BAB IV ANALISA PERENCANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN


BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

6.1 Program Dasar Perencanaan

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB III PROGRAM PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Abstraksi Daftarlsi Dafta Gambar DaftarTabel

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB III: DATA DAN ANALISA

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

Bab V Konsep Perancangan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB 4 ANALISA PERANCANGAN

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

Transkripsi:

BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1 Analisa Pemilihan tapak Pasar adalah area yang dapat dikatakan cukup komersil, dan hadirnya bangunan inipun diharapkan Mampu untuk meningkatkan omset penjualan namun dengan biaya operasional / transport yang ditekan seminim mungkin. Dari berbagai pertimbangan tersebut adalah dasar dari pemilihan lokasi tapak yang akan dibangun pasar. Potensi tapak, penempatan ruangruang pada pasar, akses pencapaian ke dalam maupun luar site, sanitasi, hingga sampah dsb adalah berbagai macam hal yang harus dipikirkan. Dan pemilihan lokasi tapak yang baik adalah jawaban yang sangat mampu memberi solusi masalah serta tujuan dari pembangunan pada perencanaan pasar tradisional modern ini. Perencanaan sebuah pasar yang memiliki latar belakang upaya menciptakan suatu wadah jual beli yang masih bersifat tradisional namun dalam kondisi yang baik sebagai solusi agar para pengunjung dapat merasakan kesan nyaman ketika berada di areal pasar dan termasuk dengan segala fasilitas lain yang ada didalamnya serta memudahkan dalam mengakses ke segala lingkar penjuru pasar yang berkaitan erat dengan sirkulasi di dalam tapak maupun dalam bangunan. 4.1.1 Pemilihan tapak Atas dasar pertimbangan diatas, maka penulis memilih tapak yang berada di JL.Raden Saleh, Jakarta Pusat Tapak yang dipilih merupakan area pemukiman yang memiliki tingkat kepadatan yang sedang dari berbagai golongan ekonomi kebawah, sedang dan menengah atas, Sehingga sangat cocok untuk perencanaan sebuah inovasi dari Pasar modern. Apalagi daerah ini yang seyogyanya adalah kawasan pemukiman lebih banyak dikelilingi oleh jangkauan supermarket, yang belum tentu semua warga dari kawasan ini dapat menjangkaunya dengan berbagai pertimbangan.

Potensi tapak: Karena tapak yang berada dilokasi antara pemukiman penduduk dan pusat bisnis perkotaan, maka penulis merumuskan beberapa analisa, diantaranya adalah: Potensi tapak: tapak berada di lokasi yang selain pemukiman, namun juga perkantoran, restoran, rumah sakit, dan sebagainya, maka analisa tapak mengikuti lingkungan sekitar yang ada, misalnya: 1. Tapak bersebelahan dengan kali ciliwung yang menghubungkan area cikini dan pasar baru 2. Tapak berdekatan dengan stasiun cikini, sehingga memiliki aksesibilitas ke daerah lainnya 3. Tapak merupakan jalan arteri kecil Jakarta pusat, oleh sebab itu memiliki tingkat kesibukan yang cukup padat, terutama pagi dan sore 4.1.2 Permasalahan yang ada ditapak Permasalahan yang ada di tapak adalah : Pengolahan tapak dengan memperhatikan lingkungan sekitar ( termasuk kali ciliwung) yang seyogyanya tidak boleh dicemari Pencapaian ke tapak dan sarana transportasi yang ada Sirkulasi yang bervariasi, mulai dari kendaraan pribadi, kendaraan umum, manusia, kendaraan angkut barang, kontener pengangkut sampah. Semua sirkulasi tersebut perlu diolah agar pemisahannya jelas. Kegiatan yang bervariasi ditapak, mengingat didalam tapak tersebut terdapat kegiatan dan tujuan yang bervariasi sehingga perlu sebuah area penghubung untuk mengikatnya Cara mengantisipasi kebutuhan lahan parkir dengan tidak melupakan kebutuhan ruang luar (misalnya pedestrian, taman aktif dan pasif,dsb). 4.1.3 Analisa pencapaian ke dalam tapak

Kendaraan kriteria pencapaian kendaraan ke tapak: Memberikan kejelasan dan kemudahan Menjamin kelancaran dalam tapak Terdapat pada tempat yang banyak melintasi tapak Membedakan pencapaian antara kendaraan pribadi dan umum Pejalan kaki Kriteria pencapaian pejalan kaki ke tapak Memberikan kenyamanan keamanan dan keselamatan Pemisahan yang jelas dengan jalur kendaraan di dalam tapak Ket: Entrance kendaraan Entrance service Entrance pejalan kaki Gambar 23 pencapaian pada tapak Alternatif pencapaian ke tapak: Sisi yang akan diletakan entrance kendaraan merupakan jalan samping yang ada disekitar tapak (8m), mengingat intensitas kepadatan kendaraan yang ada pada jalan utama site dan mengantisipasi kemacetan dikarenakan lokasi site yang ada diperempatan. 4.1.4 Analisa Mikro Kawasan

analisa mikro kawasan merupakan analisa terhadap lingkungan kawasan sekitar tapak, sehingga akan ditemukan bagaimana respon tapak terhadap kawasan yang dekat dengan site. Gambar 24 gambaran mikro raden saleh Lalu lintas sekitar tapak merupakan jalur ramai baik kendraan pribadi maupun kendaraan umum, sehingga resiko macet dapat terjadi pada jam-jam sibuk karena letak tapak yang memang berada disekitar kawasan bisnis jakarta, ditambah lagi tapak terletak diperempatan jalan sehingga potensi kemacetan menjadi bertambah. Dari kondisi sirkulasi kendaraan sekitar tapak yang ramai dan cenderung macet menjadikan bahan pertimbangan untuk membuka akses sirkulasi secermat mungkin agar meminimalisasi cross circulation. Arahan rancangan: Membedakan area-area masuk berdasarkan 3 macam sistem sirkulasi, jalan utama adalah potensi macet, sehingga akses masuk kendaraan tidak dibenarkan berada dipojok perempatan jalan (daerah tersebut hanya sebagai titik tangkap,bukan entrance utama) 4.1.5 Analisa Sirkulasi

Sistem sirkulasi mempunyai sub-sub sistem yang dibagi menjadi 3, yaitu sirkulasi kendraan bermotor 2 dan 4, pejalan kaki, serta service. Hal ini terjadi karena sistem aktifitas (jam operasional yang berbeda-beda). Kriteria sirkulasi kendaraan bermotor: Kejelasan sirkulasi kendraan Cross circulation seminimal mungkin Lancar, aman, dan nyaman Pembangian yang jelas antara kendaraan umum, pengunjung, dan service Sedangkan kriteria sirkulasi pejalan kaki: Pemisahan yang jelas antara pejalan kaki dan bermotor Aman dan nyaman Karena pasar modern ini lingkup pelayanannya adalah lingkungan (lihat lampiran), dan didominasi oleh jumlah golongan menengah kebawah dan menengah sedang, maka sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki sama-sama diutamakan. Sirkulasi service meliputi sirkulasi pembuangan sampah dan lalu lintas barang. Sampah ditampung dan diangkat setiap hari. sedangkan lalu lintas barang tidak tentu datangnya. Sirkulasi service ini harus dibedakan jelas dengan sirkulasi kendaraan bermotor maupun pejalan kaki. Arahan perancangan: Pejalan kaki dan service dapat masuk dari sisi tapak yang telah dianalisa diatas. Namun semua bangunan dikelilingi akses bangunan yang lain. 4.1.6 Analisa ruang terbuka dan parkir Sesuai dengan perencanaan kota, KDB 50%, berarti ruang terbuka dan luas bangunan seimbang. Sarana parkir dipertimbangkan disediakan di basement tapi parkir pengelola, service, dan penunjang dipertimbangkan berada didepan bangunan mereka. Hal ini beralasan karena

untuk mempermudah akses pengunjung ke bangunan yang tertuju (pasar dan foodcourt) dan sebagian sisi dari parkir yang ada di luar basement akan dirancang untuk daerah penghijauan serta area komersial. Arahan perancangan : Bentuk fisik dari penataan ruang terbuka dapat berupa plaza terbuka, area tempat duduk terbuka (ditempatkan disebelah foodcourt yang berkaitan dengan ruang pasar). a. Ruang terbuka Plaza terbuka yang juga sebagai area komersil (disewakan), misalnya sebagai area bazar, konser mini, maupun titik kumpul pengunjung Cafe outdoor yang sekaligus menjadi view utama pada site Gambar 25 perletakan ruang terbuka 4.2 Analisa Bangunan 4.2.1 pengelompokan dan hubungan kegiatan Analisa kegiatan yang ada ditapak dibagi atas: Kegiatan utama: perdagangan Kegiatan penunjang : kantor pengelola, perkantoran,. Kegiatan service : Parkir, bongkar muat barang, gudang dan utilitas Arahan perancangan :

Untuk kegiatan penunjang(perkantoran) akan diletakan disisi belakang pasar, sedangkan kegiatan utama dan kantor pengelola akan disatukan untuk memudahkan pihak pengelola dalam mengontrol kegiatan perdagangan. 4.2.2 Analisa pencapaian dan sirkulasi dalam bangunan Pencapaian kedalam bangunan sangat penting pada bangunan pasar, pencapaian harus jelas, dan mudah bagi pengunjung dari dalam tapak. Kriteria sirkulasi dalam bangunan memperhatikan: Orientasi masing-masing kios, sebanyak mungkin terletak pada sirkulasi yang hidup Meskipun kios/los berada diposisi pojok, akan dibuat ketertarikan pengunjung untuk melewatinya dengan cara memberikan balkon-balkon mengarah view utama(kali dan jalan raya) Untuk fasilitas food court dan kebutuhan sehari-hari, adalah magnet penting agar sirkulasi hidup. Alternatif Analisa Arahan Mengalir Arus jelas dan terarah Dapat untuk akses perdagangan dan service Menyebar Linier Memberikan banyak kemungkinan arah yang dituju Dapat menyesuaikan bentuk massa bangunan dengan tapak Baik untuk hall dan plaza terbuka Dapat digunakan pada kios terbuka dan tempat makan Grid Teratur karena memiliki modul Dapat digunakan tertentu, namun banyak cross untuk pembentukan circulation

kios 4.2.3 Analisa pembentukan massa bangunan a. besaran massa luas tapak: 10.400 m2 luas dasar bangunan: 50 % b. bentuk massa pembentukan massa bangunan pada dasarnya dipertimbangkan berupa beberapa faktor: Kemudahan dan kejelasan pengunjung menemukan kegiatan perdagangan sebagai kegiatan yang paling dominan di tapak. Bentuk dan kondisi tapak Aktifitas kegiatan Hubungan dengan tata ruang luar Konteks dengan lingkungan ( kali ciliwung) Secara garis besar, pola gubahan massa dapat dibagi atas: Pola menyebar Pola linier Pola Grid Pola molekul Pola jaringan Arahan perancangan: Jika dilihat dari pembentukan kios, orientasi massa, kegiatan yang terjadi, maka pola gubahan massa yang dapat dipertimbangkan adalah pola menyebar, pola linier, dan pola grid.

c.penampilan bangunan Pada prinsipnya penampilan bangunan pasar : Sederhana Berinteraksi dengan konteks lingkungan Mengutamakan sirkulasi Arahan perancangan: Penampilan bangunan yang terbuka dan atraktif sebagai wujud dari bangunan umum, tata ruang luar dan dalam, penyesuaian dengan lingkungan yang bersebelahan dengan kali, serta penyelesaian pencahayaan dan penghawaan. d. Struktur dan modul bangunan Untuk memilih struktur bangunan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: Pemilihan struktur bawah Pemilihan struktur atas Pemilihan bahan struktur Pemilihan kulit luar bangunan Arahan perencanaan: Karena kegiatan perdagangan merupakan kegiatan yang dominan di proyek ini, maka modul yang diambil lebih dipertimbangkan terhadap kemudahan pembagian kios. e. Kriteria ruang Pembentukan ruang dipertimbangkan terhadap: Pola-pola modul yang terbentuk dari besaran kios Sirkulasi dalam bangunan yang telah diperhitungkan Penghawaan dan pencahayaan buatan (karena ruang-ruang dalam pasar ini dirancang secara modern dan sangat tebal sehingga harus menggunakan sistem pendinginan dan pencahayaan buatan)

4.2.4 Analisa perlengkapan bangunan a. Pencahayaan Penerangan buatan dengan memberikan tiap-tiap titik lampu yang dianggap perlu, karena itu harus diperhatikan agar panel listrik dapat dijangkau semua pemilik kios dengan kebutuhan pemakaian listrik yang berbeda. b.penghawaan sistem penghawaan buatan dipertimbangkan terhadap fungsi ruang, jenis kegiatan dan Kenyamanan pengguna bangunan, karena pada dasarnya bangunan ini memeng berkonsep modern. c.sistem plumbing Sumber air bersih didapat dari PAM, sedangkan untuk sistem air kotor dan kotoran sangat perlu dipikirkan mengingat limbah pasar dapat mencemari lingkungan sekitar (termasuk kali ciliwung). Pembuangan air dan kotoran memamfaatkan sungai ciliwung yang terletak disebelah sisi tapak. Sebelum dibuang ke sungai perlu diolah dahulu. d.sistem pembuangan sampah Sistem pembuangan sampah yang terencana juga merupakan syarat mutlak membangun pasar. Biasanya sampah ditampung didekat penampungan dahulu sebelum diangkut dengan kontener. 4.2.5 Analisa karakter ruang Merancang sebuah pasar tidak terlepas dari jawaban permasalahan hubungan antar ruang yang ada didalamnya dan pola sirkulasi yang baik. Berikut merupakan hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut:

Bentuk kios yang direncakan sedapat mungkin menghidupkan ruang-ruang agar dapat terlintasi yang bertujuan tidak ada ruang yang terbuang Sirkulasi yang baik agar pengunjung tidak merasa pengap dan membuat betah pengunjung selama berada didalam bangunan. 4.2.6 Alternatif penyusunan kios Membentuk pola organisasi grid, karena: Semua kios strategis sebab dilewati sirkulasi Semua kios mendapat penerangan dan penghawaan yang baik Pemanfaatan lahan efektif Gambar 26 konsep penyusunan kios 4.3 Analisa kebutuhan ruang Kelompok kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan ruang Perdagangan Pedagang Datang-beres2-buka toko-jaga tokocek dagangan-melayani pembelibab/bak-ibadah-tutup toko-pulang Kios, los, gudang, tempat makan, KM/WC, musholla, sirkulasi, parkir Pengunjung Datang-mencari barang-melihat2- Sirkulasi kios/los, tempat makan,

(pembeli) tempat istirahat, KM/WC, musholla, parkir Tempat makan Pengunjung Datang-lihat2-pesan makan Stand makanan, tempat makan,parkir, sirkulasi Penjual Datang-melayani pembeli-antar Stand makanan, tempat masak, gudang, tempat istirahat, KM/Wc, musholla,parkir, sirkulasi membeli barang-makan-istirahatbab/bak-ibadah-pulang makanan-beres2-istirahat-bab/bakibadah-pulang Pengelola Administrasi Datang-urus administrasi-meninjau pedagang-rapat-makan-bab/bakistirahat-pulang Penunjang Pegawai kantor Datang-kerja-makan-istirahatbab/bak-ibadah-pulang Service Pengantar barang Datang-lapor-parkir-turunkan barang-angkut ke kios/gudang-urus administrasi-pulang Kantor pengelola, ruang rapat, sirkulasi ke pedagang, tempat makan, KM/WC, musholla, ruang istirahat, parkir Unit ruko, tempat makan, KM/WC, musholla, parkir Parkir service, ruang bongkar muat, sirkulasi barang, kantor pengelola, gudang Petugas kebersihan Datang-ganti baju-ambil peralatan- aktifitas-istirahat-makan-bab/bak- pulang Loker, janitor, sirkulasi service, pembuangan sampah, tempat makan, KM/WC, musholla Petugas keamanan Datang-ganti baju-absen-patroli- laporsn-makan-istirahat-bab/bak- ibadah-pulang Loker, kantor satpam, pos jaga, tempat makan, KM/WC, musholla Arahan perancangan: Kebutuhan ruang diperhitungkan terhadap luasan, sirkulasi, zoning tapak, dan analisa kegiatan. 4.4 Analisa program ruang (perhitungan lihat pada lampiran) Nama ruang Sumber Unit Standar Total luasan Luas

kebutuhan Los sayur&buah Study 143 2 x 2 = 4 m2 143 x 4 = 572 m2 Sirkulasi 50 % = 286 m2 Los ikan basah Study 59 2 x 2 = 4 m2 59 x 4 = 236 m2 Sirkulasi 50 % = 118 m2 Los daging Study 29 2 x 2 = 4 m2 29 x 4 = 116 m2 Sirkulasi 50 % = 58 m2 Los ayam Study 18 2 x2 = 4 m2 18 x 4 = 72 m2 Sirkulasi 50 % = 36 m2 572 + 286 = 858 m2 236 + 118 = 354 m2 116 + 58 = 174 m2 72 + 36 = 108 m2 Los bumbubumbu Study 72 2 x 2 = 4 m2 72 x 4 = 288 m2 Sirkulasi 50 % = 144 m2 288 + 144 = 432 m2 Kios hasil bumi & pangan Study 120 3 x 3 = 9 m2 120 x 9 = 1080 m2 Sirkulasi 50 % = 540 m2 1080 + 540 = 1620 m2 Cleaning service Study area Toilet NAD 6 Pria:3wc,4urinoir, 2wastafel Wanita: 4 wc, 4 wastafel Musholla Study 40 org 0,8 m2 /org Wudhu 40 6x(1x3)+(4x1,6)+ (2,0,9)= 36,2 m2 6x(4x1)+(4x0,9)=27,6m2 40 x 0,8 = 32 m Sirkulasi 30 % = 9,6 m 8 m2 36,2+27,6 = 63,8 m2 32 + 9,6= 41,6 m2+ 40 = 81,6 m2 Total luas kebutuhan pasar basah = 3.426,4 m2 Nama ruang Sumber Unit Standar Total luasan Luas

kebutuhan Kios kelontongan Study 94 3 x 3 = 9 m2 94 x 9 = 846 m2 Sirkulasi 50 % = 423 m2 846 + 423 = 1269 m2 Kios tekstil Study 76 3 x 3 = 9 m2 76 x 9 = 684 m2 Sirkulasi 50 % = 342 m2 Kios jasa Study 31 3 x 3 = 9 m2 31 x 9 = 279 m2 Sirkulasi 50 % =139,5m2 684 + 342 =1026 m2 279 + 139,5 = 418,5 m2 Kios logam mulia Study 13 3 x 3 = 9 m2 13 x 9 = 117 m2 Sirkulasi 50 % = 58,5 m2 177 + 58,5 = 175,5 m2 Kios teknik Study 31 3 x 3 = 9 m2 31 x 9 = 279 m2 Sirkulasi 50 % =139,5m2 279 + 139,5 = 418,5 m2 Total luas kebutuhan pasar kering = 3.307,5 m2 Total luas keseluruhan pasar = 6.733,9 m2 Foodcourt Nama ruang Sumber Unit Standar Total luasan Luas kebutuhan Kios makanan basah Study 11 3 x 3 = 9 m2 11 x 9 = 99 m2 Sirkulasi 30 % = 33 m2 Kios Study 11 3 x 3 = 9 m2 11 x 9 = 99 m2 makanan Sirkulasi 30 % = 33 m2 kering Kasir NAD 4 5 m2 3 x 5 = 20 m2 Sirkulasi 30 %=6 m2 99 + 29,7 = 128,,7 m2 99 + 29,7 = 128,,7 m2 20 + 6= 26 m2

Cleaning service area Study 8 m2 Toilet NAD 6 Pria:3wc,4uri noir, 2wastafel Wanita: 4 wc, 4 wastafel 6x(1x3)+(4x1,6)+ (2,0,9)= 36,2 m2 6x(4x1)+(4x0,9)=27,6m 2 36,2+27,6 = 63,8 m2 Kursi+meja makan Study Total: 1.800 m2 Bangunan Penunjang Nama ruang Sumber Unit Standar Total luasan Luas kebutuhan Ruko Study 12 12,5 x 5 = 62,5 m2 x 2lt 12 x 62,5 x 2 = 1500 m2 1500 m2 otal: 1500 m2 T Nama ruang Sumber Unit Standar Total luasan Luas kebutuhan R.tunggu PJ 30 m2 R.pimpinan PJ 1 org 25 m2 R.wakil pim PJ 1 org 25 m2 R.staff PJ 2 unit 30 m2 R.adm PJ 8 org 10 m2 R.humas PJ 30 m2

R.kryawan PJ 8 org 20 m2 R.rapat PJ 30 0rg 30 m2 R.arsip PJ 60 m2 R.serbaguna PJ 48 m2 Pantry PJ 1 org 48 m2 R.istirahat PJ 10 org 3 m2 Toilet NAD 6 Pria:3wc,4uri noir, 2wastafel Wanita: 4 wc, 4 wastafel 6x(1x3)+(4x1,6)+ (2,0,9)= 36,2 m2 6x(4x1)+(4x0,9)=27,6 m2 Sirkulasi 30 % = 126,84 36,2+27,6 = 63,8 m2 422,8 + 126,84 = 549,64 m2 Total: 549,64 m2 Nama ruang Sumber Unit Standar Total luasan Luas kebutuhan Pos keamanan Study 2 + 1 2x2 = 4 m2 5x5 = 25 m2 4 x 2= 8 m2 + 25 m2 25 + 9.9 = 34.9 m2 Sirkulasi 30%= 9.9 m2 Genset BPDS 1 100m2 / ruang 100 m2 100 M2 Ruang travo BPDS 1 50 m2 / ruang 50 m2 50 M2 Ruang panel BPDS 1 50 m2 / ruang 50 m2 50 M2 Ruang pompa BPDS 1 36 / ruang 36 m2 36 M2 Total: 529,7 m2

Jumlah keseluruhan luas bangunan: 6.733,9 + 1.800 + 1500 + 549,64 + 529,7 = 6.733,9 + 1.800 + 2.579,34 = 11.113,24 m2 = bangunan utama : penunjang = 3 : 1 Luasan basement Nama ruang Sumber Unit Standar Total luasan Luas kebutuhan Parkir mobil PJ 100 3 x 5 = 15 m2 100 x 15 = 1500 m2 Sirkulasi 50 %= 750 m2 Parkir motor Study 100 1 x 2 = 2 m2 100 x 2 = 200 m2 Sirkulasi 50 % = 100 m2 1500 + 750 = 2.250 m2 200 + 100 = 300 m2 Jumlah total keseluruhan parkir bangunan utama (basement) = 2.550 m2