Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN MANAJEMEN PEMASARAN BAGI PENGUSAHA INDUSTRI KECIL KERUPUK LABU DI KECAMATAN MATUR, KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT

Arrizal dan Syafrizal 2

BAB I PENDAHULUAN. peluang bagi pelaku bisnis. Tantangannya, perusahaan harus tetap survive

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH

PENGARUH HARGA DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MENYEWA AULA MASJID AGUNG DI GRESIK

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN DI SWALAYAN SINAR BARU WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

Arrizal Economics Faculty, Andalas University, Padang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KOMUNIKASI DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS PADA BANK BTPN KCP JATIROGO TUBAN)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA GUNADARMA DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID MEREK SAMSUNG.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: HAMBAR PUJO UTOMO B

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Program Studi Manajemen OLEH :

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research), yaitu. menjadi fokus perhatian untuk diteliti.

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan, subjek yang dituju yaitu responden yang menggunakan produk

ANALISIS PENGARUH KEMASAN, PROMOSI PRODUK, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP PENGARUH KEPUTUSAN MEMBELI JAJANAN KHAS OLEH-OLEH KOTA KEDIRI

ANALISIS PENGARUH KETEPATAN WAKTU, HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PADA PERUSAHAAN PERCETAKAN CV.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI KOTA BEKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU AS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAJAR DALAM MEMILIH LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Balam No. 13 Sukajadi Pekanbaru. Wika Pekanbaru, data-data tersebut menyangkut : 1.

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KERJA KARYAWAN HOTEL ARIA GAJAYANA MALANG SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PENGARUH HARGA, PROMOSI, DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKET WISATA PADA CV AMRITA TOUR

III. METODE PENELITIAN. perusahaan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Wonokusumo Jaya Gang Pinggir, Kelurahan Pegirian, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

ANALISIS PENGARUH PRODUK, PROMOSI, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT HERBAL UD. TAZAKKA SUKOHARJO

PERSEPSI MANAJER PERUSAHAAN ATAS INFORMASI KEUANGAN DI KOPERASI PEDAGANG PASAR CITRA KARTINI SENGGRENG KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG

PENGARUH PSIKOLOGIS KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGKONSUMSI HIDANGAN PADA RUMAH MAKAN PADANG RAYA DI SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Boyke Raja Hizkia Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KOMITMEN, DAN FASILITAS TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PADA KANTOR KELURAHAN SINGONEGARAN KEDIRI

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KECAP CAP SAWI (STUDI KASUS MASYARAKAT KENDAL DOYONG NGADILUWIH)

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, PROMOSI, DAN LAYANAN PURNA JUAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA ARIES MOTOR KEDIRI 2015

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL DAIHATSU AYLA DI DAERAH SEBERANG ULU KOTA PALEMBANG

ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MINUMAN FANTA KEMASAN PADA MASYARAKAT PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBELIAN PONSEL BERBASIS TEKNOLOGI ANDROID DI KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

WAWAN TRI HARYANTO NIM. B

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG DI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

ANALISIS PENGARUH LOKASI, CITRA MERK, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP MINAT BELI KORAN RADAR DI DANANG AGENCY TULUNGAGUNG SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN SEPATU PADA PENGRAJIN SEPATU DI BINJAI. Oleh : Bambang Widjarnoko. SE.

ANALISIS PENGARUH ADVERTISING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. VALBURY ASIA FUTURES SURABAYA SKRIPSI. Disusun oleh :

DWI RAHMAWATI PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlokasi di Jalan Mustafa Sari No.1, Pekanbaru pada bulan Maret 2014.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional merupakan. sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBELIAN ULANG LAPTOP PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG. Fanny Liliana Wati

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SIRUP ABC DI JATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, WORD OF MOUTH, DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR BEKAS HONDA BEAT PADA DEALER YAN MOTOR KOTA SOLOK

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang relevan. 1 Metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Matahari Department Store

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

KES IMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJUALAN KAYU DI KOPERASI GRAHA MANDIRI SENTAUSA DI KABUPATEN BATANG

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu: yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner (angket) yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

Prisky Amalia Merike Cendera Kasih Bambang Swasto Sunuharyo Kusdi Rahardjo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB7 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGARUH STRESS KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) BATUJAMUS/KERJOARUM KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang relevan. 49 Metode yang akan digunakan dalam. data primer dan data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MASUKAN SISTEM OPERASIONAL TERHADAP DINAMIKA PERKEMBANGAN PERUSAHAAN, KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI MIKRO BUBUK KOPI DI KELURAHAN BUKIT APIT PUHUN, KECAMATAN GUGUK PANJANG, KOTA BUKITTINGGI Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor-faktor masukan sistem operasional terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) pada perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Populasi penelitian adalah seluruh pengusaha industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, yaitu sebanyak 75 pengusaha industri mikro bubuk kopi. Karena populasi penelitian tidak terlalu banyak, maka penelitian ini mengambil seluruh populasi penelitian sebagai sampel penelitian. Dari 75 responden yang dikirimi kuesioner hanya 69 responden (92%) yang mengembalikan kuesioner dan 6 responden (8%) tidak mengembalikan kuesioner. Emory dan Donald (2000) mengemukakan bahwa suatu penelitian menggunakan 30% dari jumlah kuesioner sudah representatif dan sudah mewakili populasi. Teknik analisis menggunakan regresi berganda dengan menggunakan program komputer statistical product and service solutions (SPSS). Penelitian ini menghasilkan dua hasil penelitian. Pertama, perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X 1 ), perkembangan gaji tenaga kerja (X 2 ), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X 3 ), perkembangan kemampuan mendesain produk (X 4 ), perkembangan total asset (X 5 ), perkembangan permintaan pasar (X 6 ), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X 7 ), perkembangan harga bahan baku (X 8 ), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) secara bersamasama (uji F) sebesar 86% mempengaruhi dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Sedangkan sisanya dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dipengaruhi sebesar 14% oleh faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam model penelitian ini. Kedua, faktor perkembangan permintaan pasar (X 6 ) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) paling berpengaruh terhadap Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 1

dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Keywords : faktor-faktor masukan sistem operasional dan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi). PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Kelurahan Bukit Apit Puhun merupakan satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Kelurahan Bukit Apit Puhun memiliki tradisi bisnis industri bubuk kopi. Di samping bisnis pertanian dan perdagangan bahwa bisnis industri bubuk kopi merupakan salah satu bisnis paling menonjol dalam kehidupan masyarakat Kelurahan Bukit Apit Puhun. Masyarakat Kelurahan Bukit Apit Puhun yang menggantungkan kehidupan perekonomiannya pada bisnis industri bubuk kopi ini sebanyak 75 kepala keluarga. Bahan baku produk bubuk kopi ini adalah buah kopi. Buah kopi ini berasal dari daerah Baso, Palupuh, Panta, dan Malalo. Pemasaran bubuk kopi yang sudah dilakukan selama ini yaitu Padang, Payakumbuh, Batusangkar, Padang Panjang, dan Bukittinggi. Perusahaan industri bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi ini tergolong perusahaan industri mikro. Perusahaan industri bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi memiliki kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan yang ditempati dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- Undang-undang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008, Bab IV Kriteria, Pasal 6 memberikan definisi bahwa perusahaan mikro adalah perusahaan memiliki kekayaan bersih paling banyak sebesar Rp 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan yang ditempati dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,-. Perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi mempunyai dampak terhadap Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 2

kesempatan kerja, pendapatan masyarakat dan nilai tambah buah kopi. Perusahaan industri mikro bubuk kopi telah mempekerjakan sebanyak 75 orang kepala keluarga. Dengan perusahaan industri mikro bubuk kopi ini, pendapatan kepala keluarga dan pendapatan masyarakat lebih meningkat dibandingkan dengan pendapatan bisnis pertanian terutama bisnis pertanian padi sawah. Kemudian, perusahaan industri mikro bubuk kopi telah meningkatkan nilai tambah buah kopi yang harga jualnya murah menjadi produk bubuk kopi yang harga jualnya mahal. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pengusaha industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi penting meningkatkan nilai produksi untuk mencapai visi dan tujuan organisasi. Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada penelitian tentang perkembangan nilai produksi perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Dengan demikian, peneliti berminat untuk meneliti perkembangan nilai produksi perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka didapat perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah faktor perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen secara bersamasama berpengaruh dan signifikan terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 3

kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi? 2. Dari faktor-faktor di atas, apakah faktor masukan sistem operasional yang paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada perumusan masalah. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini perlu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai produksi. Dengan lebih terperinci, maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu : 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. 2. Untuk mengetahui faktor input produksi yang paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat (kegunaan), yaitu : 1. Penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan ilmiah bagi pengusaha industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 4

Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dalam menetapkan strategi dan kebijakan peningkatan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) bubuk kopi untuk mencapai visi dan tujuan organisasi. 2. Penelitian ini berguna sebagai referensi manajemen terpercaya bagi peneliti dan ilmuwan dalam mengembangkan teori manajemen. LANDASAN TEORI Manajemen Operasional dan Sistem Operasional Manajemen operasional ialah perancangan, operasi, dan pengendalian proses transformasi yang mengubah sumberdaya menjadi barang jadi dan jasa (Robbins dan Coulter, 2005: 198). Setiap organisasi mempunyai manajemen operasional dan setiap manajemen operasional mempunyai sistem operasional. Sistem operasional ialah sistem yang menciptakan nilai dengan mengubah masukan menjadi keluaran. Sistem operasional tersebut menerima masukan orang, teknologi, modal, peralatan, bahan, dan informasi dan mengubahnya menjadi barang dan jasa (Robbins dan Coulter, 2005: 198). Faktor-Faktor Masukan dalam Sistem Operasional Suatu tinjauan ulang yang ekstensif dari literatur menemukan bahwa terdapat enam masukan sistem operasional, yaitu orang, teknologi, modal, peralatan, bahan, dan informasi (Robbins dan Coulter, 2005: 198). Penjelasan faktor-faktor masukan dalam sistem operasional dilakukan berikut ini. Orang (Tenaga Kerja): Perkembangan Kemampuan Memperkerjakan Tenaga Kerja Orang atau tenaga kerja merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan orang atau orang yang bekerja pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja atau perkembangan kemampuan perusahaan memperkerjakan tenaga kerja. Perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja dapat diukur dengan laju perkembangan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan tiap tahun. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 5

Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Orang (Tenaga Kerja) : Perkembangan Gaji Tenaga Kerja Orang atau tenaga kerja merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan orang atau orang yang bekerja pada perusahaan dapat pula ditinjukkan oleh perkembangan gaji tenaga kerja. Perkembangan gaji tenaga kerja dapat diukur dengan laju perkembangan jumlah gaji tenaga kerja tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan jumlah gaji tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Teknologi dan Peralatan : Perkembangan Penguasaan Teknologi dan Peralatan Produksi Teknologi dan peralatan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan teknologi dan peralatan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh penguasaan teknologi dan peralatan produksi. Perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi adalah perkembangan penguasaan dan penerapan teknologi produksi dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan. Perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi dapat diukur dengan laju perkembangan nilai teknologi produksi dan peralatan produksi tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan penguasaan dan penerapan teknologi produksi dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Teknologi dan Peralatan : Perkembangan Kemampuan Mendesain Produk Teknologi dan peralatan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan teknologi dan peralatan pada perusahaan dapat pula ditinjukkan oleh perkembangan kemampuan mendesain produk. Perkembangan kemampuan mendesain produk ialah kemampuan pengusaha dalam mendesain Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 6

produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Perkembangan kemampuan mendesain produk dapat diukur dengan laju perkembangan item produk tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan mendesain produk, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Modal : Perkembangan Total Asset Modal merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan modal perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan total asset perusahaan. Perkembangan total asset perusahaan dapat diukur dengan laju perkembangan total asset perusahaan tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan total asset perusahaan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Bahan : Perkembangan Permintaan Pasar Bahan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan bahan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan permintaan pasar. Perkembangan permintaan pasar ialah perkembangan permintaan pasar yang dinyatakan dalam bentuk perkembangan total pendapatan penjualan. Perkembangan permintaan pasar dapat diukur dengan laju perkembangan total pendapatan penjualan tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan permintaan pasar atau perkembangan total pendapatan penjualan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Bahan : Perkembangan Kemampuan Menyediakan Bahan Baku Bahan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan bahan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku. Perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku dapat diukur dengan laju perkembangan volume penyediaan dan pemakaian bahan baku tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 7

perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Bahan : Perkembangan Harga Bahan Baku Bahan merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan bahan pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan harga bahan baku yang digunakan perusahaan. Perkembangan harga bahan baku dapat diukur dengan laju perkembangan harga bahan baku tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan harga bahan baku, maka semakin rendah dinamika perkembangan perusahaan. Informasi Informasi merupakan masukan (input) sistem operasional. Dinamika perkembangan informasi pada perusahaan dapat ditinjukkan oleh perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen oleh pengusaha. Perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen dapat diukur dengan laju perkembangan jumlah pelatihan untuk penguasaan informasi dan ilmu manajemen tiap tahun. Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Penelitian Sebelumnya dan Penelitian Selanjutnya Para peneliti telah mengerjakan banyak penelitian tentang dinamika perusahaan industri kecil. Pertama, Yuwono (1998 : 267-287) melakukan penelitian dengan judul penelitian, Dinamika Industri Kecil, Studi Kasus Industri Ukir Kayu Jepara. Penelitian Yuwono (1998 : 267-287) memiliki hasil penelitian, yaitu perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 8

perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen terhadap perkembangan nilai produksi perusahaan industri kecil ukir kayu jepara di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Selanjutnya, sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian tentang dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Berdasarkan landasan teori ini, penulis berminat melakukan penelitian tentang dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori di atas, maka penelitian ini mengemukakan hipotesis sebagai berikut : 1. Faktor-faktor perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. 2. Faktor perkembangan permintaan pasar dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 9

METODOLOGI PENELITIAN Jenis Metodologi Penelitian Jenis metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif. Metodologi penelitian kuantitatif adalah metode ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat menemukan, membuktikan, dan mengembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu (Sugiyono, 1999 : 4). Suriasumantri (2001 : 307-346) mengatakan bahwa berdasarkan metode ilmiah (cara berpikir ilmiah), maka metodologi penelitian kuantitatif ini terdiri dari lima unsur pokok, yaitu pengajuan masalah, penyusunan kerangka berpikir dan pengajuan hipotesis, metodologi penelitian, pengujian hipotesis, dan kesimpulan. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua macam variabel penelitian yaitu variabel dependen dan variabel independen. Pertama, variabel dependen (variabel terikat). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Pada penelitian ini variabel dependen yaitu perkembangan nilai produksi perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi (Y). Kedua, variabel independen (variabel bebas). Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Pada penelitian ini variabel independen yaitu perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X 1 ), perkembangan gaji tenaga kerja (X 2 ), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X 3 ), perkembangan kemampuan mendesain produk (X 4 ), perkembangan total asset (X 5 ), perkembangan permintaan pasar (X 6 ), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X 7 ), perkembangan harga bahan baku (X 8 ), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ). Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 10

Definisi Operasional Variabel Pertama, dinamika perkembangan perusahaan (Y). Perkembangan perusahaan ialah kedinamisan perkembangan perusahaan dalam bentuk kedinamisan perkembangan nilai produksi. Dengan kalimat lain, dinamika perkembangan perusahaan ialah perkembangan nilai produksi (Y). Indikator dinamika perkembangan perusahaan atau indikator perkembangan nilai produksi (Y) adalah laju perkembangan nilai produksi tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Kedua, perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X 1 ). Perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X 1 ) adalah perkembangan kemampuan perusahaan memperkerjakan tenaga kerja. Indikator perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X 1 ) adalah laju perkembangan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Ketiga, perkembangan gaji tenaga kerja (X 2 ).Perkembangan gaji tenaga kerja (X 2 ) adalah perkembangan jumlah gaji tenaga kerja yang diberikan perusahaan. Indikator perkembangan gaji tenaga kerja (X 2 ) adalah laju perkembangan jumlah gaji tenaga kerja tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan jumlah gaji tenaga kerja, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Keempat, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X 3 ). Perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X 3 ) adalah perkembangan penguasaan dan penerapan teknologi produksi dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan. Indikator perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X 3 ) adalah laju perkembangan nilai teknologi produksi dan peralatan produksi tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 11

Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan penguasaan dan penerapan teknologi produksi dan peralatan produksi yang digunakan perusahaan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Kelima, perkembangan kemampuan mendesain produk (X 4 ). Perkembangan kemampuan mendesain produk (X 4 ) ialah kemampuan pengusaha dalam mendesain produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Indikator perkembangan kemampuan mendesain produk (X 4 ) adalah laju perkembangan item produk tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan mendesain produk, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Keenam, perkembangan total asset (X 5 ). Perkembangan total asset (X 5 ) ialah perkembangan total asset perusahaan. Indikator perkembangan total asset (X 5 ) adalah laju perkembangan total asset perusahaan tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan total asset perusahaan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Ketujuh, perkembangan permintaan pasar (X 6 ). Perkembangan permintaan pasar (X 6 ) ialah perkembangan permintaan pasar yang dinyatakan dalam bentuk perkembangan total pendapatan penjualan. Indikator perkembangan permintaan pasar (X 6 ) adalah laju perkembangan total pendapatan penjualan tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan permintaan pasar atau perkembangan total pendapatan penjualan, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Kedelapan, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X 7 ). Perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X 7 ) ialah perkembangan kemampuan menyediakan dan menggunakan bahan baku. Indikator perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku adalah laju perkembangan volume penyediaan dan pemakaian bahan baku tiap tahun. Instrumen penelitian Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 12

ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Kesembilan, perkembangan harga bahan baku (X 8 ). Perkembangan harga bahan baku (X 8 ) ialah perkembangan harga bahan baku yang digunakan perusahaan. Indikator perkembangan harga bahan baku adalah laju perkembangan harga bahan baku tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan harga bahan baku, maka semakin rendah dinamika perkembangan perusahaan. Kesepuluh, perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ). Perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) ialah perkembangan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen oleh pengusah. Indikator perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen adalah laju perkembangan jumlah pelatihan untuk penguasaan informasi dan ilmu manajemen tiap tahun. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Hipotesisnya adalah semakin tinggi perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen, maka semakin tinggi dinamika perkembangan perusahaan. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh pengusaha industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, yaitu sebanyak 75 pengusaha industri mikro bubuk kopi. Karena populasi penelitian tidak terlalu banyak, maka penelitian ini mengambil seluruh populasi penelitian sebagai sampel penelitian. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer dikumpulkan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner (instrumen penelitian) yang valid dan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 13

reliabel. Instrumen penelitian ini menggunakan skala pengukuran 7 poin skala Likert (Sugiyono, 1999 : 86 90). Dari 75 responden yang dikirimi kuesioner hanya 69 responden (92 %) yang mengembalikan kuesioner dan 6 responden (8 %) tidak mengembalikan kuesioner. Emory dan Donald (2000) mengemukakan bahwa suatu penelitian menggunakan 30 % dari jumlah kuesioner sudah representatif dan sudah mewakili populasi. Dengan demikian penelitian ini yang menggunakan 92 % dari jumlah kuesioner sudah representatif dan sudah mewakili populasi. Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan regresi berganda dengan menggunakan program komputer statistical product and service solutions (SPSS) yang sesuai dengan model penelitian (Santoso, 2002 : 163 172). Hasil analisis regresi berganda digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian. Pembuktian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan prosedur uji statistik, yaitu uji asumsi klasik regresi berganda, uji simultan (uji F), dan uji parsial (uji t). ANALISIS DAN PEMBAHASAN Faktor-Faktor Masukan Sistem Operasional Yang Mempengaruhi Dinamika Perkembangan Perusahaan Industri Mikro Bubuk Kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 14

TABEL 1 HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA FAKTOR-FAKTOR MASUKAN SISTEM OPERASIONAL YANG MEMPENGARUHI DINAMIKA PERUSAHAAN INDUSTRI MIKRO BUBUK KOPI Variabel Bebas (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi) Koefisien Regresi t Hitung t Tabel Signifikansi Intercept (Konstanta) 4,898 4,974 1,645 Signifikan Perkembangan Kemampuan Tidak 0,575 1,495 1,645 Memperkerjakan Tenaga Signifikan Kerja (X 1 ) Perkembangan Gaji Tenaga Kerja (X 2 ) 0,141 2,336 1,645 Signifikan Perkembangan Penguasaan Teknologi dan 0,228 2,986 1,645 Signifikan Peralatan Produksi (X 3 ) Perkembangan Kemampuan Mendesain 0,157 2,614 1,645 Signifikan Produk (X 4 ) Perkembangan Total Asset (X 5 ) 0,872 3,005 1,645 Signifikan Perkembangan Permintaan Pasar (X 6 ) 0,248 3,019 1,645 Signifikan Perkembangan Kemampuan Menyediakan Bahan Baku (X 7 ) 0,457 3,006 1,645 Signifikan Perkembangan Harga Bahan Baku (X 8 ) Perkembangan Penguasaan Informasi dan Ilmu Manajemen (X 9 ) R 2 R F Ratio df dw = 0,860 = 0,927 = 11,012 = 59 = 1,457 Signifikansi pada alpha 5% Sumber : Pengolahan Data - 0, 042-2,947 1,645 Tidak Signifikan 0,273 3,019 1,645 Signifikan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 15

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda pada tabel 1 maka diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = 4,898 + 0,575 X 1 + 0,141 X 2 + 0,228 X 3 + 0,157 X 4 + 0,872 X 5 + 0,248 X 6 + 0,457 X 7-0,042 X 8 + 0,273 X 9 Keterangan : Y = Dinamika Perkembangan Perusahaan (Perkembangan Nilai Produksi) X 1 = Perkembangan Kemampuan Memperkerjakan Tenaga Kerja X 2 = Perkembangan Gaji Tenaga Kerja X 3 = Perkembangan Penguasaan Teknologi dan Peralatan Produksi X 4 = Perkembangan Kemampuan Mendesain Produk X 5 = Perkembangan Total Asset X 6 = Perkembangan Permintaan Pasar X 7 = Perkembangan Kemampuan Menyediakan Bahan Baku X 8 = Perkembangan Harga Bahan Baku X 9 = Perkembangan Penguasaan Informasi dan Ilmu Manajemen e = Variabel Pengganggu b 0 = Intercept (Konstanta) b 1, b 2, b 3, b 4, b 5, b 6, b 7, b 8, b 9 =Koefisien perubahan nilai X 1, X 2, X 3,X 4, X 5, X 6, X 7, X 8, X 9 Hasil analisis regresi berganda di atas menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X 1 ), perkembangan gaji tenaga kerja (X 2 ), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X 3 ), perkembangan kemampuan mendesain produk (X 4 ), perkembangan total asset (X 5 ), perkembangan permintaan pasar (X 6 ), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X 7 ), perkembangan harga bahan baku (X 8 ), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) secara bersama-sama (uji F) sebesar 86 % mempengaruhi dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 16

Kota Bukittinggi. Sedangkan sisanya dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dipengaruhi sebesar 14 % oleh faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam model penelitian ini. Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan F hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 59 (df = 59) dan degree of freedom for numerator 9 (k- 1 yakni 10-1= 9) yaitu nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel (Fh = 11,012 > Ft = 2,04). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis pertama dapat diterima, yaitu faktor-faktor perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Hasil analisis regresi berganda di atas menunjukkan pula bahwa faktor perkembangan permintaan pasar (X 6 ) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung paling tinggi adalah nilai t hitung faktor perkembangan permintaan pasar (X 6 ) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) (t hitung = 3,019). Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan t hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 59 (df = 59) yaitu nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (t hitung = 3,019 > t tabel = 1,645). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 17

kedua dapat diterima, yaitu hipotesis yang berbunyi, faktor perkembangan permintaan pasar dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Penelitian ini menemukan bahwa manajemen operasional dan sistem operasional merupakan faktor penting untuk meningkatkan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dapat menerapkan manajemen operasional dan sistem operasional dengan mendisain variabel independen yaitu perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X 1 ), perkembangan gaji tenaga kerja (X 2 ), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X 3 ), perkembangan kemampuan mendesain produk (X 4 ), perkembangan total asset (X 5 ), perkembangan permintaan pasar (X 6 ), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X 7 ), perkembangan harga bahan baku (X 8 ), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ). Pengusaha industri mikro bubuk kopi perlu mengembangkan manajemen operasional dan sistem operasional yang berfokos pada perkembangan permintaan pasar (X 6 ) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) untuk meningkatkan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut. Pertama, perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X 1 ), perkembangan gaji tenaga kerja (X 2 ), perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X 3 ), perkembangan kemampuan mendesain produk (X 4 ), Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 18

perkembangan total asset (X 5 ), perkembangan permintaan pasar (X 6 ), perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku (X 7 ), perkembangan harga bahan baku (X 8 ), dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) secara bersama-sama (uji F) sebesar 86 % mempengaruhi dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Sedangkan sisanya dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi dipengaruhi sebesar 14 % oleh faktor-faktor yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam model penelitian ini. Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan F hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 59 (df = 59) dan degree of freedom for numerator 9 (k- 1 yakni 10-1= 9) yaitu nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel (Fh = 11,012 > Ft = 2,04). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis pertama dapat diterima, yaitu faktor-faktor perkembangan kemampuan memperkerjakan tenaga kerja, perkembangan gaji tenaga kerja, perkembangan penguasaan teknologi dan peralatan produksi, perkembangan kemampuan mendesain produk, perkembangan total asset, perkembangan permintaan pasar, perkembangan kemampuan menyediakan bahan baku, perkembangan harga bahan baku, dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Kedua, faktor perkembangan permintaan pasar (X 6 ) dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung paling tinggi adalah nilai t hitung faktor perkembangan permintaan pasar (X 6 ) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 19

dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ) (t hitung = 3,019). Hasil penelitian ini meyakinkan (signifikan) dengan menggunakan t hitung pada alpha 5 % dan degree of freedom for denominator 59 (df = 59) yaitu nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (t hitung = 3,019 > t tabel = 1,645). Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa hipotesis kedua dapat diterima, yaitu hipotesis yang berbunyi, faktor perkembangan permintaan pasar dan perkembangan penguasaan informasi dan ilmu manajemen paling berpengaruh terhadap dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Saran Berdasarkan kesimpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut. Pertama, untuk meningkatkan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, maka disarankan perusahaan industri mikro bubuk kopi dapat meningkatkan dan memperbaiki secara bersama-sama kemampuan memperkerjakan tenaga kerja (X 1 ), gaji tenaga kerja (X 2 ), penguasaan teknologi dan peralatan produksi (X 3 ), kemampuan mendesain produk (X 4 ), total asset (X 5 ), permintaan pasar (X 6 ), kemampuan menyediakan bahan baku (X 7 ), harga bahan baku (X 8 ), dan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ). Kedua, untuk meningkatkan dinamika perkembangan perusahaan (perkembangan nilai produksi) perusahaan industri mikro bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, maka disarankan perusahaan industri mikro bubuk kopi dapat berfokus meningkatkan dan memperbaiki permintaan pasar (X 6 ) dan penguasaan informasi dan ilmu manajemen (X 9 ). Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 20

DAFTAR PUSTAKA Emory, C. William., dan Donald R. Cooper. 2000. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kelima. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gujarati, Damodar. 1985. Basic Econometrics. Tokyo : McGraw-Hill Book Company Johnston. 1984. Econometric Methods. Edisi Ketiga. New York : Mc Graw-Hill Book Company Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jakarta : Penerbit Erlangga Robbins, Stephen. P dan Mary Coulter. 2005. Manajemen. Edisi Ketujuh. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia Said, Nurmal. 1991. Pola Pembinaan Industri Kecil di Sumatera Barat. Dalam Syahrial Syarif. 1991. Industri Kecil dan Kesempatan Kerja. Pusat Penelitian Universitas Andalas, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Padang. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia Stanton, William J. 1978. Fundamentals of Marketing. Edisi Kelima. Tokyo : Kogokusha, Mc Graw-Hill Book Company Stoner, James A. F. 1990. Manajemen. Terjemahan Alfonsus Sirait. Edisi Kedua (Revisi). Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Penerbit CV Alfabeta Suriasumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Swastha, Basu DH. 1981. Azas-Azas Marketing. Edisi Kedua Revisi. Yogyakarta : Penerbit Liberty Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 21

Yuwono, Prapto. 1998. Dinamika Industri Kecil : Studi Kasus Industri Ukir Kayu Jepara. Usaha Kecil Indonesia, Tantangan Krisis dan Globalisasi. Jakarta : Penerbit Center for Economic and Social Studies Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 22