ABSTRAK. Kata kunci : Pembelajaran sepeda motor berbasis multimedia PENDAHULUAN



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN I-1

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PENGGUNAAN METODE INTRUCTIONAL SYSTEM DESIGN PADA MEDIA PEMBELAJARAN SHOLAT TERHADAP PEMAHAMAN ANAK.

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan catatan korban dari usia 15 hingga 19 tahun yang tertinggi mencapai 3.841

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pola kehidupan masyrakat Indonesia. Tingkat pertumbuhan

1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR DI INDONESIA (2013) : 104,211 JUTA UNIT JUMLAH SEPEDA MOTOR : 86,253 JUTA UNIT 82,27 %

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk berpindah atau bergerak tersebut akan semakin intensif. Hal ini tidak dapat

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

MAKALAH PENELITIAN HIBAH PEMBINAAN RANCANG BANGUN MEDIA VISUAL UNTUK MATA KULIAH K3 DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan seseorang. Tidak mengherankan jika masa kanak-kanak disebut

APLIKASI MULTIMEDIA PEMBELAJARAN RAMBU LALU LINTAS BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia

E-learning, Cermin Pendidikan Masa Kini: Siapkah kita? Oleh : Christina Wahyu Cahyani Senin, 13 Pebruari :46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Bidang pembelajaran yang paling dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak, hampir setiap hari kita mendengar adanya kecelakaan lalu

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN PERHITUNGAN ARITMATIKA UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDIT BU NAYYA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai segi kehidupan, baik pada tingkat nasional, regional

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan. Begitu pun dalam hal lalu-lintas atau transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU TERTIB BERLALU LINTAS

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PENGENALAN RAMBU LALU-LINTAS DAN SIMULASI TES SURAT IZIN MENGEMUDI BERBASIS ANDROID

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan game memang belakangan ini sangat pesat, game game

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti

BAB II LANDASAN TEORI

ESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi di kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia

Transkripsi:

ABSTRAK Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya transportasi di jalanan. Kepadatan lalu lintas di jalan tentu saja memerlukan pengaturan yang tepat agar keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas dapat tetap terpelihara. Paradigma yang muncul kemudian adalah paradigma penyadaran masyarakat bahwa penegakan hukum adalah untuk kepentingan bersama seluruh anggota masyarakat, karena itu tidak dapat dibebankan secara sepihak kepada polisi lalu lintas belaka. Mengingat banyaknya korban jiwa dan besarnya kerugian ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh kecelakaan di jalan, maka mendesak perlu dibangun budaya keselamatan berkendara jalan (road safety culture) sejak dini di Indonesia. Berbagai program dan upaya sosialisasi telah dilakukan untuk mengurangi tinggi nya angka kecelakaan. Salah satu langkah sosialisasi itu adalah konsep pengenalan safety riding dengan tampilan multimedia. Konsep safety riding ini lebih dikhususkan kepada pengendara sepeda motor, mengingat sepeda motor merupakan penyumbang kecelakaan terbesar di Indonesia. Kata kunci : Pembelajaran sepeda motor berbasis multimedia PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya transportasi di jalanan. Kepadatan lalu lintas di jalan tentu saja memerlukan pengaturan yang tepat agar keselamatan dan kenyamanan berlalu lintas dapat tetap terpelihara Disamping itu juga disiplin masyarakat dalam mentaati peraturan lalu lintas harus pula dijaga. Keteguhan penegak hukum dalam hal ini polisi lalu lintas harus senantiasa ditingkatkan agar polisi tidak mudah terjebak oleh berbagai bujuk rayu masyarakat yang selalu saja menggoda polisi untuk tidak mematuhi hukum yang berlaku. Paradigma yang muncul kemudian adalah paradigma penyadaran masyarakat bahwa penegakan hukum adalah untuk kepentingan bersama.

seluruh anggota masyarakat, karena itu tidak dapat dibebankan secara sepihak kepada polisi lalu lintas belaka. Angka kecelakaan di Indonesia menunjukkan trend peningkatan setiap tahunnya. Angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di ruas jalan seluruh Indonesia hingga kini masih tergolong tinggi, meskipun terbilang turun di bandingkan tahun 2011di tahun 2012 telah tercatat 120.226 kali 72% (data Polri) dalam setahun kasus kecelakaan yang terjadi. Sepeda motor merupakan penyumbang tebesar kecelakaan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan jumlah kecelakaan tiap tahunnya. Faktor tersebut antara lain yaitu manusia, kendaraan, dan lingkungannya. Diantara ketiga faktor tersebut, faktor kesalahan manusia (human error) merupakan penyebab kecelakaan yang tertinggi yakni, 67% dari total kecelakaan yang terjadi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang saya kemukakan di atas maka saya mengambil kesimpulan sebagai berikut Bagaimana membuat suatu media pembelajaran tentang pentingnya keselamatan berkendara khususnya sepeda motor yang menarik, supaya masyarakat lebih dapat memahami arti pentingnya safety riding. 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari penyimpangan dari judul dan tujuan yang sebenarnya serta keterbatasan pengetahuan yang saya dimiliki, maka saya membuat ruang lingkup dan batasan masalah yaitu : a. Pembuatan media pembelajaran ini di buat hanya untuk sepeda motor. b. Pembuatan media multimedia ini menggunakan adobe flash.

1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembuatan Media Pembelajaran Safety Riding Sepeda Motor Berbasis Multimedia ini adalah memberikan pengetahuan bagi seluruh masyarakat tentang pentingnya mengetahui dan mematuhi peraturan serta norma lalu lintas di jalan raya, untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya menciptakan keamanan dan kenyamanan berkendara, serta mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas khususnya roda dua. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Bantu Pembelajaran dan Sistem Pembelajaran 2.1.1 Komputer Sebagai Program Bantu Pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan komputer dikenal dengan nama CAI yaitu Computer Assited Instruction. CAI mempunyai prinsip user secara interaktif menggunakan komputer sebagai alat bantu menyampaiakan pelajaran. Perubahan metode pembelajaran dan pengajaran telah menyebabkan alat yang digunakan menjadi meluas, misalnya: video, audio, slide dan film. CAI yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. CAI memiliki berbagai bentuk tergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan. Jadi CAI adalah penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam dunia pendidikan dan pengajaran. 2.1.2 Pelatihan dan Pembelajaran Pelatihan adalah upaya pemberian pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan

kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan mutu suatu bidang tertentu yang memenuhi standart dan bermanfaat dalam dirinya untuk kehidupannya. Pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan atau menerima ilmu pengetahuan secara terus menerus melalui pengalaman dan latihan. Pembelajaran juga merupakan suatu perubahan atas diri manusia yang bersifat kekal dan tidak disebabkan semata-mata oleh pertumbuhan. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran Maksud dan tujuan pelatihan adalah: a Agar peserta mampu membuat dan mengembangkan rencana pelajaran partipasif berdasarkan prinsip belajar orang dewasa sesuai standart yang ada. b Agar peserta mampu mengembangkan ilmu yang diperoleh untuk menjalankan kehidupannya agar lebih maju. Pelatihan terdiri dari dua metode yaitu : 1 Pelatihan dengan metode Teori yaitu dengan memberikan gambaran pengetahuan teori yang ada. 2.Pelatihan dengan metode Praktek yaitu dengan menjalankan langsung suatu alat praktek yang sudah diberikan dalam teori pelatihan tersebut 2.1.3 Pelatihan formal dan informal. Pelatihan bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. Pelatihan secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pembelajar sendiri). Pelatihan bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih

sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya. METODE PENELITIAN 3.1 Dasar Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan pada bab sebelumnya. Metode yang digunakan oleh penulis untuk menyusun penelitian ini adalah metode Instructional System Design. 3.2 Metode Pengumpulan Data Untuk membangun Media Pembelajaran Safety Riding Sepeda Motor Berbasis Multimedia, beberapa teknik pengumpulan data dan variable digunakan, diantaranya adalah : 1. Studi kepustakaan dan literatur, digunakan untuk mendapatkan data yang di butuhkan. 2. Wawancara mendalam, yaitu dilakukan untuk memperoleh data dengan mewawancarai narasumber-narasumber terkait 3. Diskusi Interaktif dengan berbagai komunitas-komunitas otomotif, guna mencari data berdasarkan pengalaman safety riding mereka. 3.3 Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk membangun dan menguji coba system ini diperoleh dari kuesioner yang diperoleh dari hasil survey lapangan. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang menjadi bahan dalam kegiatan ini terdiri dari: 1. Data Primer data dan informasi yang diperoleh langsung dari narasumber/responden, yang berupa hasil wawancara dan kuesioner yang disebarkan kepada responden. Data primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang disebarkan. Data wawancara maupun

kuisioner di dapatkan melaui narasumber komunitas-komunitas otomotif yang menjalin kemitraan dengan pihak yang berwenang mengenai safety riding, tentang bagaimana cara berkendara yang baik, aman, dan benar 2. Data Sekunder, data dan informasi yang diperoleh dari dokumen, publikasi, laporan penelitian dari instansi/dinas manapun sumber data lainnya yang menunjang. PEMBAHASAN Penulis akan melakukan suatu laporan pembahasan tentang Media Pembelajaran Safety Riding Sepeda Motor Berbasis Multimedia. Adapun pembahasannya yang sesuai dengan metode pengembangan sistem multimedia sebagai berikut: 4.1 Tahap Analisa Pada tahap ini, penulis menganalisa apa saja yang akan dibutuhkan agar aplikasi dapat dibuat sesuai dengan yang diharapkan untuk menyelesaikan masalah yang didapatkan pada bab sebelumnya.

4.2 Tahap Desain 4.2.1 Flowchart Menu Utama Gambar 4.1 Flowchart menu utama

4.3 Tahap Development 4.3.1 Tampilan Menu Utama Tampilan menu utama terdapat menu perlengkapan berkendala, menu simulasi berkendara, menu materi, dan menu profil. Tampilan gambar menu utama seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar 4.20 Tampilan Menu Utama 4.4 Tahap Implementasi Tahap implementasi ini dilaksanakan ada hal-hal yang perlu dilakukan antara lain meliputi : 1. Pengepakan Setelah Media Pembelajaran Safety Riding Sepeda Motor Berbasis Multimedia terbentuk tinggal penentuan media pendistribusiannya. Media pendistribusian yang dipilih untuk Media Edukasi Pembelajaran Keselamatan Berkendara Sepeda Motor Berbasis Multimedia adalah Aplikasi CD Interaktif. Pada proses pengepakan ini dimana program di burning dalam bentuk CD sehingga penggunakannya langsung dapat

copikan dan dilihat langsung pada sebuah computer,sehingga pengguna dapat langsung belajar secara mandiri 4.5 Tahap Evaluasi (Tanggapan User terhadap hasil rekayasa) Tanggapan ini dilakukan untuk mengetahui respon dari user terkait dengan Media Pembelajaran Safety Riding Sepeda Motor Berbasis Multimedia. User yang menjadi responden adalah user yang telah dibagikan kuisionernya dengan jumlah user (10 orang) PENUTUP 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan pembuatan Media Pembelajaran Safety Riding Sepeda Motor Berbasis Multimedia dengan metode Instructional System Design terhadap hal yang mendasar dapat ditarik kesimpulan yaitu: Program rancangan media pembelajaran mengenai keselamatan berkendara berbasis multimedia ini akan membantu memberikan pengetahuan seputar lalu lintas bagi pengguna sepeda motor, dari materi undang-undang dan pasal-pasalnya, perlengkapan berkendara, rambu-rambu, serta praktek simulasi bagi masyarakat. 5.2. Saran Dalam perancangan sistem baru ini masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi yaitu : 1. Media Pembelajaran Safety Riding Sepeda Motor Berbasis Multimedia ini dapat ditambah untuk materi dan tampilan animasinya sesuai perkembangan lalu lintas sehingga menambah pengetahuan bagi pemakai media pembelajaran keselamatan berkendara sepeda motor. 2. Program ini dapat dikembangkan diaplikasikan sebagai program game edukasi ataupun penambahan materi yang disajikan sehingga semakin menari