Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

Partono 1 Tri Minarni 2

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORITIS

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PEMANFAATAN HALAMAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh : Restuning Ropika Putri, S.Pd

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan menempuh perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V DISKUSI HASIL PENELITIAN. Kriteria utama untuk mengajar dengan efektif ialah apakah mengajar itu

Rosita Christina Haloho Guru Fisika SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

Pendekatan Kontekstual (CTL) pada Pendidikan Multikultur dalam Pembelajaran IPS

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dosen Pembimbing I : Dra. Dinawati Trapsilasiwi, M.Pd Dosen Pembimbing II : Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

Inge Ratna Dwi Alitalya, Puger Honggowiyono. Kata-kata kunci: Numbered Head Together (NHT), CTL, NHT berbasis CTL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Prestasi Indonesia terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Banyak data yang menukung opini ini, seperti:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Bagi Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY PADA MATA PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN PASAR

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

Menciptakan Lingkungan Pembelajaran Kondusif yang Dapat Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPS Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Mirnawati Mirnadciezt@yahoo.co.id Guru SD 2 Bacin Kudus Paradigma pembelajaran dalam dunia pendidikan perlu diterapkan perubahan. Guru harus bisa mengikuti perubahan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar bisa dapat mengikuti perkembangan zaman. Dalam pembelajaran banyak hal yang mempengaruhi hasil pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPS. Siswa tidak bisa hanya duduk diam mendengarkan guru, namun pembelajaran harus dikemas semenarik mungkin supaya siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Untuk itulah, harus dihadirkan lingkungan pembelajaran yang kondusif agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPS melalui Model Contextual Teaching And Learning (CTL). Sesuai dengan kasus yang ada di SD 2 Bacin, berdasarakan hasil penelitian lingkungan pembelajaran yang kondusif perlu diciptakan demi tercapai tujuan pembelajaran. PENDAHULUAN Pendidikan memegang fungsi yang sangat penting. Guna mencapai tujuan tersebut, maka perlu adanya perubahan paradigma pembelajaran. guru harus selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran, selain itu guru juga harus mampu membuat mata pelajaran yang dianggap siswa membosankan menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan supaya siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan dan juga siswa antusias mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat berkualitas dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar. IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalaran di samping aspek nilai dan moral. Implementasinya, materi IPS hanya menekankan aspek pengetahuan yang berpusat pada guru dan hanya membentuk budaya menghafal, sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Pembelajaran IPS sangat menjenuhkan karena penyajiannya kurang menarik, bersifat monoton dan konvensional, hanya sekedar ceramah. Lingkungan pembelajaran dalam memegang peranan penting dalam meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Karena hasil pembelajaran siswa dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya lingkungan sosial dan alami. Lingkungan sosial dapat menentukan hasil pembelajarn siswa. Apabila lingkungan sekolah berkualitas dimana terdapat banyak siswa yang berprestasi, tentu akan memberikan pengaruh kepada seluruh siswa untuk belajar dengan baik dan memacu mereka untuk bersaing meraih prestasi. Sementara itu faktor lingkungan masyarakat pun tidak kecil 91

pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak. Memang ada pengaruh yang justru menyebabkan timbulnya masalah bagi sebagian pelajar, tetapi ada pula yang memberikan pengaruh yang positif. Lingkungan alami dapat dimanfaatkan guru untuk membantu mempercepat pehamanan siswa dalam pembelajaran. Dengan melibatkan lingkungan sekitar, siswa akan lebih mudah memahami materi Sumber Daya Alam. Bertumpu pada hasil observasi di lapangan yang telah dilaksanakan, diperoleh minimnya hasil belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPS di SD 2 Bacin Kudus sangat rendah yaitu mencapai 58,3. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan media pembelajaran, tidak melibatkan lingkungan sekitar, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara efektif. Siswa juga sulit memahami materi sumber daya alam yang hanya dijelaskan secara abstrak. Oleh karena itu, perlu adanya pembaharuan paradigma pembelajaran. dalam hal ini lingkungan sekitar yang kondusif diharapkan dapat meningkatan hasil pembelajaran IPS siswa melalui model Contextual Teaching and Learning (CTL). Karena dalam sintaks model pembelajaran ini lebih ditekankan pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan lingkungan siswa. LINGKUNGAN PEMBELAJARAN KONDUSIF Lingkungan pembelajaran oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan (Hadikusumo, 1996:74). Sedangkan lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja dan La Sulo (1994:168) adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan pendidikan mencakup : 1) lingkungan keluarga, 2) lingkungan sekolah, dan 3) lingkungan masyarakat (Munib, 2004:76). Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut: 1. Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan anggota keluarga. Menurut Slameto (2003: 60-64), siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. 2. Lingkungan Sekolah Tu u (2004: 1) menyatakan lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. 92

Fungsi sekolah menurut Nasution (2004: 14), fungsi sekolah antara lain sebagai berikut: a. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan. b. Sekolah memberikan keterampilan dasar. c. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib. d. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan. e. Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial. f. Sekolah menstranmisi kebudayaan. g. Sekolah membentuk manusia yang sosial. h. Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan. 3. Lingkungan Masyarakat Soemardjan dan Soemardi (dalam Gunawan, 2004: 4) mengatakan bahwa lingkungan masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Pengaruh-pengaruh itu antara lain sebagai berikut: a. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi siswa perlu membatasi kegiatan masyarakat yang diikutinya, kalau perlu memilih kegiatan yang mendukung belajarnya. b. Mass Media Yang termasuk dalam mass media adalah radio, TV, surat kabar, bukubuku, dll. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Mass media memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa. c. Teman Bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. d. Bentuk Kehidupan Masyarakat Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang baik-baik mereka mendidik dan menyekolahkan anaknya akan membawa pengaruh yang baik bagi siswa. Pengaruh itu akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi (Slameto, 2003: 70). 93

Senada dengan tripusat pendidikan yang dikemukan di atas, lingkungan pembelajaran siswa di SD 2 Bacin dapat dipengaruhi oleh tiga lingkungan, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan keluarga ini lebih banyak ditekankan pada aspek kasih sayang dan kepedulian dari pihak siswa terhadap pendidikan. Lingkungan sekolah di sini yakni berupa kekreatifan guru dalam melibatkan lingkungan sekitar yakni lingkungan alami sebagai bahan pembelajaran, sehingga siswa dengan mudah memahami materi Sumber Daya Alam. Fungsi sekolah dapat membentuk manusia yang sosial, dapat dibuktikan dengan sosialisasi siswa dalam pembelajaran yang bekerjasama dengan temannya untuk mendiskusikan hasil temuannya mengenai lingkungan sekitar. Dalam pembelajaran siswa juga digali untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan demi tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu meningka hasil belajar. MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Daryanto (2012: 153) Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Trianto (2012: 104)Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. Hull s dan Sounders (dalam Kolamasari, 2011: 6) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual, siswa menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak dengan penerapan prkatis di dalam konteks dunia nyata. Pembelajaran kontekstual menuntut guru mendesain lingkungan belajar yang merupakan gabungan beberapa bentuk pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sudah jelas dapat diketahui dari beberapa pendapat ahli di atas bahwa lingkungaan mempunyai pengaruh besar dalam pembelajaran kontekstual, karena guru dituntut untuk mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Dunia nyata siswa dapat berupa lingkungan alami dan sosial, alami kaitannya dalam materi Sumber Daya Alam, sedangkan sosial berubungan dengan sikap dan keterampilan siswa dalam bersosialisasi dimulai dengan warga sekolah. Dengan demikian maka siswa terdorong untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Komponen Pokok Contextual Teaching and Learning yaitu Konstruktivisme (Constructivism), inkuiri (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat Belajar 94

(Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection), dan penilaian nyata (Authentic Assesment). Implementasi Pembelajaran CTL AKTIVITAS NO. TAHAPAN AKTIVITAS GURU SISWA Menyajikan gambar jenis Mengamati gambar 1. Pemodelan Sumber Daya Alam. yang disajikan guru. 2. Konstruktivisme Bertanya kepada siswa mengenai gambar yang disajikan untuk menggali pengetahuan awal. 3. Bertanya Bertanya mengenai jenisjenis Sumber Daya Alam. NO. TAHAPAN AKTIVITAS GURU 4. Masyarakat belajar Membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen. 5. Inkuiri Mengajak siswa keluar kelas untuk mengamati jenis Sumber Daya Alam yang ada di lingkungan sekolah. 6. Refleksi Menyakan hal yang belum dimengerti siswa 7. Penilaian sebenarnya (Mirnawati, 2013) Memberikan evaluasi Mencari jawaban dari pertanyaan guru. Menjawab pertanyaan guru. AKTIVITAS SISWA a. Berkelompok sesuai kelompok yang dibagi oleh guru. b. Melakukan diskusi. Mengamati dan mencatat Sumber Daya Alam yang ada di ligkungan sekolah. Siswa mengingat pembelajaran yang sudah dilakukan dan menanyakan hal yang belum dimengerti. Mengerjakan evaluasi HASIL PEMBELAJARAN IPS Purwanto (2011: 44) hasil belajar ialah hasil yang menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa hasil 95

belajar merupakan perubahan tingkah laku dengan melakukan suatu aktivitas sebagai usaha belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Lingkungan pembelajaran yang kondusif dapat meningkatkan hasil belajar melalui penerapan model CTL pada materi Sumber Daya Alam. Terbukti dengan penelitian pada siswa kelas IV SD 2 Bacin Kudus materi Sumber Daya Alam tahun ajaran 2013/2014. Hal ini dikarenakan dalam model CTL, materi yang dipelajari siswa dihubungkan dengan kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari siswa, sehingga akan memperjelas materi yang disajikan oleh guru dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar pada materi Sumber Daya Alam. Hal ini dapat dibuktikan dalam hasil belajar siswa setelah menggunakan penerapan model CTL mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Hasil belajar IPS ranah kognitif siswa kelas IV SD 2 Bacin Kudus siklus I mencapai nilai rata-rata 71,9 dengan persentase klasikal 72,22% dan siklus II 82,5 dengan persentase klasikal 94,44%. Jadi hasil belajar siswa pada ranah kognitif ratarata dengan kategori baik. Hasil belajar IPS ranah afektif siswa siklus I 72,93% dan siklus II 85,38%, jadi persentase rata-rata hasil belajar siswa pada ranah afektif dengan kategori baik. Hasil belajar IPS ranah psikomotorik siswa siklus I 71,5% dan siklus II 86,1%, jadi persentase rata-rata hasil belajar siswa pada ranah psikomotorik dengan kategori baik. Dapat disimpulkan bahwa dengan menciptakan lingkungan pembelajaran kondusif dapat meningkatkan hasil pembelajaran IPS melalui model Contextual Teaching and Learning (CTL). SIMPULAN Dunia pendidikan memerlukan inovasi-inovasi agar proses pembelajaran yang dilaksanakan siswa menarik. Guru merupakan kunci dari hal ini perlu merubah paradigm yang ada, harus dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif yang sesuai dengan perkembangan anak di sekolah. Semua ini diperlukan agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Dalam hal ini yaitu hasil pembelajaran IPS. Dengan melibatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran, pembelajaran siswa akan lebih bermakna dan lebih memahami materi yang sedang mereka pelajari. Karena mereka mengalami sendiri dan mudah diingat apa yang sedang dipelajari. Untuk itu, lingkungan sekitar yang kondusif harus dicipatakan demi mencerdaskan kehidupan bangsa. 96

DAFTAR PUSTAKA Daryanto. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Gunawan, Ari. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hadikusumo, Kunaryo, dkk. 1996. Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama. Munib, Achmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press. Nasution. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Trianto. 2012. Mendesain Model pembelajaraninovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Tu u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo 97