BAB V PENUTUP 5.1 Pendahuluan 5.2 Kesimpulan Peta Kompetensi Siswa 1) Kelompok IPA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR. Tim Peneliti. iii

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. rendah pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Rambu-rambu Pengisian Mapel untuk SMA KTSP

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN INTISARI

JADWAL PELAJARAN KELAS X-MIPA T.P. 2017/2018

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA PATRA MANDIRI 1 PLAJU

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015

BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 PALEMBANG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,99

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75

INFO, SHARING & STRATEGI MENUJU PTN

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

Nomor : 0094/SDAR/BSNP/III/ Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi Kedua POS UN Tahun Pelajaran 2017/2018

siswa yang terdiri: Peserta UAMBN MI : siswa Peserta UN MTs : siswa Peserta UN MA : siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah/Madrasah Pelaksana Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018 (UNBK & UNKP)

UJIAN NASIONAL SD/MI dan SDLB SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2011/2012

SMA/SMK/MA atau sederajat (termasuk SRI di luar negeri) yang mempunyai NPSN dan telah mengisi PDSS dengan lengkap dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi

BAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH

Gambar 1.1. Jumlah pulau menurut kabupaten/kota (BPS KEPRI, 2012)

ANALYSIS OF STUDENTS READINESS IN FACING NATIONAL EXAMINATION 2014 AFTER ADDITIONAL LEARNING GIVEN AT SMAN DARUSSHOLAH SINGOJURUH BANYUWANGI

LAPORAN PENELITIAN PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN Nama Peneliti dan Anggota:

PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT 2013 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas merupakan pendidikan yang dapat menghasilkan

BII Maybank Scholarship

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

dasar pengetahuan yang diperoleh sebelumnya kurang mendukung

BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI KEPRI

1. Mengembangkan perikehidupan masyarakat yang agamis, demokratis, berkeadilan, tertib, rukun dan aman di bawah payung budaya Melayu. 2.

UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN

INFORMASI PENERIMAAN MAHASISWA BARU STAIN CURUP SECARA ONLINE SPMB PTAIN TAHUN 2013 BAGIAN 1

Persiapan dan Kesiapan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

3. Jumlah Siswa SMP dan MTs Lulus/Tidak lulus Tahun Pelajaran 2013/2014 No Kab/kota

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pengetahuan atau menambah wawasan. Penyelenggaraan. melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN JL. Gentengkali 33 Surabaya, /Fax.(031) ,

Profil Sekolah PROFIL SEKOLAH. Nama Sekolah : SMA PGRI 2 DENPASAR. Kabupaten/Kota. : Kota Denpasar. Propinsi 1 / 7

BAB I PENDAHULUAN. program studi para siswa (Ruslan,1986:13). Tujuan dari penjurusan (Ruslan, 1986:14), yaitu

BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SOSIALISASI UJIAN SEKOLAH DAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2016/2017 SMA NEGERI 78 JAKARTA

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 3 BATAM TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI KEPALA SEKOLAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Belangkejeren, yang terletak di

UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. Adanya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran. merupakan salah satu muatan penting Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

INFORMASI UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMA TAHUN 2016 SMA NEGERI 23 PROVINSI DKI JAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

KELULUSAN. Selasa, 4 Februari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelatihan atau yang lebih sering dikenal dengan try out Ujian Nasional adalah

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.OS/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

UJIAN NASIONAL. SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, DAN SMK 2007/2008

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

PENJURUSAN SISWA. Universitas. Negeri. Padang JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN. alizamar BK UNP Padang

UJIAN NASIONAL. SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, DAN SMK 2007/2008

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

DAFTAR UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) KATEGORI 5, 6, 7, dan 8 Jenjang S1 di UNESA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya memiliki kemampuan untuk memberi kesan yang baik tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

PROPOSAL PENDALAMAN MATERI SISWA KELAS XII SMA YADIKA 6 TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

PERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN SKS MODEL KONTINYU PADA PROGRAM PERCEPATAN DAN PENGAYAAN SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 11

C UN MURNI Tahun

Departemen Pendidikan Nasional. Sosialisasi KTSP

DATA PEMINATAN PESERTA DIDIK KELAS X

DAFTAR UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) KATEGORI 5, 6, 7, dan 8 Jenjang S1 di UNESA

BIODATA CALON PESERTA DIDIK SMA Negeri 1 Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan optimal kepada peserta didik khususnya dan kustomer pada umumnya, pada titik di mana pelayanan itu harus dilakukan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB XII PEMINATAN PESERTA DIDIK

LAPORAN HASIL UJIAN NASIONAL SMA/MA/SMK dan Paket C SE-PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

LAPORAN PELAKSANAAN VERIFIKASI CALON SEKOLAH PENGIMBAS PROGRAM KEMITRAAN KEPALA SEKOLAH ANGKATAN VII TAHUN Oleh :

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

BERITA RESMI STATISTIK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Pendahuluan Penelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan (PPMP) di Provinsi Kepulauan Riau menghasilkan seperangkat data yang menggambarkan hasil penelitian untuk mencari jawaban atas 4 masalah yang telah dirumuskan dalam Bab I laporan penelitian ini. Kesimpulan hasil penelitian tersebut dipaparkan sebagai berikut. 5.2 Kesimpulan Berdasarkan analisis data penelitian PPMP Provinsi Kepulauan Riau yang dilakukan oleh tim peneliti, disimpulkan hasilnya sebagai berikut. 5.2.1 Peta Kompetensi Siswa 1) Kelompok IPA a) Kompetensi Bahasa Indonesia Hasil analisis data menunjukkan bahwa kompetensi Bahasa Indonesia siswa-siswa kelompok IPA menduduki peringkat kedua setelah mata pelajaran Kimia. Rata-rata nilai gabungan semua kabupaten/kota se- Provinsi Kepulauan Riau adalah 82.36. Rata-rata nilai ini berada di atas 60 (>60). Dengan demikian, kompetensi Bahasa Indonesia siswa-siswa kelompok IPA Provinsi Kepulauan Riau tidak tergolong mata pelajaran bermasalah. b) Kompetensi Bahasa Inggris Berdasarkan analisis data perolehan nilai Bahasa Inggris siswa-siswa kelompok IPA, disimpulkan bahwa kompetensi Bahasa Inggris siswa berada pada peringkat ketiga. Rata-rata nilai gabungan semua kabaupaten/kota se-provinsi Kepulauan Riau adalah 82.22. Rata-rata nilai 44

hanya rendah 0.14 dari kompetensi Bahasa Indonesia. Rata-rata nilai ini juga menunjukkan bahwa kompetensi Bahasa Inggris siswa berada di atas 60 (>60). c) Kompetensi Matematika Kompetensi Matematika siswa berdasarkan hasil UN berada di posisi keempat dari 6 mata pelajaran yang di-un-kan. Rata-rata nilai yang diperoleh adalah 79.75. Rata-rata nilai ini juga berada di atas 60 (>60). Dengan demikian, kompetensi Matematika siswa-siswa SMA Provinsi Kepulauan Riau tidak tergolong bermasalah. d) Kompetensi Fisika Kompetensi Fisika siswa-siswa SMA Provinsi Kepulauan Riau berada pada peringkat kelima dari 6 mata pelajaran yang di-un-kan. Rata-rata nilai gabungan semua kabupaten/kota adalah 78.39. Rata-rata nilai ini member makna bahwa kompetensi Fisika juga tidak tergolong bermasalah karena berada di atas 60 (>60). e) Kompetensi Kimia Analisis data peroleh nilai UN mata pelajaran Kimia menunjukkan bahwa kompetensi Kimia siswa-siswa IPA SMA Provinsi Kepulauan Riau berada pada peringkat pertama dari 6 mata pelajaran yang di-un-kan. Rata-rata nilai yang diraih siswa-siswa kelompok IPA ini adalah 85.63. Rata-rata nilai ini adalah gabungan nilai semua kabupaten/kota se- Provinsi Kepulauan Riau. f) Kompetensi Biologi Berdasarkan analisis data perolehan nilai Biologi siswa-siswa kelompok IPA SMA Provinsi Kepulauan Riau, kompetensi Biologi berada pada peringkat keenam dari 6 mata pelajaran yang di-un-kan. Namun, bukan 45

berarti bahwa kompetensi Biologi tergolong bermasalah. Rata-rata nilai Biologi berada di atas 60 (>60), yaitu 75.70. 2) Kelompok IPS a) Kompetensi Bahasa Indonesia Berdasarkan analisis data perolehan nilai Bahasa Indonesia, kompetensi Bahasa Indonesia berada pada peringkat pertama dengan rata-rata nilai 67.26. Rata-rata nilai ini adalah gabungan semua kabupaten/kota se- Provinsi Kepulauan Riau. Meskipun rata-rata nilai ini lebih rendah dibandingkan dengan kompetensi Bahasa Indonesia siswa kelompok IPA, rata-rata ini menunjukkan bahwa kompetensi Bahasa Indonesia berada di atas 60 (>60). Jadi, kompetensi Bahasa Indonesa tidak tergolong bermasalah. b) Kompetensi Bahasa Inggris Analisis data perolehan nilai Bahasa Inggris menunjukkan bahwa kompetensi Bahasa Inggris berada pada peringkat ketiga dari 6 mata pelajaran yang di-un-kan. Rata-rata nilai yang dieproleh adalah 63.09. Rata-rata nilai ini berada di atas 60 (>60). Dengan demikian, tidak tergolong kompetensi bermasalah. c) Kompetensi Matematika Kompetensi Matematika siswa-siswa kelompok IPS SMA Provinsi Kepulauan Riau berada pada peringkat kedua setelah Bahasa Indonesia. Rata-rata nilai yang diperoleh adalah 67.17. Rata-rata nilai ini menunjukkan bahwa kompetensi Matematika tidak bermasalah karena berada di atas 60 (>60). 46

d) Kompetensi Ekonomi Hasil analisis data perolehan nilai UN Ekonomi menunjukkan bahwa rata-rata nilai kompetensi Ekonomi adalah 60.53. Perolehan nilai ini menempatkan kompetensi Ekonomi pada peringkat keempat. Perolehan nilai itu juga menunjukkan bahwa kompetensi Ekonomi masih berada 0.53 di atas 60 (>60). e) Kompetensi Sosiologi Berdasarkan analisis perolehan nilai UN Biologi siswa-siswa SMA kelompok IPS Provinsi Kepulauan Riau, kompetensi Biologi tergolong bermasalah karena rata-rata nilainya berada di bawah 60 (<60). Peringkat yang ditempati di antara 6 mata pelajaran yang di-un-kan adalah peringkat keenam atau terakhir. Rata-rata nilai dan peringkat ini member makna bahwa kompetensi Sosiologi siswa-siswa SMA Provinsi Kepulauan Riau perlu perhatian kepala sekolah, terutama guru-guru yang mengasuh mata pelajaran ini. f) Kompetensi Geografi Perolehan nilai Geografi berdasarkan analisis data perolehan nilai UN mata pelajaran tersebut menunjukkan bahwa kompetensi Geografi tergolong bermasalah karena rata-rata nilainya berada di bawah 60 (<60). Dengan perolehan nilai tersebut, kompetensi Biologi berada pada peringkat kelima dari 6 mata pelajaran yang di-un-kan. Sama hanya dengan mata pelajaran Sosiologi, mata pelajaran Geografi ini perlu perhatian kepala sekolah dan guru-guru yang mengasuh mata pelajaran tersebut. 47

5.2.2 Peta Kompetensi Kabupaten/Kota 1) Kelompok IPA Perolehan nilai siswa-siswa SMA yang berada di setiap kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau perolehan nilai kabupaten/kota berdasarkan total nilai setiap mata pelajaran yang di-un-kan. Peringkat pertama dipegang oleh Tanjungpinang dengan rata-rata nilai 74.93, peringkat kedua dipegang oleh Batam dengan rata-rata nilai 73.33, peringkat ketiga dipegang oleh Karimun dengan rata-rata nilai 72.29, peringkat keempat dipegang oleh Bintan dengan rata-rata nilai 71.18, peringkat kelima dipegang oleh Lingga dengan rata-rata nilai 68.00, peringkat keenam dipegang oleh Natuna dengan rata-rata nilai 65.64, dan peringkat ketujuh dipegang oleh Anambas dengan rata-rata nilai 58.66. 2) Kelompok IPS Berdasarkan perolehan nilai semua mata pelajaran yang di-un-kan siswa-siswa SMA yang berada di setiap kabupaten/kota, disimpulkan bahwa peringkat pertama dipegang oleh Karimun dengan rata-rata nilai 56.95, peringkat kedua dipegang oleh Tanjungpinang dengan rata-rata nilai 56.90, peringkat ketiga dipegang oleh Batam dengan rata-rata nilai 56.71, peringkat keempat dipegang oleh Bintan dengan rata-rata nilai 54.22, peringkat kelima dipegang oleh Natuna dengan rata-rata nilai 51.07, peringkat keenam dipegang oleh Anambas dengan rata-rata nilai 50.22, dan peringkat ketujuh dipegang oleh Lingga dengan rata-rata nilai 48.95. Berdasarkan perolehan rata-rata nilai kelompok IPS kabupaten/kota di Provinsi Riau, dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai tersebut menunjukkan peringkat <60 atau jika merujuk kriteria KD bermasalah dalam penelitian ini, seluruh perolehan nilai kabupaten/kota atau seluruh perolehan nilai IPS di Provinsi Kepulauan Riau termasuk dalam kategori bermasalah. 48

5.3 Faktor Penyebab Berdasarkan analisis KD bermasalah, wawancara, hasil jawaban angket, dan pengamatan langsung terhadap guru yang mengajar di kelas, disimpulkan bahwa yang menjadi faktor-faktor penyebab adalah 1) Guru yang kurang memiliki kesungguhan menjalankan profesinya; 2) Ketidaktersediaan buku pengangan siswa dan buku perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan siswa; 3) Minimnya sarana pembelajaran; 4) Rendahnya kualitas kompetensi (calon) siswa; 5) Kepadatan mata pelajaran; 6) Lemahnya manajemen sekolah; 7) Budaya masyarakat yang kurang peduli pendidikan; 5.4 Model Pemecahan Masalah Berdasarkan analisis faktor penyebab kompetensi atau KD bermasalah, disimpulkan bahwa model yang yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah yang dihadapi adalah 1) Peningkatan kualitas kinerja guru; 2) Pengadaan buku pegangan guru dan siswa yang bermutu; 3) Pengadaan buku di perpustakaan; 4) Pengadaan dan pembenahan peralatan laboratorium yang sesuai dengan standar mutu; 5) Penyeleksian calon siswa dengan ketat dengan tes psikologi secara lengkap; 6) Perampingan mata pelajaran, terutama di kelas XII; 7) Melakukan pengawasan yang ketat dan berkesinambungan; 5.5 Rekomendasi Penelitian merekomendasikan kepada 1) Pemerintah Daerah untuk melengkapi prasaran dan saran pembelajaran yang sesuai dengan standar mutu pendidikan secara nasional, bahkan internasional; 49

2) Dinas Pendidikan agar melaksanakan tugasnya sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk membina sekolah-sekolah yang berkualitas tinggi atau berstandar nasional; 3) Kepala sekolah agar melaksanakan tugas-tugas manajerial yang baik dan berkesinambungan terhadap sekolah yang dipimpinnya; 4) Guru hendaknya menyadari dan menghayati dengan sungguh-sungguh keprofesionalannya sebagai tenaga pencerdas peserta didiknya; 5) Masyarakat hendaknya bertanggung jawab dan peduli pendidikan demi kemajuan bangsa; 6) Pemerintah pusat hendaknya melakukan standardisasi mutu sekolah secara nasional seluruh Indonesia sebelum menjadikan UN sebagai alat evaluasi kompetensi sekolah. 50