 Tidak tamat SD 1 2,5 SD 19 47,5 SLTP 8 20 SMA 4 10 Total Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan responden adalah SD (47,5%), SLTP dan Tidak pernah sekolah (40%), Sedangkan lainnya dengan jenjang pendidikan Tidak Tamat SD (2,5%) dan SMA (10%). 4). Pekerjaan Tabel Distribusi Frekuensi beradasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi persen (%) Ibu RT Tani Wiraswasta 6 15 Buruh 4 10 Total Tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata pekerjaan responden adalah Tani (45%), Ibu Rumah Tangga (30%), Wiraswasta (15%), Buruh (10%). 53

9 5). Jenis Pembayaran dan Asal Daerah Tabel 4.5 Distribusi berdasarkan Jenis Pembayaran dan Asal Daerah Responden Jenis Pembayaran Asal Daerah 11b Sendiri Banjar Sari 5b Sendiri Klaten 9b Sendiri Pacitan 31b Jamkesmas Surakarta 34b Jamkesmas Karanganyar 3b Sendiri Sragen 15b Jamkesmas Sukoharjo 17b Askes Salatiga 18b Jamkesmas Grobogan 39b Jamkesmas Boyolali 4b Jamkesmas Karang anyar 7b Jamkesmas Grobogan 8b Jamkesmas Karang Anyar 10b Sendiri Grobogan 14b Jamkesmas Ngawi 19b Jamkesmas Wonogiri 20b Jamkesmas Ngawi 23b Jamkesmas Sukoharjo 24b Jamkesmas Klaten 28b Jamkesmas Banjarsari 29b Jamkesmas Surakarta 30b Sendiri Banjarsari 32b Sendiri Ngawi 33b Jamkesmas Banjarsari 1b Askes Surakarta 2b Sendiri Ngawi 6b Jamkesda Boyolali 12b Jamkesmas Grobogan 13b Jamkesmas Ngawi 16b Jamkesmas Boyolali 21b Jamkesmas Sragen 22b Jamkesmas Tengaran 25b Jamkesmas Wonogiri 26b Sendiri Grobogan 27b Jamkesmas Kartasura 35b Jamkesmas Wonogiri 38b Jamkesmas Boyolali 40b Jamkesmas Kartasura 36b Sendiri Surakarta 37b Jamkesmas Boyolali Tabel 4.5 diketahui jenis pembayaran yang digunakan sebagian responden (75%) dengan jamkesmas, jamkesda dan askes sedangkan lainnya biaya sendiri (25%). Mayoritas responden berasal dari desa di Jawa tengah, dan sekitar Jawa Timur. 54

10 6). Status Pernikahan Sebagian besar responden dengan status menikah (87,5%) kemudian sisanya sudah janda (12,5%). 7). Jumlah Anak Tabel Distribusi Frekuensi berdasarkan Jumlah Anak Jumlah Anak Frekuensi Persen (%) Tidak memiliki anak 1 2,5 Memiliki 1 anak 4 10 Memiliki 2 anak 11 27,5 Memiliki 3 anak Memiliki 4 anak 3 7,5 Memiliki 5 anak 7 17,5 Memiliki 6 anak 1 2,5 Memiliki 7 anak 1 2,5 Total Tabel 4.6 menunjukkan bahwa kebanyakan responden memiliki 2 dan 3 anak (57,5%), dan banyak juga responden yang memiliki anak > 4 anak (30 %). Sedangkan hanya (12,5 %) yang tidak memiliki anak dan memiliki 1 anak. 8). Usia Anak yang Paling Bungsu Tabel 4.7.Distribusi Frekuensi berdasarkan Usia Anak yang Paling Bungsu Usia anak bungsu Frekuensi Persen (%) < , , , >35 3 7,5 Total

11 Tabel 4.7 menunjukkan bahwa usia anak paling bungsu yang dimiliki responden terbanyak pada kelompok usia tahun (52,5%), kemudian diikuti kelompok usia <10 15 tahun (35%), dan kelompok usia >31-35 tahun (12,5%). 9). Preventif Pap Smear Sebelum Terdiagnosa Kanker Serviks Hanya 1 orang yang pernah (2,5%) melakukan preventif pap smear sebelum terdiagnosa kanker serviks di klinik kesehatan sedangkan lainnya tidak pernah (97,5%) preventif pap smear. Sesuai dengan pernyataan residen saat ditanya Dok, sebelum terdiagnosa kanker serviks pasien pernah preventif pap smear? Residen RE : engga...rata rata di sini datang karena udah sakit...misalkan datang awal mereka baru tau sakit, utk kemo atau operasi baru mereka datang ke sini. Jadi skrining disini engga ada...kayak IV test atau pap smear itukan skrining awal...disini ga ada..jadi mereka udah sakit...kalau yang belum sakit ya..puskesmas mereka larinya... 10). Stadium Kanker Serviks Tabel 4.8. Distribusi berdasarkan Stadium Kanker Serviks Stadium Total Persen (%) Stadium IB 1 2,5 Stadium IB Stadium II A 5 12,5 Stadium II B Stadium III B Stadium IV A 2 5 Total

12 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata rata responden yang datang ke RS dengan stadium lanjut II A, II B, III B (82,5%), bahkan ada juga yang datang ke RS dengan stadium IV A (5%). 11). Banyaknya program kemoterapi yang dijalani Tabel 4.9. Distibusi Frekuensi berdasarkan Banyaknya Program Kemoterapi yang dijalani Banyaknya program kemoterapi Frekuensi Persen (%) 1 kali 15 37,5 2 kali 7 17,5 3 kali 11 27,5 4 kali kali 1 2,5 6 kali kali 1 2,5 9 kali 1 2,5 Total Tabel 4.9 menunjukkan bahwa rata rata responden yang datang ke RS baru melakukan 1 kali program kemoterapi (37,5%), diikuti yang melakukan 2-3 kali program kemoterapi (45%) dan yang yang lainnya sudah melakukan >4 kali bahkan sampai dengan 9 kali program kemoterapi (17,5%). 57

13 12). Pengobatan Kemoterapi yang dijalani Tabel Distribusi berdasarkan Pengobatan Kemoterapi yang dijalani Pengobatan Kemoterapi Frekuensi Persen (%) 5 Fu Cisplatin I Fu Cisplatin II Fu Cisplatin III 13 32,5 5 Fu Cisplatin V 1 2,5 5 Fu Cisplatin VI 2 5 Total Tabel 4.10 menunjukkan bahwa rata-rata program kemoterapi yang diikuti 5 Fu Cisplatin I, II, III (92,5%) Sedangkan program kemoterapi yang paling sedikit yg diikuti 5 Fu Cisplatin V, VI (7,5%). 13). Pengobatan Alternatif Selain Kemoterapi Pasien kanker serviks selain mengikuti program kemoterapi, mereka juga mengikuti pengobatan alternatif. Dari seluruh pasien ada 10% yang mencari pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif yang dilakukan adalah minum air daun sirsak, minum air daun nangka, minum madu dan pengobatan herbal baik yang diracik maupun tradisional. Minum air daun sirsak dilakukan oleh 2 orang, minum air daun nangka 1 orang, minum madu 1 orang dan 2 orang yang melakukan pengobatan herbal baik yang maupun tradisional. Peru ER :...law di kemo tambah akeh lah akhirnya ke alternatif saja..ke pak Ustadz atau siapa..seperti itu lo..seperti yang di TV itu lo..ya seperti itu lah...beberapa hal saya pernah cerita-cerita ternyata sebelum ke sini (RS) mereka juga sudah mencoba hal hal seperti itu..pengobatan tradisional..pengobatan TCM..Traditional Chines Medicine... 58

14 Berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa usia penderita kanker serviks rata-rata usia produktif sampai lansia. Pendidikan terakhir mereka tergolong rendah, pendidikan terendah tidak sekolah dan tertinggi SMA. Selain itu, hampir sebagian besar bekerja sebagai petani dan mereka memiliki anak lebih dari dua (2) orang. Oleh sebab itu, peneliti berasumsi bahwa bila sebagian besar pekerjaan mereka sebagai petani, maka kemungkinan besar pendapatan mereka berada dibawah rata-rata atau sangat rendah ditambah lagi kebutuhan ekonomi yang semangkin meningkat sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan bahkan tidak mempunyai uang untuk berobat. Hal ini didukung dengan sebagian besar responden (75%) datang ke RS untuk berobat dengan menggunakan jamkesmas. Penggunaan jamkesmas ini meringankan mereka untuk melakukan pengobatan. Selanjutnya, sebagian besar responden berobat ke RS dalam keadaan stadium lanjut ( stadium II B-III B). Dengan kondisi stadium seperti itu, maka sebagian besar dari mereka mengikuti pengobatan kanker serviks salah satunya kemoterapi. Sebagian besar (82,5%) Mereka baru mengikuti 1-3 kali program kemoterapi dan pengobatan kemoterapi yang terbanyak dijalani adalah 5 FU Cisplatin I,II, dan III sebanyak (92,5%). Selain mengikuti program kemoterapi, sebagian kecil (10%) mereka juga mengikuti pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif yang dilakukan seperti minum air daun sirsak, air daun nangka 59

15 dan madu. Hal ini mau menunjukkan bahwa walaupun mereka datang dengan stadium lanjut, namun mereka tetap memiliki usaha untuk meningkatkan semangat hidup mereka. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa pergi ke rumah sakit menjadi satu-satunya alasan mereka untuk meningkatkan harapan hidup mereka Kecemasan Responden yang Mengikuti Program Kemoterapi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala kecemasan Hamilton untuk mengukur kecemasan responden yang mengikuti program kemoterapi. Skala Hamilton ini terdiri dari 14 aspek yaitu 1) kecemasan (ansietas), 2) ketegangan, 3) perasaan takut (fobia) pada situasi/peristiwa, 4) gangguan tidur, 5) gangguan kecerdasan, 6) depresi (murung), 7) gejala somatik/fisik (otot), 8) gejala somatik/fisik (sensorik), 9) gejala kardiovaskuler (jantung & pembuluh darah), 10) gejala respiratori (pernapasan), 11) gejala gastrointestinal (pencernaan), 12) gejala urogenital (perkemihan & kelamin), 13) gejala autonom, dan 14) tingkah laku pada wawancara. Penilaian Hamilton tersebut di beri skor antara 0-4. Skor 0 bila responden menjawab tidak ada gejala/keluhan, skor 1 bila responden menjawab gejala ringan, skor 2 bila responden menjawab gejala sedang, skor 3 bila responden menjawab gejala berat dan skor 4 bila responden menjawab gejala berat sekali. Masing-masing definisi skor 1-4 dipaparkan pada Tabel (3.1). Penilaian tersebut dilakukan dengan wawancara berdasarkan kuesioner kepada 40 responden. 60

16 Selanjutnya, untuk memudahkan dalam pemaparannya, peneliti akan membagi 14 aspek dalam dua (2) gejala, yakni gejala fisik dan gejala psikis Gejala Fisik Dalam penelitian ini akan dipaparkan gejala fisik pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi. Gejala fisik yang dinilai berdasarkan 7 (tujuh) aspek, yaitu 1) gejala somatik/fisik (otot), 2) gejala somatik/fisik (sensorik), 3) gejala kardiovaskuler (jantung&pembuluh darah), 4) gejala respiratori (penapasan), 5) gejala gastrointestinal (pencernaan), 6) gejala urogenital (perkemihan&kelamin), 7) gejala autonom. 1). Gejala Somatik/fisik (otot) Untuk mengidentifikasi gejala somatik/fisik (otot) pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan diketahui frekuensi kecemasan berdasarkan 5 (lima) aspek, yakni a) sakit dan nyeri di otot-otot, b) kekakuan otot, c) kejutan otot secara tiba-tiba, d) gigi gemerutuk, e) suara tidak stabil. Hasil penilaian gejala somatik/fisik (otot) yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.11). saat ditanya Apakah saudara mengalami gangguan otot (sakit dan nyeri otot, kekakuan otot, kejutan otot secara tiba-tiba, gigi gemerutuk, suara tidak stabil) saat cemas? jawaban sakit dan nyeri otot dengan pasien kanker serviks 61

17 yang mengikuti program kemoterapi terbanyak pada kategori tidak ada gejala (57,5%), diikuti gejala berat (20%). Kekakuan otot terbanyak pada kategori tidak ada gejala (50%), diikuti gejala berat (20%). Kejutan otot secara tiba-tiba terbanyak pada kategori tidak ada gejala (52,5%), diikuti gejala berat (22,5%). Gigi gemerutuk terbanyak pada kategori tidak ada gejala (87,5%). Suara tidak stabil terbanyak pada kategori tidak ada gejala (70%), diikuti gejala berat (12,5%). Dengan demikian gejala somatik/fisik (otot) dimiliki pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoteapi namun tidak terlalu signifikan. Rata-rata menunjukkan tidak ada gejala atau keluhan, kemudian diikuti gejala ringan, sedang, berat hingga berat sekali. Kekakuan otot, kejutan otot secara tiba-tiba, suara tidak stabil dari gejala ringan, sedang, berat, berat sekali sedangkan lainnya dari kategori ringan hingga berat. Tabel Distribusi Frekuensi Kecemasan berdasarkan Gejala Somatik/fisik (otot) Gejala somatik/fisik (otot) Kategori Kecemasan Total Tidak Bergejala Ringan Sedang Berat Berat Sekali Sakit dan nyeri di otot otot 57,5 % 5 % 17,5 % 20 % 0 % 100 % Kekakuan otot % 15 % 12,5 % 20 % 2,5 % 100 % Kejutan otot secara tiba tiba 52,5 % 10 % 12,5 % 22,5 % 2,5 % 100 % Gigi Gemerutuk ,5 % 7,5 % 0 % 5 % 0 % 100 % Suara tidak Stabil % 5 % 10 % 12,5 % 2,5 % 100 % 62

18 2). Gejala Somatik/fisik (sensorik) Untuk mengidentifikasi gejala somatik/fisik (sensorik) pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 5 (lima) aspek, yakni a) telinga berdenging, b) penglihatan kabur, c) muka panas dingin, d) merasa lemas, e) perasaan sensasi ditusuk-tusuk. Hasil penilaian gejala somatik/fisik (sensorik) yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.12). saat ditanya Apakah saudara mengalami gangguan sensorik (telinga berdenging, penglihatan kabur, muka panas dingin, merasa lemas, perasaan sensasi ditusuktusuk) saat cemas? jawaban Rentang telinga berdenging terbanyak pada kategori tidak ada gejala (55%), diikuti gejala sedang (22,5%). Penglihatan kabur terbanyak pada kategori tidak ada gejala (47,5%), diikuti gejala ringan (22,5%), dan sedang (20%). Muka panas dingin terbanyak pada kategori tidak ada gejala (65%), diikuti gejala ringan (17,5%) dan sedang (12,5). Merasa lemas pada gejala sedang (32,5%), diikuti berat (35%). Perasaan sensasi ditusuk-tusuk terbanyak pada kategori tidak ada gejala (70%). Dengan demikian gejala somatik/fisik (sensori) tidak terlalu signifikan dimiliki pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi. Rata rata menunjukkan tidak ada gejala atau keluhan kemudian diikuti gejala ringan hingga berat sekali. Penglihatan kabur & 63

19 merasa lemas dimiliki pasien dari kategori ringan,sedang,berat, hingga berat sekali sedangkan lainnya dimiliki pasien dari kategori ringan, sedang hingga berat. Tabel Distribusi Frekuensi Kecemasan berdasarkan Gejala Somatik/fisik (sensorik) Gejala Somatik/fisik (sensorik) Kategori Kecemasan Total Tidak Ringan Sedang Berat Berat bergejala Sekali Telinga berdenging % 12,5 % 22,5 % 10 % 0 % 100 % Penglihatan kabur ,5 % 22,5 % 20 % 7,5 % 2,5 % 100 % Muka panas dingin % 17,5 % 12,5 % 5 % 0 % 100 % Merasa lemas Perasaan sensasi ditusuk tusuk 25 % 5 % 32,5 % 35 % 2,5 % 100 % % 7,5 % 5 % 17,5 % 0 % 100 % 3). Gejala Kardiovaskuler (jantung&pembuluh darah) Untuk mengidentifikasi gejala kardiovaskuler (jantung & pembuluh darah) pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 5 (lima) aspek, yakni a) denyut jantung cepat (ngos-ngosan), b) berdebar-debar, c) nyeri di dada, d) rasa lemas seperti mau pingsan, e) denyut jantung seperti berhenti sekejap. Hasil penilaian gejala kardiovaskuler (jantung & pembuluh darah) yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.13). Denyut jantung cepat (ngos-ngosan) terbanyak pada kategori tidak ada gejala (37,5%), 64

20 diikuti gejala sedang (22,5%), dan berat (25%). Berdebar-debar pada kategori tidak ada gejala (30%), diikuti ringan (20%), dan gejala sedang & berat (22,5%). Nyeri didada pada kategori tidak ada gejala (47,5%), ringan (12,5%), sedang (22,5%), berat ( 17,5%). Rasa lemas seperi mau pingsan pada kategori tidak ada gejala (52,5%), ringan (15%), sedang (17,5%), berat (15%). Denyut jantung seperti berhenti sekejap terbanyak pada kategori tidak ada gejala (85%). Dengan demikian gejala kardiovaskuler (jantung & pembuluh darah) dimiliki pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi namun tidak terlalu signifikan. Rata rata kategori denyut jantung cepat, berdebar-debar, nyeri di dada, rasa lemas seperti mau pingsan, denyut jantung seperti berhenti sekejap lebih menunjukkan tidak ada gejala atau keluhan. Denyut jantung cepat (ngos-ngosan) & berdebar-debar dimiliki pasien cemas hingga kategori berat sekali, sedangkan yang lainnya dimiliki pasien hingga kategori berat. Tabel Distribusi Frekuensi Kecemasan berdasarkan Gejala Kardiovaskular (jantung & pembuluh darah) Gejala Kardiovaskular (jantung & pembuluh darah) Denyut jantung cepat (ngos-ngosan) Kategori Kecemasan Total Tidak Ringan Sedang Berat Berat Bergejala Sekali ,5 % 10 % 22,5 % 25 % 5 % 100 % Berdebar debar % 20 % 22,5 % 22,5 % 5 % 100 % Nyeri di dada Rasa lemas seperti mau pingsan Denyut jantung seperti berhenti sekejap 47,5 % 12,5 % 22,5 % 17,5 % 0 % 100 % ,5 % 15 % 17,5 % 15 % 0 % 100 % % 2,5 % 5 % 7,5 % 0 % 100 % 65

21 4). Gejala Respiratori (pernapasan) Untuk mengidentifikasi gejala respiratori (pernapasan) pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 4 (empat) aspek, yakni a) rasa tertekan di dada, b) rasa sesak didada, c) sering menarik nafas, d) nafas pendek/sesak. Hasil penilaian gejala respiratori (pernapasan) yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.14). Saat ditanya Apakah saudara mengalami gangguan pernapasan (rasa tertekan di dada, rasa sesak di dada, sering menarik nafas, nafas pendek/sesak) saat cemas? jawaban Rasa tertekan di dada terbanyak pada kategori tidak ada gejala (60%), diikuti gejala sedang (20%). Rasa sesak di dada terbanyak pada kategori tidak ada gejala (62,5%), diikuti gejala sedang (20%). Sering menarik nafas terbanyak pada kategori tidak ada gejala (67,5%), diikuti gejala berat (17,5%). Nafas pendek/sesak terbanyak pada kategori tidak ada gejala (80%). Dengan demikian gejala respiratori (pernapasan) dimiliki pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi namun tidak terlalu signifikan. Rata-rata menunjukkan tidak ada gejala atau keluhan kemudian diikuti kategori ringan, sedang, berat, berat sekali. Sering menarik nafas, nafas pendek/sesak dimiliki pasien saat cemas hingga kategori berat sekali, sedangkan lainnya hingga kategori berat. 66

22 Tabel Distribusi Frekuensi Kecemasan berdasarkan Gejala Respiratori (pernapasan) Gejala Respiratori (pernapasan) Kategori Kecemasan Total Tidak Bergejala Ringan Sedang Berat Berat Sekali Rasa tertekan di dada % 10 % 20 % 10 % 0 % 100 % Rasa sesak di dada ,5 % 5 % 20 % 12,5 % 0 % 100 % Sering menarik nafas ,5 % 5 % 7,5 % 17,5 % 2,5 % 100 % Nafas pendek/sesak % 7,5 % 2,5 % 7,5 % 2,5 % 100 % 5). Gejala Gastrointestinal (pencernaan) Untuk mengidentifikasi gejala gastrointestinal (pencernaan) pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 8 (delapan) aspek, yakni a) nyeri perut, b) nyeri sebelum dan sesudah makan, c) perasaan terbakar pada perut, d) rasa penuh dan kembung, e) mual, f) muntah, g) buang air besar lembek, h) sukar buang air besar (konstipasi). Hasil penilaian gejala gastrointestinal (pencernaan) yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.15). Saat ditanya Apakah saudara mengalami gangguan pencernaan (nyeri perut, nyeri sebelum&sesudah makan, perasaan terbakar pada perut, rasa penuh&kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, sukar buang air besar (konstipasi)) saat cemas? jawaban Nyeri perut terbanyak pada gejala berat ( 35%). Nyeri sebelum dan sesudah makan terbanyak 67

23 pada kategori tidak ada gejala (40%), diikuti gejala berat (22,5%). Perasaan terbakar pada perut terbanyak pada kategori kecemasan tidak ada gejala (37,5%), diikuti gejala sedang (22,5%), dan berat (30%). Rasa penuh dan kembung terbanyak pada gejala berat (35%). Mual terbanyak pada gejala sedang (37,5%), dan berat (30%). Muntah terbanyak pada gejala sedang & berat (30%). Buang air besar lembek terbanyak pada kategori tidak ada gejala (82,5%). Sukar buang air besar (konstipasi) terbanyak pada kategori tidak ada gejala (45%), diikuti gejala sedang (32,5%). Dengan demikian gangguan pencernaan (gastrointestinal) dimiliki oleh pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi. Rata-rata menunjukkan adanya gangguan pencernaan(gastrointestinal) saat cemas mulai dari tidak ada gejala, ringan, sedang, berat hingga berat sekali. 68

24 Tabel Distribusi Frekuensi Kecemasan berdasarkan Gejala Gastrointestinal (pencernaan) Gejala Gastrointestinal (pencernaan) Kategori Kecemasan Total Tidak Ringan Sedang Berat Berat Bergejala sekali Nyeri perut Nyeri sebelum dan sesudah makan Perasaan terbakar pada perut Rasa penuh dan kembung 25 % 10 % 25 % 35 % 5 % 100 % % 10 % 25 % 22,5 % 2,5 % 100 % ,5 % 7,5 % 22,5 % 30 % 2,5 % 100 % % 12,5 % 25 % 35 % 2,5 % 100 % Mual % 7,5 % 37,5 % 30 % 5 % 100 % Muntah ,5 % 10 % 30 % 30 % 2,5 % 100 % Buang air besar lembek Sukar buang air besar (konstipasi) 82,5% 7,5 % 5 % 2,5 % 2,5 % 100 % % 12,5 % 32,5 % 7,5 2,5 100 % 6). Gejala Urogenital (perkemihan&kelamin) Untuk mengidentifikasi gejala urogenital (perkemihan&kelamin) pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 9 (sembilan) aspek, yakni a) sering buang air kecil, b) tidak dapat menahan kencing, c) tidak datang bulan (tidak haid), d) darah haid berlebihan, e) darah haid sedikit, f) masa haid berkepanjangan, g) masa haid amat pendek, h) haid beberapa kali dalam sebulan, i) mengalami penurunan minat seksual. 69

25 Hasil penilaian gejala urogenital (perkemihan & kelamin) yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.16). Saat ditanya Apakah saudara mengalami gangguan perkemihan & kelamin (sering buang air kecil, tidak dapat menahan kencing, tidak datang bulan (tidak haid), darah haid berlebihan, darah haid sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, mengalami penurunan minat seksual) saat cemas? jawaban sering buang air kecil terbanyak pada gejala sedang (45%), dan berat (27,5%). Tidak dapat menahan kencing terbanyak pada kategori tidak ada gejala (75%), diikuti gejala berat (12,5%). Tidak datang bulan /haid pada kategori tidak ada gejala dan sudah menopause (67,5%), diikuti gejala berat sekali (22,5%). Darah haid berlebihan terbanyak pada kategori tidak ada gejala (72,5%). Darah haid sedikit terbanyak pada kategori tidak ada gejala (70%), diikuti gejala sedang (17,5%). Masa haid berkepanjangan terbanyak pada kategori tidak ada gejala (80%). Masa haid amat pendek terbanyak pada kategori tidak ada gejala (80%). Haid beberapa kali dalam sebulan terbanyak pada kategori tidak ada gejala(87,5%). Mengalami penurunan minat seksual terbanyak pada kategori berat sekali (50%). Dengan demikian gejala urogenital (perkemihan&kelamin) dimiliki pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi. Ratarata menunjukkan kategori tidak ada gejala,sedang,berat hingga berat sekali. Dari semua gejala urogenital yang dimiliki oleh pasien kanker 70

26 serviks yang mengikuti program kemoterapi,mengalami penurunan minat seksual paling terbanyak dialami oleh pasien. Data menunjukkan 50% pasien yang mengikuti program kemoterapi mengalami penurunan minat seksual. Tabel Distribusi Frekuensi Kecemasan berdasarkan Gejala Urogenital (perkemihan & kelamin) Gejala Urogenital (perkemihan & kelamin) Kategori Kecemasan Total Tidak Bergejala Ringan Sedang Berat Berat Sekali Sering buang air kecil ,5 % 10 % 45 % 27, 5 % % Tidak dapat menahan kencing 75 % 7,5 % 5 % 12,5 % % Tidak datang bulan (tidak haid) 67,5 % 0 5 % 5 % 22,5 % 100 % Darah haid berlebihan ,5 % 0 12,5 % 10 % 5 % 100 % Darah haid sedikit % 0 17,5 % 7,5 % 5 % 100 % Masa haid berkepanjangan % 0 10 % 5 % 5 % 100 % Masa haid amat pendek % 0 7,5 % 7,5 % 5 % 100 % Haid beberapa kali dalam sebulan 87,5 % 0 5 % 5 % 2,5 % 100 % Mengalami penurunan minat seksual 17,5 % 0 15 % 17,5 % 50 % 100 % 7). Gejala Autonom Untuk mengidentifikasi gejala autonom pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 7 (tujuh) aspek, yakni a) mulut kering, b) muka merah, c) mudah berkeringat, d) kepala pusing, e) kepala terasa berat, f) kepala terasa sakit, g) bulu kuduk berdiri. 71

27 Hasil penilaian gejala autonom yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.17). Gejala autonom pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi saat ditanya Apakah saudara mengalami gangguan autonom (mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit, bulu kuduk berdiri) pada saat cemas? jawaban mengalami mulut kering terbanyak pada kategori tidak ada gejala (32,5%), diikuti gejala sedang (27,5%), dan berat (22,5%). Muka merah terbanyak pada kategori tidak ada gejala (90%). Mudah berkeringat terbanyak pada gejala sedang (35%). Kepala pusing terbanyak pada gejala sedang (40%). Kepala terasa berat terbanyak pada gejala sedang (35%). Kepala terasa sakit terbanyak pada gejala sedang (37,5%). Bulu kuduk berdiri terbanyak pada kategori kecemasan tidak ada gejala (87,5%). Dengan demikian gejala otonom dimiliki oleh pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi namun tidak terlalu signifikan. Rata-rata menunjukkan tidak ada gejala atau keluhan kemudian diikuti gejala ringan, sedang, berat dan berat sekali. Dari semua gejala otonom, mudah berkeringat, kepala pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit dimiliki pasien dengan kategori sedang untuk gejala lainya dimiliki pasien dengan kategori terbanyak tidak ada gejala atau keluhan. 72

28 Tabel Distribusi Frekuensi Kecemasan berdasarkan Gejala Autonom Gejala autonom Kategori Kecemasan Total Tidak bergejala Ringan Sedang Berat Berat sekali Mulut kering ,5 % 17,5 % 27,5 % 22,5 % 0 % 100 % Muka merah % 2,5 % 5 % 2,5 % 0 % 100 % Mudah berkeringat % 10 % 35 % 17,5 % 7,5 % 100 % Kepala pusing ,5 % 10 % 40 % 20 % 2,5 % 100 % Kepala terasa berat ,5 % 12,5 % 35 % 20 % 0 % 100 % Kepala terasa sakit ,5 % 12,5 % 37,5 % 17.5 % 0 % 100 % Bulu kuduk berdiri ,5 % 5 % 2,5 % 5 % 0 % 100 % Gejala Psikis Dalam penelitian ini akan dipaparkan gejala psikis pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi. Gejala psikis yang dinilai berdasarkan 7 (tujuh) aspek, yaitu 1) kecemasan (ansietas), 2) ketegangan, 3) ketakutan, 4) gangguan tidur, 5) gangguan kecerdasan, 6) perasaan depresi (murung), dan 7) tingkah laku saat wawancara. 1). Kecemasan (ansietas) Untuk mengidentifikasi kecemasan (ansietas) pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 4 (empat) aspek yakni a) perasaan cemas, b) hal yang dikhawatirkan, c) perasaan buruk yang terjadi, dan d) mudah tersinggung. 73

29 Hasil penilaian perasaan cemas (ansietas) yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.18). Rentang perasaan cemas (ansietas) pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi saat ditanya Apakah saudara pernah cemas (gelisah) pada minggu terakhir atau akhir-akhir ini? Jawaban responden terbanyak pada kategori berat (40%), diikuti gejala sedang & tidak ada gejala (22,5%). Saat peneliti bertanya Apakah ada sesuatu yang saudara khawatirkan saat ini? jawaban responden terbanyak pada kategori berat (40%), diikuti tidak ada gejala atau keluhan (30%). Apakah ada sesuatu perasaan buruk terjadi pada saudara? jawaban responden terbanyak pada kategori tidak bergejala (42,5%), jikapun ada, jawaban responden pada gejala ringan (7,5%), sedang (17,5%), berat (32,5%). Apakah saudara menjadi mudah tersinggung pada minggu terakhir ini? jawaban responden terbanyak pada kategori tidak bergejala (47,5%), jikapun ada, jawaban responden pada kategori sedang (27,5%), berat (25%). Dengan demikian perasaan cemas dan hal yang dikhawatirkan pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi terbanyak pada kategori kecemasan berat. Sedangkan perasaan buruk terjadi dan perasaan mudah tersinggung tidak terlalu menunjukkan gejala. Jikapun 74

30 ada, hanya sedikit yang menunjukkan gejala sekitar 7,5-32,5% dengan kategori kecemasan ringan, sedang dan berat. Tabel Distribusi Frekuensi kecemasan berdasarkan kecemasan (ansietas) Kategori Kecemasan Total Kecemasan (ansietas) Tidak bergejala Ringan Sedan g Berat Berat sekali Perasaan cemas ,5 % 15 % 22,5 % 40 % 0 % 100 % Hal yang dikhawatirkan 30 % 10 % 17,5 % 40 % 2,5 % 100 % Sesuatu perasaan buruk terjadi 42,5 % 7,5 % 17,5 % 32,5 % 0 % 100 % Perasaan mudah Tersinggung 47,5 % 0 % 27,5 % 25 % 0 % 100 % 2). Ketegangan Untuk mengidentifikasi ketegangan pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 7 (tujuh) aspek yakni a) perasaan tegang, b) mudah lelah, c) tidak bisa istirahat dengan tenang, d) mudah terkejut, e) mudah menangis, f) gemetar, dan g) perasaan gelisah. Hasil penilaian ketegangan yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.19). Ketegangan pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi saat ditanya Apakah saudara merasakan gejala (perasaan tegang, mudah lelah, tidak bisa istirahat dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, dan perasaan gelisah) saat 75

31 cemas? jawaban perasaan tegang terbanyak pada kategori sedang (32,5%) dan berat (25%). Mudah lelah terbanyak pada kategori sedang (35%) dan berat (30%). Tidak bisa istirahat dengan tenang terbanyak pada kategori sedang ( 32,5%) dan berat (30%). Mudah terkejut terbanyak pada kategori tidak bergejala (45%), sedang (30%), berat (22,5%). Mudah menangis terbanyak pada kategori tidak bergejala (32,5%), sedang (27,5%), berat (30%). Gemetar terbanyak pada kategori tidak bergejala (60%), sedang (17,5%), berat (20%). Jawaban perasaan gelisah terbanyak pada kategori tidak bergejala (45%), sedang (17,5%), berat (35%). Dengan demikian perasaan tegang dan mudah lelah dialami pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi pada kategori kecemasan sedang (67,5%),diikuti gejala berat (55%). Tidak bisa istirahat tenang dan mudah terkejut terbanyak pada kategori kecemasan tidak bergejala (67,5%), gejala sedang (62,5%). Mudah menangis,gemetar, dan perasaan gelisah terbanyak pada kategori kecemasan tidak bergejala (137,5%), gejala berat (85%). 76

32 Tabel Distribusi Frekuensi kecemasan berdasarkan Ketegangan Ketegangan Kategori Kecemasan Total Tidak bergejala Ringan Sedang Berat Berat sekali Perasaan Tegang 35 % 5 % 32,5 % 25 % 2,5 % 100 % Mudah Lelah Tidak bisa istirahat dengan tenang 17,5 % 10 % 35 % 30 % 7,5 % 100 % ,5 % 12,5 % 32,5 % 30 % 2,5 % 100 % Mudah Terkejut % 0 % 30 % 22,5 % 2,5 % 100 % Mudah menangis ,5 % 2,5 % 27,5 % 30 % 7,5 % 100 % Gemetar % 2,5 % 17,5 % 20 % 0 % 100 % Perasaan Gelisah % 0 % 17,5 % 35 % 2,5 % 100 % 3). Perasaan Takut (fobia) pada Situasi atau Peristiwa Untuk mengidentifikasi perasaan takut (fobia) pada situasi atau peristiwa pasien yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 6 (enam) aspek yakni a) fobia pada gelap, b) fobia pada orang asing, c) fobia saat ditinggal sendiri, d) fobia pada hewan, e) fobia pada keramaian lalu lintas, f) fobia pada kerumunan orang banyak. 77

33 Hasil penilaian perasaan takut (fobia) yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.20). Perasaan takut (fobia) pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi saat ditanya Apakah saudara merasa takut (fobia) (pada gelap, pada orang asing, saat ditinggal sendiri, pada hewan, pada keramaian lalu lintas, pada kerumunan orang banyak)? jawaban responden takut (fobia) gelap pada kategori tidak ada gejala atau keluhan (90%). Fobia pada orang asing dengan kategori tidak ada gejala (97,5%). Ditinggal sendiri pada kategori tidak ada gejala (72,5%), sedang (22,5%). Fobia pada hewan dengan kategori tidak ada gejala (85%), dan sedang (10%). Pada keramaian lalu lintas pada kategori tidak ada gejala (82,5%), dan sedang (10%). Pada kerumunan orang banyak dengan kategori tidak ada gejala (92,5%). Dengan demikian perasaan takut (fobia) pada sesuatu atau peristiwa pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi tidak terlalu signifikan. Rata-rata menunjukkan kategori kecemasan tidak ada gejala atau keluhan, sedangkan fobia saat ditinggal sendiri, fobia pada hewan, fobia pada keramaian lalu lintas, fobia pada kerumunan orang banyak cenderung pada gejala sedang. 78

34 Tabel Distribusi Frekuensi kecemasan berdasarkan Perasaan Takut (fobia) pada Situasi atau Peristiwa Perasaan takut (fobia) pada situasi atau Kategori Kecemasan Total peristiwa Tidak bergejala Ringan Sedang Berat Berat Sekali Fobia pada gelap % 0 % 5 % 2,5 % 2,5 % 100 % Fobia pada orang asing 97,5 % 0 % 2,5 % 0 % 0 % 100 % Fobia saat ditinggal sendiri 72,5 % 0 % 22,5 % 5 % 0 % 100 % Fobia pada hewan Fobia pada keramaian lalu lintas Fobia pada kerumunan orang banyak 85 % 2,5 % 10 % 0 % 2,5 % 100 % ,5 % 2,5 % 10 % 5 % 0 % 100 % ,5 % 0 % 7,5 % 0 % 0 % 100 % 4). Gangguan Tidur Untuk mengidentifikasi gangguan tidur pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 5 (lima) aspek, yakni a) sulit ingin memulai tidur, b) terbangun malam hari, c) tidur tidak nyenyak, d) bangun pagi dengan lesu, e) sering mengalami mimpi buruk. Hasil penilaian gangguan tidur yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.21). Gangguan tidur pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi saat ditanya Bagaimana tidur saudara pada minggu terakhir ini?(sulit ingin memulai tidur, terbangun malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun pagi dengan lesu, sering mengalami mimpi buruk?) jawaban responden sulit ingin memulai 79

35 terbanyak pada kategori berat (35%). Terbangun pada malam hari tebanyak pada kategori berat (40%). Tidur tidak nyenyak terbanyak pada kategori berat (37,5%). Bangun pagi dengan lesu terbanyak pada kategori tidak ada gejala (50%), diikuti gejala sedang (22,5%), dan berat (20%). Sering mengalami mimpi buruk terbanyak pada kategori tidak ada gejala (60%), diikuti gejala berat (17,5%). Dengan demikian pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi mengalami gangguan tidur. Kategori sulit ingin memulai tidur, terbangun malam hari, tidur tidak nyenyak terbanyak pada gejala berat, sedangkan bangun pagi dengan lesu, sering mengalami mimpi buruk lebih banyak tidak bergejala kemudian baru diikuti gejala sedang hingga berat. Tabel Distribusi Frekuensi kecemasan berdasarkan Gangguan tidur Gangguan Tidur Kategori Kecemasan Total Tidak bergejala Ringan Sedang Berat Berat Sekali Sulit ingin memulai Tidur 27,5 % 5 % 22,5 % 35 % 10 % 100 % Terbangun malam hari ,5 % 7,5 % 17,5 % 40 % 12,5 % 100 % Tidur tidak nyenyak ,5 % 2,5 % 20 % 37,5 % 12,5 % 100 % Bangun pagi dengan lesu 50 % 5 % 22,5 % 20 % 2,5 % 100 % Sering mengalami mimpi Buruk 5). Gangguan Kecerdasan % 5 % 17,5 % 17,5 % 0 % 100 % Untuk mengidentifikasi gangguan kecerdasan pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian 80

36 berdasarkan 2 (dua) aspek, yakni a) kesulitan konsentrasi, b) daya ingat menurun. Hasil penilaian gangguan kecerdasan yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.22). Gangguan kecerdasan pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi saat ditanya Apakah saudara mengalami hal ini (kesulitan konsentrasi, daya ingat menurun)? jawaban kesulitan konsentrasi terbanyak pada kategori tidak ada gejala atau keluhan (37,5%), diikuti gejala sedang (30%), dan berat (20%). Daya ingat menurun terbanyak pada kategori tidak ada gejala atau keluhan (40%), diikuti gejala sedang (27,5%), berat (22,5%). Dengan demikian gangguan kecerdasan pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi tidak terlalu signifikan. Rata rata cenderung menunjukkan tidak ada gejala atau keluhan kemudian ada beberapa dengan gejala ringan,sedang hingga berat. Tabel Distribusi Frekuensi Kecemasan berdasarkan Gangguan kecerdasan Gangguan Kecerdasan Kategori Kecemasan Total Kesulitan Konsentrasi Daya ingat menurun Tidak Bergejala Ringan Sedang Berat Berat Sekali ,5 % 10 % 30 % 20 % 2,5 % 100 % % 10 % 27,5 % 22,5 % 0 % 100 % 81

37 6). Perasaan Depresi (murung) Untuk mengidentifikasi perasaan depresi (murung) pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 4 (empat) aspek, yakni a) hilangnya minat, b) kurangnya kesenangan pada hobi, c) sedih (depresi), d) perasaan berubah ubah sepanjang hari. Hasil penilaian perasaan depresi (murung) yang dipandu wawancara dipaparkan pada Tabel (4.23). Perasaan depresi (murung) pasien kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi saat ditanya Bagaimana mood (suasana hati) saudara untuk minggu terakhir ini? jawaban hilangnya minat terbanyak pada gejala berat (40%). Kurangnya kesenangan pada hobi terbanyak pada gejala berat (42,5%). Sedih/depresi terbanyak pada gejala sedang (32,5%), dan berat (35%). Perasaan berubah-ubah sepanjang hari terbanyak pada kategori tidak ada gejala atau keluhan (27,5) dan berat (27,5%), diikuti berat sekali (15%). Dengan demikian perasaan depresi (murung) dimiliki pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi dengan kategori kecemasan ringan, sedang, hingga berat sekali. Perasaan depresi (murung) ditunjukkan dengan hilangnya minat, kurangnya kesenangan pada hobi, sedih (depresi), perasaan berubah-ubah sepanjang hari. 82

38 Tabel Distribusi Frekuensi Kecemasan berdasarkan Perasaan Depresi (murung) Perasaan Depresi ( murung ) Kategori Kecemasan Total Tidak Bergejala Ringan Sedang Berat Berat Sekali Hilangnya minat Kurangnya Kesenangan pada Hobi 25 % 5 % 25 % 40 % 5 % 100 % % 7,5 % 22,5 % 42,5 % 7,5 % 100 % Sedih (Depresi ) Perasaan berubah ubah sepanjang hari 20 % 5 % 32,5 % 35 % 7,5 % 100 % ,5 % 7,5 % 22,5 % 27,5 % 15 % 100 % 7). Tingkah Laku Wawancara Untuk mengidentifikasi tingkah laku wawancara pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi, dilakukan penilaian berdasarkan 7 (tujuh) aspek, yakni a) gelisah, b) tidak tenang, c) jadi gemetar, d) kerut kening, e) muka tegang, f) nafas pendek dan cepat, g) muka pucat. Hasil penilaian tingkah laku wawancara dipaparkan pada Tabel (4.24). Penilaian tingkah laku responden saat wawancara Frekuensi gelisah saat wawancara terbanyak pada kategori tidak ada gejala (52,5%), dan ringan (22,5%). Tidak Tenang pada kategori tidak ada gejala (45%), dan ringan (37,5%). Jadi Gemetar pada kategori tidak ada gejala (97,5%). Kerut kening pada kategori tidak ada gejala (62,5%), dan ringan (30%). Muka tegang pada kategori tidak ada gejala (50%), 83

39 dan ringan (35%). Nafas pendek atau cepat terbanyak pada kategori tidak ada gejala (97,5%). Muka pucat terbanyak pada kategori tidak ada gejala (77,5%). Dengan demikian pasien dengan kanker serviks yang mengikuti program kemoterapi saat dilakukan penilaian tingkah laku pada saat wawancara rata-rata menunjukkan kategori tidak ada gejala atau keluhan. Jika pun ada, lebih menunjukkan gejala ringan. Tabel Distribusi Frekuensi Kecemasan berdasarkan Tingkah Laku pada Wawancara Tingkah laku wawancara Kategori kecemasan Total Tidak bergejala Ringan Sedang Berat Berat sekali Gelisah ,5 % 22,5 % 20 % 5 % 0 % 100 % Tidak tenang % 37,5 % 15 % 2,5 % 0 % 100 % Jadi gemetar ,5 % 2,5 % 0 % 0 % 0 % 100 % Kerut kening ,5 % 30 % 5 % 2,5 % 0 % 100 % Muka tegang Nafas pendek dan cepat 50 % 35 % 12,5 % 2,5 % 0 % 100 % ,5 % 2,5 % % 100 % Muka pucat ,5 % 10 % 10 % 2,5 % 0 % 100 % 84

40 4.3.3 Pendapat Bebas Responden berkaitan dengan Kemoterapi Hasil penilaian pendapat bebas responden yang dipandu wawancara diketahui lima (5) kategori meliputi 1) biaya, 2) optimis dengan pengobatan biar cepat sembuh, 3) pesimis pengobatan tidak berhasil, 4) takut pada efeksamping kemoterapi 5) lain-lain. Untuk selengkapnya dipaparkan pada Tabel (4.25). Tabel kategori Pendapat Bebas Reponden yang berkaitan dengan Kecemasan saat Mengikuti Program Kemoterapi (n=40) No Kategori pendapat bebas Frekuensi responden 1. Biaya Optimis dengan pengobatan biar 11 cepat sembuh 3. Pesimis pengobatan tidak berhasil 7 4. Takut pada efeksamping kemoterapi 5 5. Lain-lain 5 Pada (Tabel 4.25) dipaparkan 5 kategori dari jawaban respon saat diminta pendapat bebas dari responden mengenai pendapat, perasaan, dan kesankesannya berkaitan dengan kecemasan saat mengikuti program kemoterapi. 1. Biaya Dari 12 responden yang menjawab kesan-kesan mereka saat mengikuti program kemoterapi dari segi biaya adalah 10 responden dengan biaya umum, 1 responden dengan jamkesda, dan 1 responden dengan jamkesmas. Responden dengan biaya umum mengkhawatirkan pengeluaran untuk setiap program kemoterapi yang menghabiskan dana berjuta-juta. 85

41 Ny.S :...adalah dari segi biaya karena tidak ada Askes atau Jamkesmas sehingga mengeluarkan biaya sendiri, apalagi jika kemo mengeluarkan biaya yang tidak sedikit hingga berjuta juta. Ny. M :...adalah dari segi biaya. Saya pakai biaya umum mba, takut ga sanggup bayar untuk kemoterapi selanjutnya... Ny. N :...dari segi biaya. Biaya untuk kemo mahal saya takut saya ga bisa berobat lagi, untuk rawat inap aja saya ga mampu apalagi untuk mengikuti setiap program kemoterapi. Responden dengan jamkesda juga mengkhawatirkan hal yang sama dengan responden dengan biaya umum karena menggunakan jaminan kesehatan daerah (jamkesda) yang tidak sepenuhnya ditanggung oleh daerah untuk setiap pengeluaran sehingga hal ini membuat responden menjadi kepikiran. Ny. L :...dari segi biaya karena dari keluarga tidak mampu, kepikiran setiap hari sehingga mengganggu untuk kegiatan. Mengikuti jamkesda (jaminan kesehatan daerah) tetapi apa apa dimintai biaya sehingga membuat jadi kepikiran. Sedangkan pasien dengan jamkesmas ini mengkhawatirkan ongkos setiap kontrol ke rumah sakit karena ongkos tinggal dan ongkos makan diluar ongkos pengobatan yang disokong oleh pemerintah. Ny. S :...Ongkos+makan saat datang untuk kemo serasa berat, setiap kali kemo ± 300 ribu untuk ongkos+makan. Dari fenomena tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa responden sangat mengkhawatirkan sakitnya ditambah dengan pengeluaran yang besar sehingga sering muncul kecemasan antara memikirkan sakit atau biaya yang dikeluarkan. 2. Optimis Dengan Pengobatan Biar Cepat Sembuh Dari 11 responden yang menjawab optimis dengan pengobatan biar cepat sembuh adalah responden dengan jamkesmas. Hal ini mau menunjukkan jika mereka memiliki semangat untuk sembuh karena mereka bisa melakukan program kemoterapi dengan biaya pemerintah. Ny. D : Sebelum kemoterapi ada perasaan berdebar debar (karena membayangkan kemoterapi) waktu kemoterapi ada rasa terbakar 86

42 diperut, agak hangat sampai sekarang tapi biasa setelah kemoterapi perasaannya seperti biasa tidak ada yang ditakutkan hanya ingin cepat sembuh biar cepat pulang dan ketemu cucu. Ny. M :...saya senang dikemo. Ada obat masuk untuk penyakit saya biar saya bisa sembuh. 3. Pesimis Pengobatan Tidak Berhasil Dari 7 responden yang menjawab pesimis pengobatan tidak berhasil adalah responden dengan biaya jamkesmas dan biaya umum. Responden ini mencemaskan dengan program yang mereka jalani saat ini takut jika tidak berhasil. Ketujuh (7) responden ini mengetahui jika mereka RS sudah dalam stadium lanjut. Ny. T :...takut pengobatan tidak berhasil, takut ga bisa sembuh. Ny. I :... Saya takut mba, saya takut akan kematian, takut jika pengobatan yang dilakukan ini tidak berhasil. 4. Takut pada Efeksamping Kemoterapi Dari 5 responden yang menjawab takut pada efek samping kemoterapi adalah responden dengan biaya umum dan jamkesmas. Kelima (5) responden ini mengetahui efek samping dari kemoterapi. Ny. R : Obat kemo nya keras takut pengaruh pada ginjal dan organ lain, takutnya organ tersebut tidak berfungsi lagi dan memperparah. Ny. N : Saya takut mbak jika mau dikemo selain dari efeksampingnya, saya takut disuntik wedi kadang saya sampai nangis. 5. Lain-lain Dari 5 responden dikategorikan lain-lain adalah responden dengan askes dan jamkesmas. Spesifik dari kategori lain-lain adalah 1 responden dengan pasrah, 2 responden dengan repot harus bolak-balik rumah sakit dan 2 responden tidak mengisi keterangan. Responden dengan jawaban pasrah adalah responden stadium III B dengan ascites sehingga jika dilihat seperti wanita hamil 9 bulan. 87

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN: 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) Silakan anda memberi tanda di kolom isi sesuai

Lebih terperinci

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) 61 Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 =

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam Bab ini akan dipaparkan metode atau cara untuk mendapatkan data penelitian. Metode penelitian terdiri dari tipe penelitian, variabel penelitian, definisi operasional

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka. LAMPIRAN Kata Pengantar Melalui kuesioner ini, kami dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Derajat kecemasan pada siswa kelas XI SMA Santa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS) Nomor Responden : Nama Responden : Tanggal Pemeriksaan : Skor : 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 11 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN : 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety ( HRS-A) Silahkan Anda memberikan tanda di kolom isii

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Responden

Lembar Persetujuan Responden Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Saya yang bernama Sri Lestari Mei Donna Siregar/ 1102334 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Lampiran 4 LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Pre Operasi Dengan Gangguan Pola Tidur Di Ruang Kenanga RS. PELNI Jakarta Tahun 2010 Peneliti

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Informasi Penelitian LEMBAR INFORMASI PENELITIAN Assalammu laikum Wr Wb Saya, Sitti Nursanti dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan a. HARS Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada, Yth, Calon Responden di Tempat. Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nurul Maulidah NIM : 20120320079 Adalah

Lebih terperinci

LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN

LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN KUESIONER LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN Kepada: Yth. Bapak/Ibu/Saudara responden Dengan hormat, yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Setiyoningsih NIM : A11000647 Alamat : Ambalkumolo, 01/03, Buluspesantren,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN - LAMPIRAN SURAT DARI KAMPUS.. Lampiran 2 UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak untuk dilakukan. Data yang terkumpul dari

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul : Tingkat kecemasan keluarga pada pasien operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Peneliti : Dedi Nim : 101121098 Alamat : Fakultas Keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau

Lebih terperinci

Informed Consent. kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung.

Informed Consent. kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung. Lampiran 1 Informed Consent Saya yang bernama Hanum Maftukha Ahda adalah mahasiswa Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saat ini, saya sedang melakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI PADA PNS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

LAMPIRAN 1 HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI PADA PNS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 HUBUNGAN SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI PADA PNS DI KABUPATEN TAPANULI UTARA I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : (Laki-laki/

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 27 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil

Lebih terperinci

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke SUMMARY ABSTRAK Prily Apriliany S. Husain, 84140901. Gambaran Tingkat dalam Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di Ruangan Neuro RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei saboe Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada :

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada : Lampiran I PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : RSJ. Direktur Soeharto Heerdjan Di Jakarta Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI/Skripsi) salah satu tugas pada : Instusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Pengertian Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata men yang berarti bulan dan kata peuseis yang berarti penghentian sementara. Sebenarnya, secara linguistik

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Lembar Permohonan menjadi Responden Lembar Persetujuan Partisipan

LAMPIRAN A. Lembar Permohonan menjadi Responden Lembar Persetujuan Partisipan LAMRAN A Lembar ermohonan menjadi Responden Lembar ersetujuan artisipan 104 Lembar ermohonan Menjadi Responden enelitian Kepada Yth. Saudara Responden enelitian Di RSUD Dr.Moewardi Surakarta Sehubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN 70 Lampiran KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN Variabel indikator Jumlah Soal Tingkat. Keadaan Depresi perasaansedih 2. Persaan bersalah 3. Bunuh diri 4. Gangguan pola tidur (initial insomnia) 5. Gangguan

Lebih terperinci

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian hasil penelitian: (1) Gambaran tempat penelitian; (2) Identitas responden; (3) Informasi tentang penderita kanker serviks; (4) Temuan tentang

Lebih terperinci

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN. tidur (initial insomnia)

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN. tidur (initial insomnia) Lampiran 1 KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN Variabel indikator Jumlah Soal Tingkat 1. Keadaan 1 perasaansedih 2. Persaan bersalah 1 3. Bunuh diri 1 4. Gangguan pola 1 tidur (initial insomnia) 5. Gangguan

Lebih terperinci

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Pilihlah salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan anda, beri tanda silang (X) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan. 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah formulasi atau simplikasi dari kerangka teori/teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, dipelihara, dan dibina sebaik-baiknya sehingga dapat tercapai kualitas hidup yang baik. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi Menurut Stuart (2006) definisi kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

Lebih terperinci

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin

Lebih terperinci

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010 Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kanker Serviks 2.1.1 Pengertian Kanker Serviks Kanker serviks adalah kanker yang menyerang serviks di mana selsel neoplastik terdapat pada seluruh lapisan epitel yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan

Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) Bapak/Ibu diundang untuk berpartisipasi dalam studi hubungan dukungan Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN ( INFORMED CONCENT) HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN STATUS KESEHATAN DENGAN GEJALA DEPRESI PADA USIA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL WILAYAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian, metode penelitian ini jelas sangat dibutuhkan. Metode penelitian berperan penting bagi sebuah penelitian, khususnya dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pasien Kritis a) Definisi pasien kritis Pasien kritis menurut AACN (American Association of Critical Nursing) didefinisikan sebagai pasien yang berisiko tinggi

Lebih terperinci

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007 A. Data Demografi No. Responden : Umur : Alamat : Berikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian 46 47 Email: ethic_fkukmrsi@ med.maranatha. edu KOMISI ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL BANDUNG Judul: Formulir

Lebih terperinci

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah

Rekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah Rekam Medis Penghuni Panti Sosial Nama : Tn. B Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Tukang Bangunan Agama : Islam Alamat : Bengkulu Selatan Suku bangsa : Indonesia

Lebih terperinci

HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)

HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksa : Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Status Perkawinan : Agama : Suku Bangsa : Lamanya di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi pasangan suami istri memiliki keturunan merupakan hal yang di sangat diharapkan. Namun, sebanyak 15% pasangan didunia memiliki gangguan kesuburan atau infertilitas

Lebih terperinci

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN

PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN 37 38 39 40 Lampiran 4 PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida yang mengalami nyeri persalinan kala 1 fase aktif di RSB Mutiara Bunda-Salatiga.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, rasa takut yang kadang kita

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kecemasan 1.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan suami istri. Dimana pada masa ini sesuatu anugrah seorang anak akan hadir diantara mereka. Masa

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI Pedoman Wawancara 1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi? - Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi?

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah BAB II 6 KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Gibson (1996) Kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk

Lebih terperinci

nyeri yang dialami. Kemudian Bapak/ Ibu akan diwawancarai kembali dengan menggunakan kuesioner tetntang ada/tidaknya gangguan pada

nyeri yang dialami. Kemudian Bapak/ Ibu akan diwawancarai kembali dengan menggunakan kuesioner tetntang ada/tidaknya gangguan pada nyeri yang dialami. Kemudian Bapak/ Ibu akan diwawancarai kembali dengan menggunakan kuesioner tetntang ada/tidaknya gangguan pada fungsi otonom. Pada lazimnya penelitian ini tidak akan menimbulkan hal-hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia. Remaja sudah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan suami-istri. Saat ini pada umumnya seorang ibu sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istirahat dan tidur suatu faktor bagi pemulihan kondisi tubuh setelah sehari penuh melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat

Lebih terperinci

BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan

BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan 4. Deskripsi Data Hasil Penelitian BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan siswa dalam pembelajaran matematika untuk aspek dan masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah menengah swasta yang ada di kota Surakarta, dengan berbasis keislaman. SMA Al-Islam 1 Surakarta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan peristiwa alamiah dan fase hidup yang paling istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan kehadiran seorang bayi setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan keadaan sehat karena dengan keadaan sehat setiap orang dapat melakukan segala aktifitas tanpa hambatan. Begitu pula dengan wanita. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang perempuan dan menjadi ancaman berbahaya bagi para perempuan di

Lebih terperinci

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2 By: Syariffudin Definisi Teori Penyebab Penyakit Teori penyebab penyakit memiliki pengertian sebuah teori yang mempelajari gejala-gejala timbulnya penyakit karena adanya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh dunia. Satu dari empat kematian yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh penyakit kanker (Nevid et

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di Amerika presentase kejadian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang menyerang wanita. Kanker ini adalah kanker ketiga yang umum diderita oleh wanita secara global

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR DIAGRAM...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... i ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR DIAGRAM... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks pada Golongan Ekonomi Rendah yang Mengikuti Program Kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi

Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks pada Golongan Ekonomi Rendah yang Mengikuti Program Kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi Yolanda dan Karwur Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks pada Golongan Ekonomi Rendah yang Mengikuti Program Kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi The level of Anxiety in Cervical Cancer Patients of Lower

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. Kepada Yth. Saya yang bertanda tangan dibawah: NIM :

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. Kepada Yth. Saya yang bertanda tangan dibawah: NIM : Lampiran 1 LEMBAR INFORMASI PENELITIAN Kepada Yth Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah: Nama : Dwi Hesti Agustina NIM : 462012083 Adalah Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun emosional. Semakin bertambahnya usia, individu akan mengalami berbagai macam

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N LEMBAR PERSETUJUAN Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas pernyataan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitian ini, saya mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan bilogis lainnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun. 1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun. 1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun 1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun Kecemasan diartikan sebagai perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Sehingga kesehatan ibu merupakan komponen yang penting

Lebih terperinci