BAB I PENDAHULUAN. Proses pelaksanaan anggaran pada instansi vertikal diatur oleh Peraturan Menteri

dokumen-dokumen yang mirip
2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERSYARATAN SERTIFIKASI GURU

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. SIKLUS ABPN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. No.450, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

PMK Nomor 214 Tahun 2017 RKA-K/L. Sosialisasi: tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

RENCANA KINERJA POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN Pembinaan dan Supervisi - Uang Makan Mahasiwa yang di asramakan

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BATAN Nomor: SOP /OT 02 01/KA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Standard Operating Procedure (SOP) yang lebih baik dikantor

Langgeng Suwito. Pemaparan Materi:PMK 214 tahun 2017 tentang Pengukuran

BAB II LANDASAN TEORI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran merupakan suatu perencanaan dan pengendalian terpadu yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang. perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada

: Menteri Dalam Negeri, Kepala BNPP, Ketua KPU, Ketua Bawaslu

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

DRAFT NASKAH PEDOMAN PERENCANAAN PARTISIPATIF DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PADA SATKER RO RENA POLDA NTB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan mulai tahun anggaran 2005 dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor

Menteri Perencanaan Pembangunan NasionaV Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang tertuang dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Istilah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.677,2012

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang. Anggaran menjadi alat manajerial yang umum digunakan

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian Agama berada di ba

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia telah bergulir selama lebih dari satu

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

Oleh: Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI

2015, No dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 90 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PERMEN/M/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan atau lebih (Mikesell, 2007) dalam Widhianto (2010). Kenis (1979) koordinasi, komunikasi, evaluasi kerja, serta motivasi.

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BERITA NEGARA. No.626, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Reformasi Birokrasi. Kantor Wilayah. Program Aksi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Alur dan Modus Korupsi APBN

Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi

2013, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemb

2015, No Gubernur selaku wakil pemerintah ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan penetapan

BAB IV KAIDAH PELAKSANAAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pelaksanaan anggaran pada instansi vertikal diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 171/PMK.02/2013. Peraturan Menteri tersebut menjelaskan tentang petunjuk penyusunan dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran. Pelaksanaan anggaran pada kantor wilayah Kementerian Agama dalam suatu provinsi merupakan pusat koordinasi Kementerian Agama yang ada di kabupaten dan kota. Di provinsi Lampung terdapat 14 Kementerian Agama yang terdiri dari 12 (duabelas) kantor kabupaten dan 2 (dua) kantor kota, dalam hal ini struktur program yang ada di Kementerian Agama terbagi menjadi 11 (sebelas) bagian, sebagai berikut: 1. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian Agama; 2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara Kementerian Agama; 3. Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian Agama; 4. Penelitian pengembangan dan pendidikan pelatihan Kementerian Agama; 5. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh; 6. Pendidikan Islam; 7. Bimbingan masyarakat Islam; 8. Bimbingan masyarakat Kristen; 9. Bimbingan masyarakat Katolik; 10. Bimbingan masyarakat Hindu; dan 11. Bimbingan masyarakat Buddha.

2 Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Kementerian Agama, di setiap kantor kabupaten dan kota mempunyai struktur organisasi yang berbeda sesuai dengan tipologinya. Dengan adanya perbedaan tersebut maka isu yang diangkat dalam penelitian ini yaitu membahas keunikan kinerja manajerial, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut, dengan prioritas utama bahwa peran manajerial sangat penting partisipasinya dalam menyusun anggaran. Keunikan yang dibahas disini antara lain: (1) distribusi pekerjaan antar pejabat struktural, misalnya dengan adanya mutasi dan rotasi jabatan yang memungkinkan kinerja kurang maksimal. Mutasi berarti perpindahan tempat kerja tetapi masih dalam satu lingkup instansi, sedangkan rotasi yaitu perpindahan kedudukan jabatan diseputaran lingkup instansi, sehingga jika manajerial dimutasi ke tempat lain yang tidak sesuai dengan keinginannya dalam satu periode jabatan atau lebih akan mengalami demotivasi kinerja terutama partisipasinya dalam menyusun anggaran, begitu juga halnya dengan rotasi jabatan yang dilaksanakan secara prematur akan berdampak pada penurunan kinerja apabila rotasi tersebut terjadi ketika manajer yang bersangkutan sedang dalam tahap pengembangan program-program kerja di wilayah pertanggungjawabannya. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan adanya optimalisasi kinerja manajerial secara signifikan. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan slogan Revolusi Mental pada pemerintahan Presiden Jokowi saat ini dan dalam hal ini Menteri Agama menegaskan perlu adanya pembenahan dalam tubuh Kementerian Agama terutama birokrasi secara moral dan kultural (detiknews, kamis 6

3 November 2014); (2) terbitnya Perpres Nomor 108 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Kementerian Agama yang secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatkan kinerja pegawai, khususnya pihak manajerial. (3) mencari variabel dominan yang mampu mendorong kinerja manajerial di Kementerian Agama kabupaten atau kota di provinsi Lampung. Penelitian di bidang akuntansi sektor publik yang berkembang saat ini sangat berkaitan dengan penerapan dan perlakuan akuntansi dengan wilayah yang lebih luas dan kompleks. Secara kelembagaan, sektor publik berupa badan-badan pemerintahan (pusat dan daerah), Badan Usaha Milik Nasional (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), institusi pendidikan, yayasan, organisasi, politik, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi nirlaba lainnya. Akuntansi sektor publik adalah akuntansi yang digunakan dalam suatu organisasi pemerintahan atau lembaga yang tidak bertujuan untuk mencari laba, dan merupakan suatu bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang utuh. Menurut Bastian (2006) bahwa anggaran yang dilakukan oleh organisasi sektor publik harus mengalokasikan sumberdaya secara tepat dan proporsional kepada masyarakat yang membutuhkan. Menurut Mardiasmo (2009), anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik. Dalam menyusun anggaran sektor publik, langkah awal yang harus dilakukan yaitu dengan membuat perencanaan yang matang, sehingga dapat menciptakan hasil dan dampak positif bagi kelangsungan hidup organisasi sektor publik.

4 Perencanaan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses manajemen organisasi. Demikian juga anggaran mempunyai posisi sangat penting dalam merencanakan program dimasa mendatang. Pemikiran strategis disetiap organisasi adalah proses dimana manajemen berpikir tentang pengintegrasian aktivitas kearah tujuan organisasi (Bastian, 2006). Siklus penyusunan anggaran di Kementerian Agama dibagi menjadi dua belas tahap perencanaan yaitu sebagai berikut: 1. penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) satker pusat dan daerah, dilaksanakan pada minggu I-III bulan Januari; 2. rakor internal satker pusat dan daerah, dilaksanakan pada minggu IV bulan Januari sampai minggu I bulan Februari; 3. penyampaian usulan RKA hasil rakor kepada unit eselon I pusat, dilaksanakan pada minggu II bulan Februari; 4. penyampaian kompilasi RKA Kemenag kepada Bappenas dan Kemenkeu, dilaksanakan pada minggu III bulan Februari; 5. penyusunan pagu indikatif dari Bappenas dan Kemenkeu, dilaksanakan pada minggu III bulan Maret; 6. penyusunan renja K/L untuk musrenbangpus (Bappenas), dilaksanakan pada minggu IV bulan Maret sampai minggu I bulan April; 7. rakor Menteri Agama dengan komisi VIII DPR RI tentang pagu indikatif, dilaksanakan pada minggu III bulan Aprril; 8. penyusunan penelaahan APBN-P dengan komisi VIII DPR RI, Bappenas dan Kemenkeu, dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juli; 9. penyusunan pagu anggaran sementara dari Kemenkeu, dilaksanakan pada minggu IV bulan Juni sampai minggu II bulan Juli; 10. raker Menteri Agama dengan komisi VIII DPR RI tentang pagu anggaran, dilaksanakan pada bulan Agustus; 11. penyusunan pagu alokasi anggaran definitif dari Kemenkeu, dilaksanakan pada bulan Oktober; dan 12. penerbitan DIPA satker, dilaksanakan pada bulan Desember. Penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan pendekatan partisipasi yang melibatkan pihak atas dan bawah, sehingga dimungkinkan adanya negosiasi dalam penyusunan anggaran. Penelitian di bidang akuntansi banyak terfokus pada

5 masalah partisipasi anggaran, karena dinilai mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku sebuah organisasi. Dalam implementasinya, anggaran tidak hanya sebatas alat perencanaan dan pengendalian namun juga digunakan sebagai sarana bagi para manajer untuk memotivasi bawahan akan kegiatan yang harus dilakukannya. Kenis(1979) mengatakan terdapat dua karakteristik sistem penganggaran yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kejelasan sasaran anggaran. Menurut Locke (1968), kejelasan sasaran anggaran didasari dengan teori penetapan tujuan (goal setting theory) menyatakan bahwa pentingnya hubungan antara tujuan dan kinerja. Kinerja yang paling efektif dilihat pada hasil dimana tujuannya khusus dan menantang, ketika mereka digunakan untuk evaluasi kinerja dan dihubungkan dengan umpan balik hasil yang didapat dengan menciptakan komitmen dan dukungan (Lunenburg, 2011). Dengan penentuan sasaran (goal) yang spesifik, seseorang akan mampu membandingkan apa yang telah dilakukan dengan sasaran (goal) itu sendiri dan kemudian menentukan dimana posisinya pada saat itu, sehingga akan tercipta sebuah keadilan dalam suatu organisasi. Keadilan organisasi dibagi menjadi dua yaitu keadilan prosedural dan keadilan distributif. Keadilan prosedural hanya fokus pada keadilan terhadap proses pengambilan keputusan sedangkan keadilan distributif berhubungan dengan keadilan pengalokasian resources yang akan membuat prosedur penyusunan anggaran akan semakin tepat dan diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja manajerial.

6 Keadilan distributif diturunkan dari teori ekuitas yang dikemukakan oleh Adam pada tahun 1965. Premis teori ekuitas mengemukakan bahwa seseorang cenderung menilai status sosial mereka dengan penghasilan seperti reward dan sumberdaya yang diterima (Greenberg, 1982). Jika dalam suatu lingkungan sosial terdapat keadilan distributif yang bisa diaplikasikan dengan baik maka akan bisa mengurangi dampak diskriminasi dalam lingkungan pekerjaan, penerimaan jabatan atau posisi tertentu atas dasar agama atau etnis dan jika terabaikan maka hal-hal tersebut bisa mempengaruhi kegiatan organisasi secara struktural (Haryatmoko, 2002). Penggunaan variabel-variabel tersebut dipengaruhi oleh pendapat dalam penelitian bidang penganggaran yang menyatakan persepsi tentang keadilan dapat berperan dalam kinerja (Wentzel,2002). Pada umumnya terdapat tiga masalah yang dihadapi pemerintah pusat maupun daerah yaitu ketidakefektifan, ketidakefisienan dan penggunaan dana untuk kepentingan individu. Ketiga hal tersebut disebabkan karena tidak terdapat mekanisme dasar pertanggungjawaban yang baku seperti organisasi bisnis. Organisasi pemerintahan tidak mengenal kepemilikan (self interest), tidak mementingkan faktor persaingan yang seringkali digunakan sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi, dan pemerintah juga tidak memiliki ukuran keberhasilan seperti pada organisasi bisnis sehingga sulit untuk menentukan tingkat keberhasilan dari pemerintah pusat maupun daerah. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya dan melengkapi kajian teoritik; untuk memperbaiki kinerja

7 manajerial terkait partisipasinya menyusun anggaran sektor publik dan berdampak pada efektivitas dan optimalisasi kinerja terkait dengan isu dari penelitian ini. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 3. Apakah keadilan distributif berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasar latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. 2. Untuk mengetahui pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial. 3. Untuk mengetahui pengaruh keadilan distributif terhadap kinerja manajerial.

8 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi seperti pihak akademisi dan praktisi sebagai berikut: 1. Manfaat akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi atau kajian literatur dalam perkembangan ilmu akuntansi. Penelitian terdahulu menjelaskan hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan teori psikologi pada tingkat manajerial yang berkaitan dengan akuntansi keprilakuan. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan manfaat tentang pengukuran kinerja manajerial pada sektor publik yang dipengaruhi oleh partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan keadilan distributif. Penelitian ini juga bermanfaat bagi penelitian selanjutnya pada penelitian yang sama. 2. Manfaat praktisi Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, kajian dan sumbangan pemikiran dalam hal penyusunan anggaran, yang akhirnya mampu menyusun anggaran dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bagi instansi vertikal pemerintah khususnya Kementerian Agama yang ada di provinsi Lampung.