BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Untuk keperluan Analisis digunakan Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi dan Kelautan (PPGL). Waktu penelitian di mulai pada bulan Februari 2012. 3.2 Alat- Alat Penelitian Scanning Electron Microscope (SEM), ph meter, magnetic stirrer, gelas kimia 250 ml dan 100 ml, gelas ukur 50 ml, botol semprot, kertas saring, corong Buchner, neraca analitik, kaca arloji, cetakan plastik, spatula, oven, pemanas air, plastik wraps, batang pengaduk, labu ukur 250 ml dan 100 ml, pipet tetes, blender, dan mikropipet ukuran 5 ml dan 10 ml. 3.3 Bahan-Bahan Penelitian Bahan yang digunakan adalah serbuk kitosan, bioflokulan TAD, glutardialdehida p.a. (merck), metanol, asam sulfat, natrium hidroksida (NaOH), asam asetat p.a. (Merck), n-polivinil alkohol p.a. (merck), dan aquades.
30 3.4 Bagan Alir Penelitian PVA - Ditimbang aquadest hingga 100 ml - Diaduk Sampel Daun - Dicuci - Dikeringkan - Diblender Serbuk Daun - Ditimbang - Dilarutkan dalam larutan NaOH ph 8 - Diaduk Serbuk Kitosan Metanol 50% - Ditimbang - Dilarutkan dalam asam asetat 2% - Diaduk - Disaring glutardialdehid 1.25% asam sulfat 10% asam asetat 10% - Larutan PVA Bioflokulan TAD Larutan Kitosan Larutan Ikat Silang Larutan PVA (variasi volume) Bioflokulan TAD (variasi volume) larutan kitosan - Diaduk sampai homogen Larutan crosslinker - Dipanaskan pada suhu 25ºC dan 30ºC sambil diaduk sampai homogen - Dituangkan ke dalam cetakan - Didiamkan selama 30 menit - Dikeringkan pada suhu 50ºC Hidrogel Karakterisasi Swelling Ratio Uji SEM Analisis Data Kesimpulan Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
31 3.5 Metode Penelitian 3.5.1 Tahap Pembuatan Larutan Polivnil Alkohol Serbuk Polivinil Alkohol ditimbang sebanyak 10 gram kemudian ditambahkan aquades hingga 100 ml dan diaduk sampai homogen. 3.5.2 Tahap Pembuatan Larutan asam asetat 2 % Diambil asam asetat glasial sebanyak 2.04 ml, kemudian dilarutkan kedalam aquades 50 ml, dihomogenkan dan ditambahkan kembali aquades hingga volume 100 ml. 3.5.3 Tahap Pembuatan Larutan asam asetat 10 % Diambil asam asetat glasial sebanyak 10.20 ml, kemudian dilarutkan kedalam aquades 50 ml, dihomogenkan dan ditambahkan kembali aquades hingga volume 100 ml. 3.5.4 Tahap Pembuatan Larutan asam sulfat 10 % Diambil asam sulfat 98% sebanyak 25.51 ml, kemudian dilarutkan kedalam aquades 50 ml pada labu ukur 250 ml, dihomogenkan dan ditambahkan kembali aquades hingga tanda batas.
32 3.5.5 Tahap Pembuatan larutan glutaraldehid 1.25 % Diambil glutaraldehid 25% sebanyak 5 ml, kemudian dilarutkan kedalam aquades 50 ml pada labu ukur 100 ml, dihomogenkan dan ditambahkan kembali aquades hingga tanda batas. 3.5.6 Tahap Pembuatan Larutan Metanol 50 % Diambil metanol 96% sebanyak 52.08 ml, kemudian dilarutkan kedalam aquades 50 ml pada labu ukur 100 ml, dihomogenkan dan ditambahkan kembali aquades hingga tanda batas. 3.5.7 Tahap Preparasi simplisia TAD Simplisia dibersihkan dan dikeringkan di udara terbuka yang kemudian dihaluskan. Simplisia yang telah halus kemudian digunakan untuk perlakuan selanjutnya. 3.5.8 Tahap Isolasi Senyawa Aktif TAD Simplisia yang telah dikeringkan dan dihaluskan, dtimbang sebanyak 1 gram lalu dilarutkan dengan menggunakan larutan NaOH ph 8, kemudian diaduk dan disaring. Ekstrak yang dihasilkan disimpan dalam wadah tertutup yang akan digunakan untuk perlakuan selanjutnya.
33 3.5.9 Tahap Pembuatan Larutan Kitosan 1 % Serbuk kitosan ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dilarutkan kedalam larutan asam asetat 2 % sampai volume 100 ml dan diaduk hingga homogen. 3.5.10 Tahap Pembuatan Larutan Crosslinker Metanol ditambahkan asam asetat 10%, glutardialdehida 1.25%, dan asam sulfat 10% kemudian diaduk sampai homogen. Campuran ini dibuat dengan perbandingan 3:2:1:1. 3.5.11 Tahap sintesis Hidrogel Hidrogel disintesis dengan mencampurkan larutan polivinil alkohol, bioflokulan TAD dan larutan kitosan. Campuran diaduk secara konstan hingga homogen, kemudian ditambahkan larutan crosslinker. Setelah campuran homogen, campuran tersebut dituangkan kedalam cetakan dan didiamkan seharian. Hidrogel yang terbentuk dikeringkan pada suhu 50 o C dalam oven selama 8 jam. Pada penelitian ini larutan polivinil alkohol dan bioflokulan TAD divariasikan volumenya yaitu 0 ml, 2,5 ml, 5 ml, 7,5 ml, dan 10 ml. sementara volume larutan crosslinker dan larutan kitosan dibuat tetap yaitu sebanyak 5 ml. Sintesis dilakukan pada dua kondisi suhu yaitu pada suhu 25 o C dan 30 o C 3.5.12 Pengukuran swelling ratio Hidrogel yang telah terbentuk ditimbang dan direndam dalam aquades (100 ml) pada suhu kamar selama 24 jam untuk mencapai swelling optimum.
34 Sampel itu kemudian dipisahkan dari media dan dilakukan blotting. Massa hidrogel swollen (mengembang) ditentukan dengan penimbangan menggunakan neraca analitis. Rasio swelling dari hidrogel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan: ( ) (Jamnongkan &Kaewpirom, 2010) Dimana Ws adalah massa hidrogel saat swollen dan Wd adalah massa hidrogel saat dry (kering) (Jamnongkan & Kaewpirom, 2010). 3.5.13 Analisis Struktur Permukaan Hidrogel menggunakan uji SEM Analisis struktur permukaan dilakukan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk mengetahui besaran pori permukaan dari hidrogel dengan perbesaran 20.000 kali dan energi 10 KV.