BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV ANALISA SIMULASI DAN EKSPERIMEN

BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI

Bab III. Metodelogi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Bab III Metodelogi Penelitian

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

Maka persamaan energi,

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III SISTEM PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

BAB IV ANALISA KOMPONEN MESIN

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III PERBAIKAN ALAT

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN GEOMETRI EJECTOR PADA PERFORMA SISTEM REFRIGERASI STEAM EJECTOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2012

Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB II LANDASAN TEORI

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA 4.2 HASIL MODIFIKASI ALAT REAKTOR PIROLISIS

BAB IV PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN PROTOTIPE SISTEM VAPOR RECOVERY

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

PEMANFAATAN PANAS DI PIPA TEKANAN TINGGI PADA MESIN PENDINGIN (AC)

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

OPTIMALISASI MESIN PENDINGIN UDARA UNTUK MULTI RUANG ALI RIDHO

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PROSES PENGUJIAN

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

Bab IV Analisa dan Pembahasan

Gambar 3.1 Skema alat uji Head Loss Mayor

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1 Design Tabung (Menentukan tebal tabung) Tekanan yang dialami dinding, ΔP = 1 atm (luar) + 0 atm (dalam) = 10135 Pa F PxA Pxlxl Pxl F F Pld Pd τ = ½ σ = A txl tl t 3 5500.16x10 10135x0.5 x4( angkakeamanan) t t min = 1.84 mm 3.1. Flow Katup Ekspansi Kecepatan Air Yang Melewati Katup Ekspansi: 0135 94.65(9.81) P1 g 1 0 1.77 V1 g 0 1.70 Z 1 P g V g Z 666.58 (999.6)(9.81) 0.068 V V V (9.81) 45.79 V 0. 6 m (9.81) s 0 0 V (9.81) 0 Luas area pencekikan : Ditentukan : d luar = 1.16 mm d dalam = 1 mm A (1.16 1 4 0.7mm 7.7x 10 m )

Ember Pompa Katup Pengatur Tekanan Air Water Heater Evaporator AC Kipas Katup Ekspansi Ejektor Heater Control Tabung 1 Tabung Kondensor AC Pompa 1 Pompa Vakum Gambar 3.1 Skema Alat Uji

Aliran air keluar ekspansi Q = VxA 7 0.60m x.7x10 m s 6 3 5.6x10 m s 0.0056 l s 0 l h cm 3 5.6 x1 gr 5. gr s cm 6 3 s Gambar 3. Penampang Katup Ekspansi 3.1.3 Jumlah Aliran Fasa Uap & Fasa Cair Untuk mendapatkan massa uap pada vakum 755 mmhg yang berasal dari tekanan air masuk 1 Kg/cm (lihat lampiran 1), digunakan rumus sebagai berikut % uap = Hg air 1 kg/cm - hf vakum 755 mmhg x 100% hf-hg vakum 755 mmhg massa uap = % uap x 5.6 gr/s % u a p 18 16 14 1 10 8 6 4 0 0 0 40 60 80 100 10 temperatur ( C ) vakum 500 mmhg vakum 600 mmhg vakum 700 mmhg vakum 753 mmhg Grafik 3.1 % uap yang dihasilkan terhadap variasi temperatur 10 100 98 96 % 94 Air 9 90 88 86 84 8 vakum 500 mmhg vakum 600 mmhg vakum 700 mmhg vakum 753 mmhg

Grafik 3. % air yang dihasilkan terhadap variasi temperatur 3.1.4 Kapasitas Pendinginan Untuk Mengkondensasi Uap Pada lampiran terlihat bahwa massa uap maksimal ( pada temperature air masuk katup ekspansi sebesar 100 o C) yang dicapai untuk penceratan dari: Tekanan 1 Kg/cm (gauge) ke tekanan vakum 755 mmhg adalah 0.97 gr/s. Daya AC yang digunakan adalah 1 PK= 745 W dan COP = 3.5 ( spesifikasi AC) Maka beban pendinginan = COP x 745 W = 367,34 Ws Jadi uap tabung vakum yang dapat dikondensasi sebesar: Q AC = m uap ( hfg) m uap = 367,34 / 497.678 = 0,948 g/s = 3,4 l/h Oleh karena itu daya AC 1 PK dianggap cukup untuk megkondensasi uap yang dihasilkan dari proses throttling. U A P 10 9 8 7 l/h 6 5 4 3 1 0 0 00 400 600 800 tekanan vakum ( mmhg ) 0.5 PK 1 PK 1.5 PK PK.5 PK Gambar 3.3 Uap Yang Dapat Dikondensasi Terhadap Kevakuman 3.1.5 Daya Listrik Water Heater

Daya Water Heater (watt) Untuk memperoleh daya listrik yang dibutuhkan untuk water heater digunakan rumus sebagai berikut : Q. mc pair T Dimana : C pair 400 J kg o C ΔT = T akhir T awal (5 o C) Daya maksimal water heater maksimal untuk T akhir = 100 o C adalah 1764 watt (Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3). Oleh karena itu pada alat ini digunakan water heater dengan daya maksimal 5000 watt. 36 39 4 45 48 51 54 57 60 63 66 69 7 75 78 81 84 87 90 93 96 99 000 1800 1600 1400 100 1000 800 600 400 00 Temperature air masuk (oc) Grafik 3.4. Daya Water Heater vs Temperatur Air Masuk 3.1.6 Daya Pompa Pada alat ini, pompa 1 berguna untuk mengalirkan/menghisap air pada tabung 1 dalam tekanan vakum 5 mmhg (abs) s/d 1 atm (abs). Apabila dihitung head yang sebanding dengan tekanan tersebut adalah ΔP = 10135 666.61 = 100658,39 Pa H = 100658,39 Pa/ 1000 kg/m3 x 9,8 m/s ) = 10,6 meter W pompa = Q x H x ρ x g (Watt) Dengan : Q = kapasitas aliran fluida ( m 3 /s ) H = head pompa ( meter)

5.7 5.4 5. 5.19 5.16 5.13 5.10 5.08 5.05 5.0 4.99 4.96 4.94 4.91 4.88 4.85 4.8 4.79 4.77 4.74 4.71 4.68 Daya pompa 1 (watt) Ρ = massa jenis fluida ( kg/m 3 ) G = gravitasi bumi (m/s ) Maka daya pompa 1 dengan kapasitas aliran massa air pada tabung 1 yang terbentuk dapat dilihat pada lampiran 4. 0.54 0.53 0.5 0.51 0.5 0.49 0.48 0.47 0.46 0.45 0.44 0.43 Massa fasa air ceratan (g/s) Grafik 3.5. Daya Pompa 1 vs Massa Fasa Air Tabung 1

3. DESKRIPSI ALAT DAN BAHAN Miniatur alat uji Throttling Process ini merupakan alat yang dibuat sebagai miniatur terhadap alat pemanfaatan limbah panas air laut buangan kondensor dengan tujuan untuk memperoleh air murni yang berasal dari pengkondensasian uap air yang terbentuk akibat proses pencekikkan pada tekanan rendah, selain itu alat ini juga bertujuan untuk memperoleh temperatur air yang rendah karena reaksi pada tekanan vakum yang rendah. Cara kerja alat ini adalah dengan mengalirkan air yang memiliki tekan dan temperatur tertentu masuk dalam alat pencerat berupa katup ekspansi menuju ke tabung reaktor yang diset tekanannya lebih rendah dari tekanan penguapan pada suhu air masuk. Karena proses pencekikan adalah proses pada entalpi tetap, maka Setelah keluar dari katup ekspansi air tersebut akan terdiri dari fasa yaitu fasa air dan fasa uap. Temperatur yang didapatkan adalah temperature penguapan pada tekanan dalam tabung, misalkan tekanan dalam tabung dapat mencapai 755 mmhg, maka temperatur penguapannya adalah 1 o C. Uap yang diperoleh kemudian dikondensasikan dengan bantuan pendingin udara yang dimasukan dalam tabung reaktor. Tabung reaktor terdiri dari buah tabung yang berhubungan satu sama lain melalui flange. Tabung yang satu berfungsi sebagai tempat penceratan sekaligus penampungan air dingin, sedang yang satunya lagi adalah tabung pengkondensasi uap sekaligus juga wadah penampungan air sulingan. Pada tabung 1 terpasang pompa yang berfungsi mengalirkan air keluar dari dalam tabung. Air yang masuk reaktor dipanaskan oleh bantuan heater dan dijaga pada temperatur yang tetap oleh bantuan kontroller. Untuk mengatur variasi tekanan, dipasang pompa dengan menambahakan sirkulasi balik dari discharge pompa sehingga tekanan masuk tabung reaktor dapat diatur pada katup balik discharge pompa tersebut. Untuk menciptakan vakum pada tabung reaktor digunakan bantuan pompa vakum (sebelumnya dicoba dengan bantuan ejektor yang sudah ada, namun hasilnya kurang memuaskan). Pengambilan data baru dapat dilakukan ketika tekanan vakum telah tercapai konstan, kedua pompa telah beroperasi serta tekanan dan temperature air masuk sudah dalam kondisi yang steady. Bila kondisi steady

telah tercapai, barulah AC bisa dihidupkan. Pengambilan data pada alat uji Throttling Process ini meliputi : 1. Pembacaan nilai jumlah air yang masuk pada flow meter yang terpasang setelah pemanas atau sebelum katup ekspansi.. Pembacaan nilai temperatur air yang akan masuk katup ekspansi. 3. Pembacaan nilai tekanan air yang akan masuk katup ekspansi. 4. Pembacaan nilai temperatur air pada tabung reaktor. 5. Pembacaan nilai tekanan air pada tabung reaktor. 6. Pembacaan nilai jumlah air yang keluar pada flow meter yang terpasang setelah pompa 1 tabung 1. 7. Mengukur jumlah air hasil kondensasi uap pada tabung dengan gelas ukur. Gambar 3.3 Alat uji Throttling Process Alat uji Throttling Process ini merupakan kesatuan kerja dari komponenkomponen penyusunnya dan juga komponen-komponen pendukungnya yang sangat berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah : 1. Tabung Reaktor Tabung reaktor ini berfungsi sebagai media untuk air yang berekspansi setelah melewati katup ekspansi. Selain itu tabung ini juga berfungsi sebagai wadah penampungan air. Ada buah tabung untuk 1 buah tabung reaktor Alat uji Throttling Process ini : Tabung yang pertama (tabung 1) berfungsi sebagai tempat penampungan air dingin atau air ceratan yang berfasa cairan. Pada tabung ini dipasang

katup ekspansi. Sebuah separator diletakkan pada bagian atas tabung untuk mencegah agar fasa air tidak masuk ke dalam tabung ke dua. Gambar 3.4 Tabung 1 Gambar 3.5 Tabung Tabung yang kedua (tabung ) berfungsi sebagai tempat pengkondensasian uap yang terbentuk selama proses ekspansi berlangsung. Sebuah evaporator AC dimasukan pada tabung kedua dengan diberikan dudukan agar tidak bergerak sekaligus mengarahkan uap yang mengalir agar hanya melalui evaporator itu saja. Lubang masuk yang dihubungkan dengan pompa vakum sengaja diletakan dibagian bawah evaporator dengan alasan agar fluida uap tidak terhisap keluar tabung, selain itu juga menjadi catatan disini bahwa diharapkan tekanan pada tabung kedua menjadi sedikit lebih rendah dari tabung pertama agar uap pada tabung pertama dapat mengalir ke tabung kedua. Kedua tabung dibuat dari pelat baja setebal mm yang dibentuk menyerupai tabung kemudian bagian luarnya dibungkus dengan bahan thermafleks (biasa digunakan pada pembungkus pipa AC) agar temperatur lingkungan tidak mempengaruhi temperatur dalam tabung.. Pemanas Air ( Water Heater ) dan Heater Controller

Water heater ini berfungsi untuk memanaskan air yang akan masuk ke katup ekspansi. Daya yang mampu dihasilkan hingga 5000 watt. Keluaran tabung ini dipasangi flowmeter sebagai pembaca debit air yang masuk katup ekspansi. Heater controller berfungsi untuk menjaga temperatur air yang masuk katup ekspansi pada temperatur yang konstan sesuai set point. Gambar 3.6 Water Heater Gambar 3.7 Heater Controller 3. Pompa Ada buah pompa yang digunakan pada alat ini, pompa 1 dipasang pada tabung 1 yang berfungsi untuk mengalirkan air keluar dari tabung 1. Sedangkan pompa dipasang sebelum water heater yang berfungsi untuk menciptakan tekanan pada air yang akan masuk katup ekspansi

Gambar 3.8 Pompa 1 Gambar 3.9 Pompa 4. Air Conditioner Air Conditioner berfungsi untuk mengkondensasikan uap yang terbentuk pada tabung reaktor selama proses throttling berlangsung. Bagian evaporator AC ini diletakkan pada tabung, sedangkan bagian kondensornya tetap diletakkan diluar untuk melepaskan panas ke udara luar. Kontrol temperatur untuk AC ini tetap dipasang, sehingga tetap dapat dilakukan perubahan setting suhu. Gambar 3.10 Air Conditioner Dan Controller-nya 5. Katup Ekspansi Katup ekspansi adalah alat yang berfungsi untuk mencerat air sehingga proses throttling dapat terjadi. Katup ini dilengkapi dengan alat ukur % pembukaan katup (mirip seperti mikrometer). Namun, karena minimnya saluran pada katup ekspansi ini, flow meter tidak mampu membacanya. Oleh karena itu variasi pembukaan katup tidak dapat dilakukan, artinya pengujian hanya dilakukan pada bukaan maksimal saja.

Gambar 3.11 katup ekspansi 5. Pompa Vakum Ada alat yang akan dicoba untuk menciptakan vakum pada alat uji ini yaitu air ejector dan pompa vakum. Alat pertama yang akan digunakan yaitu ejektor udara, alat ini menggunakan udara bertekanan yang berasal dari kompresor dalam menciptakan vakum. Bila dengan ejektor vakum tidak tercapai maksimal maka digunakan pompa vakum. Kedua alat ini hanyalah sebagai pencipta vakum (digunakan pada awal pengujian) setelah vakum tercapai alat ini kemudian tidak dioperasikan lagi untuk mencegah hilangnya uap air pada tabung. sedangkan kevakuman diharapkan tetap pada alat tersebut karena terjadinya proses secara by sistem di dalam alat uji ini. Gambar 3.1 Pompa Vakum dan Ejektor Udara Alat uji Throttling Process ini juga tidak terlepas dari kinerja peralatan pendukungnya. Tanpa adanya kelengkapan dari peralatan pendukung maka pengujuian Throttling Process ini tidak akan maksimal. Alat-alat dan pendukung yang digunakan dalam pengujian Throttling Process ini meliputi :

1. Flow Meter Flow meter berfungsi untuk mengukur jumlah air yang mengalir. Ada buah flow meter yang digunakan 1 buah terpasang fixed pada keluaran water heater dan 1 buah lagi terpasang setelah pompa pada tabung pertama. Gambar 3.13 Flow Meter Data kalibrasi flow meter yang terletak sebelum katup ekspansi dapat dilihat pada lampiran 13. Sedangakn flow meter setelah tabung 1 tidak dapat dikalibrasi karena rusak.. Temperature Indikator Temperature indikator berfungsi sebagai media penunjuk temperatur pada fluida yang ingin diukur temperaturnya. Ada buah TI, pertama diletakkan sebelum katup ekspansi dan yang kedua pada tabung reaktor. Gambar 3.14 Temperatur Indikator 3. Pressure Indikator Pressure indikator berfungsi unuk menunjukkan tekan air yang masuk katup ekspansi. Rentangnya dari 0 hingga 1 kg/cm.

Gambar 3.15 Pressure Indikator Kalibrasi pressure indakator ini (lampiran 6) dilakukan di PT. Indonesia Power UBP Tanjung Priok pada tanggal 9 April 008, dengan cara menyamakan tekanan yang tertera pada kolom air raksa. Tekanan diciptakan dengan bantuan udara kompresor, dan diatur tekanannya dengan bantuan regulator. 4. Vacuum Gauge Vacuum Gauge berfungsi untuk menunjukkan tekanan vakum yang terjadi pada tabung reaktor. Rentangnya dari 0 (tekanan 1 atm. Absolut) hingga 76 cmhg (tekanan 0 atm. Absolut). Gambar 3.16 Vacuum Gauge Kalibrasi vacuum gauge ini juga dilakukan di tempat, tanggal dan alat yang sama. Namun, khusus tekanan vakum diciptakan dengan bantuan pompa vakum berkapasitas kecil yang dapat diatur tekanannya dengan memutar katup pada pompa tersebut. Data kalibrasi vacuum gauge dapat dilihat pada lampiran 7.

5. Air Air digunakan sebagai fluida utama yang diekspansikan pada tabung reaktor. 6. Lem Perekat Lem perekat berfungsi untuk mengisi lubang-lubang kecil pada peralatan untuk mencegah bocoran air atau udara yang akan mengurangi tekanan vakum. Lem yang digunakan adalah lem yang dapat digunakan untuk bahan besi, PVC, plastik, dll. 7. Tool Set Perkakas ini digunakan dalam set up alat sehingga pengujian dapat maksimal. Perkakas ini juga dapat digunakan jika terjadi kerusakan pada komponenkomponen sehingga dapat diperbaiki kembali. 8. Stop Watch Stop watch digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan selama proses pengujian berlangsung. Waktu ini akan menentukan debet aliran. 9. Gelas Ukur Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume air hasil kondensasi uap pada tabung. Gelas ukur yang digunkan dengan volume 1 liter. 10. Ember Ember berfungsi sebagai tempat pemampungan air sebelum air digunakan oleh pompa. Ember yang digunakan sebanyak 1 buah. Gambar 3.17 Ember Dan Selang Karet

11. Selang Karet Selang Karet berfungsi untuk menghubungkan aliran air dari katup air service ke ember penampung dan dari water heater ke katup ekspansi. Ukurannya adalah ½. 1. Timbangan Timbangan berfungsi untuk mengukur massa air yang berasal dari kondensasi uap yang terjadi pada tabung. digunakan timbangan karena massa air yang terbentuk masih sangat sedikit, oleh karena itu bila menggunakan gelas ukur hasilnya menjadi kurang akurat. 13. Katup Ada banyak katup yang digunakan pada alat ini, fungsinya yaitu untuk membuka dan menutup aliran. Ada 1 buah katup yang berfungsi lain, yaitu untuk mengatur tekanan air yang akan masuk katup ekspansi, letaknya setelah discharge pompa. Gambar 3.18 Katup Pengatur Tekanan Air 14. Kipas Penghisap Uap Kipas ini berfungsi untuk menghisap uap dari tabung 1 dan mengalirkannya ke tabung. Diletakkan antara flange masing-masing tabung dan dioperasikan dengan baterai 1 Volt. Kipas ini merupakan modifikasi dari kipas pendingin untuk komputer.

Gambar 3.19 Baterai Sebagai Sumber Tegangan Kipas 3.3 SET UP ALAT Set up alat dilakukan dengan tujuan untuk memastikan seluruh alat dapat berfungsi dengan baik saat melakukan pengujian. Set up alat selalu dilakukan sebelum pengujian dimulai. Berikut adalah tahapan setiap kali melakukan set up alat : 1. Instalasikan komponen-komponen penyusun Alat uji Throttling Process yang meliputi tabung reaktor, water heater, heater controller, Air Conditioner dan Pompa.. Sambungkan pipa tembaga dari kondenser Air Conditioner ke pipa tembaga pada tabung. 3. Hubungkan selang masukan pompa vakum pada tabung kedua. 4. Sambungkan kabel-kabel untuk heater dan kontrol antara tabung water heater dengan controller-nya. 5. Isi ember dengan air sampai ¾ volumenya. 6. Siapkan selang, dan hubungkan dari : a. Katup air service ke ember. b. Katup discharge pompa ke ember. c. Katup discharge pompa yang satunya lagi ke water heater. d. Water heater ke katup ekspansi. 7. Masukkan kabel-kabel sumber daya untuk AC, pompa vakum, pompa air dan heater pada sumber listrik PLN. 8. Tutup seluruh katup katup.

9. Hidupkan pompa, buka kedua katup discharge pompa dan atur tekanan yang akan masuk katup ekspansi melalui katup discharge pompa yang menuju ember. 10. Buka katup suction pompa 1. Kemudian isi tabung 1 dengan air melalui katup ekspansi sampai terlihat pada kaca intip. 3.4 PROSEDUR PENGUJIAN Setelah semua peralatan terinstalasi dengan baik, maka proses pengujian selanjutnya dapat dilakukan. 1. Tutup keran-keran yang menghubungkan tabung reaktor dengan udara luar.. Hidupkan pompa vakuum, dan buka keran pompa vakuum pada tabung kedua. Tunggu hingga vakuum tercapai. 3. Setelah vakum tercapai, matikan pompa vakum dan tutup katup yang menghubungkan pompa vakum dengan tabung. 4. Buka keran yang menuju katup ekspansi, serta buka juga katup ekspansinya. 5. Atur kembali tekanan air yang akan masuk katup ekspansi dengan mengatur katup discharge pompa. 6. Hidupkan heater control beserta daya untuk pemanasnya dengan memutar saklarnya pada kotak kontrol water heater. 7. Set temperature sesuai dengan maksud pengujian. Tunggu hingga temperature tercapai. 8. Setelah temperatur pada katup ekspansi tercapai (kurang lebih 10 15 menit) hidupkan pompa 1 dan atur level air pada tabung 1 agar konstant dengan mengatur bukaan katup discharge pompa 1. 9. Catat flow meter sesudah water heater dan sesudah pompa 1 sebagai kondisi awal sambil menghidupkan stop watch. 10. Hidupkan Air Conditioner. 11. Tentukan lamanya pengujian berlangsung sambil menunggu level air hasil kondensasi uap di tabung meningkat. Bila level air kondensasi telah menyentuh termometer (telah terlihat pada kaca intip tabung ), catat nilai temperaturnya sebagai temperatur jenuh tekanan vakum yang terjadi pada kedua tabung reaktor.

1. Setelah waktu pengujian tercapai, Tutup seluruh katup katup yang berhubungan dengan tabung. 13. Matikan Pompa 1. 14. Matikan Water Heater. 15. Matikan Pompa. 16. Catat nilai pada kedua flow meter sebagai kondisi akhir. 17. Tunggu beberapa menit hingga seluruh uap terkondensasi, kemudian matikan Air Conditioner. 18. Buka keran pada tabung bagian bawah dan tampung airnya dengan gelas ukur hingga air pada tabung tersebut habis. Catat nilai yang tertera pada gelas ukur sebagai air yang dihasilkan dari kondensasi uap (air sulingan). 19. Pengujian pertama telah selesai.