BAB 6 AKUNTANSI PENDAPATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 9 AKUNTANSI PIUTANG

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB 7 AKUNTANSI BELANJA DAN BEBAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI PENDAPATAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL KOREKSI KESALAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH

BAB 8 AKUNTANSI PEMBIAYAAN

Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar. tedi last 02/17

BAB V SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB XIV AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PSAP 13 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

BAGAIMANA. Set up chart of account sesuai dengan ketentuan baru

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I.13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LO DAN BEBAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 04 LAPORAN OPERASIONAL

Struktur HOBO Persamaan Akuntansi Proses Akuntansi Bagan Akun Standar BAS tedi last 01/17

KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN PNBP

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

Pada awal 2015, PPKD Pemerintah Kota Gemah Ripah mempunyai data posisi keuangan sebagai berikut:

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

B U P A T I K U N I N G A N

INFORMASI TENTANG LAPORAN OPERASIONAL YANG DISAJIKAN DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

RALAT MODUL Halaman 16 Modul 3 BAB I (Kebijakan Akuntansi Pendapatan) huruf B angka 4 huruf a angka 1) huruf d), tertulis: Jurnal LO atau Neraca

Akuntansi Satuan Kerja

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

AKUNTANSI PENDAPATAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) Oleh : Nathasia dan Susanti

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 14 AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

BAB V AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

BAGAN AKUN STANDAR (BAS)

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Akuntansi Berbasis Akrual Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

Penjurnalan dalam Akuntansi Pemerintahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 15 AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

SISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

TUJUAN RUANG LINGKUP JURNAL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI TRANSFER KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 4 LAPORAN OPERASIONAL DAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 04 AKUNTANSI PEMBIAYAAN

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

BAB IV SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB 10 AKUNTANSI PERSEDIAAN

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN

NERACA ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BAB VI SISTEM AKUNTANSI PIUTANG

BAB XIII SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

GAMBARAN UMUM MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

Akrual Basis Pada Pemerintah Daerah: Implementasi Di SKPD

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

Transkripsi:

BAB 6 AKUNTANSI PENDAPATAN DEFINISI PENDAPATAN Terdapat dua istilah pendapatan pada akuntansi pemda, yakni; (1) Pendapatan untuk Laporan Realisasi Anggaran (Pendapatan-LRA); dan (2) Pendapatan untuk Laporan Operasional (Pendapatan-LO). Kedua istilah ini disebabkan Pendapatan akan dilaporan di dua laporan yakni Laporan Operasional (LO) dan Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Kedua istilah ini juga digunakan pada saat penjurnalan. Pendapatan-LRA (Basis Kas) adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan-LO (Basis Akrual) adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode pelaporan yang bersangkutan. PENGAKUAN TRANSAKSI PENDAPATAN Pendapatan-LRA diakui pada saat sejumlah uang diterima pada Rekening Kas Umum Daerah (basis kas). Pendapatan-LO diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah (basis akrual). Menurut PSAP 12 paragraf 19, Pendapatan-LO diakui pada saat: (1) Timbulnya hak atas pendapatan; (2) Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. 1

Akuntansi Keungan Pemerintah Daerah- Panduan Teknis Bagi Praktisi Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundangundangan diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih pendapatan. Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan, diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih imbalan. Pendapatan-LO yang diakui pada saat direalisasi adalah hak yang telah diterima oleh pemerintah tanpa terlebih dahulu adanya penagihan. PENGUKURAN PENDAPATAN Baik Pendapatan-LRA maupun Pendapatan-LO memiliki standar pengukuran yang serupa, yaitu: Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-lra atau Pendapatan-LO bruto (yang dimaksud sebagai pengurang tersebut adalah biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan. Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum. Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-lra atau Pendapatan-LO pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan-lra atau Pendapatan-LO. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-lra atau Pendapatan-LO yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan-lra atau Pendapatan-LO dibukukan sebagai pengurang pendapatan-lra atau pendapatan-lo pada periode yang sama.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan Pendapatan-LO yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan Pendapatan-LRA yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Saldo Anggaran Lebih (SAL) pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. PENCATATAN AKUNTANSI PENDAPATAN Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, karena buku ini hanya membahas penjurnalan dengan model double entry, maka transaksi pendapatan akan dicatat sebanyak dua kali, yakni dengan basis akrual (Pendapatan-LO) dan basis kas (Pendapatan-LRA). Pencatatan jurnal pendapatan dilakukan dua kali karena transaksi ini berpengaruh terhadap laporan operasional dan juga anggaran. Berikut format jurnal untuk Pendapatan-LO dan Pendapatan-LRA: Transaksi Terjadi timbulnya hak pendapatan Format Jurnal Akuntansi Pendapatan Laporan Operasional (Basis Akrual) Piutang (nama pendapatan) Pendapatan-LO Laporan Realisasi Anggaran (Basis Kas) Tidak ada jurnal Terjadi penerimaan sejumlah uang atas pendapatan tertentu oleh bendahara penerimaan Koreksi atas kesalahan yang terjadi pada periode tahun berjalan penerimaan-lo Piutang (nama pendapatan) Pendapatan-LO penerimaan-lo penerimaan-lra Pendapatan) Pendapatan-LRA penerimaan-lra Koreksi atas kesalahan yang terjadi di tahun sebelumnya Ekuitas penerimaan-lo SAL penerimaan-lra 3

Akuntansi Keungan Pemerintah Daerah- Panduan Teknis Bagi Praktisi Penyetoran kas dari bendahara penerimaan SKPD ke bendahara umum daerah R/K PPKD penerimaan-lo R/K PPKD penerimaan-lra CONTOH KASUS: Penetapan Pendapatan dan Penerimaan Pendapatan Pada 1 Pebruari Pemda Durian Runtuh mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Hotel Rp 70.000.000,-. Pada tanggal 5 Maret Dinas Kebudayaan dan Pariwisata selaku SKPD yang diberi tugas menerima setoran pajak hotel menerima uang senilai Rp,- dari wajib pajak hotel. Pada hari itu juga Bendahara penerimaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata selaku penerima uang pajak hotel langsung menyetorkan uang tersebut ke Bendahara Umum Daerah (BUD) dengan sebuah bukti dokumen berupa Surat Tanda Setoran (STS). Berdasarkan STS tersebut, catatan akuntansi yang harus dibuat adalah sebagai berikut: 1) Jurnal yang dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata: Jurnal saat dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak (SKP) Hotel oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata: 1 Peb Piutang Pajak Hotel 70.000.000 1 Peb Tidak ada jurnal Pendapatan Pajak Hotel-LO 70.000.000 Jurnal saat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang diwakili oleh Bendahara penerimaan menerima setoran pajak hotel dari wajib pajak: 5 Mar 5 Mar Piutang Pajak Hotel Pendapatan Pajak Hotel-LRA

Jurnal saat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang diwakili Bendahara Penerimaan menyetorkan uang pajak hotel kepada BUD: 5 Mar 5 Mar R/K PPKD* R/K PPKD PEMERINTAH KABUPATEN DURIAN RUNTUH SURAT TANDA SETORAN (STS) STS NO. 1 Bank : BPD Harap diterima uang sebesar Rp,- No. Rekening : xxxxxxxx (Empat juta rupiah) Dengan rincian penerimaan sebagai berikut: No Koderekening Uraian Rincian Obyek Jumlah (Rp.) 4 1 1 0 8 0 1 Pajak hotel Rp,- Jumlah Rp,- Uang tersebut diterima pada tanggal 5 Maret Mengetahui, Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan (Tanda tangan) (Tanda tangan) Suhaimi Naim NIP. Imis Musa NIP. Gambar Contoh STS 5

Akuntansi Keungan Pemerintah Daerah- Panduan Teknis Bagi Praktisi 2) Jurnal yang dibuat oleh BUD Jurnal yang dibuat oleh BUD hanya terkait transaksi penerimaan uang setoran pajak hotel yang disetor oleh Bendahara Penerimaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata: 5 Mar Kas BUD-LO 5 Mar Kas BUD-LRA R/K D. Budpar R/K D. Budpar Ket: * R/K PPKD = Rekening Koran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Koreksi Kesalahan Pencatatan Lebih Catat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata keliru mencatat penerimaan pajak hotel yang seharusnya sebesar Rp,- tercatat Rp 1,- atau tercatat lebih besar dari yang seharusnya (lebih catat senilai Rp ). Bagaimana jurnal koreksi jika: (a) kesalahan tersebut dilakukan pada 5 Pebruari dan koreksi dilakukan pada tember?; (b) kesalahan tersebut dilakukan pada 5 Pebruari tahun 2014 (tahun lalu) dan koreksi dilakukan pada tember (tahun ini)?. Penyelesaian: (a) jurnal koreksi jika kesalahan tersebut dilakukan pada 5 Pebruari tahun dan koreksi dilakukan pada tember (pada tahun berjalan): Jurnal Oleh SKPD (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Pendapatan Pajak Hotel-LO Pendapatan Pajak Hotel-LRA

Jurnal Oleh BUD R/K D. Budpar R/K D. Budpar Kas BUD-LO Kas BUD-LRA (b) jurnal koreksi jika kesalahan tersebut dilakukan pada 5 Pebruari tahun 2014 (tahun lalu) dan koreksi dilakukan pada tember (tahun ini): Jurnal Oleh SKPD (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Ekuitas SAL Kurang Catat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata keliru mencatat penerimaan pajak hotel yang seharusnya sebesar Rp 15.000.000,- tercatat Rp 7.000.000,- atau tercatat lebih kecil dari yang seharusnya (kurang catat senilai Rp ). Bagaimana jurnal koreksi jika: (a) kesalahan tersebut dilakukan pada 5 Pebruari dan koreksi dilakukan pada tember?; (b) kesalahan tersebut dilakukan pada 5 Pebruari tahun 2014 (tahun lalu) dan koreksi dilakukan pada tember (tahun ini)?. Penyelsaian: (a) jurnal koreksi jika kesalahan tersebut dilakukan pada 5 Pebruari tahun dan koreksi dilakukan pada tember (pada tahun berjalan): Jurnal Oleh SKPD (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Pendapatan Pajak Hotel-LO Pendapatan Pajak Hotel-LRA 7

Akuntansi Keungan Pemerintah Daerah- Panduan Teknis Bagi Praktisi Jurnal Oleh BUD Kas BUD-LO Kas BUD-LRA R/K D. Budpar R/K D. Budpar (b) jurnal koreksi jika kesalahan tersebut dilakukan pada 5 Pebruari tahun 2014 (tahun lalu) dan koreksi dilakukan pada tember (tahun ini): Jurnal Oleh SKPD (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Ekuitas SAL PENGUNGKAPAN PENDAPATAN Pendapatan-LRA Entitas pelaporan menyajikan pendapatan-lra yang diklasifikasikan menurut jenis atau sumber pendapatan. Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Analisis mengenai hal-hal yang menyebabkan terjadinya selisih antara anggaran pendapatan (penerimaan) dan realisasinya sangat disarankan untuk diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Contoh Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Rekening Anggaran (Rp) PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah 500.000.000 Pendapatan Pajak Daerah 500.000.000 Hotel dan restoran 300.000.000 Pajak Kendaraan Bermotor 200.000.000 Realisasi (Rp) 450.000.000 450.000.000 320.000.000 130.000.000 Selisih (Rp) (50.000.000) (50.000.000) 20.000.000 (70.000.000) Contoh Ringkasan Catatan Atas Laporan Keuangan Pendapatan 1. Terdapat selisih lebih (positif) senilai Rp 20.000.000,- dari realisasi pajak hotel dan restoran. Hal ini dikarenakan bertambahnya jumlah hotel yang

beroperasi pada yakni sebanyak 20 unit dari sebelumnya yang berjumlah 300 unit. 2. Terdapat selisih kurang (negatif) senilai Rp 70.000.000,- dari realisasi pajak kendaraan bermotor (PKB). Hal ini dikarenakan menurunnya volume kendaraan bermotor yang dibayarkan pajaknya di tahun. Pada saat anggaran dibuat diasumsikan jumlah kendaraan bermotor yang dibayarkan pajaknya adalah 2000 unit. Namun, ternyata kendaraan bermotor yang dibayarkan pajaknya hanya 1700 unit. Pendapatan-LO Laporan Operasional disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu, apabila tanggal laporan suatu entitas berubah dan Laporan Operasional tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih pendek dari satu tahun, entitas harus mengungkapkan informasi sebagai berikut: Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun; Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Operasional dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan. Entitas pelaporan menyajikan pendapatan-lo yang diklasifikasikan menurut jenis atau sumber pendapatan. Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Contoh Ringkasan Laporan Operasi Pendapatan Rekening Tahun (Rp) PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah 450.000.000 Pendapatan Pajak Daerah 450.000.000 Hotel dan restoran 320.000.000 Pajak Kendaraan Bermotor 170.000.000 Tahun 2014 (Rp) 500.000.000 500.000.000 300.000.000 200.000.000 9

Akuntansi Keungan Pemerintah Daerah- Panduan Teknis Bagi Praktisi Contoh Ringkasan Catatan Atas Laporan Keuangan Pendapatan 1. Pendapatan pajak hotel dan restoran yang terealisasi senilai Rp 320.000.000,-. Nilai ini sesuai dengan pendapatan pajak hotel dan restoran yang ditetapkan melalui Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah pada tanggal 1 Februari. 2. Pendapatan kendaraan bermotor yang terealisasi pada senilai Rp 170.000.000,-. Nilai ini lebih kecil daripada anggaran yang ditetapkan yakni senilai Rp 200.000.000.,-. Kekurangan senilai Rp 30.000.000,- dikarenakan jumlah unit kendaraan bermotor yang dibayarkan pajaknya dibawah ekspektasi yang telah ditetapkan. KASUS-KASUS AKUNTANSI PENDAPATAN KASUS 1 Pada 1 Pebruari Pemda Batung Batulis mengeluarkan Surat Ketetapan Retrebusi Parkir Rp 200.000.000,-. Pada tanggal 5 Mei Dinas Perhubungan selaku SKPD yang diberi tugas menerima setoran retribusi parkir tersebut menerima uang senilai Rp 1,- dari pihak ketiga yang ditugasi mengelola parkir. Pada hari itu juga ( 5 Mei ) Bendahara penerimaan Dinas Perhubungan penerima uang retribusi parikr langsung menyetorkan uang tersebut ke Bendahara Umum Daerah (BUD) dengan sebuah bukti dokumen berupa Surat Tanda Setoran (STS). Diminta: Buatkan jurnal yang harus dibuat akibat dari transaksi-transaksi di atas, baik oleh Dinas Perhubungan maupun oleh Bendahara Umum Daerah Kabupaten Batung Batulis!. KASUS 2 Dinas Perhubungan keliru mencatat penerimaan retribusi parkir yang seharusnya sebesar Rp 15.000.000,- tercatat Rp 75.000.000,-. Buatkan

jurnal koreksi yang harus dibuat oleh Dinas Perhubungan dan BUD jika: (a) kesalahan tersebut dilakukan pada 5 Maret dan koreksi dilakukan pada tember?; (b) kesalahan tersebut dilakukan pada 5 Mei 2014 dan koreksi dilakukan pada tember?. 11