PERENIALISME. Oleh: Tati Latifah

dokumen-dokumen yang mirip
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

DISUSUN OLEH: DEFI DESIANA ( ) MOHAMAD RISTYO NUGROHO ( ) NOVI TRISNA ANGGRAYNI ( ) YOSSY MAHALA CHRISNA S

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato,

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU

BAB V PENUTUP A. SIMPULAN

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

FILSAFAT MANUSIA. Intelek dan kehendak manusia. Masyhar Zainuddin. Modul ke: Fakultas Fakultas. Program Studi Pendidikan Psikologi

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dosen: Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

A. Dari segi metodologi:

BAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu

: Kemungkinan Studi Agama Secara Filsafati

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wina Rosmelawati, 2013

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WD8013 Sejarah Pendidikan Islam I (Minggu 1) Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

mempunyai fungsi vital keberlangsungan dalam kehidupan manusia, karena keduanya merupakan daya yang bisa mengapresiasi, merespon, berfikir, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB V PENUTUP. 1. Manusia adalah makhluk yang unik, banal, serta ambigu, ia senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH KELOMPOK PENGANTAR PENDIDIKAN ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN: REKONSTRUKSIONALISME, ESENSIALISME, DAN PERENIALISME

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa. Remaja memiliki beberapa karakter yang khas, salah satunya

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

DPIK A Pengantar Psikologi & Pengantar Bimbingan dan Kaunseling Islam

Nama : Diana Lusi Rinasari NIM : Makul : Ilmu Pendidikan BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI REALISASI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, kehidupan manusia diliputi oleh krisis dalam segala bidang, terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar

MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN

MENCIPTAKAN IKLIM PENDIDIKAN YANG MURNI BERBASIS IDEALISME. Istinganatul Ngulwiyah 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat), AR-Russ Media, Yogjakarta, hlm.26.

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Transkripsi:

TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) 85 PERENIALISME Oleh: Tati Latifah ABSTRAK Perenialisme sebagai pengetahuan yang selalu ada dan akan selalu ada, yang dan bersifat universal. Ada dalam pengertian di antara orang-orang yang berbeda ruang dan waktu maupun yang berkaitan dengan prinsip-prinsip universal. Disamping itu, pengetahuan yang diperoleh intelek ini terdapat dalam jantung semua agama dan tradisi. Perennial tidak bermaksud menafikan keberadaan agama formal sama sekali. Ia masih mempertahankan agama-agama formal, dan berusaha mencari titik temu dalam masalah-masalah spiritual yang bersifat transenden dan esoteric. A. Pendahuluan Hakikat manusia menurut Al-Qur an ialah bahwa manusia itu terdiri atas unsur jasmani, akal, dan ruhani. Ketiganya sama pentingnya untuk dikembangkan, dengan demikian kata Al- Syaibani. Konsekuensinya, pendidikan harus didesain untuk mengembangkan jasmani, akal, dan ruhani manusia. Melalui uraian lain akan jelas pula bahwa unsur ruhani itu akan mewarnai kualitas jasmani dan akal. Agama dibangun berbasis wahyu Tuhan. Agama mengajarkan kepada manusia tentang keyakinan baik-buruk perilaku manusia terhadap sesamanya dan terhadap lingkungan alam berdasar wahyu Tuhan dan sabda nabi. Religi atau kepercayaan lokal atau agama lokal atau adat istiadat ialah kepercayaan dan keyakinan yang lahir dari interaksi manusia dengan lingkungannya (alam dan sosial), dimana manusia mengalami masalah menghadapi lingkungan yang belum mampu dikelola dengan bantuan kemampuan otaknya. Agama adalah pengetahuan dari wahyu yang disajikan dalam kitab suci. Wahyu dari Tuhan diturunkan kepada manusia melalui Nabi. Volume 1 No. 1 (Januari-Juni) 2016

86 TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) Pengetahuan itu dipercayai kebenarannya oleh para pengikut agama, karena Nabi adalah orang-orang yang jujur, berjuang untuk kaumnya, dan keberadaan Nabi dinyatakan oleh wahya (kitab suci) sebagai utusan Tuhan. Asas pokok agama adalah adanya iman yaitu percaya dan yakin bahwa semesta alam dicipta oleh Sang Pencipta (Tuhan). Manusia agamis adalah manusia yang percaya dan yakin bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta dan Kuasa atas segala ciptaannya. Pada abad 20 dan 21 ini, manusia berusaha merasionalkan ajaran agama, ini merupakan mekanisme berpikir manusia berdasar ilmu pengetahuan formal. Manusia sejak hidup pada zaman primitif sampai zaman modern selalu nampak gejalagejala agamis, itu berarti bahwa ide (pemikiran) tentang religi dan agama sulit dihilangkan, walaupun manusia sudah berpikir kritis, dialektik, dan radikal berdasar kondisi obyektif yang berubah dan berkembang. Unsur agama yang lainnya ialah bahwa ia tidak terbatas dengan waktu, jadi agama itu kekal, sedangkan manusia itu terbatas pada waktu. Manusia diadakan (dicipta) oleh Tuhan, sedangkan Tuhan adanya dalam dirinya sendiri; hakikat Tuhan ada pada dirinya sendiri, mutlak adanya. Hal-hal yang mutlak hanya dapat dipahami dan dihayati, tidak dapat diobservasi dan digambarkan. 1 B. Pembahasan 1. Hakikat Perenialisme Perenialisme berasal dari kata perenial diartikan sebagai continuin throught the whole year, atau lasting for a very long time abadi atau kekal dan baqa berarti tiada akhir. Dengan demikian essensi kepercayaan filsafat perenial ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi. Perenialisme, sesuai dengan 1 Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. V. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) hal 12 Tati Latifah

TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) 87 namanya yang berarti segala sesuatu yang ada sepanjang sejarah ini akan dianggap suatu aliran yang ingin kembali kepada nilai-nilai masa lalu dengan maksud mengembalikan keyakinan akan nilai-nilai asasi manusia masa silam untuk menghadapi problematika kehidupan manusia masa sekarang dan bahkan sampai kapanpun dan dimanapun. Menariknya lagi istilah filsafat perenial ini populer sekali dikalangan banyak intelektual terutama yang peduli terhadap studi agama-agama dan filsafat. Sehingga banyak kontribusi pemikiran para ahli tentang filsafat perenialisme ini. Menurut AK Coomaraswarny filsafat Perenialisme dimaksudkan sebagai pengetahuan yang selalu ada dan akan selalu ada, yang bersifat universal. Ada dalam pengertian di antara orang-orang yang berbeda ruang dan waktu maupun yang berkaitan dengan prinsip-prinsip universal. Disamping itu, pengetahuan yang diperoleh intelek ini terdapat dalam jantung semua agama dan tradisi. Menurut Huxley, prinsip-prinsip dasar Filsafat Perennial dapat ditemukan di 2 antara legenda dan mitos kuno yang berkembang dalam masyarakat primitif di seluruh penjuru dunia. Suatu versi dan kesamaan tertinggi dalam teologi-teologi, dulu dan kini, ini pertama kali ditulis lebih dari dua puluh lima abad yang lalu, dan sejak itu tema yang tak pernah bisa tuntas ini dibahas terusmenerus, dari sudut pandang setiap tradisi gama. Jadi filsafat Perennial pada dasarnya mengkaji sesuatu yang ada dan akan selalu ada dan menawarkan pandangan alternatif agar manusia kembali kepada akar-akar spiritualitas dirinya tanpa tenggelam dalam gemerlap kehidupan materi yang sering kali membuat kita silau dan menimbulkan berbagai tindakan yang tidak sesuai dengan kemanusiaan kita. Sehingga dengan kembali pada 2 Ahmad Zaki Yamani, Syariat Islam yang Kekal dan Persoalan Masa Kini, Alih Bahasa KMS. Agustjik, Jakarta: intermasa, 1978. Volume 1 No. 1 (Januari-Juni) 2016

88 TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) pusat spiritulitas dirinya, manusia akan memiliki pandangan dunia holistic tentang dirinya, tentang alam, dan tentang dunianya. Namun demikian filsafat Perennial tidak bermaksud menafikan keberadaan agama formal sama sekali. Ia masih mempertahankan agamaagama formal, dan berusaha mencari titik temu dalam masalahmasalah spiritual yang bersifat transenden dan esoteris. Artinya, pandangan filsafat perennial adalah bahwa dalam setiap agama dan tradisi-tradisi esoteric, ada suatu pengetahuan dan pesan keagamaan yang sama-sama, yang muncul melalui beragam nama dan bungkus dalam berbagai bentuk dan simbol. 2. Implementasi Perenialisme dalam Pendidikan Perkembangan konsep-konsep perennealis banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh berpengaruh seperti Plato, Aristoteles dan Thomas Aquino. a. Menurut Plato ilmu pengetahuan dan nilai sebagai manifestasi dari hukum universal yang abadi dan ideal sehingga ketertiban sosial hanya akan mungkin di capai bila ide itu menjadi tolak ukur yang memiliki asas normative dalam semua aspek kehidupan. b. Menurut psikologi Plato manusia secara kodrati memiliki tiga potensi, yaitu nafsu, kemauan dan akal. Ketiga potensi ini merupkan asas bagi bangunan kepribadian dan watak manusia. Ketiga potensi itu akan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan, sehingga ketiganya berjalan secara berimbang dan harmonis. Pendidikan dalam hal ini hendaklah berorientasi pada potensi psikologis msyarakat, sehingga dapat mewujudkan pemebuhan kelas-kelas sosial dalam masyarakat tersebut. c. Menurut Aristoteles orientasi pendidikan ditujukan kepada kebahagiaan, melalui pengembangan kemampuan-kemampuan kerohanian seperti emosi, kognisi serta jasmaniah manusia. Tati Latifah

TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) 89 d. Menurut Thomas Aquino bahwa tujuan pendidikan sebagai usaha untuk merealisasikan kapasitas dalam tiap individu manusia sehingga menjadi aktualitas. Out-put yang diharapkan menurut perenialisme adalah manusia mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental.karya-karya ini merupakan buah pikiran tokoh-tokoh besar pada zaman lampau. 3 Tugas seorang pendidik adalah mempersiapkan peserta didik kearah kematangan intelektualnya. Dengan intelektualnya peserta didik dapat hidup bahagia demi kebaikan hidupnya sendiri. Jadi dengan pengembangan akal maka akal/pikirannya dapat dipertinggi kemampuannya. 3. Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Perenialisme a. Perenialis dalam kontek pendidikan dibangun atas dasar satu keyakinan ontologinya bahwa batang tubuh pengetahuan yang berlangsung dalam ruang dan waktu mestilah terbentuk melalui dasar-dasar pendidikan yang dterima manusia dalam kesejarahanny. Reobert M Hutchin, salah seorang tokoh perrenial menyimpulkan bahwa tugas pokok pendidikan adalah pengajaran. Pengajaran menunjukkan pengetahuan, sedangkan pengetahuan itu sendiri adalah kebenaran. Kebenaran pada setiap manusia adalah sama, oleh karena itu dimanapun, kemanapun dan kapanpun ia akan selalu sama. Prinsip dasar pendidikan bagi aliran perenialisme adalah membantu peserta didik menemukan dan meginternalisasikan kebenaran abadi, karena memang kebenarannya mengandung sifat universal dan tetap. Kebenaran seperti ini hanya dapat diperoleh melalui latihan intelektual yang dapat menjadikan 3 Alduos Huxley, Filsafat Perennial, Terjemahan Au Noer Zaman, Judul asli The Perennial Philosophy Yogyakarta: Qalam, 2001 Volume 1 No. 1 (Januari-Juni) 2016

90 TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) pikirannya teratur dan tersistimatis sedemikian rupa. Hal ini semakin penting terutama bila dikaitkan dengan persoalan pengembangan spiritual manusia. Dalam filsafat pendidikan Islam kebenaran abadi tidak hanya di peroleh melalui latihan intelektual, tetapi juga bahkan yang lebih penting adalah latihan intuisi atau qalb atau zhaug. b. Aliran ini meyakini bahwa pendidikan adalah transfer ilmu pengetahuan tentang kebenaran abadi. Pengetahuan adalah suatu kebenaran sedangkan kebenaran selamanya memiliki kesamaan. Filsafat pendidikan Islam memandang bahwa suatu kebenaran yang hakiki dan abadi datangnya dari Allah, maka untuk mendapatkan kebenaran tersebut, maka pendidikan harus mengacu pada wahyu yang telah diturunkan Allah. Oleh karena itu maka prinsip-prinsip dasar penyelenggara pendidikanpun dimana-mana mesti sama. Dalam filsafat pendidikan Islam pendidikan mestilah mencari pola agar peserta didik dapat menyesuaikan diri bukan pada kebenaran di dunia saja, tetapi hendaklah pada kebenaran yang hakiki dan abadi yang datang dari Allah SWT. Penyesuaian diri pada kebenaran yang datang dari Allah merupakan tujuan dari pembelajaran. Dalam rangka mencapai efisiensi pembelajaran, maka pendidik tidak hanya memperhatikan aspek kognitif saja tetapi juga afektif, dan psikomotorik agar peserta didik mengalami perkembangan yang utuh dan seimbang sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Di samping itu proses pendidikan tidak hanya transfer ilmu tetapi juga transformasi ilmu dan internalisasi nilai. Prinsipprinisip dasar seperti ini yang kemudian dikembangkan oleh Sayyid Husen Nasr, Filosof Islam kontemporer yang mengatakan bahwa manusia memiliki fitrah yang sama berpangkal pada asal kejadiannya yang fitri yang berkonsekuensi Tati Latifah

TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) 91 pada watak kesucian dan kebaikan, sifatnya tidak berubah karena prinsip-prinsipnya yang mengandung kontinuitas dalam setiap ruang dan waktu. 4 Menurut ajaran Islam setiap pribadi manusia dilahirkan membawa Fitrah Islamiyah yang dapat dikembangkan kearah perkembangan yang bercorak Islamiyah pula. Dalam fitrah itu terdapat kemampuan-kemampuan dasar berkembang yang beraspek ganda (multi aspek) dalam konfigurasi fitrahnya, yaitu potensi dasar fitrah yang berkerangka acuan pada daya kognitif, daya afektif dan daya psikomotorik. Dan optimalisasi pengembangan potensi dasar (fitrah) itulah berakhir pada sosok Islami sebagai sibghah yang dikehendaki oleh Allah SWT. c. Perenialisme lebih cenderung pada subjek centred dalam kurikulum maupaun dalam metode dan pendekatan yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Dalam kurikulum akan terlihat materi-materi yang mengarahkan pada kepentingan dan kebutuhan subjek didiknya dalam menumbuhkembangkan potensi berpikir, kreatif yang dimilikinya, sedangkan dalam metode pembelajaran perenialisme mengutamakan metode yang selalu memberikan kebebasan berpikir peserta didik baik melalui metode diskusi, problem solving, penelitian dan penemuan. Guru sebagai orang yang memiliki otoritas keilmuan tertentu yang siap membimbing dan mengarahkan kemampuan intelektual dan spiritual anak didik. Program pendidikan yang ideal menurut perenialisme adalah berorientasi pada potensi dasar agar kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat dapat terpenuhi. Manusia pada hakikatnya adalah sama meskipun tempat dan lingkungannya berbeda. Oleh karena itu pola dan corak pendidikan yang sama dapat diterapkan kepada setiap manusia dimanapun dan 4 Ramayulis, Filsafat Penidikan Islam, Cet. IV, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), h. 27. Volume 1 No. 1 (Januari-Juni) 2016

92 TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) kapanpun. Pandangan aliran di atas ada kesamaan dengan pendidikan Islam karena Islam mengakui adanya potensi dasar yang dimiliki manusia semenjak dilahirkan yang dapat dikembangkan melalui proses pendidikan. Perbedaanya terletak pada nilai-nilai yang mendasarinya. Islam menghendaki agar perkembangan pribadi manusia melalui proses pendidikan itu dijiwai oleh nilai ketuhanan, yang sifatnya absolut sedangkan perenilaisme dijiwai oleh nilai-nilai yang berkembang dalam sejarah kemanusiaanyang kebenaran tidak seabsolut nilai-nilai lahiriah (kebutuhan). d. Perenialisme berpandangan bahwa meskipun substansi semua agama itu sama, tapi kehadiran substansi akan selalu dibatasi dan fungsinya terkait dengan bentuk, sehingga secara eksoterik dan operasional akan berbeda antara agama yang satu dengan agama yang lainnya. Setiap agama selalu otentik untuk zamannya meskipun secara substansial kebenarannya bersifat perennial, tidak dibatasi ruang dan waktu. Dalam konteks pemahaman Islam, kata Islam itu sendiri mengandung pengertian yang substansif, yaitu berserah diri (aslam), keselamatan (salam), yang merupakan dasar-dasar fundamental setiap agama. 5 Kehadiran agama memang tidak lepas dari dimensi waktu dan sejarah, namun substansi agama berasal dari Yang Mutlak tidak berlaku untuk kategori waktu manusia. Keberadaan Tuhan adalah kebenaran Mutlak, maka terbebas dari relativitas ruang dan waktu. Oleh karena itu dalam filsafat pendidikan Islam kebenaran yang mutlak hanya terdapat dalam ajaran Islam, sedangkan agama selain Islam kebenarannya bersifat relatif karena dibatasi oleh ruang dan waktu. 5 Al-Ghazali dalam Qoarul Hadi, Membangun Insan Seutuhnya, Sebuah Tinjauan Antropologis, Bandung: al-ma araif, 1981. Tati Latifah

TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) 93 C. Penutup Filsafat perenialisme mempunyai peranan utama pada Yang Satu, yaitu Realitas Ketuhanan dan berusaha menemukan sistemsistem pemikiran pada masyarakat primitif yang pada ujungnya memperkuat argumen bahwa pemahaman ketuhanan adalah bersifat universal di setiap agama bangsa manusia. Perenialisme berpandangan bahwa meskipun substansi semua agama itu sama, tapi kehadiran substansi akan selalu dibatasi dan fungsinya terkait dengan bentuk, sehingga secara eksoterik dan operasional akan berbeda antara agama yang satu dengan yang lainnya. Filsafat pendidikan Islam kebenaran yang mutlak hanya terdapat dalam ajaran Islam, sedangkan agama selain Islam kebenarannya bersifat relatif karena dibatasi oleh ruang dan waktu. D. Daftar Pustaka Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam V, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam IV, Jakarta: Kalam Mulia, 2015 Aldous Huxley, Filsafat Perennial, Terjemahan Au Noer Zaman, Judul Asli The Perennial Phylosophy Yogyakarta,: Qalam, 2001 Al-Ghazali dalam Qomarul Hadi, Membangun Insan Seutuhnya, Sebuah Tinjauan Antropogis, Bandung: Al-Ma arif, 1981 Volume 1 No. 1 (Januari-Juni) 2016

94 TSARWAH (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) Tati Latifah