BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa adalah bidang usaha yang unik. Unik karena bidang usaha ini tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi secara global kini telah meningkatkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis di sektor jasa telah memasuki era globalisasi,

Standar Kualitas Internasional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II LANDASAN TEORI. usahanya, umumnya mempunyai visi untuk menjadi perusahaan yang terbaik

BAB 1 PENDAHULUAN. penerbangan, dan banyak yang lainnya. Timbulnya persaingan yang sangat ketat. persaingan dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan

pelanggan juga merupakan dua faktor penting yang terdapat di dalamnya, yang oleh

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang berdampak pada semakin luasnya kesempatan kerja. Sehingga persaingan

Program Reguler Mandiri Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada pelanggannya. Sebaliknya jika produsen tidak dapat memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan, maka upaya penyempurnaan dalam semua aspek. penyelenggaraan urusan kredit terus diupayakan oleh semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dan persaingan dalam era globalisasi pasar

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang merupakan salah satu industri

BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK Latar Belakang Pemilihan Bidang Dan Objek Kuliah Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan sektor jasa di Indonesia saat ini semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB 1 PENDAHULUAN. penerbangan, dan banyak yang lainnya. Timbulnya persaingan yang sangat ketat. persaingan dan mendapatkan keunggulan kompetitif.

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada produk tahu saat ini sangat pesat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terutama berlaku di sektor jasa keuangan di mana deregulasi telah

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi muncul banyak nya usaha jasa baru.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam manajemen operasi terdapat sepuluh keputusan MO, Haizer dan

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas. Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

Pertemuan 13 PENGUKURAN DAN STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan baik itu industri manufaktur maupun industri jasa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam industri jasa, komponen yang memegang pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor jasa, demikian pula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. senjata persaingan tetapi sudah menjadi tiket yang harus dibayar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada abad modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis harus berfikir keras untuk mengikuti zaman. Tidak hanya pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia bisnis sangat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pelanggan. Para penyedia produk berupaya memenangkan. persaingan dari para kompetitornya dengan mengimplementasikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap pelayanan jasa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasar semakin kompetitif dan tidak mungkin terhindarkan lagi. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

3/30/2015. Memahami Ekspektasi Pelanggan. Konsep Pelanggan. Konsep Kepuasan Pelanggan. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

T R I Y O N O D

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Pengguna Internet Indonesia. Gambar 1.1 Pertumbuhan E-commerce di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, manusia telah memasuki jaman yang mendunia,

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. menunjang keefektifan fungsi-fungsi organisasi, terutama dalam jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakang ini, menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Produk

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bisinis otomotif merupakan salah satu dari sekian banyak bisnis

Disusun Oleh : DENY IRAWAN D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan nilai konsumen, sehingga konsumen puas diikuti pula dengan. yang memperhatikan kualitas produk dan layanan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasional. a. Manajemen sebagai suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB II LANDASAN TEORI. Bagi sebuah perusahaan banyak yang merasa sudah memberikan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis terus meningkat setiap tahunnya, perusahaan dihadapkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang kepercayaan diri. Di Yogyakarta, pertumbuhan industri kecantikan saat

BAB I PENDAHULUAN. hanya memungkinkannya menjadi market leader tetapi juga memeliharanya pada

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor jasa adalah bidang usaha yang unik. Unik karena bidang usaha ini tidak menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat, digenggam ataupun dibawa pulang. Akan tetapi, tidak bisa disangkal bahwa hampir seluruh siklus hidup harian masyarakat dunia saat ini tidak bisa lepas dari bidang usaha ini. Beberapa contoh bisnis jasa yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya jasa telekomunikasi, hiburan televisi, pendidikan, transportasi darat-laut-udara, konsultasi bisnis, salon, pusat kebugaran, hotel, rumah sakit, jasa pengurusan visa-paspor, reparasi barang-barang elektronik, wedding planner dan sebagainya. Jasa bukan saja hadir sebagai produk utama, namun juga dalam wujud layanan pelengkap dalam pembelian produk fisik. Kini setiap konsumen tidak lagi sekadar membeli sebuah produk fisik, tetapi juga segala aspek jasa/layanan yang melekat pada produk tersebut mulai dari tahap pra-pembelian hingga purna beli. Lebih dari dua dekade terakhir, proses bisnis perusahaan-perusahaan di dunia telah berkembang ke arah gaya baru dalam menjalankan bisnis mereka, didasarkan pada tekanan persaingan di luar negara masing-masing, kebutuhan-kebutuhan ekonomi global dan tentu saja perkembangan teknologi. Perusahaan-perusahaan di Indonesia juga menghadapi tantangantantangan seperti yang tersebut di atas (tekanan persaingan di tingkat nasional maupun internasional, kebutuhan-kebutuhan ekonomi global serta perubahan teknologi yang semakin cepat) sehingga memaksa perusahaan-perusahaan serta pelaku bisnis untuk berpikir bagaimana caranya agar usaha atau bisnis mereka dapat bertahan bahkan berkesinambungan (sustain) saat 1

ini dan yang akan datang. Hal ini berdampak strategik pada perancangan strategi bersaing perusahaan. Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara efektif untuk melakukan diferensiasi dan positioning yang unik adalah melalui perancangan dan penyampaian jasa atau layanan yang spesifik (Tjiptono dan Chandra, 2007). Salah satu jenis bidang usaha jasa yang keberadaannya masih terbilang baru namun sangat diperhitungkan saat ini terutama oleh masyarakat modern di perkotaan adalah jasa pelayanan kematian. Usaha ini menarik perhatian penulis untuk mengangkatnya sebagai bahan penelitian yaitu karena setiap manusia pasti akan mati. Sebuah siklus kehidupan terjadi pada tiap manusia yang tak dapat terlelakkan oleh siapapun, lahir, bertumbuh dan berkembang dan pada akhirnya akan meninggal. Kematian selalu identik dengan suasana duka, air mata serta kesedihan atas orang terkasih yang telah diambil kembali oleh Tuhan. Tidak satu pun orang yang tahu, kapan waktu dia akan dipanggil oleh Sang Khalik. Kematian bisa datang disaat yang tak terduga waktunya, kapan pun, dimana pun, dan dalam situasi apapun, dan peristiwa ini pasti akan menimbulkan keterkejutan, duka yang sangat mendalam bagi orang yang ditinggalkan. Dalam suasana duka tersebut sudah selayaknya, baik orang yang telah meninggal maupun keluarga yang ditinggalkan mendapatkan pelayanan dengan jaminan kepuasan serta layanan prima, menurut adat budaya, agama serta perawatan yang sempurna. Jasa pelayanan kematian hadir guna membantu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi oleh keluarga maupun kerabat yang berduka. Kehadiran usaha jasa pelayanan kematian ibarat oase di tengah padang gurun yang menyejukkan. Sektor usaha jasa ini akan terus tumbuh seiring besarnya angka kematian kasar penduduk disertai kebutuhan konsumen akan suatu jasa layanan kematian yang memberikan layanan dengan cepat, praktis, mudah serta dapat diandalkan 2

dikala peristiwa duka datang. Alasan lain ketertarikan penulis untuk meneliti tentang jasa pelayanan kematian ini adalah bahwa belum banyak bahkan bisa dikatakan belum ada penelitian yang mengangkat tema mengenai kepuasaan klien yang menggunakan jasa pelayanan kematian dengan menerapkan konsep Quality Function Deployment. Jasa Pelayanan Kematian adalah suatu jenis usaha jasa yang unik. Jasa ini sengaja disediakan bagi mereka yang telah meninggal. Walaupun jasa ini keberadaannya diperuntukkan bagi mereka yang meninggal atau sering disebut dengan istilah jenazah, namun yang bisa merasakan kualitas pelayanan yang diberikan tersebut excellent (beyond expectation) atau tidak adalah klien yang sedang berduka atau keluarga ataupun kerabat yang ditinggalkan. Jasa Pelayanan Kematian hadir menjadi sebuah solusi bagi klien/konsumen dengan mengurus semua keperluan serta pelayanan pengurusan kematian secara lengkap, mulai dari memandikan dan rias jenazah, memasukan kedalam peti, hingga upacara pemakaman, konsumsi untuk para pelayat, bahkan jasa layanan kematian juga menawarkan hingga benar-benar purna yaitu hingga pengurusan akta kematian 1. Agar usaha jasa pelayanan kematian ini mampu bertahan di era persaingan yang kian ketat saat ini serta mampu mencapai misi mereka, ada tiga strategi yang bisa diterapkan: (1) Diferensiasi (differentiation), (2) Kepemimpinan (leadership) biaya dan (3) respon yang cepat. Hal ini berarti bahwa seorang manajer operasi dan setiap crew jasa pelayanan kematian harus mampu menerjemahkan konsep strategis ini menjadi tugas nyata yang dapat diselesaikan. Penerapan satu dari ketiga konsep strategis ini dapat menghasilkan sebuah sistem yang mempunyai kelebihan yang unik dari para pesaing (Heizer dan Render, 2009). Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan produk ataupun jasa dengan kualitas terbaik dan 1 http://stonewoodsfuneralorganizer.blogspot.com/2011/03/latar-belakang-stonewoods-ada.html 3

mengutamakan kepuasan konsumen sajalah yang akan mampu menghadapi persaingan dan memenangkan (mendapatkan) pesanan. Tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk maupun jasa yang berkualitas adalah tercapainya kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yang ditandai dengan berkurangnya keluhan ataupun complain dari pelanggan, sehingga mampu menunjukkan kinerja (performance) perusahaan yang semakin meningkat (Wahyuningsih et al., 2010). Terciptanya kepuasan konsumen (customer satisfaction) akan berdampak pada terciptanya loyalitas pelanggan (customer loyalty), meningkatnya reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya biaya transaksi masa depan serta meningkatnya efisiensi dan produktivitas karyawan (Anderson et al., 1997; Edvardsson et al., 2000) dalam Tjiptono (2004). Banyak pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan konsumen. Kotler (2003) secara umum mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Seorang pembeli (atau klien) merasa puas atau tidak pasca pembelian bergantung pada penawaran kinerja dalam hubungannya dengan harapan konsumen. Sedangkan menurut Tjiptono (2004) kepuasan konsumen (customer satisfaction) merupakan evaluasi purnabeli, dimana persepsi terhadap kinerja alternatif produk (atau jasa) yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian. Perusahaan perlu memonitor dan meningkatkan tingkat kepuasan pelanggannya. Makin tinggi tingkat kepuasan pelanggan, makin besar pula kemungkinan pelanggan akan tetap setia kepada produk maupun jasa kita (Kotler, 2003:49). Kepuasan konsumen terhadap suatu pengalaman akan suatu jasa tertentu akan melahirkan sebuah evaluasi atau sikap terhadap kualitas jasa dari waktu ke waktu (Oliver 1993, 4

Parasuraman 1988). Hal ini ditunjukkan pelanggan setelah terjadi proses pembelian atau postpurchase action (Kotler, 2003). Apabila pelanggan merasa puas, maka mereka akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk kembali membeli atau menggunakan produk maupun jasa yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan memberikan referensi yang baik terhadap suatu produk ataupun jasa kepada orang lain. Total Quality Management (TQM) adalah salah satu dari banyaknya pendekatan yang semuanya menekankan pada perencanaan yang customer driven, perbaikan yang terus menerus (continuous improvement) dan pemberdayaan karyawan (Cohen, 1995). Komponen kunci dari TQM adalah penerapan alat untuk membantu dalam berpikir kreatif dan memecahkan masalah. Dengan demikian diharapkan penerapan konsep ini dapat mengatasi kesenjangan yang terjadi antara ekspektasi pelanggan dengan persepsi penyedia jasa pelayanan kematian, dengan jalan memberikan masukan mengenai atribut teknis yang perlu diprioritaskan untuk memenuhi harapan dan keinginan konsumen tersebut. Sehingga pada akhirnya jasa pelayanan kematian ini dapat menerapkan dan menumbuh kembangkan budaya service excellence yang benar-benar sesuai dengan ekspektasi konsumen. Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengimplementasikan konsep Quality Function Deployment (QFD) untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada jasa pelayanan kematian. Pemilihan konsep ini berdasarkan pertimbangan bahwa konsep Quality Function Deployment (QFD) ini difokuskan untuk menilai keterlibatan pelanggan dalam proses pengembangan produk yang dalam hal ini sistem dan standar pelayanan. Quality Function Deployment (QFD) adalah adaptasi dari beberapa perangkat Total Quality Management. Di Jepang, di akhir tahun 1960-an QFD ditemukan guna mendukung proses perancangan produk (untuk mendesain kapal besar, misalnya). Sebagaimana QFD sendiri 5

berevolusi, hal tersebut menjadi jelas bagi para praktisi QFD bahwa QFD dapat dipakai untuk mendukung pengembangan sektor jasa juga (Cohen, 1995). Quality Function Deployment (QFD) bertujuan untuk (1) menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan dan (2) menerjemahkan keinginan pelanggan pada desain yang dijadikan sasaran. Idenya adalah memahami keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi proses alternatif kepada mereka. Kemudian, informasi ini dipadukan dalam desain produk yang terus berubah. Quality Function Deployment digunakan di awal proses desain untuk membantu menetapkan apa yang dapat memuaskan pelanggan dan dimana upaya-upaya kualitas perlu disebarkan. Penerapan konsep QFD ini nantinya diharapkan akan mampu menciptakan kepuasan pelanggan dan pada akhirnya akan tercipta loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, guna mendukung keobjektivitasan penelitian ini, penulis melakukan penelitian di tiga besar perusahaan jasa pelayanan kematian yang berlokasi di kota Semarang yaitu Yayasan Pelayanan Kematian (YPK) Budi Kasih, YPK Arimatea dan YPK Santa Maria. 1.2 Perumusan Masalah Apakah penerapan sistem dan standar pelayanan yang diberikan selama ini telah sesuai dengan metode Quality Function Deployment yang akan berimbas pada pemenuhan kebutuhan konsumen akan suatu kualitas jasa layanan yang diberikan sehingga pada akhirnya akan menciptakan loyalitas pelanggan? 1.3 Tujuan Penelitian Berikut tujuan dari penelitian ini: 6

1. Melakukan identifikasi keinginan serta harapan konsumen pengguna jasa pelayanan kematian. 2. Melakukan identifikasi fitur-fitur layanan apa saja yang telah maupun belum diberikan oleh penyedia jasa pelayanan kematian. 3. Mengidentifikasi threat-off dari keseluruhan pelayanan yang diberikan, ditinjau dari sudut pandang pihak eksternal dalam hal ini adalah peneliti. 4. Menentukan karakteristik teknis yang harus disiapkan dan disediakan manajemen penyedia jasa pelayanan kematian dalam memenuhi ekspektasi konsumen. 5. Membandingkan kinerja jasa layanan kematian satu dengan yang lain. 1.4 Manfaat Penelitian Berikut manfaat penelitian yang akan dikontribusikan melalui penelitian ini: 1. Bagi Peneliti: Dalam rangka memenuhi persyaratan penyelesaian studi pascasarjana dan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat selama menempuh perkualiahan di Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada terutama Manajemen Operasi. 2. Bagi Perusahaan: Membantu perusahaan menganalisis apakah sistem maupun standar pelayanan yang diberikan selama ini telah mampu memenuhi keinginan dan harapan konsumen. Memberi masukan kepada perusahaan mengenai metode dalam Quality Function Deployment yang dapat mereka adopsi untuk memperbaiki kualitas pelayanan mereka kepada konsumen di waktu-waktu yang akan datang. 7