UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN ALAT PERAGA

PENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS III SD

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

Oleh: Efirul Khusna Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTU LKS TERSTRUKTUR

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS PADA SISWA SMK TKM TAMAN SISWA PURWOREJO

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL TALKING STICK DI SDN 11 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TYPE TEAM QUIZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata kunci: motivasi,prestasi,model pembelajaran talking stick, LKS

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SUPERITEM SECARA KOOPERATIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 BERAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PBM PADA SISWA KELAS XI MM1 SMK TKM TEKNIK KEBUMEN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE TPS BAGI SISWA SMP

BAB II KEMAMPUAN MENGUBAH PECAHAN BIASA KE PECAHAN DESIMAL DAN SEBALIKNYA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS XII AKUNTANSI DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI

ABSTRAK. Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Model Pembelajaran talking stick.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA PEMBELAJARAN IPA ANAK TUNAGRAHITA SDLB

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Siswa Kelas III di SD Inpres Marantale Dalam Pembelajaran Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENGGUNAAN STRATEGI INDEX CARD MATCH

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TALKING STICK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTUN MATEMATIKA PADA MATERI PERBANDINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

BAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN COURSE REVIEW HORAY

PROSIDING ISBN :

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BEALAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI PROBING PROMPTING KELAS VIIB SMP NEGERI 33 PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK Oleh: Winarsih, Supriyono, Mujiyem Sapti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: winarsih@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa melalui metode pembelajaran. Metode pembelajaran ini diterapkan pada materi bangun ruang sederhana. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Miritpetikusan siswa kelas V semester II tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan 2 metode, yaitu metode observasi yang berpedoman pada lembar observasi dan metode tes evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa meningkat pada pra siklus sangat kurang baik menjadi cukup baik pada siklus I, dan menjadi baik atau sangat baik pada siklus II, dengan persentase klasikal keaktifan belajar pada siklus I pengamatan 1 adalah 59,35% dengan kriteria kurang baik, pengamatan 2 adalah 62,61% dengan kriteria cukup baik dan pengamatan 3 adalah 66,30% dengan kriteria cukup baik. Persentase klasikal keaktifan belajar pada siklus II pengamatan 1 adalah 71,96% dengan kriteria cukup baik, pengamatan 2 adalah 80,65% dengan kriteria baik dan pengamatan 3 adalah 86,52% dengan kriteria sangat baik. Sedangkan rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I mencapai 57,65 dengan ketuntasan belajar 39,13% dan pada siklus II sudah mencapai 70,26 dengan ketuntasan belajar 78,26%. Jadi metode pembelajar dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Miritpetikusan.. Kata kunci:, keaktifan, prestasi belajar. PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia sekarang ini masih sangat memprihatinkan. Selama ini pembelajaran yang dialami siswa kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Penggunaan metode pembelajaran yang efektif akan mengatasi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran matematika, sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang sesuai akan 253

mempengaruhi pada tingkat pemahaman siswa dalam pelajaran matematika. Sehingga keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan ditentukan oleh pembelajaran yang dialami siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam keaktifan, pengetahuan, pemahaman dan hasil prestasi belajar. Keaktifan siswa banyak macamnya, para ahli mencoba mengadakan klasifikasi mengenai hal tersebut, antara lain Paul. D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2011: 90) membagi keaktifan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut: a. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain. b. Kegiatan-kegiatan lisan ( oral ): mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara atau diskusi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrument musik, atau mendengarkan siaran radio. d. Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes atau mengisi angket. e. Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, membuat diagram, membuat peta atau pola. f. Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, atau berkebun. g. Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, atau membuat keputusan. h. Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas dan bersifat tumpang tindih. Pembelajaran dengan metode mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran dengan metode diawali dengan penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut. Guru mengambil tongkat yang akan diberikan kepada salah satu peserta didik. Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru demikian seterusnya. Ketika Stick bergulir dari peserta didik ke peserta didik lainnya, sayogyanya diiringi musik. Langkah akhir dari metode adalah guru memberikan 254 Ekuivalen: Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Menggunakan Metode Rangking 1 Di Kelas VII A MTs At-Tauhid Jogomertan Tahun Pelajaran 2013/2014

kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajarinya. Guru memberikan ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik, selanjutnya bersama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan (Agus Suprijono, 2011:109). METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Miritpetikusan, Mirit, Kebumen dan subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester II SD Negeri Miritpetikusan, Mirit, Kebumen tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa. Metode pengumpulan data adalah langkah paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sigiyono, 2010: 308). Dalam penelitian ini metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes. Menurut Sugiyono (2010: 207) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul atau sumber data lain terkumpul. Pembahasan hasil penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif (ststistik diskriptif). Sedangkan pada tahap refleksi menggunakan teknik analisis kritis. Dalam penelitian ini, teknik analisis diskriptif dilakukan dengan cara membandingkan dari setiap siklus terhadap siklus berikutnya untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Sedangkan teknik analisis kritis pada tahap refleksi untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pada proses pembelajaran yang telah dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus dan masing-masing siklus ada 4 kali pertemuan, setiap akhir siklus diadakan tes akhir siklus. Pada siklus I, dalam pelaksanaannya masih banyak hambatan. Hambatan-hambatan tersebut adalah masih banyak siswa yang belum aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa juga belum bekerjasama dengan kelompok untuk mengerjakan tugas kelompok, banyak siswa 255

yang belum berani untuk menjawab partanyaan atau maju ke depan kelas untuk mengejakan soal, pada akhir siklus juga masih banyak siswa yang meminta jawaban siswa lain. Pada siklus I diperoleh persentase keaktifan belajar pada pengamatan 1 adalah 59,35% dengan kriteria kurang baik, pengamatan 2 adalah 62,61% dengan kriteria cukup baik dan pengamatan 3 adalah 66,30% dengan kriteria cukup baik, persentase klasikal untuk keaktifan siswa pada siklus I adalah 62,75%, hasil ini belum memenuhi target penelitian. Sedangkan pada siklus II diperoleh persentase klasikal keaktifan belajar pada pengamatan 1 adalah 71,96% dengan kriteria cukup baik, pengamatan 2 adalah 80,65% dengan kriteria baik dan pengamatan 3 adalah 86,52% dengan kriteria sangat baik, persentase klasikal untuk keaktifan siswa pada siklus II adalah 79,71% dan hasil ini sudah memenuhi target penelitian yaitu 75% dari jumlah seluruh siswa. Sehingga pada siklus II terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa dibandingkan pada siklus I. Hasil pengamatan keaktifan siswa dapat dilihat pada gambar berikut: 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Siklus I Keaktifan Belajar siswa Siklus II Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Gambar 1. Diagram Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II Prestasi belajar siswa pada siklus I meningkat bila dibandingkan dengan hasil belajar sebelum dilakukan penelitian. Sebelum penelitian, rata-rata hasil belajar keseluruhan sebesar 49,83 sedangkan setelah pelaksanaan siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 57,65. Prestasi belajar pada siklus I belum memenuhi target penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II prestasi belajar matematika siswa meningkat dari siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar siswa sebesar 57,65, menjadi 70,26 pada siklus II. Berdasarkan prestasi belajar pada siklus II, dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan harapan. Diagram rata-rata nilai siswa dapat dilihat pada gambar berikut: 256 Ekuivalen: Peningkatan Keaktifan Dan Pemahaman Konsep Menggunakan Metode Rangking 1 Di Kelas VII A MTs At-Tauhid Jogomertan Tahun Pelajaran 2013/2014

80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Rata-rata Nilai Pra Tindakan Siklus I Siklus II Rata-rata Nilai Siswa Gambar 2. Diagram Rata-rata Nilai Siswa pada Siklus I dan Siklus II SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa adanya peningkatan keaktifan yaitu pada pra siklus sangat kurang baik menjadi cukup baik pada siklus I, dan menjadi baik atau sangat baik pada siklus II untuk materi bangun ruang sederhana menggunakan metode pembelajaran pada siswa kelas V semester II SD Negeri Miritpetikusan, Mirit, Kebumen tahun ajaran 2012/ 2013. Berdasarkan pada kesimpulan penelitian diatas, dapat disampaikan saran sebagai berikut. 1. Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika. 2. Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran dapat dikembangkan pada materi lain dengan harapan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Desy Utami, Ening. 2012. Upaya Peningkatan Motifasi dan Ketrampilan Proses Belajar Melalui Metode pembelajaran pada Sub Pokok Bahasan Sifat-sifat Bangun Datar Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Lugurejo.Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 257