BAB I PENDAHULUAN. abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang menyelidiki segala bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN FILM PENDEK SKIZOFRENIA BERGENRE DRAMA SOSIAL BERJUDUL NOT ME

PEMBUATAN FILM PENDEK LIVE SHOT

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak penduduknya yang mengalami gangguan jiwa, salah satu gangguan jiwa yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karya dalam proses pembuatan film pendek menggunakan teknik split screen.

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Modul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi: suatu

Bab 1. Sebelum Perang Dunia (PD) II, kebanyakan orang Jepang tinggal dalam satu atap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pendek Skizofrenia Bergenre Drama Sosial dengan Teknik Split Screen Berjudul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. tracking berjudul Obsesi ini dilatar belakangi menurunnya semangat para pelajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa menurut data World Health

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa) (Yosep, hubungan interpersonal serta gangguan fungsi dan peran sosial.

BAB I PENDAHULUAN. dan penarikan diri dari lingkungan (Semiun, 2006). Skizofrenia merupakan

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO) adalah. keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

tuntutan orang tua. Hal ini dapat menyebabkan anak mulai mengalami pengurangan minat dalam aktivitas sosial dan meningkatnya kesulitan dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

The Genain Quadruplets: Kembar Empat yang Mengalami Gangguan Jiwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahid, dkk, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa gangguan jiwa yang terjadi dari tahun ke tahun dan dari. waktu ke waktu akan berdampak negatif pada setiap individu yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pengantar Psikologi Abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan dalam kehidupan dapat memicu seseorang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

2005). Hasil 62 survei di 12 negara dan mencakup narapidana menemukan tiap 6

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mental dalam beberapa hal disebut perilaku abnormal (abnormal behavior). Hal

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini berjudul Transformasi Persepsi Publik Terhadap Pertunjukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itu secara fisik maupun secara psikologis, itu biasanya tidak hanya berasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak perilaku abnormal yang berkembang di masyarakat. Perilaku abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang menyelidiki segala bentuk gangguan mental dan abnormalitas jiwa (Kartini, 2000). Salah satunya adalah skizofrenia yang memiliki arti gangguan jiwa dan bagi masyarakat awam dapat menyebutnya dengan istilah gila. Terjadinya perilaku abnormal karena adanya pergeseran nilai yang berlaku di masyarakat. Akibat yang ditimbulkan dari gangguan jiwa ini adalah hilangnya perasaan respon emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Hal ini yang melandasi dibuatnya film pendek live shot bergenre drama sosial dengan menggunakan teknik split screen yang berjudul Not Me Skizofrenia adalah penyakit otak yang berkembang akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia otak (Health). Istilah skizofrenia dianjurkan oleh Eugen Bleuler (1957-1938) karena menurutnya sebutan ini menonjolkan gejala utama penyakit tersebut yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan. Schizos yang berarti pecah belah atau bercabang dan phren yang berarti jiwa (Tri Kurniati Ambarini, 2007). Gejala ini juga disertai dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsangan dari panca 1

2 indra). Psikologi abnormal atau psikopatologi sebagai lapangan psikologi yang berhubungan dengan kelainan atau hambatan kepribadian, yang menyangkut proses dan isi kejiwaan (Dirgagunarsa, 1999). Tercatat di data Amerika Serikat, setiap tahun terdapat 300.000 pasien skizofrenia dan 20-50% pasien skizofrenia melakukan pencobaan bunuh diri serta 10% diantaranya berhasil melakukan bunuh diri bahkan penyakit skizofrenia merupakan penyebab kematian 8 kali lebih tinggi dari angka kematian penduduk pada umumnya (Association, 1995). Sekitar + 0,2 1% dari populasi penduduk dunia diperkirakan mengalami gangguan jiwa skizofrenia (Sani, 1990). Di Indonesia sendiri diperkirakan sekitar 1-2 juta penduduk mengalami gangguan jiwa yang sama dan hanya 7000-10000 penderita yang telah memperoleh penanganan secara medis. Peningkatan kasus gangguan psikologis telah terdeteksi mulai tahun 1990, salah satunya tampak dari pernyataan Kasudin Kesmas Jakarta Barat, Ariani Murti, mengatakan survei dari Dinas Kesehatan pada tahun 1995 menunjukan, 25-30% pengunjung pukesmas mengalami gangguan psikis. Data yang ditunjukan oleh survei yang dilakukan Direktorat Kesehatan Jiwa pada tahun 1996 di 10 kotamadya memperlihatkan bahwa dari peserta survei, 1,75% menderita skizofrenia, 4,1% menderita depresi, 7,89% menderita gangguan cemas, 13,45% menderita gangguan somatoform dan 2,05% menderita gangguan konversi. Rumah Sakit Jiwa Bandung (RSJB) mencatat rata-rata peningkatan jumlah pasien mencapai 1.000 pasien per tahun. Pada tahun 2002, jumlah pasien di RSJB 12 ribu orang, 2003 sebanyak 13 ribu, 2004 sebanyak 14 ribu, dan tahun 2005 sebanyak 15 ribu pasien. Persentase penderita skizofrenia adalah modus penyakit

3 terjadi pada usia 30-35 tahun dan penyakit ini dapat menyerang usia 20 tahun dengan persentase 10%, pada usia 20-40 tahun sekitar 65%, dan pada usia diatas 40 tahun sekitar 25% (Sutatminigsih, 2002). Seorang penderita skizofrenia muncul dalam bentuk biologis ataupun sosial. Dalam bentuk biologis adanya halusinasi, delusi dan proses berpikir terganggu. Secara sosial, penderita skizofrenia kehilangan minat dan dorongan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk memelihara diri, kebersihan badan dan kesulitan untuk mengikuti kegiatan. Penderita skizofrenia sering mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsi sosial dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan ketrampilan interpersonal. Akhirnya penderita skizofrenia mengalami isolasi sosial yaitu dalam bentuk menarik diri, tidak mau bergaul, menghindar untuk berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian pada masa dewasa terbagi menjadi 3 bagian yaitu masa dewasa dini, masa dewasa madya, masa dewasa lanjut. Pada masa dewasa dini dimulai pada umur 18-40 tahun di saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis (Hurlock, 1980). Pada saat memasuki masa dewasa dini diketahui bahwa kebebasan yang telah diperoleh dari orang tua akan menimbulkan masalahmasalah yang tidak dapat diramalkan oleh orang dewasa maupun orang tua. Penyesuaian diri terhadap masalah-masalah masa dewasa dini menjadi lebih intensif. Masa transisi untuk menjadi dewasa menjadi sangat pendek sehingga anak-anak muda hampir tidak mempunyai waktu untuk membuat peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Karena masalah-masalah yang harus dihadapi

4 orang muda itu rumit dan memerlukan waktu dan energi untuk dibatasi, maka berbagai penyesuaian diri ini tidak dilakukan pada waktu bersamaan. Menurut Hurlock didalam buku psikoligi perkembangan ada Beberapa hal yang membuat penyesuaian diri menjadi sulit adalah kurang ada persiapan menghadapi jenis-jenis permasalahan bahkan pendidikan di sekolah atau akademi hanya merupakan latihan-latihan dalam menyelesaikan masalah dengan waktu yang terbatas. Pada usia ini orang muda mencoba menguasai dua atau lebih ketrampilan serempak yang biasanya menyebabkan keduanya kurang berhasil. Sehingga penyesuaian diri terhadap beberapa ketrampilan yang dilakukan secara bersamaan menjadi kurang berhasil. Permasalaan yang paling berat adalah orang muda tidak mendapat bantuan dalam menyelesaikan masalahnya, bebeda ketika mereka masih remaja. Film pendek merupakan film yang durasinya pendek, tetapi dengan durasi yang pendek tersebut para pembuat film dapat lebih selektif mengungkapkan materi yang ditampilkan melalui setiap shot akan memiliki makna yang cukup besar untuk ditafsirkan oleh penontonnnya. Perkembangan di dunia industri perfilman sekarang ini tidak hanya di produksi melalui rumah-rumah produksi saja. Melainkan banyak pula karya-karya film yang dihasilkan oleh sineas-sineas muda yang dapat menghasilkan sebuah karya yang berupa moving picture secara independent. Genre dapat dipahami sebagai sistem orientasi, ekspektasi dan konvensi yang beredar di industri, teks dan subyek (Neale, 1981). Genre dikategorigorisasi teks media berdasarkan karakteristik. Kajian film dapat diaplikasikan dalam fiksi,

5 musik dan televisi populer dan juga media yang biasanya tidak dipikirkan dan istilahnya lebih generik seperti majalah atau bahkan berita. Salah satu genre film adalah drama sosial yang merupakan indentifikasi permasalahan di masyarakat yang bersifat memberi pendidikan dan komunikatif. Dalam pembuatan film dapat menggunakan beberapa teknik yang menjadi fokus daya tarik audien kepada film yang ditontonnya. Salah satu teknik dalam membuat film adalah menggunakan teknik split screen. Teknik split screen memiliki ciri khas membagi layar monitor dengan menggabungkan beberapa adegan. Di setiap adegan akan terdapat makna yang dibagi dalam setiap potonganpotongan gambar yang terdapat dalam satu layar tersebut. Dengan menggunakan teknik split screen akan mendukung makna pencitraan tokoh atau aktor skizofrenia yang memiliki banyak kepribadian. Di setiap potongan gambar akan memiliki makna kepribadian yang dijalankan oleh tokoh atau aktor yang mengalami skizofrenia. Dengan melihat data perkembangan penyakit skozofrenia di dunia khususnya di Indonesia dapat disimpulkan bahwa penyakit ini menyerang generasi muda bangsa Indonesia maka akan dibuat film pendek dengan cerita fiksi yang akan menjadi bagian dari tugas akhir yang berjudul Pembuatan Film Pendek Skizofrenia Bergenre Drama Sosial dengan Teknik Split Screen Berjudul Not Me. Diharapkan melalui film pendek ini dapat menjadi media informasi pembelajaran bagi masyarakat umum khususnya bagi generasi orangorang muda bangsa Indonesia.

6 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang masalah adalah: 1. Bagaimana mengenalkan penyakit skizofrenia ke masyarakat melalui media film? 2. Bagiamana membuat film pendek live shot dengan menggunakan teknik split screen? 1.3 Pembatasan Masalah adalah: Beberapa batasan masalah yang membatasi pembahasan dalam film ini 1. Mengenalkan penyakit skizofrenia ke masyarakat melalui media film. 2. Membuat film pendek live shot dengan menggunakan teknik split screen. 3. Mengaplikasikan teknik split screen pada film yang bertema skizofrenia. 4. Membuat film pendek live shot untuk golongan masyarakat dewasa muda. 1.4 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan film pendek ini adalah: 1. Memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang penyakit skizofrenia menggunakan pesan-pesan yang disampaikan melalui film pendek. 2. Pendidikan psikologi bagi orang-orang muda bahwa skizofrenia dapat terjadi di usia muda yang dapat diambil dari perilaku subyek dalam film pendek ini.

7 3. Teknik split screen digunakan untuk memberikan pendalaman pesan secara visual kepada penonton bahwa skizofrenia adalah pemaknaan dari jiwa yang terpecah menjadi karakter yang berbeda. 1.5 Manfaat Beberapa manfaat yang ingin dicapai dalam pembuatan film pendek ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu : 1. Manfaat secara teoritis a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang penyakit skizofrenia yang dikemas menjadi sebuah media film pendek. b. Pengembangan media film sebagai sarana informasi publik tentang berbagai ciri-ciri penyakit kronis yang umum terjadi di masyarakat, salah satunya adalah skizofrenia sebagai salah satu penyakit yang menyerang kondisi jiwa seseorang. 2. Manfaat secara praktis a. Sebagai film refrensi bagi mahasiswa jurusan psikologi untuk dapat memahami kondisi psikis serta faktor-faktor yang mendukung seseorang menderita penyakit skizofrenia. b. Memberikan informasi kepada masyarakat secara umum bahwa realitas kehidupan yang terjadi tidak akan selalu sejalan dengan impian. c. Memberikan pemahaman mengenai beberapa hal tentang penyakit skizofrenia yang mudah dialami oleh orang-orang muda dan diharapkan

8 melalui film ini dapat menjadikan lebih waspada terhadap faktor psikis pribadi orang-orang muda.