5 HASIL PEMBAHASAN. 5.1 Identifikasi Sektor Unggulan

dokumen-dokumen yang mirip
Sekapur Sirih. Ciamis, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis. Ir. Gandjar Rachman

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

bahwa penataan daerah pemilihan pada kabupaten induk dan pembentukan daerah pemilihan pada kabupaten pemekaran dalam penataan keanggotaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

STRUKTUR EKONOMI, KESEMPATAN KERJA DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

LAMPIRAN. Lampiran 1. Matrik Kebutuhan Data, Metode, Jenis dan Sumber Data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera, makmur dan berkeadilan. Akan tetapi kondisi geografis dan

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB IV GAMBARAN UMUM

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation :

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. DKI JAKARTA Kota Jakarta Barat Jakarta Barat

Short Quiz. TIME LIMIT: 10 minutes

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. regional merupakan pelaksanaan dari pembangunan nasional pada wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

Pertemuan III Statistika Dasar (Basic Statistics)

Jumlah No. Provinsi/ Kabupaten Halaman Kabupaten Kecamatan 11. Provinsi Jawa Tengah 34 / 548

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

Metode Statistika STK211/ 3(2-3)

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB III METODE PENELITIAN. kepada pemerintah pusat. Penulis melakukan pengambilan data

Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumberdaya Mineral. Sekretariat. Bidang Bina Marga. Bidang PSDA Bidang Geologi Sumber Daya Mineral

GUBERNUR JAWA TENGAH

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh 3) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN KESENJANGAN PEMBANGUNAN DALAM WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT PUJI WIJANARKO

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

-1- BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

25/09/2013. Metode Statistika (STK211) Pertanyaan. Modus (Mode) Ukuran Pemusatan. Median. Cara menghitung median contoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PAKAN DI KABUPATEN CIAMIS

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Metode Statistika (STK211) Statistika Deskriptif (2) Dr. Ir. Kusman Sadik Dept. Statistika IPB, 2015

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

68 5 HASIL PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Sektor Unggulan Kemampuan memacu pertumbuhan suatu wilayah sangat tergantung dari keunggulan atau daya saing sektor-sektor ekonomi wilayahnya (Rustiadi et al. 2007). Di Indonesia sektor tersebut secara umum dibagi ke dalam sembilan sektor dan setiap sektor dibagi lagi kedalam sub sektor. Untuk mengembangkan semua sektor tersebut secara serentak diperlukan investasi yang sangat besar. Di era otonomi daerah, terbatasnya dana pembangunan mangharuskan adanya penetapan prioritas pengembangan dan biasnya sektor yang menjadi prioritas tersebut adalah sektor unggulan (Surpito 2003). Oleh sebab itu, penentuan atau identifikasi sektor-sektor unggulan daerah dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah menjadi sangat perting, karena sektor ungulan (leader sector) merupakan sektor perekonomian yang diharapkan menjadi penggerak utama (prime mover) perekonomian suatu wilayah. Dengan mengetahui dan mengoptimalkan sektor unggulan yang dimiliki daerah, maka diharapkan mendapat efek positif bagi kemajuan aktifitas perekonomian daerah. Untuk menentukan apakah suatu sektor merupakan merupakan sektor unggulan bagi sutu daerah atau tidaknya, dalam penelitian ini dilakukan dengan metode analisis analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA). 5.1.1 Sektor Unggulan Komparatif (LQ) Untuk melihat dengan skala yang lebih besar dan oleh karena Kabupaten Ciamis letaknya berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah maka dapat dihitung LQ (Sektor Unggulan) kabupaten dan kota se Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai pembandingnya dengan persamaan LQ cj = (X cj /X c ) / (X btj /X bt ). Pada LQ Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah dihitung berdasarkan PDRB kabupaten dan kota tahun 2010, dengan harga konstan tahun 2000 dapat dilihat pada Tabel 19. Terdapat 26 wilayah; 17 Kabupaten dan 9 Kota di provinsi Jawa Barat dan 35 wilayah; 29 Kabupaten dan 6 Kota di provinsi Jawa Tengah. Untuk sektor Pertanian LQ> 1 terdapat pada Kabupaten; Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang dan Kota Banjar (Jawa Barat) serta Kabupaten; Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Temanggung, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes (Jawa Tengah). Nilai LQ terbesar sektor Pertanian terdapat pada Kabupaten Blora (Jawa Tengah) sebesar 3,62. Sektor Pertambangan dan Penggalian LQ> 1 terdapat pada Kabupaten; Sukabumi, Majalengka, Indramayu, Subang dan Karawang (Jawa Barat) serta Kabupaten; Kebumen, Magelang, Blora, Tegal (Jawa Tengah). Nilai LQ terbesar sektor Pertambangan dan Penggalian terdapat pada Kabupaten Indramayu (Jawa Barat) sebesar 14,08.

Tabel 19 Nilai LQ Kabupaten Ciamis Terhadap Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah tahun 2010 KECAMATAN P PP IP LGA BK PHR PK KPJ J Kab. Bogor 0.34 0.54 1.62 2.01 0.77 0.76 0.59 0.48 0.50 Kab. Sukabumi 2.35 2.27 0.47 0.67 0.54 0.89 1.07 1.03 1.20 Kab. Cianjur 2.91 0.06 0.07 0.46 0.76 1.22 1.43 1.41 1.21 Kab. Bandung 0.49 0.63 1.61 1.01 0.41 0.72 0.80 0.59 0.59 Kab. Garut 3.06 0.06 0.19 0.32 0.67 1.24 0.56 1.02 1.17 Kab. Tasikmalaya 3.01 0.11 0.20 0.57 0.17 1.00 0.94 1.04 1.80 Kab. Ciamis 1.99 0.16 0.19 0.37 1.24 1.20 1.59 1.48 2.03 Kab. Kuningan 2.17 0.33 0.06 0.33 1.01 1.05 1.48 1.75 2.73 Kab. Cirebon 2.01 0.19 0.36 1.19 1.73 1.04 1.15 1.19 1.60 Kab. Majalengka 1.82 1.89 0.45 0.39 1.13 0.93 1.26 1.54 1.65 Kab. Sumedang 1.74 0.05 0.68 1.44 0.65 1.24 0.73 1.15 0.93 Kab. Indramayu 1.51 14.08 0.58 0.23 0.28 0.73 0.65 0.37 0.47 Kab. Subang 2.00 5.63 0.38 0.61 0.63 1.04 0.98 1.13 1.00 Kab. Purwakarta 0.68 0.07 1.28 1.33 0.63 1.06 0.60 1.30 0.57 Kab. Karawang 0.61 1.67 1.30 1.61 0.50 1.01 0.68 0.40 0.73 Kab. Bekasi 0.13 0.66 2.07 1.02 0.34 0.47 0.31 0.31 0.28 Kab. Bandung Barat 0.84 0.25 1.14 3.94 0.61 0.88 1.08 0.77 0.77 Kota Bogor 0.02 0.00 0.75 1.81 1.58 1.32 1.97 3.96 0.89 Kota Sukabumi 0.24 0.00 0.15 0.70 1.46 2.01 3.44 2.19 1.61 Kota Bandung 0.01 0.00 0.67 1.33 1.17 1.80 2.14 1.43 1.32 Kota Cirebon 0.03 0.00 0.77 1.35 1.23 1.42 2.68 2.37 1.08 Kota Bekasi 0.06 0.00 1.12 2.24 0.85 1.29 1.94 1.13 0.79 Kota Depok 0.19 0.00 1.06 1.65 1.49 1.41 1.00 1.04 0.93 Kota Cimahi 0.01 0.00 1.56 2.04 1.45 0.97 0.32 0.59 0.70 Kota Tasikmalaya 0.52 0.00 0.47 0.91 2.63 1.42 1.60 2.83 1.41 Kota Banjar 1.33 0.14 0.31 0.57 1.26 1.53 1.35 1.71 1.78 Kab. Cilacap 0.88 0.61 1.41 0.18 0.47 1.02 0.45 0.55 0.38 Kab. Banyumas 1.38 0.68 0.42 0.54 2.15 0.69 2.04 2.43 2.10 Kab. Purbalingga 2.14 0.35 0.27 0.36 1.95 0.84 1.06 1.65 2.20 Kab. Banjarnegara 2.40 0.26 0.35 0.26 1.55 0.57 0.87 1.65 2.45 Kab. Kebumen 2.50 3.46 0.26 0.41 0.87 0.51 0.88 1.22 2.54 Kab. Purworejo 2.28 0.96 0.26 0.29 1.28 0.77 1.20 1.60 2.33 Kab. Wonosobo 3.26 0.32 0.28 0.38 0.99 0.55 1.22 1.68 1.31 Kab. Magelang 1.86 1.35 0.49 0.30 2.11 0.66 1.09 0.74 2.23 Kab. Boyolali 2.16 0.53 0.43 0.76 0.70 1.10 0.53 1.73 1.53 Kab. Klaten 1.31 0.70 0.54 0.42 1.70 1.31 0.58 1.07 1.81 Kab. Sukoharjo 1.32 0.35 0.79 0.59 1.00 1.27 0.86 0.96 1.02 Kab. Wonogiri 3.29 0.41 0.13 0.33 1.04 0.60 1.79 1.18 1.61 Kab. Karanganyar 1.41 0.39 1.35 0.74 0.55 0.47 0.54 0.57 1.04 Kab. Sragen 2.23 0.14 0.59 0.67 1.03 0.85 0.64 1.09 1.52 Kab. Grobogan 2.75 0.72 0.09 0.79 1.09 0.82 0.63 2.52 2.10 Kab. Blora 3.62 1.61 0.16 0.28 0.80 0.66 0.58 1.96 0.92 Kab. Rembang 3.05 0.99 0.10 0.25 2.03 0.76 1.04 0.64 1.80 Kab. Pati 2.18 0.39 0.54 0.66 1.64 0.86 0.80 1.92 0.96 Kab. Kudus 0.23 0.01 1.60 0.22 0.38 1.25 0.39 0.61 0.27 Kab. Jepara 1.39 0.29 0.75 0.42 1.35 0.98 1.09 1.78 1.24 Kab. Demak 2.79 0.10 0.28 0.37 1.49 0.91 0.84 1.11 1.46 Kab. Semarang 0.85 0.06 1.23 0.50 0.86 0.98 0.42 0.97 1.04 Kab. Temanggung 2.08 0.43 0.52 0.53 1.22 0.77 1.11 1.07 1.88 Kab. Kendal 1.56 0.48 1.06 0.63 0.69 0.82 0.53 0.73 0.99 Kab. Batang 1.77 0.64 0.73 0.53 1.43 0.75 0.75 1.04 1.63 Kab. Pekalongan 1.45 0.49 0.69 0.64 1.46 0.84 0.77 1.18 2.08 Kab. Pemalang 1.70 0.55 0.60 0.57 0.64 1.28 0.69 1.08 1.36 Kab. Tegal 1.10 1.24 0.79 0.32 1.21 1.29 0.84 1.81 0.75 Kab. Brebes 3.49 0.62 0.33 0.54 0.47 0.94 0.55 0.76 0.57 Kota Magelang 0.18 0.00 0.09 1.39 3.43 0.35 3.82 3.02 4.65 Kota Surakarta 0.00 0.02 0.66 1.29 3.07 1.21 1.95 2.75 1.51 Kota Salatiga 0.38 0.03 0.52 2.97 1.47 0.89 2.97 2.69 2.19 Kota Semarang 0.08 0.07 0.71 0.70 3.60 1.39 1.87 0.74 1.46 Kota Pekalongan 0.52 0.00 0.54 0.63 3.11 1.23 1.95 1.89 1.60 Kota Tegal 0.63 0.00 0.58 1.36 2.20 1.07 2.76 2.64 1.14 P: Pertanian, PP: Pertambangan/ Penggalian, IP: Industri Pengolahan, LGA: Listrik Gas & Air Bersih, BK: Bangunan/ Konstruksi, PHR: Pedagangan Hotel & Restoran, PK: Pengangkutan Komunikasi, KPJ: Keuangan Persewaan & Jasa Prshn, J: Jasa-jasa Sumber : BPS Pusat (Data Diolah) 69

70 Sektor Industri Pengolahan LQ > 1 terdapat pada Kabupaten; Bogor, Bandung, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Bandung Barat dan Kota; Bekasi, Depok, Cimahi (Jawa Barat) serta Kabupaten; Cilacap, Karanganyar, Kudus, Kendal (Jawa Tengah). Nilai LQ> 1 sektor Industri Pengolahan terdapat pada Kabupaten Bekasi (Jawa Barat) sebesar 2,07. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum LQ> 1 terdapat pada Kabupaten; Bogor, Bandung, Cirebon, Sumedang, Purwakarta, Karawang, Bandung Barat dan Kota; Bogor, Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi (Jawa Barat) serta Kota; Magelang, Surakarta, Salatiga, Tegal (Jawa Tengah). Nilai LQ terbesar sektor Listrik, Gas dan Air Minum terdapat pada Kabupaten Bandung Barat (Jawa Barat) sebesar 3,94. Sektor Bangunan/ Konstruksi LQ> 1 terdapat pada Kabupaten; Bogor, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka dan Kota; Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya, Banjar (Jawa Barat) serta Kabupaten; Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Purworejo, Magelang, Klaten, Wonogiri, Sragen, Grobogan, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Temanggung, Batang, Pekalongan, Tegal, dan Kota; Magelang, Surakarta, Salatiga, Semarang, Pekalongan, Tegal (Jawa Tengah). Nilai LQ terbesar sektor Bangunan/ Konstruksi terdapat pada Kota Semarang (Jawa Tengah) sebesar 3,6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran LQ> 1 terdapat pada Kabupaten; Cianjur, Garut, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Sumedang, Subang, Purwakarta, Karawang dan Kota; Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, Tasikmalaya, Banjar (Jawa Barat) serta Kabupaten; Cilacap, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Kudus, Pemalang, Tegal, dan Kota; Surakarta, Semarang, Pekalongan, Tegal (Jawa Tengah). Nilai LQ terbesar sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran terdapat pada Kota Sukabumi (Jawa Barat) sebesar 2,01. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi LQ> 1 terdapat pada Kabupaten; Sukabumi, Cianjur, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Bandung Barat dan Kota; Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Tasikmalaya, Banjar (Jawa Barat) serta Kabupaten; Banyumas, Purbalingga, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Wonogiri, Rembang, Jepara, Temanggung dan Kota; Magelang, Surakarta, Salatiga, Semarang,Pekalongan, Tegal (Jawa Tengah). Nilai LQ terbesar sektor Pengangkutan dan Komunikasi terdapat pada Kota Magelang (Jawa Tengah) sebesar 3,82. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan LQ> 1 terdapat pada Kabupten; Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Subang, Purwakarta dan Kota; Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, Tasikmalaya, Banjar (Jawa Barat) serta Kabupaten; Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Sragen, Grobogan, Blora, Pati, Jepara, Demak, Temanggung, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal dan Kota; Magelang, Surakarta, Salatiga, Pekalongan, Tegal (Jawa Tengah). Nilai LQ terbesar terdapat pada Kota Bogor (Jawa Barat) sebesar 3,96. Sektor Jasa-jasa LQ> 1 terdapat pada Kabupaten; Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka dan Kota; Sukabumi, Bandung, Cirebon, Depok, Tasikmalaya, Banjar (Jawa Barat) sertakabupaten; Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Rembang, Jepara, Demak, Semarang, Temanggung, Batang,

71 Pekalongan, Pemalang dan Kota; Magelang, Surakarta, Salatiga, Semarang, Pekalongan, Tegal. Nilai LQ terbesar sektor Jasa-jasa terdapat pada KotaMagelang(Jawa Tengah) sebesar 4,65. Sektor unggulan Kabupaten Ciamis terdapat hampir di semua sektor kecuali sektor Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan serta Listrik, Gas dan Air Minum. Dan sektor Jasa memiliki sektor unggulan yang cukup tinggi sebesar 2,03. Untuk melihat LQ>1 kecamatan di Kabupaten Ciamis relatif terhadap kecamatan-kecamatan di wilayah Jawa-Barat dan Jawa Tengah melalui perkalian berantai antara LQ kecamatan i untuk sektor j dengan referensi kabupaten Ciamis dengan LQ kabupaten Ciamis untuk sektor j dengan wilayah referensi Jawa Barat dan Jawa Tengah: LQ icj = (X ij /X i ) / (X btj /X bt ) dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Nilai LQ kecamatan di Kabupaten Ciamis terhadap kecamatan di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah 2010 Kecamatan P PP IP LGA BK PHR PK KPJ J Panumbangan 1.43 0.03 0.18 0.00 1.24 1.13 3.31 1.85 2.15 Panawangan 2.49 0.00 0.31 0.00 1.23 0.90 0.56 1.44 2.19 Sukamantri 1.74 0.11 0.00 0.00 1.47 0.90 1.90 3.42 3.05 Panjalu 1.76 0.02 0.01 0.00 1.38 1.80 1.79 1.71 1.50 Jatinagara 1.86 0.00 0.72 0.00 0.48 0.92 0.42 1.48 1.81 Cipaku 2.14 0.11 0.03 0.00 1.67 1.26 0.41 2.20 2.60 Lumbung 2.61 0.00 0.07 0.00 2.09 0.67 1.11 1.46 2.89 Kawali 1.14 0.00 0.06 0.00 1.01 1.61 2.42 1.82 2.60 Cihaurbeuti 2.78 0.00 0.26 0.00 1.12 0.87 1.23 1.76 1.46 Sadananya 1.93 0.00 0.01 0.00 0.65 1.09 2.01 1.56 3.42 Sindangkasih 0.67 0.00 0.33 0.00 1.46 0.99 4.46 1.97 2.35 Ciamis 0.28 0.00 0.09 2.77 1.58 1.10 6.15 2.29 1.98 Baregbeg 1.30 0.00 0.23 0.00 1.64 1.07 1.90 2.66 2.63 Cijeunjing 1.55 0.03 0.42 0.00 0.68 0.98 1.39 1.49 2.88 Cikoneng 0.40 0.01 0.34 0.00 1.30 1.01 6.65 1.37 1.72 Sukadana 2.84 0.00 0.01 0.00 0.61 1.13 0.64 1.35 2.60 Tambaksari 3.61 0.00 0.04 0.00 0.57 1.01 0.35 1.03 1.73 Cisaga 3.00 0.04 0.04 0.00 1.01 1.13 0.66 1.22 1.97 Rajadesa 2.26 0.05 0.82 0.00 0.64 0.64 0.35 1.25 1.45 Rancah 1.42 0.01 0.49 0.00 1.59 1.02 0.88 1.43 2.56 Lakbok 3.01 0.08 0.01 0.00 2.06 1.34 0.34 0.87 1.37 Mangunjaya 1.66 0.11 0.15 0.00 1.78 1.67 0.35 1.79 2.02 Purwadadi 3.08 0.58 0.01 0.00 1.93 1.08 0.42 0.99 1.79 Banjarsari 1.90 0.47 0.20 0.00 1.40 1.65 0.68 1.05 1.63 Padaherang 2.60 0.38 0.20 0.00 1.49 1.49 0.08 0.85 1.24 Cimaragas 3.63 0.00 0.06 0.00 0.34 0.99 0.31 1.14 1.77 Cidolog 4.34 0.00 0.03 0.00 0.34 0.66 1.04 0.78 1.17 Langkaplancar 2.68 0.07 0.21 0.00 1.52 0.89 0.55 1.07 2.27 Pamarican 2.69 0.27 0.31 0.00 1.25 0.84 0.35 1.27 2.09 Kalipucang 2.01 0.82 0.02 0.00 0.91 1.55 0.23 1.04 2.98 Pangandaran 1.29 0.12 0.22 2.13 0.60 2.11 0.87 0.80 1.44 Cigugur 3.56 0.00 0.08 0.00 0.61 0.88 0.14 1.44 1.91 Sidamulih 2.03 1.53 0.24 0.00 0.67 1.38 0.16 1.25 2.28 Parigi 2.45 0.32 0.02 0.00 1.33 1.25 0.21 2.06 2.44 Cimerak 3.13 0.02 0.00 0.00 1.52 0.91 0.06 1.21 2.64 Cijulang 3.67 0.00 0.00 0.00 0.63 0.97 0.25 1.21 1.86 P: Pertanian, PP: Pertambangan/ Penggalian, IP: Industri Pengolahan, LGA: Listrik Gas & Air Bersih, BK: Bangunan/ Konstruksi, PHR: Pedagangan Hotel & Restoran, PK: Pengangkutan Komunikasi, KPJ: Keuangan Persewaan & Jasa Prshn, J: Jasa-jasa Sumber : BPS Kab. Ciamis (Data diolah) Terlihat bahwa pada sektor Pertanian hampir seluruh kecamatan di kabupaten Ciamis memiliki nilai LQ> 1 relatif terhadap kecamatan-kecamatan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah dan sektor ini memiliki sektor yang dapat

72 diperdagangkan (tradable) di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah oleh karena potensi pasarnya yang besar. Sektor lain yang memiliki nilai LQ> 1 adalah sektor Jasa dimana terlihat seluruh kecamatan di kabupaten Ciamis merupakan sektor unggulan relatif terhadap kecamatan-kecamatan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah Penghitungan LQ dalam penelitian ini menggunakan data PDRB harga konstan tahun 2010 per kecamatan berdasarkan sektor-sektor perekonomian tahun (ADHK 2000) dijelaskan pada lampiran 1 nantinya, sedangkan hasil perhitungannya ditunjukan pada Tabel 21 dan 22. Secara keseluruhan berdasarkan penghitungan, kontribusi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian di Wilayah Pengembangan (WP) Selatan adalah yang paling besar dengan nilai LQ: 2,23. Penjelasan mengenai nilai LQ per WP terlihat pada Tabel 21. Tabel 21 Nilai LQ per WP di Kabupaten Ciamis tahun 2010 WP Kabupaten Ciamis P PP IP LGA BK PHR PK KPJ J WP Utara 0.78 0.12 1.24 1.34 1.00 0.89 1.65 1.21 1.08 WP Tengah 1.30 1.87 0.85 0.00 1.17 1.08 0.28 0.72 0.82 WP Selatan 1.18 2.23 0.52 1.59 0.72 1.20 0.23 0.84 1.04 P: Pertanian, PP: Pertambangan/ Penggalian, IP: Industri Pengolahan, LGA: Listrik Gas & Air Bersih, BK: Bangunan/ Konstruksi, PHR: Pedagangan Hotel & Restoran, PK: Pengangkutan Komunikasi, KPJ: Keuangan Persewaan & Jasa Prshn, J: Jasa-jasa Sumber : Bappeda Kab. Ciamis (Data diolah) Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 21 terlihat bahwa untuk WP Utara sektor-sektor yang memiliki nilai LQ> 1 adalah sektor: Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Minum; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta sektor Jasa. Untuk WP Tengah sektor-sektor yang memiliki nilai LQ> 1 adalah sektor: Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; Bangunan/ Konstruksi serta sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran. Pada WP Selatan sektor-sektor yang memiliki nilai LQ> 1 adalah sektor: Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; Listrik, Gas dan Air Minum; Perdagangana, Hotel dan Restauran serta sektor Jasa. Sektor unggulan yang hanya dimiliki oleh satu WP adalah sektor: Industri Pengolahan; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (WP Utara) serta sektor Bangunan/ Konstruksi (WP Tengah). Penjelasan sektor-sektor apa dan dimana saja pada setiap kecamatan yang memiliki nilai LQ> 1 dapat dilihat pada Tabel 22 Berdasarkan hasil analisis penghitungan masing-masing Kecamatan (Tabel 22) terlihat bahwa sektor yang memiliki nilai LQ> 1 pada WP Utara (Tabel 21) adalah Sektor Industri Pengolahan terlihat pada Kecamatan: Panawangan, Jatinagara, Cihaurbeuti, Sindangkasih, Baregbeg, Cijeunjing, Cikoneng, Rajadesa dan Rancah. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum hanya terlihat pada Kecamatan Ciamis saja dengan nilai LQ: 7,46.

73 Tabel 22 Nilai LQ Kecamatan di Kabupaten Ciamis Tahun 2010 KECAMATAN P PP IP LGA BK PHR PK KPJ J Panumbangan 0.72 0.17 0.95 0.00 1.01 0.94 2.08 1.25 1.06 Panawangan 1.25 0.00 1.62 0.00 1.00 0.75 0.35 0.97 1.08 Sukamantri 0.87 0.67 0.01 0.00 1.19 0.75 1.19 2.30 1.50 Panjalu 0.88 0.11 0.03 0.00 1.12 1.50 1.12 1.15 0.74 Jatinagara 0.94 0.02 3.83 0.00 0.39 0.77 0.26 0.99 0.89 Cipaku 1.07 0.71 0.17 0.00 1.35 1.05 0.26 1.48 1.28 Lumbung 1.31 0.00 0.35 0.00 1.69 0.56 0.70 0.98 1.42 Kawali 0.58 0.00 0.34 0.00 0.82 1.34 1.52 1.22 1.28 Cihaurbeuti 1.40 0.00 1.35 0.00 0.91 0.72 0.77 1.18 0.72 Sadananya 0.97 0.00 0.04 0.00 0.53 0.91 1.26 1.05 1.68 Sindangkasih 0.34 0.00 1.73 0.00 1.18 0.82 2.80 1.33 1.15 Ciamis 0.14 0.00 0.47 7.46 1.28 0.91 3.86 1.54 0.97 Baregbeg 0.65 0.00 1.22 0.00 1.33 0.89 1.19 1.79 1.29 Cijeunjing 0.78 0.18 2.24 0.00 0.55 0.81 0.87 1.00 1.42 Cikoneng 0.20 0.09 1.78 0.00 1.05 0.84 4.17 0.92 0.84 Sukadana 1.43 0.00 0.07 0.00 0.49 0.94 0.40 0.91 1.28 Tambaksari 1.81 0.00 0.23 0.00 0.46 0.84 0.22 0.70 0.85 Cisaga 1.51 0.26 0.24 0.00 0.82 0.94 0.42 0.82 0.97 Rajadesa 1.14 0.35 4.35 0.00 0.51 0.53 0.22 0.84 0.71 Rancah 0.71 0.08 2.62 0.00 1.29 0.85 0.55 0.96 1.26 Lakbok 1.51 0.50 0.03 0.00 1.67 1.12 0.21 0.59 0.67 Mangunjaya 0.84 0.72 0.77 0.00 1.44 1.39 0.22 1.20 0.99 Purwadadi 1.55 3.64 0.05 0.00 1.56 0.90 0.26 0.67 0.88 Banjarsari 0.95 3.00 1.05 0.00 1.13 1.37 0.42 0.71 0.80 Padaherang 1.31 2.38 1.04 0.00 1.21 1.24 0.05 0.57 0.61 Cimaragas 1.82 0.00 0.30 0.00 0.28 0.83 0.19 0.77 0.87 Cidolog 2.18 0.02 0.18 0.00 0.27 0.55 0.65 0.52 0.58 Langkaplancar 1.35 0.44 1.14 0.00 1.23 0.74 0.34 0.72 1.12 Pamarican 1.35 1.69 1.65 0.00 1.01 0.70 0.22 0.86 1.03 Kalipucang 1.01 5.21 0.09 0.00 0.74 1.29 0.14 0.70 1.47 Pangandaran 0.65 0.76 1.15 5.73 0.49 1.76 0.55 0.54 0.71 Cigugur 1.79 0.00 0.43 0.00 0.50 0.73 0.09 0.97 0.94 Sidamulih 1.02 9.66 1.25 0.00 0.54 1.15 0.10 0.84 1.12 Parigi 1.23 2.02 0.11 0.00 1.08 1.04 0.13 1.39 1.20 Cimerak 1.57 0.13 0.00 0.00 1.23 0.76 0.04 0.82 1.30 Cijulang 1.84 0.00 0.01 0.00 0.51 0.81 0.16 0.81 0.91 P: Pertanian, PP: Pertambangan/ Penggalian, IP: Industri Pengolahan, LGA: Listrik Gas & Air Bersih, BK: Bangunan/ Konstruksi, PHR: Pedagangan Hotel & Restoran, PK: Pengangkutan Komunikasi, KPJ: Keuangan Persewaan & Jasa Prshn, J: Jasa-jasa Sumber : BPS Kab. Ciamis (Data diolah) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terlihat pada Kecamatan: Panumbangan, Sukamantri, Panjalu, Kawali, Sadananya, Sindangkasih, Ciamis, Baregbeg dan Cikoneng. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terlihat pada Kecamatan: Panumbangan, Sukamantri, Panjalu, Cipaku, Kawali, Cihaurbeuti, Sadananya, Sindangkasih, Ciamis dan Baregbeg. Sektor Jasa terlihat pada Kecamatan: Panumbangan, Panawangan, Sukamantri, Cipaku, Lumbung, Kawali, Sadananya, Sindangkasih, Sukadana dan Rancah. Untuk WP Tengah yang memiliki nilai LQ > 1 adalah sektor Pertanian terlihat pada Kecamatan: Lakbok, Purwadadi, Padaherang, Cimaragas, Cidolog, Langkaplancar dan Pamarican. Sektor Pertambangan dan Penggalian terlihat pada Kecamatan: Purwadadi, Banjarsari dan Padaherang. Sektor Bangunan/ Konstruksi terlihat pada Kecamatan: Lakbok, Mangunjaya, Purwadadi, Banjarsari, Padaherang, Langkaplancar dan Pamarican. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran terlihat pada Kecamatan: Lakbok, Mangunjaya, Bajarsari dan Padaherang.

74 Untuk WP Selatan yang memiliki nilai LQ > 1 adalah sektor Pertanian terlihat pada Kecamatan: Kalipucang, Cigugur, Sidamulih, Parigi, Cimerak dan Cijulang. Sektor Pertambangan dan Penggalian terlihat pada Kecamatan: Kalipucang, Sidamulih dan Parigi. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum hanya terlihat pada Kecamatan Pangandaran saja dengan nilai LQ: 5,73. Sektor Perdagangana, Hotel dan Restauran terlihat pada Kecamatan: Kalipucang, Pangandaran, Sidamulih dan Parigi. Sektor Jasa terlihat pada Kecamatan: Kalipucang, Sidamulih, Parigi dan Cimerak. 5.1.2 Sektor Unggulan Kompetitif (SSA) Analisis shift share beruna untuk mengindentifikasi sumber atau komponen pertumbuhan berbagai indikator kegiatan ekonomi pada dua titik waktu di wilayah tersebut. Wilayah yang dimaksud bisa berupa provinsi dalam cakupan agregat nasional atau wilayah kabupaten/ kota dalam cakupan wilayah agregat provinsi dan seterusnya. Teknik ini berkembang pada tahun 1960-an dan hingga saat ini masih digunakan secara luas dalam ilmu wilayah (Permodelan Pengembangan Wilayah; Rustiadi et al. 2011) Hasil analisis ini akan diketahui bagaimana perkembangan suatu sektor di wilayah dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor lainnya, apakah tumbuh lebih cepat atau lambat. Sektor-sektor yang tumbuh lebih cepat di wilayah/ kecamatan yang bersangkutan dari pada pertumbuhan tingkat wilayah yang lebih luas/ kabupaten, mengindikasikan bahwa sektor tersebut merupakan sektor unggulan atau sektor yang memiliki keunggulan kompetitif. Analisis ini dapat memperkuat indikasi sektor unggulan dari hasil analisis LQ yang menunjukan keunggulan komparatif. Dalam penelitian ini, analisis shift share dilakukan pada sektor-sektor PDRB kecamatan di Kabupaten Ciamis pada dua titik tahun, yaitu pada tahun 2006 dan 2010. Hal ini bertujuan melihat konsistensi keunggulan kompetitif suatu sektor selama kurun waktu tersebut dalam suatu wilayah kecamatan, yang kemudian dipadukan dengan keunggulan komparatifnya pada wilayah kecamatan dan kesemuanya dilihat antar Wilayah Pengembangan (WP) di Kabupaten Ciamis pada tahun 2006-2010 ditunjukan pada Tabel 23, 24, 25 dan 26. Hasil tabel tersebut menunjukan bahwa laju pertumbuhan ekonomi/ komponen share Kabupaten Ciamis dalan kurun waktu 2006-2010 sebesar 0,2214 atau 22,14%. Sektor-sektor yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi (SSA>1) tidak ada hanya saja nilainya positif. Berikut penjelasan mengenai nilai SSA WP Utara Tabel 23 Nilai SSA WP Utara di Kabupaten Ciamis tahun 2006-2010 Lapangan Usaha Komponen Differentiel Proportional Shift Share Shift SSA Pertanian 0.2214-0.1331-0.0192 0.0692 Pertambangan 0.2214-0.1527-0.0034 0.0653 Industri Pengolahan 0.2214 0.0391-0.0082 0.2523 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.2214 0.1242 0.0226 0.3682 Bangunan dan Konstruksi 0.2214-0.1241 0.0043 0.1016 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.2214 0.0935-0.0092 0.3057 Pengangkutan dan Komunikasi 0.2214-0.0445 0.0019 0.1788 Keuangan, Sewa dan Jasa Pershn 0.2214 0.0676 0.0255 0.3145 Jasa-jasa 0.2214 0.1793 0.0427 0.4434 Sumber: BPS Kab. Ciamis (Diolah)

75 Pada WP Utara (Tabel 23) dalam kurun waktu tersebut, sektor-sektor yang mempunyai nilai differential shift positif (DS+) adalah sektor: Listrik, Gas dan Air Minum; Bangunan/ Konstruksi; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta sektor Jasa. Sementara untuk ke empat sektor yang lain: Pertanian; Pertambangan; Industri Pengolahan serta Perdagangan, Hotel dan Restauran yang memiliki nilai negatif dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Tabel 24 Nilai SSA WP Tengah di Kabupaten Ciamis tahun 2006-2010 Lapangan Usaha Komponen Proportional Differential Share Shift Shift SSA Pertanian 0.2214-0.1331 0.0256 0.1139 Pertambangan 0.2214-0.1527 0.0003 0.0690 Industri Pengolahan 0.2214 0.0391 0.0267 0.2872 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.2214 0.1242 0.0000 0.3456 Bangunan dan Konstruksi 0.2214-0.1241-0.0060 0.0913 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.2214 0.0935 0.0186 0.3334 Pengangkutan dan Komunikasi 0.2214-0.0445 0.0486 0.2254 Keuangan, Sewa dan Jasa Pershn 0.2214 0.0676-0.0788 0.2102 Jasa-jasa 0.2214 0.1793-0.0405 0.3602 Sumber : BPS Kab. Ciamis (Diolah) Pada WP Tengah (Tabel 24) dalam kurun waktu tersebut, sektor-sektor yang mempunyai tingkat kompetitif yang masih dapat dikembangkan (DS+) adalah sektor; Pertanian, Pertambangan, Industri Pengolahan, Perdagangan Hotel Restoran dan Pengangkutan Komunikasi. Tabel 25 Nilai SSA WP Selatan di Kabupaten Ciamis tahun 2006-2010 Lapangan Usaha Komponen Differential Proportional Shift Share Shift SSA Pertanian 0.2214-0.1331-0.0056 0.0827 Pertambangan 0.2214-0.1527 0.0001 0.0688 Industri Pengolahan 0.2214 0.0391-0.0097 0.2508 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.2214 0.1242-0.0528 0.2927 Bangunan dan Konstruksi 0.2214-0.1241-0.0019 0.0954 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.2214 0.0935-0.0060 0.3089 Pengangkutan dan Komunikasi 0.2214-0.0445 0.1890 0.3659 Keuangan, Sewa dan Jasa Pershn 0.2214 0.0676 0.0071 0.2961 Jasa-jasa 0.2214 0.1793-0.0711 0.3296 Sumber : BPS Kab. Ciamis (Diolah) Pada WP Selatan (Tabel 25) dalam kurun waktu tersebut, sektor-sektor yang mempunyai tingkat kompetitif yang masih dapat dikembangkan atau DS+ adalah sektor; Pertambangan, Pengangkutan Komunikasi dan Keuangan Persewaan Jasa Perusahaan. Lebih lanjut mengenai penghitungannya akan dijelaskan pada lampiran 2. Berdasarkan perincian Tabel 26, maka terlihat dengan lebih jelas lagi mengenai kecamatan mana saja yang aktifitasnya memiliki nilai DS+. Pada sektor

76 pertanian yang nilai DS+ terdapat pada kecamatan; Panawangan, Jatinagara, Kawali, Cijeunjing, Sukadana, Tambaksari, Lakbok, Purwadadi, Banjarsari, Padaherang, Codilog, Pangandaran, dan Cimerak.Sektor pertambangan dan penggalian yang nilai DS+ hanya terdapat pada kecamatan; Mangunjaya dan Parigi. Sektor industri pengolahan yang nilai DS+ terdapat pada kecamatan; Sukamantri, Panjalu, Cipaku, Lumbung, Sindangkasih, Ciamis, Baregbeg, Tambaksari, Cisaga, Purwadadi, Padaherang, Cidolog, Langkaplancar, Pamarican, Kalipucang, Sidamulih, Parigi, Cimerak dan Cijulang. Sektor listrik, gas dan air minum yang nilai DS+ hanya ada pada kecamatan Ciamis saja. Sektor bangunan/ konstruksi yang nilai DS+ terdapat pada kecamatan; Sukamantri, Cihaurbeuti, Sindangkasih, Ciamis, Baregbeg, Cijeunjing, Rancah, Pangandaran, Cigugur, Sidamulih dan Parigi. Tabel 26 Nilai Differential Shift Kecamatan di Kabupaten Ciamis Tahun 2006 2010 KECAMATAN P PP IP LGA BK PHR PK KPJ J Panumbangan -0.06-0.04-0.04 0.00-0.01-0.06 0.03 0.01 0.03 Panawangan 0.12 0.00-0.12 0.00 0.00-0.06-0.05-0.07 0.01 Sukamantri -0.07 0.00 0.10 0.00 0.02-0.27-0.05 0.19 0.17 Panjalu -0.03 0.00 0.13 0.00-0.01 0.08-0.10-0.10-0.08 Jatinagara 0.07-0.03-0.08 0.00-0.01-0.09-0.07-0.03 0.01 Cipaku -0.05 0.00 0.02 0.00 0.00-0.01-0.01-0.04 0.02 Lumbung -0.14 0.00 0.04 0.00-0.01-0.02 0.03-0.21 0.01 Kawali 0.06 0.00-0.07 0.00-0.04-0.06-0.05-0.05-0.06 Cihaurbeuti -0.01 0.00-0.05 0.00 0.02 0.04-0.07-0.06-0.13 Sadananya 0.00 0.00-0.10 0.00 0.00-0.07-0.11-0.08 0.04 Sindangkasih -0.13 0.00 0.19 0.00 0.03 0.15-0.23 0.07 0.08 Ciamis -0.12 0.00 0.05 0.02 0.01 0.13 0.10 0.04 0.02 Baregbeg -0.15 0.00 0.19 0.00 0.01 0.00-0.29 0.13 0.01 Cijeunjing 0.05 0.00 0.00 0.00 0.01-0.09-0.23-0.06 0.04 Cikoneng -0.22 0.00-0.05 0.00 0.00 0.01 0.08-0.01-0.02 Sukadana 0.12 0.00-0.09 0.00-0.03-0.14-0.10-0.04-0.06 Tambaksari 0.06 0.00 0.07 0.00 0.00-0.09-0.08-0.04 0.02 Cisaga 0.00 0.00 0.28 0.00-0.02-0.06-0.25-0.05-0.05 Rajadesa -0.02 0.00-0.03 0.00 0.00-0.02 0.00-0.02 0.03 Rancah -0.07 0.00 0.00 0.00 0.02-0.09 0.01-0.03 0.03 Lakbok 0.04 0.00-0.21 0.00-0.01 0.10-0.09-0.20-0.12 Mangunjaya -0.13 0.01-0.02 0.00-0.01-0.07 0.75 0.24 0.16 Purwadadi 0.03 0.00 0.14 0.00-0.02-0.07-0.06-0.07 0.01 Banjarsari 0.11 0.00-0.04 0.00-0.01 0.13 0.02-0.05 0.00 Padaherang 0.09 0.00 0.05 0.00 0.02-0.03-0.24-0.03-0.06 Cimaragas -0.05 0.00-0.08 0.00-0.03 0.09-0.09-0.01-0.06 Cidolog 0.02-0.03 0.08 0.00-0.02-0.04 0.06-0.05 0.01 Langkaplancar -0.07 0.00 0.08 0.00 0.00-0.09 0.13-0.10 0.05 Pamarican -0.04 0.00 0.10 0.00-0.01-0.10 0.06-0.03 0.02 Kalipucang -0.01 0.00 0.07 0.00-0.02-0.10 0.05-0.07 0.02 Pangandaran 0.07 0.00-0.06-0.05 0.01 0.08 0.20-0.07-0.06 Cigugur -0.04 0.00-0.12 0.00 0.01 0.05 0.24 0.09 0.00 Sidamulih -0.07 0.00 0.05 0.00 0.02-0.07 0.11 0.06 0.14 Parigi -0.03 0.02 0.11 0.00 0.01-0.02 0.15 0.28-0.02 Cimerak 0.05-0.03 0.92 0.00-0.02-0.11 0.05-0.15-0.12 Cijulang -0.01 0.00 0.21 0.00-0.01-0.05 0.22 0.09-0.12 Propotional Shift -0.13-0.14 0.04 0.13-0.12 0.10-0.02 0.03 0.15 Regional Share 0.21 P: Pertanian, PP: Pertambangan/ Penggalian, IP: Industri Pengolahan, LGA: Listrik Gas & Air Bersih, BK: Bangunan/ Konstruksi, PHR: Pedagangan Hotel & Restoran, PK: Pengangkutan Komunikasi, KPJ: Keuangan Persewaan & Jasa Prshn, J: Jasa-jasa Sumber : BPS Kab. Ciamis (Data diolah)

77 Sektor perdagangan, hotel dan restaurant yang nilai DS+ terdapat pada kecamatan; Panjalu, Cihaurbeuti, Sindangkasih, Ciamis, Cikoneng, Lakbok, Banjarsari, Cimaragas, Pangandaran dan Cigugur. Sektor pengangkutan dan komunikasi yang nilai DS+ terdapat pada kecamatan; Panumbangan, Lumbung, Ciamis, Cikoneng, Rancah, Mangunjaya, Banjarsari, Cidolog, Langkaplancar, Pamarican, Kalipucang, Pangandaran, Cigugur, Sidamulih, Parigi, Cimerak dan Cijulang. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang nilai DS+ terdapat pada kecamatan; Panumbangan, Sukamantri, Sindangkasih, Ciamis, Baregbeg, Mangunjaya, Cigugur, Sidamulih, Parigi dan Cijulang. Dan sektor jasayang memiliki nilai DS+ terdapat pada kecamatan; Panumbangan, Panawangan, Sukamantri, Jatinagara, Cipaku, Lumbung, Sadananya, Sindangkasih, Ciamis, Baregbeg, Cijeunjing, Tambaksari, Rajadesa, Rancah, Mangunjaya, Purwadadi, Cidolog, Langkaplancar, Pamarican, Kalipucang dan Sidamulih. Kita dapat mengembangkan lagi hasil penghitungan dari SSA, yaitu pemetaan sektor-sektor wilayah ke dalam 4 kelompok: 1. Rising Star (RS) yaitu sektor-sektor yang memiliki nilai Proportional Shift (PS) > 0 dan Differential Shift (DS) > 0; 2. Losing Opportunity (LO) yaitu sektor yang memiliki nilai PS > 0 tetapi DS< 0; 3. Falling Star (FS) yaitu sektor yang memiliki nilai PS < 0 dan DS > 0; 4. Retreat (R) yaitu sektor yang memiliki nilai PS < 0 dan DS < 0. Kriteria 1 (rising star) menjadi yang ideal untuk melengkapi atau di padukan dengan LQ > 1 (LQ Kabupaten Ciamis). Sektor-sektor yang mempunyai nilai (PS) > 0 dan (DS) > 0 atau RS pada WP Utara dalah sektor; Listrik Gas dan Air Bersih, Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan serta Jasa. Pada WP Tengah adalah sektor; Industri pengolahan, Perdagangan Hotel dan Restoran, Pada WP Selatan hanya sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan saja. Kemudian untuk mengklasifikasi/ kategorikan antara LQ dan SSA terdapat 4 klasifikasi/ kategori. Namun yang ideal untuk LQ>1 dan RS masuk klasifikasi/ kategori I terlihat pada Gambar 13. IP LGA PHR KPJ Sindangkasih, Baregbeg, Padaherang, Langkaplancar, Pamarican dan Sidamulih Ciamis J Panjalu, Lakbok, Banjarsari dan Pangandaran Panumbangan, Panawangan, Sukamantri, Cipaku, Lumbung, Sadananya, Sindangkasih, Baregbeg, Cijeunjing, Rancah, Langkaplancar, Pamarican, Kalipucang dan Sidamulih Panumbangan, Sukamantri, Sindangksih, Ciamis, Baregbeg, Mangunjaya dan Parigi IP: Industri Pengolahan, LGA: Listrik, Gas dan Air Bersih,PHR: Perdagangan, Hotel dan Restauran, KPJ: Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, Jasa: Jasa-jasa Sumber: BPS Kab Ciamis (Hasil Analisis) Gambar 13 Klasifikasi/ Kategori LQ>1 dan RS

78 Secara umum pada setiap sektor dan kecamatan, kategori I (LQ>1 dan RS) hanya ada 5 sektor dan hanya di kecamatan Ciamis saja yang memiliki sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Sektor Jasa adalah yang paling banyak yaitu 14 kecamatan; WP Utara 10 kecamatan, WP Tengah 2 kecamatan dan WP Selatan 2 kecamatan. Sebagai pembanding untuk Shift Share Analisis antara Kabupaten Ciamis dan provinsi Jawa Barat maupun Jawa Tengah, akan dihitung berdasarkan PDRB tahun 2006 dan tahun 2010 wilayah Kabupaten dan Kota provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan harga konstan tahun 2000. Berikut hasil agregat antara penghitungan Kabupaten Ciamis dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pada Tabel 27 terlihat bahwa nilai RS Kabupaten Ciamis terhadap Provinsi Jawa Barat memiliki 3 sektor:listrik, Gas dan Air Bersih; Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Jasa-jasa. Mengenai RS Kabupaten Ciamis terhadap Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah dijelaskan pada lampiran 4. Tabel 27 Nilai SSA Kabupaten Ciamis terhadap Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah Tahun 2006-2010 Lapangan Usaha Komponen Share Proportional Shift Differential Shift SSA Pertanian 0.2349-0.0918-0.0458 0.0973 Pertambangan 0.2349-0.1226-0.0436 0.0687 Industri Pengolahan 0.2349-0.0321 0.0578 0.2606 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.2349 0.0581 0.0526 0.3456 Bangunan dan Konstruksi 0.2349 0.0494-0.4985-0.2141 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.2349 0.073 0.007 0.3149 Pengangkutan dan Komunikasi 0.2349 0.0422-0.0884 0.1888 Keuangan, Sewa dan Jasa Pershn 0.2349 0.0739-0.0649 0.2439 Jasa-jasa 0.2349 0.0935 0.5577 0.8862 Sumber: BPS Kab. Ciamis dan BPS Pusat (Diolah) 5.2 Identifikasi Tingkat Perkembangan Wilayah 5.2.1 Hirarki Wilayah Hasil penghitungan Skalogram dijelaskan dengan menggunakan data Potensi Desa (Podes) tahun 2008 yang dicirikan oleh penyediaan jumlah sarana dan prasarana, jumlah jenis hingga pada jumlah unit dan ditambah jumlah penduduk masing-masing kecamatan. (Tabel Lampiran Skalogram Berbobot). Terlihat bahwa Kecamatan Pangandaran yang berada di WP Selatan masuk dalam kategori/ hirarki 1 dengan jumlah jenis fasilitas sebanyak 22 dan nilai IPK (Indeks Perkembangan Kecamatan) sebesar 171,63 akan dijelaskan pada lampiran 5. Kecamatan Ciamis (WP Utara) yang merupakan pusat pemerintahan memiliki kategori/ hirarki 2 dengan jumlah jenis fasilitas 23 dan nilai IPK 37,52 termasuk Kecamatan Banjar (WP Selatan) masuk dalam hirarki 2 dengan jumlah jenis fasilitas 23 dan nilai IPK 31,90. Untuk WP Utara yang termasuk hirarki 2 adalah Kecamatan Cijeunjing dengan jumlah jenis fasilitas 24 dan nilai IPK 50,18, Kecamatan Kawali dengan jumlah jenis fasilitas 22 dan nilai IPK 48,78 dan Kecamatan Baregbeg dengan jumlah jenis fasilitas 22 dan nilai IPK 43,66 yang penjelasannya terlihat pada Tabel 28.

79 Tabel 28 Indeks Perkembangan Kecamatan (IPK) di Kabupaten Ciamis tahun 2008 WP Kecamatan Tahun 2008 IPK Hirarki Utara Panumbangan 25.798 III Panawangan 29.644 III Sukamantri 31.267 II Panjalu 20.559 II Jatinagara 27.391 II Cipaku 27.880 II Lumbung 33.071 II Kawali 48.775 II Cihaurbeuti 28.760 II Sadananya 26.081 II Sindangkasih 32.836 II Ciamis 37.528 II Baregbeg 43.658 II Cijeungjing 50.178 II Cikoneng 26.061 II Sukadana 37.693 II Tambaksari 35.560 II Cisaga 35.819 II Rajadesa 32.656 II Rancah 27.586 II Tengah Lakbok 26.071 II Mangunjaya 20.672 II Purwadadi 26.228 II Banjarsari 31.903 II Padaherang 32.937 II Cimaragas 36.134 II Cidolog 23.935 II Langkaplancar 23.532 II Pamarican 25.236 II Selatan Kalipucang 46.303 II Pangandaran 171.630 I Cigugur 40.827 II Sidamulih 45.360 II Parigi 43.943 II Cimerak 46.910 II Cijulang 87.646 II Rataan 38.557 Standar Deviasi (St Dev) 55.919 Sumber: Hasil Analisis Data Podes 2008 Tabel 29 Jumlah tingkat hirarki kecamatan dalam WP di Kabupaten Ciamis tahun 2008 Hirarki WP 2008 Jmlh Kcmtn % I Utara 0 0.00 Tengah 0 0.00 Selatan 1 0.00 Jumah 1 2.78 II Utara 19 50.00 Tengah 9 25.00 Selatan 6 16.66 Jumah 34 94.44 III Utara 1 0.00 Tengah 0 0.00 Selatan 0 0.00 Jumah 1 2.78 Total Jumlah 36 100.00 Sumber: Hasil Analisis %= berarti prosentasi terhadap jumlah total kecamatan di Kabupaten Ciamis

80 Jumlah hirarki wilayah pada tingkat kecamatan dalam WP di Kabupaten Ciamis pada tahun 2008 menurut ketersediaan sarana dan prasarana serta aksesibilitas ke fasilitas pelayanan umum berdasarkan hasil analisis dengan metode skalogram ditunjukan pada Tabel 29. Tabel diatas menunjukan bahwa kecamatan yang berhirarki I hanya terdapat pada WP Selatan dengan prosentase 2,78 dari total kecamatan. Hal ini menunjukan bahwa kecamatan tersebut memiliki keunggulan dalam hal sektor Perdagangan, hotel dan restoran; sektor Pengangkutan dan komunikasi serta sektor Jasa-jasa (dapat dilihat pada lampiran 6). Berikut penjelasan berdasarkan Gambar 14 mengenai wilayah atau kecamatan mana saja yang masuk dalam kategori hirarki wilayah. Gambar 14 Peta penyebaran kecamatan menurut hirarki wilayah di Kabupaten Ciamis 5.2.2 Indeks Keragaman/ Perkembangan Struktur Ekonomi Analisis entropi model merupakan salah satu konsep analisis yang dapat menghitung tingkat keragaman (diversifikasi) komponen aktivitas. Prinsip pengertian indeks entropi ini adalah semakin beragam aktifitas maka semakin tinggi entropi wilayah, yang berarti struktur ekonomi wilayah tersebut semakin berkembang atau semakin maju.

81 Tabel 30 Nilai Entropi Kabupaten Ciamis tahun 2006-2010 WP Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Utara 0.841 0.842 0.843 0.844 0.844 Tengah 0.713 0.717 0.719 0.720 0.721 Selatan 0.711 0.714 0.716 0.718 0.721 Kabupaten Ciamis 0.801 0.803 0.805 0.806 0.806 Sumber: BPS Kab. Ciamis (Diolah) Berdasarkan perhitungan (PDRB ADHK tahun 2000) maka nilai entropi tingkat diversifikasi/ keragaman struktur ekonomi Kabupaten Ciamis pada periode 2006-2010 adalah 0,801 0,806 Berdasarkan perhitungan maka nilai entropi tingkat diversifikasi/ keragaman struktur ekonomi WP Utara pada periode 2006-2010 adalah 0,841 0,844 Berdasarkan perhitungan maka nilai entropi tingkat diversifikasi/ keragaman struktur ekonomi WP Tengah pada periode 2006-2010 adalah 0,713 0,721 Berdasarkan perhitungan maka nilai entropi tingkat diversifikasi/ keragaman struktur ekonomi WP Selatan pada periode 2006-2010 adalah 0,711 0,721 Dapat dilihat bahwa nilai Indeks Entropi (IE) Kabupaten Ciamis pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 nilainya terus meningkat namun nilainya masih mendekati 1 yang berarti bahwa telah terjadi diversifikasi sektor-sektor menuju penyebaran antar sektor makin berimbang di Kabupaten Ciamis lihat pada Tabel 30. Namun demikian WP Selatan memiliki nilai IE yang semakin pesat prosentase pertumbuhannya bila dilihat dari 2006-2010. Sedangkan hasil penghitungannya akan dijelaskan pada lampiran 7. 5.2.3 Tipologi Perkembangan Wilayah Alat analisis Tipologi Klassen (Klassen Typology) dapat digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masingmasing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah seperti yang diutarakan oleh Sjafrizal (2008). PDRB per Kapita Di Atas Ratarata Di Bawah Rata Rata Hasil analisis tabel 33 Di atas Rata-Rata Kuadran I Daerah Maju Kawali, Ciamis, Cikoneng (U), Banjarsari,Padaherang (T), Pangandaran (S) Kuadran III Daerah Berkembang Panawangan (U), Lakbok (T) Laju Pertumbuhan Ekonomi Di Bawah Rata-Rata Kuadran II Daerah Maju Tapi Tertekan Baregbeg, Tambaksari (U), Mangunjaya, Cimaragas (T), Cigugur, Sidamulih, Parigi, Cijulang (S) Kuadran IV Daerah Relatif Terbelakang Panumbangan, Sukamantri, Panjalu, Jatinagara, Cipaku, Lumbung, Cihaurbeuti, Sadananya, Sindangkasih, Cisaga, Cijeunjung, Sukadana, Rajadesa, Rancah (U), Cidolog, Purwadadi, Langkaplancar, Pamarican (T), Kalipucang, Cimerak (S) Gambar 15 Pengelompokan pertumbuhan ekonomi kecamatan berdasarkan tipologi Klassen

82 Melalui analisis ini diperoleh empat karakteristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda yaitu daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), daerah berkembang cepat (high growth but low income) dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income). Berdasarkan Tabel 31 bahwa rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Ciamis tahun 2006-2010 adalah sebesar 4,99 dan rata-rata PDRB per kapita sebesar 4.667.124. Maka berdasarkan tabel tersebut dapat kita klasifikasikan mengenai daerah maju, maju tapi tertekan, berkembang dan daerah relatif terbelakang. Hasilnya terlihat pada Gambar 15. Tabel 31 Rata-rata Laju Pertumbuhan PDRB dan PDRB Perkapita Kab. Ciamis Tahun 2006-2010 WP Kecamatan Rata-rata LPE Rata-rata PDRB per (%) Kapita Panumbangan 4.66 3,643,169 Panawangan 5.07 4,085,762 Sukamantri 4.34 3,479,496 Panjalu 4.89 3,074,068 Jatinagara 4.72 3,941,287 Cipaku 4.44 3,204,801 Lumbung 2.71 3,010,262 Kawali 5.01 4,875,855 Cihaurbeuti 3.86 3,374,748 Sadananya 4.73 3,401,630 Utara Sindangkasih 4.96 4,162,167 Ciamis 6.96 7,619,017 Baregbeg 4.21 5,037,613 Cijeunjing 4.93 4,456,541 Cikoneng 5.44 4,781,035 Sukadana 4.84 4,296,920 Tambaksari 4.46 5,964,287 Cisaga 3.79 3,944,035 Rajadesa 4.41 4,666,997 Rancah 4.65 4,628,710 Lakbok 5.27 4,039,425 Mangunjaya 4.61 4,848,925 Purwadadi 4.18 4,510,656 Banjarsari 6.63 4,943,154 Tengah Padaherang 5.21 6,152,363 Cimaragas 3.43 4,822,312 Cidolog 3.73 6,208,553 Langkaplancar 3.71 3,722,500 Pamarican 4.01 4,065,827 Kalipucang 4.56 4,454,946 Pangandaran 6.61 7,198,309 Cigugur 4.00 5,002,575 Selatan Sidamulih 4.62 5,023,424 Parigi 4.78 5,661,404 Cimerak 3.89 3,457,066 Cijulang 3.53 6,576,982 Kabupaten Ciamis 4.99 4,667,124 Sumber: BPS Kabupaten Ciamis 2011 (Data diolah) LPE: Laju Pertumbuhan Ekonomi

83 5.3 Identifikasi Tingkat Kesenjangan 5.3.1 Indeks Kesenjangan Indeks Williamson akan menghasilkan indeks yang lebih besar atau sama dengan nol. Jika dihasilkan sama dengan nol berarti tidak adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah, sedang indeks lebih besar dari nol menunjukan adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah. Semakin besar indeks yang dihasilkan semakin besar tingkat kesenjangan antar wilayah dalam suatu wilayah yang lebih luas. Analisis ini menggunakan data PDRB dan jumlah penduduk tengah tahun tiap kecamatan di Kabupaten Ciamis pada tahun 2006-2010 terlihat pada lampiran 8. Berdasarkan hasil analisis tersebut dari tahun 2006 2010 terlihat mengalami peningkatan yaitu 0,24 pada tahun 2006 kemudian menjadi 0,27 pada tahun 2010. Akan tetapi pada tahun 2007 meningkat tajam menjadi 0,28 terutama WP Selatan 0,41 dan tahun 2008 turun menjadi 0,25 hingga kemudian naik kembali hingga tahun 2010 menjadi 0,27. Berarti tingkat kesenjangan yang semakin besar baik dalam perincian setiap WP maupun Kabupaten yang tersirat pada Tabel 32 serta Gambar 16. Tabel 32 Indeks Williamson wilayah pengembangan di Kabupaten Ciamis tahun 2006-2010 WP Vw 2006 2007 2008 2009 2010 Utara 0.28 0.28 0.28 0.30 0.31 Tengah 0.14 0.14 0.15 0.16 0.17 Selatan 0.22 0.41 0.23 0.24 0.25 Kabupaten 0.24 0.28 0.25 0.26 0.27 Sumber: BPS Kab. Ciamis2011 (Diolah) 0.45 0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 2006 2007 2008 2009 2010 WP Utara WP Tengah WP Selatan Kabupaten Vw (Indeks Williamson) Gambar 16 Diagram indeks Williamson

84 Bila dilihat dari wilayah pengembangan (WP) di Kabupaten Ciamis dalam kurun waktu yang sama terlihat bahwa tingkat kesenjangan tertinggi ada pada WP Utara diikuti WP Selatan baru kemudian WP Tengah. 5.3.2 Pergeseran Lokasi Pemusatan Wilayah Dengan menggunakan software Arc GIS maka peta dalam bentuk SHP kita bisa melihat dan menentukan polygon masing-masing kecamatan serta menentukan titik tengah (mean centre) Xć dan Yć dari kecamatan tersebut yang dilihat pada Gambar 17. Untuk mean centre Kabupaten Ciamis berada pada Kecamatan Cidolog dengan kordinat X c = 22,932.72 dan Y c = 89,380.01 Berikut mean centre dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Ciamis yang dijelaskan pada Tabel 33. Tabel 33 Mean Centre Kecamatan di Kabupaten Ciamis No Nama Kecamatan Centroid Xć Yć 1 Panumbangan 10,556.06 104,636.57 2 Panawangan 18,129.96 106,574.08 3 Sukamantri 13,638.46 107,454.77 4 Panjalu 13,110.05 104,284.30 5 Jatinagara 20,243.61 102,170.65 6 Cipaku 17,601.55 99,616.66 7 Lumbung 16,456.66 103,579.75 8 Kawali 16,985.07 102,875.20 9 Cihaurbeuti 9,851.51 99,352.45 10 Sadananya 14,695.29 98,295.63 11 Sindangkasih 10,644.13 96,710.39 12 Ciamis 16,104.39 94,684.81 13 Baregbeg 17,777.69 96,358.12 14 Cijeunjing 20,067.48 94,596.75 15 Cikoneng 13,110.05 97,503.01 16 Sukadana 22,269.19 97,591.08 17 Tambaksari 27,377.17 99,352.45 18 Cisaga 26,320.35 95,653.57 19 Rajadesa 22,093.05 102,610.99 20 Rancah 24,470.91 101,378.03 21 Lakbok 33,718.12 90,721.72 22 Mangunjaya 35,215.29 86,054.08 23 Purwadadi 33,101.64 88,520.01 24 Banjarsari 28,874.34 84,468.85 25 Padaherang 35,215.29 82,883.61 26 Cimaragas 22,181.12 91,602.41 27 Cidolog 21,652.71 88,960.35 28 Langkaplancar 22,181.12 82,090.99 29 Pamarican 26,760.69 87,815.46 30 Kalipucang 36,448.25 78,304.04 31 Pangandaran 32,925.50 77,511.42 32 Cigugur 20,155.54 79,008.59 33 Sidamulih 30,107.30 78,920.52 34 Parigi 25,263.53 77,511.42 35 Cimerak 18,482.24 72,051.17 36 Cijulang 21,652.71 73,372.20 Sumber: Dinas Tata Ruang Kab. Ciamis (Diolah) Berdasarkan hasil penghitungan atas dasar mean centre (Xć dan Yć) dan variabel yang yang dipakai adalah Penduduk (Z 1 ) dan PDRB (Z 2 ) dari tahun 2006-2010 hasil (X m dan Y m ) dapat dilihat pada Tabel 34 dan lampiran 9.

85 Gambar 17 Peta Centroid kecamatan di Kabupaten Ciamis Tabel 34 Nilai kordinat X m dan Y m Penduduk dan PDRB Kabupaten Ciamis tahun 2006-2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 WP Titik Kordinat Penduduk (Xm) Penduduk (Ym) PDRB (Xm) PDRB (Ym) Utara 17,100.59 99,864.62 17,394.57 99,397.66 Tengah 29,616.21 86,150.66 29,764.24 86,038.49 Selatan 27,009.70 76,498.63 27,516.45 76,693.99 Kab. Ciamis 22,136.72 92,444.34 22,810.71 91,392.88 Utara 17,094.84 99,891.75 17,366.98 99,406.29 Tengah 29,605.03 86,165.65 29,793.33 86,039.88 Selatan 27,029.03 76,502.23 27,492.63 76,694.05 Kab. Ciamis 22,117.50 92,458.41 22,757.93 91,467.38 Utara 17,092.56 99,936.91 17,351.56 99,390.08 Tengah 29,614.56 86,154.97 29,822.78 86,027.59 Selatan 26,996.57 76,498.49 27,555.78 76,702.66 Kab. Ciamis 22,151.75 92,413.46 22,766.67 91,458.96 Utara 17,062.60 99,952.49 17,343.74 99,370.81 Tengah 29,573.46 86,162.72 29,839.45 86,018.05 Selatan 26,979.92 76,492.13 27,591.40 76,713.54 Kab. Ciamis 22,146.51 92,373.03 22,772.87 91,448.73 Utara 17,061.68 99,945.20 17,338.00 99,347.98 Tengah 29,681.66 86,155.46 29,844.14 86,002.99 Selatan 27,073.44 76,516.21 27,641.41 76,730.66 Kab. Ciamis 22,185.73 92,394.45 22,781.92 91,436.45 Sumber: Bappeda Kab. Ciamis (Diolah)

86 Pada masing-masing nilai X m dan Y m baik untuk Penduduk maupun PDRB Kabupaten Ciamis dari tahun 2006-2010 relatif tetap yaitu rata-rata X m = 22.147,64 dany m = 92.416,74 untuk Penduduk serta X m = 22.778,02 dany m = 91.440,88 untuk PDRB berada pada Kecamatan Cimaragas (WP Tengah)yang berarti ke arah utara. Berikut perinciannya: Spatial Mean tahun 2006, untuk Penduduk nilai X m = 22.136,72 dan Y m = 92.444,34 serta untuk PDRB nilai X m = 22.810,71 dan Y m = 91.392,88 Spatial Meantahun 2007, untuk Penduduk nilai X m = 22.117,50 dan Y m = 92.458,41 serta untuk PDRB nilai X m = 22.757,93 dan Y m = 91.467,38 Spatial Mean tahun 2008, untuk Penduduk nilai X m = 22.151,75 dan Y m = 92.413,46serta untuk PDRB nilai X m = 22.766,67 dan Y m = 91.458,96 Spatial Mean tahun 2009, untuk Penduduk nilai X m = 22.146,51 dan Y m = 92.373,03 serta untuk PDRB nilai X m = 22.772,87 dan Y m = 91.448,73 Spatial Meantahun 2010, untuk Penduduk nilai X m = 22.185,73 dan Y m = 92.394,45 serta untuk PDRB nilai X m = 22.781,92 dan Y m = 91.436,45 Untuk melihat letak titik kordinat tersebut lebih jelas dapat kita lihat melalui Gambar 18. Gambar 18 Titik kordinat X m dan Y m pada peta di Kabupaten Ciamis

87 Pada WP Utara, centroid WP Utara Kabupaten Ciamis berada pada Kecamatan Cipaku dengan kordinat X c = 18,528.27 dan Y c = 100,667.94. Kordinat X m dan Y m Penduduk dan PDRB tahun 2006-2010 rata-rata juga berada pada Kecamatan Cipaku akan tetapi arah pergerakannya ke arah Barat Daya, seperti terlihat pada Gambar 19. Gambar 19 Titik kordinat X m dan Y m WP Utara pada peta di Kabupaten Ciamis Pada WP Tengah,untuk centroid WP Tengah Kabupaten Ciamis berada pada Kecamatan Banjarsari dengan kordinat X c = 29,446.84 dan Y c = 85,517.366. Kordinat X m dan Y m Penduduk dan PDRB tahun 2006-2010 rata-rata berada pada Kecamatan Banjarsariakan tetapi arah pergerakannya ke arah Utara, seperti terlihat pada Gambar 20. Gambar 20 Titik kordinat X m dan Y m WP Tengah pada peta di Kabupaten Ciamis

88 Pada WP Selatan,untuk centroid WP Selatan Kabupaten Ciamis berada pada Kecamatan Cijulang dengan kordinat X c = 22,506.354 dan Y c = 75,445.196. Kordinat X m dan Y m Penduduk dan PDRB tahun 2006-2010 rata-rata berada pada Kecamatan Parigi akan tetapi arahnya ke arah Timur Laut, seperti terlihat pada Gambar 21. Gambar 21 Titik kordinat X m dan Y m WP Selatan pada peta di Kabupaten Ciamis 5.4 Faktor Penyebab Kesenjangan Menurut Iriawan dan Astuti (2006) dalam Rahman (2009), analisis regresi dalam berbagai penelitian sangan berguna untuk mengukur kekuatan hubungan antara variable respon/ penjelas (dependent) dengan variabel penduga (independent). Mengetahui pengaruh suatu atau beberapa variabel penduga terhadap variabel penjelas dan memprediksi pengaruh suatu variabel atau beberapa variabel penduga terhadap variabel penjelas. Dalam pemodelan ekonometrika, terdapat beberapa faktor yang dianggap menjadi sumber kesenjangan. Penjelasan untuk variabel penjelas (Y) adalah Indeks Williamson dengan perincian data mulai tahun 2006-2010 (WP; Utara, Tengah dan Selatan). Untuk variabel penduganya/ peubah bebas (X) sebanyak 7 peubah bebas kesenjangan; PDRB per Kapita (X 1i ), Rasio jumlah Penduduk dengan luas wilayah (X 2i ), Rasio bangunan SD dengan 6.000 penduduk (X 3i ), Rasio bangunan SMP dengan 25.000 penduduk (X 4i ),Rasio bangunan SMA dengan 30.000 penduduk (X 5i ),Rasio Puskesmas dengan 120.000 penduduk (X 6i ),Rasio Pasar dengan 30.000 penduduk (X 7i ) dengan model regresi sebagai berikut: Y i = β 1 X 1i + β 2 X 2i + β 3 X 3i + β 4 X 4i + β 5 X 5i + β 6 X 6i + β 7 X 7i + ε i. Tabel 35 merupakan penjelasan variabel-variabel persamaan regresi diatas.

89 Tabel 35 Data (Y) dan (X) Wilayah Pengembangan (WP) Kabupaten Ciamis tahun 2006-2010 Tahun WP Vw PDRB/ Kapita Pddk dgn Luas Wlyh (Jiwa/KM2) Rasio SD dgn 6.000 pddk Rasio SMP dgn 25.000 pddk Rasio SMA dgn 30.000 pddk Rasio Puskesmas dgn120.000 pddk Rasio Pasar dgn 30.000 pddk 2006 Utara 0.28 3.61 886.58 4.07 1.48 0.60 12.63 0.94 Tengah 0.14 4.13 552.54 4.09 1.63 0.33 12.74 2.35 Selatan 0.22 4.64 352.62 4.79 1.69 0.53 19.24 1.91 2007 Utara 0.22 3.78 893.45 4.01 1.46 0.65 12.66 0.03 Tengah 0.14 4.31 556.27 1.54 0.64 12.70 0.07 0.17 Selatan 0.41 4.18 356.11 4.73 1.73 0.65 19.09 0.08 2008 Utara 0.28 3.95 898.18 3.98 1.77 0.67 13.40 0.82 Tengah 0.15 4.44 562.82 4.04 1.65 0.63 13.19 2.19 Selatan 0.23 4.98 357.63 4.71 1.95 0.48 19.43 1.89 2009 Utara 0.30 4.13 898.99 3.97 1.98 0.63 13.37 1.00 Tengah 0.16 4.64 567.15 4.04 1.93 0.63 13.17 2.22 Selatan 0.24 5.15 363.57 4.64 2.49 0.47 19.12 2.02 2010 Utara 0.31 4.26 911.32 3.91 2.14 0.70 14.64 1.16 Tengah 0.17 4.79 574.93 3.98 2.03 0.75 13.99 2.28 Selatan 0.25 5.32 368.56 4.56 2.52 0.45 20.07 2.21 Sumber: Bappeda Kab. Ciamis 2011 (Diolah) Hasil analisis regresi berganda mengenai faktor penyebab kesenjangan pembangunan antara wilayah pengembangan di Kabupaten Ciamis akan dijelaskan pada Tabel 36, sedangkan hasil analisis secara rinci ditunjukkan pada lampiran 10. Tabel 36 Analisis regresi berganda faktor kesenjangan pembangunan antar WP di Kabupaten Ciamis Variabel Koefisien t-stat Prob (t-stat) Constant 0.9982 1.50 0.178 PDRB per Kapita -0.21402-3.07 0.018 Rasio Pddk dgn Luas Wlyh -0.0001023-0.86 0.418 Rasio SD dgn 6.000 Pddk -0.1218-0.75 0.477 Rasio SMP dgn 25.000 Pddk 0.16800 2.42 0.046 Rasio SMA dgn 30.000 Pddk 0.01611 0.71 0.502 Rasio Puskes dgn 120.000 Pddk 0.03135 1.73 0.127 Rasio Pasar dgn 30.000 Pddk -0.02817-1.23 0.260 R2 92.7 F-stat 12.7 Prob (F-stat) 0.002 Sumber: Hasil Perhitungan 2012