8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Para ahli mendefenisikan pengertian sistem akuntansi tidak jauh berbeda yaitu mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk menghasilkan laporan yang berfungsi sebagai dasar pengambilan keputusan. Sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penafsiran, peringkasan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan anggaran. (WWW.GEOGLE.COM ). Menurut Mulyadi (2001: 3) Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang di koordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Dari defenisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Dokumen Pendukung Dokumen Sumber Jurnal Buku Besar Laporan Keuangan Buku Pembantu 8
9 Gambar 1 : Unsur sistem akuntansi (sumber:mulyadi, 2001: 15) Menurut Baridwan (2009: 4) sistem akuntansi adalah formulir-formulir, 8 catatan-catatan, prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan uang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintahan untuk menilai hasil operasi. 1.1.2 Fungsi Sistem Akuntansi Fungsi sistem akuntansi sebagai alat yang digunakan untuk mengolah data pada suatu kesatuan ekonomis sebagai patokan dasar yang dibedakan oleh manajemen agar tidak tersesat dalam mengambil langkah-langkah penyusunan kegiatan kerja dan mengawasi usahanya dengan tujuan terbentuk suatu laporanlaporan yang akurat untuk menilai kegiatan operasinya. Pimpinan perusahaan di dalam mengelola usahanya perlu menyusun sistem akuntansi yang berguna bagi dirinya dengan tujuan memperbaiki informasi yang diberikan oleh sistem dalam kualitas, waktu, struktur organisasi, memperbaiki pengendalian akunting dan pengecetan intern. Sistem akuntansi yang baik dapat menciptakan catatan-catatan dan laporan keuangan yang dapat menyajikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam pengambil keputusan-keputusan ekonomi dan dapat membantu para pemakai dalam menaksir
10 kemampuan memperoleh laba dari perusahaan serta informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan-perubahan dalam harta dan kewajiban, laporan keuangan dapat mencapai mutu yaitu relevan, jelas dan dapat dimengerti, dapat diuji kebenarannya dan mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat. Informasi keuangan suatu perusahaan sangat dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan baik dari pihak-pihak ekstern perusahaan seperti calon investor, kreditur, lembaga keuangan dan kantor pajak maupun pihak intern perusahaan yaitu pimpinan perusahaan dalam pengambilan suatu keputusan untuk mencapai tujuan tertentu. Di dalam memenuhi kebutuhan informasi keuangan bagi pihak ekstern maupun intern perusahaan, maka perlu disusun suatu sistem akuntansi agar dapat menyajikan informasi yang berguna bagi pihak ekstern maupun intern perusahaan. Betapa besar peranan sistem akuntansi sebagai sumber informasi keuangan bagi pimpinan perusahaan di dalam mengelolah usahanya agar yang diprogramkan dapat terlaksana dengan baik. Sistem akuntansi adalah organisasi, formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan, sedangkan elemen sistem ada beberapa point sebagai berikut: 1. Bagan organisasi ( struktur ) 2. Dokumen yang dipakai 3. Catatan yang digunakan
11 4. Flow chart 5. Bentuk penjualan menurut perusahaan. 1.1.3 Pengertian Formulir dan Dokumen-Dokumen Akuntansi Menurut Baridwan (2009: 7) Formulir dan dokumen adalah blangko-blangko yang digunakan untuk melakukan pencatatan dari suatu transaksi seperti faktur penjualan, voucher, formulir, rekening, dan lain-lain. Dalam setiap sistem yang disusun harus direncanakn adanya formulir dan dokumen-dokumen yang cukup yang akan digunakan dalam pencatatan, suatu peran yang penting dalam suatu sistem akuntansi. Peranan atau kegunaan formulir dan dokumen-dokumen dalam sistem akuntansi menurut Cecil Gillespie adalah sebgi berikut: a. Untuk menentukan hasil kegiatan perusahaan Peranan ini dapat dilihat dari pekerjaan membuat distribusi dan pembuatan laporan-laporan untuk pemimpin. b. Untuk menjaga aktiva-aktiva dan utang-utang perusahan Peranan ini dapat dilihat dari penggunaan rekening-rekening sehingga dapat diketahui saldo masing-masing rekening. c. Untuk memerintahkan mengerjakan suatu pekerjaan. Peran ini dapat dilihat antara lain dari penggunaan surat perintah pengiriman untuk mengirim barang-barang yang penggunaan surat permintaan pembelian agar dibelikan barang-barang yang dibutuhkan.
12 d. Untuk memudahkan penyusunan rencana-rencana kegiatan, penilaian hasilhasilnya dan penyesuaian rencana-rencana. Peranan ini dapat dilihat dari penggunaan rencana produksi yang akan digunakan untuk menilai kegiatan produksi, kemudian jika diperlukan mengadakan perubahan terhadap rencana tadi. Menurut Mulyadi (2001: 75) Formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi. Faktur penjualan tunai merupakan contoh formulir, yang berupa secarik kertas yang akan diisi dengan informasi tanggal penjualan, nama wiraniaga dengan kodenya, nomor urut, nama barang dan kodenya, kuantitas, harga satuan,harga total setiap barang, harga total semua barang, dan tanda tangan wiraniaga. Disamping informasi ini, formulir tersebut berisi informasi yang telah tercetak, misalnya nomor urut formulir. Formulir sering disebut dengan dokumen, dan dalam buku ini kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian. 1.1.4 Catatan Akuntansi Yang Digunakan Menurut Mulyadi (2001: 218), catatan akuntansi yang digunakan adalah: 1. Jurnal Penjualan Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik penjualan tunai maupun kredit. 2. Kartu Piutang Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi mutasi piutang perusahaan kepada tiap debiturnya.
13 3. Kartu Persediaan Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan. 4. Kartu Gudang Catatan akuntansi ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang/jasa yang ada di gudang. 5. Jurnal Umum Jurnal ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu. 2.1.5 Sistem dan Prosedur Dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang erat kaitannya dengan kegiatan akuntansi, tidak lepas dari sistem dan prosedur yang mengaturnya. Dengan adanya sistem dan prosedur yang baik dan benar maka suatu pekerjaan akan dapat dilaksanakan tepat pada waktunya dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Antara sistem dan prosedur mempunyai kaitan yang sangat erat. Prosedur merupakan bagian dari sistem itu sendiri oleh karena itu para ahli mendefenisikan system dan prosedur itu secara terpisah. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan suatu pengertian yang jelas, dengan tidak mengabaikan keterkaitan antara sistem dan prosedur itu sendiri, untuk menjelaskan pengertian prosedur, maka terlebih dahulu kita mengetahui pengertian dari sistem. Menurut Mulyadi (2001: 5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
14 Menurut Baridwan (2009: 4) Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenia usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manjemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi. Ada berbagai macam pengertian mengenai prosedur berikut ini disajikan beberapa definisi yang berbeda yaitu: Menurut Mulyadi (2005: 5) prosedur didefinisikan sebagai suatu jaringan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang di buat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Sedangkan menurut Baridwan (2004: 3) pada buku yang berjudul Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, didefinisikan sebagai suatu urutan-urutan pekerjaan kerani(clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Dengan melihat pengertian dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah urutan-urutan pekerjaan atau kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih disusun untuk menjamin perilaku yang sama terhadap penanganan transaksi-transaksi yang sering terjadi berulangulang. 2.1.6 Unsur Pengendalian Intern
15 Berdasarkan pengertian tentang pengendalian intern diatas terdapat unsur unsur yang berkaitan dengan pengendalian intern dalam sistem pembelian (Mulyadi, 2001: 311): 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas diantaranya: a. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern dalam pelaksanaan transaksi pembelian. Dalam transaksi pembelian, fungsi pembelian berkewajiban untuk mendapatkan penjual yang dapat dipercaya sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Pemisahan kedua fungsi ini akan mengurangi risiko diterimanya barang diantaranya: 1. Tidak dipesan oleh perusahaan. 2. Jenis, spesifikasi, kuantitas, dan mutu barangnya tidak sesuai dengan yang dipesan oleh perusahaan. 3. Tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam surat order pembelian. b. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi Dalam sistem akuntanasi pembelian, fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan utang dan persediaan barang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang melaksanakan transaksi pembelian. Fungsi pembelian berada di tangan
16 Bagian Pembelian yang berada langsung di bawah Direktur Utama, sedangkan fungsi akuntansi berada di tangan Bagian Utang dan Bagian Kartu Persediaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. c. Fungsi penerimaan harus dilaksanakan oleh fungsi gudang. Fungsi penerimaan merupakan fungsi operasi yang bertanggung jawab atas penerimaan atau penolakan barang yang diterima pemasok. Fungsi penyimpanan merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas 2. Otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terdapat kekayaan, utang, dan pendapatan dan biaya diantaranya: a. Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang disimpan dalam gudang atau fungsi pemakai barang, untuk barang yang langsung pakai. b. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi. c. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang d. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi. e. Pencatatan terjadinya utang didasarkabn pada bukti kas keluar yang didukung dengan suart order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari supplier.
17 f. Pencatatan kedalam kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher register) diotorisasi oleh fungsi akuntansi. 3. Praktek yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fugsi masing-masing unit organisasi: a. Surat permintaan pembelian bernomor urut vetak dan pemakaiannya dipertanggun jawabkan oleh fungsi gudang. b. Surat order pembelian bernomor urut cetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi pembelian. c. Laporan penerimaan barang bernomor urut cetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penerimaan. d. Supplier dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai supplier. e. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan suart order pembelian dari fungsi pembelian. f. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari supplier dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkan dengan tembusan suart order pembelian. g. Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian dan ketelitian dalam faktur dari supplier sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar. h. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.
18 i. Pembayaran faktur dari supplier dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai. j. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukung dicap LUNAS oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada supplier. 2.2 Pengertian Penjualan Dalam suatu perusahaan dagang maupun jasa, tidak terlepas dari adanya kegiatan yang bertujuan unuk mendapatkan laba bagi perusahaan. Kegiatan yang tujuannya mendapatkan laba dalam suatu perusahaan didapat dari proses penjualan yang dilakukan perusahaan. Pengertian penjualan menurut Mulyadi (2001: 202) yaitu: penjualan adalah kegiatan berupa menjual barang dan jasa, baik dilakukan secara kredit maupun secara tunai. Sedangkan menurut Soemarso (2002: 160) yaitu: penjualan adalah transaksi antara perusahaan dengan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa yang berakibat timbulnya piutang, kas aktiva. Berdasarkan beberapa pengertian penjualan diatas dapat disimpulkah bahwa penjualan merupakan kegiatan berupa menjual barang dan jasa yang dilakukan antara dua belah pihak (pembeli dan penjual) yasng dapat dilakukan baik secara tunai maupun secara kredit. 2.2.1 Sistem Akuntansi Penjualan
19 Mulyadi (2008: 3) sistem akuntansi penjualan adalah kenaikan sistem aktiva yang berasal dari penjualan barang dagangan atau barang produksi selama periode tertentu yang merupakan kegiatan rutin perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada langganannya. Penulis dalam hal ini mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian sistem akuntansi yang dikemukakan oleh para ahli. Pada dasarnya sistem akuntansi berbeda antar satu dengan yang lain sesuai dengan pandangan mereka masing-masing. 2.2.2. Fungsi Yang Terkait Dengan Sistem Akuntansi Penjualan Menurut Mulyadi (2001: 204), fungsi yang terkait pada sistem akuntansi penjualan adalah sebagai berikut: a. Fungsi kredit, bertanggung jawab dalam meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pembelian kredit kepada pelanggan. b. Fungsi penjualan, bertanggung jawab menerima order, mengedit order, meminta otorisasi kredit, menentukan segala pengiriman dan bertanggung jawab atas transaksi.
20 c. Fungsi pengiriman, bertanggung jawab untuk menyerahkan barang ke pelanggan berdasarkan surat order pengiriman yang diterima dari bagian penjualan. d. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan dan mengirimkan pernyataan piutang kepda debitur, serta membuat laporan penjualan. e. Fungsi penagihan, bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara periode kepada pemegang kartu kredit. 2.2.3 Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Penjualan Dokumen yang digunakan dalam system akuntansi penjualan menurut Mulyadi (2001: 214) adalah sebagai berikut: a. Surat order pengiriman dan tembusannya b. Faktur dan tembusannya c. Rekapitulasi harga pokok penjualan d. Bukti memorial Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sistem akuntansi penjualan dibutuhkan dokumen sebagai alat atau bukti transaksi penjualan. 2.2.4 Catatan Akuntansi Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Penjualan Menurut Mulyadi (2001: 218), catatan akuntansi yang digunakan adalah: 1. Jurnal Penjualan
21 Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik penjualan tunai maupun kredit. 2. Kartu Piutang Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi mutasi piutang perusahaan kepada tiap debiturnya. 3. Kartu Persediaan Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan. 4. Kartu Gudang Catatan akuntansi ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang/jasa yang ada di gudang. 5. Jurnal Umum Jurnal ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu. 2.2.5 Prosedur Yang Membentuk Sistem Akuntansi Penjualan Prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan menurut Mulyadi (2001: 218) adalah sebagai berikut: a. Prosedur Order Penjualan Dalam prosedur ini, bagian penjualan menerima order dari pelanggan kemudian membuat penawaran harga barang dan mengirimkan surat penawaran harga tersebut kepada calon pelanggan.
22 b. Prosedur Pengiriman barang Dalam prosedur ini, bagian gudang mengirimkan barang yang telah dipesan sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order permintaan barang dan siap untuk dikirim kepada pelanggan bersamaan dengan surat jalan. c. Prosedur Pencatatan Piutang Dalam prosedur ini, bagian akuntansi mencatat invoice kedalam jurnal penjualan dan jurnal piutang selain itu bagian akuntansi juga mengarsipkan dokumen-dokumen sebagai bukti pendukung piutang. d. Prosedur Penagihan Bagian penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkan kepada pembeli atau pelanggan. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh bagian penjualan sebagai tembusan pada waktu membuat surat order pengiriman.
23 Gambar 2 : Flowchart sistem penjualan 2.2.6 Unsur Pengendalian Intern Berdasarkan pengertian tentang pengendalian intern diatas terdapat unsur unsur yang berkaitan dengan pengendalian intern dalam sistem penjualan (Mulyadi, 2001: 311): 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas diantaranya: a. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern dalam pelaksanaan transaksi pembelian. Dalam transaksi pembelian, fungsi
24 pembelian berkewajiban untuk mendapatkan penjual yang dapat dipercaya sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Pemisahan kedua fungsi ini akan mengurangi risiko diterimanya barang diantaranya: 1. Tidak dipesan oleh perusahaan. 2. Jenis, spesifikasi, kuantitas, dan mutu barangnya tidak sesuai dengan yang dipesan oleh perusahaan. 3. Tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam surat order pembelian. b. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi Dalam sistem akuntanasi pembelian, fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan utang dan persediaan barang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang melaksanakan transaksi pembelian. Fungsi pembelian berada di tangan Bagian Pembelian yang berada langsung di bawah Direktur Utama, sedangkan fungsi akuntansi berada di tangan Bagian Utang dan Bagian Kartu Persediaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. c. Fungsi penerimaan harus dilaksanakan oleh fungsi gudang. Fungsi penerimaan merupakan fungsi operasi yang bertanggung jawab atas penerimaan atau penolakan barang yang diterima pemasok. Fungsi penyimpanan merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas
25 2. Otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terdapat kekayaan, utang, dan pendapatan dan biaya diantaranya: a. Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang disimpan dalam gudang atau fungsi pemakai barang, untuk barang yang langsung pakai. b. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi. c. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang d. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi. e. Pencatatan terjadinya utang didasarkabn pada bukti kas keluar yang didukung dengan suart order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari supplier. f. Pencatatan kedalam kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher register) diotorisasi oleh fungsi akuntansi. 3. Praktek yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fugsi masing-masing unit organisasi: a. Surat permintaan pembelian bernomor urut vetak dan pemakaiannya dipertanggun jawabkan oleh fungsi gudang. b. Surat order pembelian bernomor urut cetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi pembelian.
26 c. Laporan penerimaan barang bernomor urut cetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penerimaan. d. Supplier dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai supplier. e. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan suart order pembelian dari fungsi pembelian. f. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari supplier dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkan dengan tembusan suart order pembelian. g. Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian dan ketelitian dalam faktur dari supplier sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar. h. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar. i. Pembayaran faktur dari supplier dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai. j. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukung dicap LUNAS oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada supplier.