BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks. Pada tingkat pendidikan tinggi/sarjana merupakan jenjang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perceived Social Support. secara nyata dilakukan oleh seseorang, atau disebut received support,

BAB I PENDAHULUAN. Pada perguruan tinggi mahasiswa tahun pertama harus bersiap menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

RISET TAHUN Hubungan antara subjective well-being dengan motif penggunaan kartu debit pada konsumen lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. Sampai pada hari ini masyarakat Indonesia belum terlepas dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. melihat sisi positif sosok manusia. Pendiri psikologi positif, Seligman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

SOSIALISASI PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI FE - UST TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada abad ke-21 berupaya menerapkan pendidikan yang positif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dibidang akademik. Dalam dunia mahasiswa mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Salah satu yang berperan dalam. peningkatan gizi remaja. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. bahkan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Untuk beberapa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB 1 PENDAHULUAN. fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

Hubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB IV ANALISIS, DISKUSI DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami

BAB I PENDAHULUAN. pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang disusun di bawah bimbingan seorang dosen yang memenuhi kualifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. individu menjadi tenaga kerja ahli yang terampil dan berkualitas. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. individu yang belajar di Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan studinya di

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu seringkali dihadapkan pada kesulitan-kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun swasta namun, peningkatan jumlah perguruan tinggi tersebut tidak dibarengi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan berbagai jenis dan macam

ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan segala usia (Soedijarto,2008). Di Indonesia, pendidikan terdiri

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

KURIKULUM PRODI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG. A. Kompetensi

BAB I Pendahuluan. Menengan Atas (SMA) saat beralih ke perguruan tinggi. Pada jenjang SMA untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB IV ANALISIS KUALITAS SOFT SKILL MAHASISWA PRODI EKONOMI SYARI AH DALAM KESIAPANNYA MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Kuliah dan pekerjaan merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. : Sense of Purpose dan Dukungan Sosial

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan sistem pendidikan yang kompleks. Pada tingkat pendidikan tinggi/sarjana merupakan jenjang pendidikan Strata-1 atau biasa disingkat S1, yang secara normatif ditempuh selama 4 tahun. Pada umumnya mahasiswa S1 harus menyelesaikan sebanyak 144 sks dalam kurun waktu 4 tahun, namun yang terjadi di lapangan adalah terdapat mahasiswa yang mampu menyelesaikan pendidikan S1 nya kurang dari 4 tahun tetapi ada pula yang lebih dari itu. Bagi mahasiswa S1, mampu lulus dengan waktu 3,5 tahun atau 7 semester adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Mahasiswa harus berjuang melewati lebih dari 100 sks dengan ketentuan IPS dan IPK minimal 3,5. Seperti dalam buku Panduan Penyelenggaran Pendidikan Program Strata Satu (S1) Tahun 2012 menyebutkan bahwa mahasiswa yang mencapai IPS 3,51 pada masing-masing semester dan telah menyelesaikan minimal 144 sks, berhak menyelesaikan studi dalam masa 7 semester (IAIN Sunan Ampel, 2012). Dalam hal ini artinya bahwa mahasiswa bisa menempuh perkuliahan hanya dengan 3,5 tahun bila mencapai syarat yang telah ditentukan. Semenjak nama IAIN Sunan Ampel Surabaya beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, standart dan kualitas sistem pendidikan serta SDM di dalamnya turut ditingkatkan. 1

2 Standart pendidikan yang awalnya mengikuti Departemen Agama kini harus berkiblat kepada Dikti sehingga lulusan yang dihasilkan pun lebih selektif dan kompetitif yang berpengaruh pada jumlah lulusan yang dihasilkan. Data terakhir pada wisuda ke-75 UIN Sunan Ampel Surabaya yang dilaksanakan pada 12 Maret 2016 menunjukkan bahwa peserta wisuda yang terdiri dari program Sarjana, program Pascasarjana, dan program Doktoral hanya sebanyak 778 mahasiswa (www.araaita.com diakses 22 Mei 2016). Sebanyak 4 mahasiswa Psikologi menjadi peserta wisuda dimana mereka mampu lulus dengan waktu 3,5 tahun dan dengan predikat cumlaude. Cum Laude (berasal dari Bahasa Latin yang berarti dengan pujian) adalah predikat yang diberikan pada ujian di perguruan tinggi. Ada beberapa predikat yang termasuk ke dalam Cum Laude seperti magna cum laude yang berarti lulus dengan banyak pujian dan summa cum laude yang artinya lulus dengan pujian terbanyak. Setiap perguruan tinggi memiliki aturan yang jelas dan berbeda-beda mengenai persyaratan bagi lulusan yang berhak mendapatkan predikat Cum Laude. Predikat ini biasanya tertera di dalam ijazah baik untuk lulusan sarjana maupun lulusan pascasarjana. Di dunia secara umum, predikat Cum Laude hanya digunakan pada lulusan pascasarjana, tetapi di Indonesia, Amerika Serikat, dan Filipina, gelar ini digunakan pada lulusan sarjana. Secara umum, lulusan yang mendapatkan predikat summa cum laude memiliki Indeks

3 Prestasi Kumulatif atau IPK 3.80 ke atas, magna cum laude memiliki IPK 3.60-3.79, dan cum laude memiliki IPK 3.40-3.59. Namun tidak semua perguruan tinggi memiliki persyaratan yang sama seperti disebutkan di atas. Bahkan pada tahun 2012 lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Mohammad Nuh, mewacanakan predikat Cum Laude hanya diberikan kepada lulusan yang dapat melakukan publikasi karya ilmiahnya melalui jurnal dan sebagainya (www.wikipedia.com diakses 22 Mei 2016). Mampu menempuh S1 dengan 3,5 tahun dan mendapat predikat cumlaude tentu membutuhkan banyak perjuangan seperti usaha dan kecerdasan intelegensi yang dimiliki oleh mahasiswa. Namun usaha dan kecerdasan intelegensi bukanlah satu-satunya faktor penyebab kesuksesannya hingga mencapai titik wisuda. Sebagai mahasiswa yang sedang menempuh semester 7 dan mengambil program skripsi, mahasiswa harus siap dihadapkan berbagai tantangan dan problematika yang ada. Mahasiswa harus siap dituntut menyelesaikan jadwal perkuliahan beserta tugasnya, namun tetap fokus dalam menyusun skripsi. Hal ini tentunya akan menimbulkan banyak kecemasan dan ketegangan sehingga membutuhkan berbagai dukungan sosial dari berbagai pihak dan berbagai bentuk. Cohen dan Wills menyatakan bahwa dukungan sosial dapat membantu individu untuk mengatasi ( coping) stres, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dukungan sosial terdiri dari dua jenis, yaitu received social support dan perceived social support. Received social

4 support adalah perbedaan atau keragaman dari dukungan yang benar-benar diterima oleh seseorang ketika mereka diberi bantuan, sedangkan perceived social support didefinisikan sebagai keyakinan seseorang bahwa terdapat beberapa dukungan sosial yang tersedia ketika mereka membutuhkannya (dalam Aprianti, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan perceived social support karena hasil penelitian yang dilakukan oleh Cohen dan Mckay melaporkan bahwa dukungan yang sebenarnya diberikan oleh anggota jaringan sosial dapat berbeda dengan yang dibutuhkan oleh penerimanya sehingga gagal dalam memenuhi kebutuhan terhadap dukungan tersebut (dalam Aprianti, 2012). Menurut Cohen dan Syme, ketepatan pemberian dukungan sosial tergantung pada kesesuaian antara tipe/jenis dukungan sosial yang ditawarkan dengan masalah yang sedang dihadapi (dalam Astuti dan Hartati, 2013). Mahasiswa yang sedang menempuh semester 7 dan mampu mengambil program skripsi tentu merasa sangat bangga atas apa yang dicapainya. Namun saat mulai merasa terbebani oleh tugas-tugas yang menumpuk disertai target waktu untuk menyelesaikan laporan skripsi dengan waktu yang bersamaan tentunya membuat mahasiswa putus asa dan kehilangan harapan mampu menyelesaikan semua tugas dan laporannya. Peran keluarga seperti dukungan emosional untuk menaikkan kepercayaan dirinya serta dukungan dari alumni atau mahasiswa senior yang telah lulus seperti berbagi pengalaman dan informasi sebagai bentuk

5 dukungan instrumental sangatlah membantu mahasiswa untuk mengatasi coping stress. Dukungan sosial juga dipengaruhi oleh waktu. Maksudnya, dukungan mungkin efektif diberikan pada suatu waktu, tetapi lain waktu mungkin tidak berguna bahkan bisa saja menyebabkan penerimanya merasa tertekan (dalam Astuti dan Hartati, 2013). Dari hasil observasi penulis, banyak mahasiswa UIN Sunan Ampel yang meraih predikat cumlaude bahkan magna cumlaude. Pada wisuda ke- 75 UIN Sunan Ampel, mahasiswa S1 yang lulus tidak hanya yang menempuh 3,5 tahun namun ada beberapa mahasiswa yang menempuh 4,5 tahun dikarenakan suatu sebab. Namun peneliti berfokus pada lulusan mahasiswa Program Studi Psikologi yang menempuh 3,5 tahun dan memperoleh predikat cumlaude karena sebagai mahasiswa psikologi yang telah mempelajari banyak ilmu psikologi terutama bagaimana cara memanagemen emosi dan sikapnya, tentunya mereka tidak akan mengandalkan kecerdasan dan skill yang dimilikinya namun mereka mencari dukungan sosial yang mampu meningkatkan semangat dan harapan terhadap dirinya sehingga setiap mahasiswa yang merasakan hal tersebut akan memiliki persepsi dan pengalaman yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan bantuan yang diinginkannya. Seperti yang dialami oleh NL (22 tahun) lulusan Psikologi dengan peminatan Psikologi Industri dan Orgasisasi ini menuturkan bahwa ketika semester 7 harus menghadapi banyak tuntutan tugas. Selain dihadapkan

6 pada magang dengan 5 laporan sesuai dengan jumlah mata kuliah yang ditempuhnya, subjek juga harus membagi waktunya untuk menyelesaikan penelitian yang didanai oleh LPPM dengan bentuk laporan penelitian, laporan pertanggung jawaban beserta seminar desiminasi penelitian yang bagi subjek harus menguras banyak tenaga, waktu dan emosi. Namun dukungan dari keluarga, teman seperjuangan dan orang spesial membuatnya merasa harus berjuang dan kembali menyelesaikan kuliahnya hingga selesai. Subjek kedua adalah IB (22 tahun) lulusan Psikologi dengan peminatan Psikologi Industri dan Orgasisasi ini menuturkan bahwa kendala saat menghadapi semester 7 adalah ketika proses penggarapan skripsi. Subjek menjelaskan bahwa laptop yang digunakannya tidak memiliki sistem auto save sehingga sering kali laporan yang telah dikerjakannya filenya hilang dan subjek harus mengerjakan dari awal lagi. Hal tersebut membuatnya begitu tertekan dan hampir kehilangan semangat, namun dukungan dari orang tua dimana orang tuanya meminta agar subjek segera lulus dan semangat dari teman-teman seperjuangannya membuat subjek bersemangat kembali untuk wisuda di semester 7. Subjek ketiga adalah OD (22 tahun) lulusan Psikologi dengan peminatan Psikologi Industri dan Orgasisasi ini menuturkan bahwa kendala saat menghadapi semester 7 ketika harus dikejar tenggat waktu pengumpulan tugas magang sebanyak 5 laporan dan revisi skripsi. Subjek merasa kesulitan menyelesaikan tugas-tugasnya namun dengan dukungan

7 orang spesial, subjek kembali bersemangat untuk menyelesaikan laporannya. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi mahasiswa yang mampu lulus di semester 7 di atas, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran perceived social support yang diterima oleh lulusan Psikologi yang menempuh 3,5 tahun dengan predikat cumlaude di UIN Sunan Ampel Surabaya. Selama ini penelitian tentang dukungan sosial terutama perceived social support didominasi oleh pendekatan kuantitatif, yang menurut peneliti kurang mampu memberikan penjelasan yang mendalam. Sebagian besar penelitian mengenai dukungan sosial terutama perceived social support berfokus pada subjek yang sedang menderita suatu penyakit kemudian dikaitkan dengan variabel seperti kesejahteraan psikologi, motivasi dan kepatuhan, sehingga peneliti ingin menggali dari sudut pandang yang lain yaitu lulusan Psikologi yang menempuh 3,5 tahun dan mendapat predikat cumlude. Mahasiswa yang mampu mengambil program skripsi di semester 7 dan meraih predikat cumlude tentunya tidak hanya mengandalkan kecerdasan dan skill saja namun tekanan dan kecemasan yang ditimbulkan oleh laporan dengan waktu yang singkat akan membuat mahasiswa membutuhkan dukungan sosial sesuai dengan kebutuhan bantuan yang diperlukannya. Hal inilah yang akan digali oleh peneliti karena setiap mahasiswa akan memiliki persepsi dan pengalaman tersendiri.

8 B. Fokus Penelitian Agar penelitian ini menjadi lebih terfokus, maka fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman lulusan Psikologi yang mampu menempuh kuliah 3,5 tahun dengan predikat cumlude dalam menerima persepsi dukungan sosial atau perceived social support? C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengalaman lulusan Psikologi yang mampu menempuh kuliah 3,5 tahun dengan predikat cumlude dalam menerima persepsi dukungan sosial atau perceived social support. D. Manfaat Dalam penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaaat dalam pengembangan ilmu psikologi, khususnya bidang Psikologi Sosial mengenai gambaran persepsi dan pengalaman lulusan psikologi menerima perceived social support saat menempuh kuliah di semester 7 dan mengambil program skripsi sehingga mampu lulus 3,5 tahun dan mendapat predikat cumaude. 2. Manfaat Praktis Memberi kontribusi yang positif bagi para insan akademik dan menambah pengetahuan bagi masyarakat luas pada umumnya,

9 khususnya dalam hal ini kepada mahasiswa di seluruh universitas di Indonesia tentang bagaimana pentingnya peran perceived social support terhadap prestasi mahasiswa dalam menyelesaikan masa perkuliahan. E. Keaslian Penelitian Guna melengkapi, penulis menggunakan pijakan dan kajian dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang sama dengan kajian penulis, yaitu tentang perceived social support. Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh : 1. Aprianti (2012), yang meneliti Hubungan Antara Perceived Social Support Dan Psychological Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Tahun Pertama Di Universitas Indonesia. Penelitian ini menjelaskan tentang gambaran mengenai hubungan antara perceived social support dan psychological well-being dengan jumlah partisipan adalah 131 mahasiswa perantau tahun pertama yang baru pertama kali tinggal terpisah dengan orang tuanya, yang terdiri dari 99 orang wanita dan 32 orang laki-laki. Perceived Social Support diukur dengan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support dan Psychological Well-Being diukur menggunakan alat ukur Psychological Well-Being Scale. Sedangkan Pearson s Correlation digunakan untuk mengukur hubungan antara Psychological Well-Being dan Perceived Social Support. Hasil dari analisis data diperoleh bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perceived social support dan

10 psychological well-being pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia. Artinya, semakin tinggi perceived social support pada mahasiswa perantau tahun pertama maka semakin tinggi juga psychological well-being-nya. 2. Gulacti (2010), yang meneliti The Effect Of Perceived Social Support On Subjective Well-Being. Penelitian ini menjelaskan bagaimana perceived social support berpengaruh terhadap subjective well-being. Terdapat 87 siswa partisipan yang terdaftar untuk kelas primer departemen pelatihan guru. Pada tahap pengumpulan data, perceived social support diukur dengan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support dan subjective well-being diukur menggunakan alat ukur Subjective Well-Being Scale. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebanyak 43 persen perceived social support mempengaruhi subjective well-being. Selain itu, dukungan keluarga juga berpengaruh terhadap subjective well-being, sedangkan dukungan dari orang yang spesial dan teman tidak mempengaruhi kesejahteraan subjektif. 3. Yasien, dkk (2013), yang meniliti tentang Does Perceived Social Support Predict Quality Of Life In Psychiatric Patient?. Penelitian ini meneliti hubungan prediktif pada perceived social support dengan kualitas hidup dan subkomponen pada pasien kejiwaan. Hipotesis peneliti yaitu kurangnya dukungan sosial diprediksi membuat kualitas hidup pada pasien kejiwaan menjadi rendah. Sampel terdiri dari 115

11 peserta dengan penyakit mental. Rentang usia peserta adalah antara 20-65 tahun, minimum kualifikasi adalah tengah. Semi - terstruktur berupa wawancara, Urdu versi (Bahasa Urdu) dari Multidimensional Scale of Perceived Social Support dan kualitas hidup WHO yang telah digunakan. Analisis regresi diterapkan untuk menyelidiki hubungan prediktif perceived social support dengan kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pasien sakit mental memprediksi kualitas hidup. 4. Isik (2013), meneliti tentang Perceived Social Support and Locus of Control as the Predictors of Vocational Outcome Expectations Tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan harapan hasil kejuruan untuk social support yang merupakan faktor lingkungan dan locus of control yang merupakan faktor personal. Penelitian ini menggunakan Teori Karir Kognitif Sosial sebagai kerangka teoritis. Sebanyak 263 mahasiswa mengisi Skala Harapan Hasil Kejuruan, Skala Multidimensional Persepsi Dukungan Sosial, dan Skala Rotter Locus of Control. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang dirasakan dari keluarga, teman dan orang lain signifikan terhadap harapan hasil kejuruan, sedangkan locus of control tidak signifikan dengan harapan hasil kejuruan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dalam dimensi dukungan sosial yang dirasakan, dukungan keluarga adalah prediktor signifikan unik harapan hasil

12 kejuruan. Locus of control secara signifikan juga diprediksi memiliki skor harapan hasil kejuruan. 5. Arif, dkk (2012), meneliti tentang Perceived Social Support And Life Satisfaction In Persons With Somatization Disorder. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa kepuasan hidup dan perceived social support telah terbukti meningkatkan kesejahteraan seseorang dan juga mempengaruhi hasil pengobatan pada gangguan somatisasi. Sampel terdiri dari orang dengan gangguan somatisasi yang dirawat jalan di Institut Kesehatan Mental Regional LGB, Tezpur, Assam. Skala kehidupan digunakan untuk mengukur kepuasan hidup dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support digunakan untuk mengukur perceived social support. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa wanita memiliki gejala lebih somatik dibanding laki-laki. Perceived social support yang diperoleh dari keluarga lebih signifikan dibanding perceived social support yang diperoleh dari teman. Data analisis juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara perceived social support dan kepuasan hidup. 6. Glozah (2013), yang meniliti tentang Effects of Academic Stress and Perceived Social Support on the Psychological Wellbeing of Adolescents in Ghana. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh stres akademik dan persepsi dukungan sosial terhadap kesejahteraan psikologis siswa SMA di Ghana. Sebanyak 131 siswa laki-laki dan 95 siswa perempuan berpartisipasi mengisi kuisioner yang terdiri dari

13 kuisioner kesehatan umum, student life-stress inventory, dan persepsi dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman yang digunakan untuk menilai kesejahteraan psikologis, stres akademik dan persepsi dukungan sosial. Hasil menunjukkan bahwa persepsi dukungan sosial dan stres akademik berpengaruh pada kesejahteraan psikologis. Pada siswa perempuan menunjukkan skor yang lebih tinggi untuk persepsi dukungan sosial namun dengan tingkat depresi yang lebih tinggi pula. Sedangkan pada laki-laki menunjukkan stres akademik dengan skor yang lebih tinggi dengan skor kesejahteraan psikologis yang lebih baik, dan ini telah dikaitkan pada peran sosialisasi gender. Hasil penelitian ini diimplikasikan pada kebijakan penciptaan lingkungan sekolah ramah serta mendorong hubungan interpersonal yang sehat antara remaja dengan keluarga dan teman-teman yang bertujuan mengurangi penilaian stres akademik yang bertentangan dengan kesejahteraan psikologis remaja. 7. Yadav (2009), meneliti tentang Perceived social support, hope, and quality of life persons living with HIV/AIDS : a case study from Nepal. Penelitian ini meneliti tentang kepuasan yang dirasakan dari dukungan sosial, harapan dan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Metode yang digunakan cross-sectional dengan sampel sebanyak 160 orang yang terinfeksi HIV yang menerima pengobatan, perawatan dan dukungan dari delapan LSM berbasis masyarakat. Kualitas hidup diukur menggunakan WHO (QOL) -26 alat dan

14 dukungan sosial diukur dengan skala dukungan sosial daro Sarason yang telah dimodifikasi. Hasil menunjukkan bahwa besarnya dukungan non keluarga lebih tinggi dibanding dukungan keluarga. Secara keseluruhan kepuasan dari dukungan sosial dan harapan secara signifikan berkorelasi dengan kualitas hidup. Kesimpulannya pengaruh kepuasan yang dirasakan dari dukungan sosial melalui variabel harapan. Implikasi dari penelitian ini untuk menyediakan perawatan, pengobatan dan dukungan psikososial untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup ODHA. Pada penelitian lain, penelitian tentang dukungan sosial terutama perceived social support didominasi oleh pendekatan kuantitatif, yang menurut peneliti kurang mampu memberikan penjelasan yang mendalam. Sebagian besar penelitian mengenai dukungan sosial terutama perceived social support berfokus pada subjek yang sedang menderita suatu penyakit kemudian dikaitkan dengan variabel seperti kesejahteraan psikologi, motivasi dan kepatuhan, sehingga peneliti ingin menggali dari sudut pandang yang lain yaitu lulusan Psikologi yang menempuh 3,5 tahun dan mendapat predikat cumlude. Penelitian mengenai perceived social support pada lulusan psikologi yang menempuh 3,5 tahun dengan predikat cumlaude di UIN Sunan Ampel Surabaya merupakan permasalahan yang masih asli, bukan duplikasi atau pun replikasi dari penelitian yang lama, sehingga tidak memiliki persamaan dengan penelitian lain.