BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PNPM MANDIRI PERDESAAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap pembangunan di suatu daerah seyogyanya perlu dan

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

PEMERINTAHAN YG MEMAHAMI & RESPONSIF THD KEBUTUHAN MASYARAKAT MASYARAKAT YANG MANDIRI & SEJAHTERA

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendekatan pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Bantul, Desember Kepala. Drs. Trisaktiyana, M.Si Pembina Utama Muda/IVc NIP

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktural fungsional bersumber pada bagaimana dalam perkembangan tersebut

Hari Prasetyo Controll and Analysis Program Implementation Specialist Tim Advisory PNPM Mandiri Perkotaan.

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN

BAB II LANDASAN TEORI. berarti mengambil bagian. Partisipasi merupakan sebuah perwujudan keterlibatan

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan sebelumnya tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat. dalam (power within), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power

BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

GUBERNUR JAWA TENGAH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan, para

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Desa Puluhan merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten. Desa Puluhan terbagi menjadi 8 dukuh, 7 Rw dan 15 RT dengan 953 jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk sebanyak 3526 jiwa (data per Tahun 2011). Ke delapan (8) dusun tersebut adalah : (1) dusun Gayam, (2) dusun Babatan, (3) dusun Sudi Moro, (4) dusun Karang Geri, (5) dusun Glarangan, (6) dusun Karang Turi, (7) dusun Karang Kulon, (8) dusun Puluhan. Adapun batas-batas administrative desa Puluhan, Trucuk, Klaten adalah: a. Bagian Utara : desa Bero b. Bagian Timur : desa Sajen dan desa Kradenan c. Bagian Selatan : desa Kradenan d. Bagian Barat : desa Mireng. Dengan jumlah keluarga yang ada berdasarkan data per tahun 2011, jumlah keluarga di desa Puluhan, Trucuk, Klaten berdasarkan tingkat kesejahtera di bagi menjadi (1) keluarga Pra Kurang sejahtera sebanyak 269 Keluarga, (2) Kurang Sejahtera I sebanyak 266 Keluarga, (3) Kurang Sejahtera II+III sebanyak 46 Keluarga, (4) menuju Sejahtera + Sejahtera 38

39 sebanyak 372 Keluarga. Data ini menunjukan bahwa masih banyaknya keluarga yang di bawah garis kesejahteraan sehingga di perlukan perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat. Pertanyaan yang timbul dari permasalahan ini adalah bagaimana pelaksanaan program-program pengentasan kemiskinan yang gencar di kampanyekan oleh pemerintah. PNPM mandiri Pedesaan yang menjadi salah satu program pengentasan kemiskinan yang di harapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di rasa belum maksimal. 2. Deskripsi Program PNPM Mandiri Pedesaan ( Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan) merupakan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. PNPM Mandiri Pedesaan (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan) sebagai program pengentasan kemiskinan pada dasarnya adalah program yang terkait langsung dengan partisipasi masyarakat. a) Kedudukan PNPM Mandiri Pedesaan PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk menciptakan/ meningkatkan kapasitas masyarakat

40 menuju kemandiriannya dalam pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat. PNPM Mandiri, sebagai program nasional penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, berada pada kelompok (cluster) 2 dari tiga kelompok upaya penanggulangan kemiskinan. PENANGGULANGAN KEMISKINAN Kelompok 1 Bantuan dan Jaminan Sosial Kelompok 2 pemberdayaan (PNPM Mandiri) Kelompok 3 ekonomi Produktif Gambar 3. Kedudukan PNPM mandiri sebagai program pengentasan kemiskinan PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan dana stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. b) Ruang Lingkup Kegiatan Ruanglingkup program PNPM mandiri merupakan kegiatan yang telah dirumuskan oleh masyarakat melalui musyawarah dan

41 masih menjadi komponen dan memenuhi kategori dari program PNPM mandiri Pedesaan itu sendiri. Adapun Kelompok programprogram pemberdayaan masyarakat yang tergabung dalam PNPM Mandiri dapat dikategorikan atas: a) PNPM-Inti: terdiri dari program/kegiatan pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan, seperti PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, PNPM Daerah tertinggal dan Khusus / P2DTK, PNPM Infrastruktur Perdesaan / PPIP, dan PNPM Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah / PISEW. b) PNPM-Penguatan: terdiri dari programprogram pemberdayaan masyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkait pencapaian target tertentu. Termasuk dalam PNPM Penguatan adalah Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), Bantuan Langsung Masyarakat untuk Keringanan Investasi Pertanian (BLM-KIP) dan sebagainya. Berdasarkan kategori kegiatan dari PNPM mandiri pedesaan tersebut, ruang lingkup kegiatan PNPM mandiri meliputi: a) Penyediaan prasarana/sarana lingkungan permukiman, sosial, dan ekonomi melalui kegiatan padat karya;

42 b) Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kredit mikro untuk kegiatan ekonomi masyarakat, terutama bagi kaum perempuan; c) Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melalui pelatihan ketrampilan dan pengembangan usaha, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik di tingkat lokal; d) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan millenium (MDGs). 3. Deskripsi Hasil Penelitian ini akan menyampaikan hasil kajian dan pengamatan terkait Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mandiri Pedesaan) di desa Puluhan, Trucuk, Klaten a. Tujuan dan Sasaran Program 1) Tujuan Tujuan umum PNPM Mandiri adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan meningkatkan kesempatan kerja.program Nasional Pemberdayaan Mandiri Pedesaan di desa Puluhan, Trucuk, Klaten memiliki tujuan yang jelas sesuai dengan tujuan PNPM Mandiri Pedesaan. Adapun tujuan khusus PNPM Mandiri Pedesaan (buku saku pelaksanaan PNPM mandiri Pedesaan) yaitu :

43 a) Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan kelompok masyarakat lainnya yang belum dilibatkan secara optimal dalam proses pembangunan; b) Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif, dan akuntabel; c) Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor budgeting); 2) Sasaran Penentuan sasaran dari program PNPM mandiri Pedesaan ini berdasarkan atas musyawarah BKM/LKM dengan pemerintah desa dan masyarakat Program PNPM mandiri Pedesaan ini secara umum berorientasi pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jadi, sasaran dari pelaksanaan program ini adalah masyarakat itu sendiri khususnya adalah masyarakat miskin dan masyarakat yang tergabung dalam kelompok

44 masyarakat yang rentan terabaikan dalam pengambilan keputusan. Dalam penentuan sasaran PNPM Mandiri Pedesaan di desa Puluhan ini sesuai dengan yang di ungkapakan pengurus LKM (Lembaga Keswadayaan Desa) Puluhan sebagai berikut : Bapak C : penentuan sasaran PNPM mandiri ya sesuai dengan tujuan dr PNPM mandiri itu mas, seperti masyarakat miskin, kelompok masyarakat (wawancara tanggal 26 April 2013) Penentuan sasaran ini sesuai visi misi dari PNPM mandiri, sasaran dari program ini selain masyarakat miskin, juga berorientasi pada peningkatan partisipasi dari kelompok masyarakat seperti kelompok perempuan, komunitas adat terpencil, dan kelompok masyarakat lain yang rentan dan sering terpinggirkan dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan pembangunan. b. Tahapan Implementasi Program PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan melalui upaya-upaya pemberdayaan dan partisipasi masyarakat di wilayah perdesaan melalui tahapan-tahapan kegiatan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat. Begitu pula pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan di desa Puluhan, menurut

45 Pak C : masyarakat bisa memperoleh bantuan ya kalo ngikutin prosedur pelaksanaan PNPM mandiri Pedesaan yang di tetapkan pemerintah ada kok di buku saku saku pelaksanaan PNPM mandiri, dan yang paling penting masyarakat harus mengajukan proposal (wawancara tanggal 26 April 2013) Tahapan pengajuan proposal ini dapat dilihat pada gambar 4 ssebagai berikut : proposal Penilaian dan rekomendasi Penilaian tidak Persetujuan Rencana Kerja Ya Gambar 4: Tahapan Pengajuan proposal PNPM Mandiri Pedesaan Sumber : Pedoman Mekanisme dan Prosedur Pengelolaan dana dan kegiatan Fasilitas Pendukung PNPM Mandiri. Proposal kegiatan merupakan persyaratan yang harus ada di dalam pengajuan bantuan kegiatan PNPM mandiri. Akan tetapi, prosedur pengajuan bantuan ini harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat. Konsekuensi logisnya

46 adalah dana bantuan kegiatan yang di ajukan tidak dengan mudah di cairkan dan kemungkinan yang lain adalah pengajuan proposal kegiatan itu di tolak. Adapun tahapan yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan program PNPM mandiri sebagai berikut: 1) Sosialisasi dan penyebaran informasi program. Baik secara langsung melalui fórum-forum pertemuan maupun dengan mengembangkan/ memanfaatkan media/ saluran informasi masyarakat di berbagai tingkat pemerintahan 2) Proses Partisipatif Pemetaan Rumahtangga Miskin (RTM) dan Pemetaan Sosial. Masyarakat diajak untuk bersama-sama menentukan kriteria kurang mampu dan bersama-sama pula menentukan rumahtangga yang termasuk kategori miskin/ sangat miskin (RTM). Masyarakat juga difasilitasi untuk membuat peta sosial desa dengan tujuan agar lebih mengenal kondisi/ situasi sesungguhnya desa mereka, yang berguna untuk mengagas masa depan desa, penggalian gagasan untuk menentukan kegiatan yang paling dibutuhkan, serta mendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemantauannya 3) Perencanaan Partisipatif di Tingkat Dusun, Desa dan Kecamatan. Masyarakat memilih Fasilitator Desa atau Kader

47 Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) satu laki laki, satu perempuan-- untuk mendampingi proses sosialisasi dan perencanaan. KPMD ini kemudian mendapat peningkatan kapasitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya dalam mengatur pertemuan kelompok, termasuk pertemuan khusus perempuan, untuk melakukan penggalian gagasan berdasarkan potensi sumberdaya alam dan manusia di desa masing-masing, untuk Menggagas Masa Depan Desa. Masyarakat kemudian bersama-sama membahas kebutuhan dan prioritas pembangunan di desa dan bermusyawarah untuk menentukan pilihan jenis kegiatan pembangunan yang prioritas untuk didanai. PNPM Mandiri Perdesaan sendiri menyediakan tenaga konsultan pemberdayaan dan teknis di tingkat kecamatan dan kabupaten guna memfasilitasi/ membantu upaya sosialisasi, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Usulan/ gagasan dari masayarakat akan menjadi bahan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) 4) Seleksi/ Prioritas Kegiatan di Tingkat Desa dan Kecamatan. Masyarakat melakukan musyawarah di tingkat desa dan kecamatan untuk memutuskan usulan kegiatan prioritas yang akan didanai. Musyawarah ini terbuka bagi segenap anggota masyarakat untuk menghadiri dan memutuskan jenis kegiatan

48 yang paling prioritas/ mendesak. Keputusan akhir mengenai kegiatan yang akan didanai, diambil dalam forum musyawarah antar-desa (MAD) di tingkat kecamatan, yang dihadiri oleh wakil wakil dari setiap desa dalam kecamatan yang bersangkutan. Pilihan kegiatan adalah open menu untuk semua investasi produktif, kecuali yang tercantum dalam daftar larangan (negative list). Dalam hal terdapat usulan masyarakat yang belum terdanai, maka usulan tersebut akan menjadi bahan kajian dalam Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 5) Masyarakat Melaksanakan Kegiatan Mereka. Dalam forum musyawarah, masyarakat memilih anggotanya sendiri untuk menjadi Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) di setiap desa untuk mengelola kegiatan yang diusulkan desa yang bersangkutan dan mendapat prioritas pendanaan program. Fasilitator Teknis PNPM Mandiri Perdesaan akan mendampingi TPK dalam mendisain sarana/ prasarana (bila usulan yang didanai berupa pembangunan infrastruktur perdesaan), penganggaran kegiatan, verifikasi mutu dan supervisi. Para pekerja yang terlibat dalam pembangunan sarana/ prasarana tersebut berasal dari warga desa penerima manfaat 6) Akuntabilitas dan Laporan Perkembangan. Selama pelaksanaan kegiatan, TPK harus memberikan laporan perkembangan

49 kegiatan minimal dua kali dalam pertemuan terbuka desa, yakni sebelum program mencairkan dana tahap berikutnya dan pada pertemuan akhir, dimana TPK akan melakukan serah terima kegiatan kepada desa, serta badan operasional dan pemeliharaan kegiatan atau Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana (TP3). PNPM Mandiri Perdesaan menyediakan dana langsung dari pusat (APBN) dan daerah (APBD) yang disalurkan ke rekening kolektif desa di kecamatan. Masyarakat desa dapat mempergunakan dana tersebut sebagai hibah untuk membangun sarana/ prasarana penunjang produktivitas desa, pinjaman bagi kelompok ekonomi untuk modal usaha bergulir, atau kegiatan sosial seperti kesehatan dan pendidikan. Setiap penyaluran dana yang turun ke masyarakat harus sesuai dengan dokumen yang dikirimkan ke pusat agar memudahkan penelusuran. Warga desa, dalam hal ini TPK atau staf Unit Pengelola Kegiatan (TPK) di tingkat kecamatan mendapatkan peningkatan kapasitas dalam pembukuan, manajemen data, pengarsipan dokumen dan pengelolaan uang/ dana secara umum, serta peningkatan kapasitas lainnya terkait upaya pembangunan manusia dan pengelolaan pembangunan wilayah perdesaan. Pengalokasikan dana Bantuan Langsung bagi Masyarakat (BLM) PNPM Mandiri Perdesaan

50 dilakukan melalui skema pembiayaan bersama (cost sharing) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda), seperti yang telah berhasil dilakukan dalam PPK III (2005-2007) dan PNPM-PPK (2007). Besarnya cost sharing ini disesuaikan dengan kapasitas fiskal masing-masing daerah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 73/ PMK.02/2006 per 30 Agustus. c. Dukungan Stakeholder 1) Pemerintah Pemerintah berperan sebagai pembina sekaligus pengontrol program PNPM mandiri. Untuk lebih memaksimalkan pembinaan dan pengontrolan itu, pemerintah di bagi dalam sebuah struktur organsasi dari tingkat daerah. Adapun struktur organisasi tersebut dapat dilihat pada gambar 5.

51 Konsultan Kabupaten/kota SKPD Pelaksana TKPD Kabupaten/kota Tim Koordinasi Satker (APBD) komponen co-sharing Fasilitator BKAD,MAD/K, UPK Penanggung jawab operasional Kegiatan (PJOK) BKM/LKM Masyarakat penerima manfaat Gambar 5: Struktur Organisasi PNPM Mandiri Pedesaan Sumber : Buku Saku PNPM Mandiri Pedesaan Pemerintah juga berperan sebagai sebagai perumus kebijakan PNPM mandiri bertanggung jawab pada masyarakat atas keberhasilan program yang dilakukan. Untuk mendukung kebijakan PNPM mandiri ini, pemerintah menetapkan siklus pemberdayaan PNPM mandiri Pedesaan. Adapun siklus pemberdayaan PNPM

52 Mandiri Pedesaan dapat dilihat pada Gambar 6 sebagai berikut: 4 Pengorganisasian Masyarakat 3 Pemetaan Swadaya 5 Penyusunan Rencana 2 Mengenali Kemiskinan 6 Pelaksanaan kegiatan 1 Sosialisasi awal dan Musyawarah Masyarakat 7 Pemanfaatan dan pemeliharaan hasil kegiatan Gambar 6: siklus pemberdayaan PNPM Mandiri Sumber : Buku saku PNPM Mandiri 2) Masyarakat Masyarakat membentuk atau mengembangkan kelembagaan masyarakat yang salah satu fungsinya adalah mengelola kegiatan di kecamatan dan desa/kelurahan. Kelembagaan di kecamatan adalah Kerjasama Antar Desa (BKAD) dengan Musyawarah Antar Desa (MAD) sebagai

53 forum tertinggi pengambilan keputusan dan Unit Pengelola Kegiatan. Musyawarah antar kelurahan/desa dilakukan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrembang) kecamatan reguler. Dalam musrembang ini perencanaan partisipatif PNPM mandiri melibatkan wakilwakil masyarakat, termasuk dari lembaga keswadayaan masyarakat (LKM/BKM) untuk proses pengambilan keputusan. Masyarakat dalam menanggapi pelaksanaan program PNPM mandiri Pedesaan ini saling bahu membahu untuk keberlangsungan program ini. Masyarakat sadar akan pentingnya program PNPM mandir Pedesaan sebagai program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sehingga perlu dukungan secara fisik dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat pada umumnya sangat setuju dengan program PNPM mandiri Pedesaan sebagai salah satu program pengentasan kemiskinan. Hal ini di karenakan kesadaran masyarakat akan perlunya pembangunan sarana dan prasarana sebagai salah satu pondasi peningkatan kesejahteraan sudah mulai terbangun. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program PNPM mandiri ini terkait masalah penentuan program yang

54 akan diajukan dan juga tekhnis pelaksanaan program itu sendiri. Hal ini merupakan sambutan positif dari masyarakat terhadap PNPM mandiri Pedesaan dengan mengajukan program-program yang di rasa menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Partisipasi masyarakat ini dapat dilihat dari kutipan pernyataan dari beberapa warga sebagai berikut : Pak P :..partisipasi ya mas?kalo itu sih sekedar ikut rapat ya kalo ada tekhnis pelaksanaan yang mau di usulkan ya di sampaikan dalam rapat itu, selain itu ya ikut gotong royong buat PNPM itu sendiri (wawancara tanggal 27 April 2013) Saudara Ag : saya selaku pemuda ya kalo ada pelaksanaan program PNPM mandiri seperti pembuatan talut atau pengecoran jalan itu ikut membantu pelaksanaannya, kan itu juga buat masyarakat (wawancara tanggal 28 April 2013) d. Komitmen dan Keahlian Pelaksana Petugas Pelaksana kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mandiri Pedesaan) merupakan salah satu faktor dari kerhasilan atau kegagalan implementasi program PNPM Mandiri Pedesaan ini. Hal ini karena sangat pentingnya peran dari petugas pelaksana untuk melakukan sosialisasi program dan melakukan pendampingan terkait pelaksanaan program agar lebih efekti dan efisien.

55 Pelaksanaan PNPM mandiri Pedesaan di desa Puluhan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dengan peningkatan sarana prasarana yang mendukung produktifitas masyarakat maupun dari segi bantuan usaha bagi masyarakat, masih berfokus pada program perbaikan sarana prasarana. Dari beberapa pernyataan warga, sebagian besar masyarakat yang juga memiliki usaha kecil menengah mengaku belum pernah mengikuti sosialisasi tentang itu, Pak Z : kalo pnpm mandiri udh pernah denger,,ya ujud e kayak bantuan talut,,jalan dll,,,kalo pnpm mandiri buat bantuan modal usaha si saya ndak tau dan sepengetauan saya blm ada sosialisasi,,bkm setau saya ndak ada mas,,kalopun ada juga ndak ada penyuluhan. (wawancara tanggal 30 April 2013) pak M : pnpm mandiri tau,,itu kan yang bantuan bikin talut,,jalan,tp penyuluhan belum,kalo pun sudah ada penyuluhan,tp saya blm pernah ngikutin penyuluhan pnpm mandiri, dulu saya pernah ternak lele,tp ya sekarang tinggal kolam ae, ya krn modal e udh habis beli pakan,,ndak dapat bantuan.(wawancara tanggal 30 April 2013) Kurangnya informasi masyarakat terkait bantuan usaha dari program PNPM mandiri ini dapat dikarenakan; 1, memang tidak adanya sosialisasi itu, 2 kurangnya informasi yang diterima masyarakat terkait sosialisasi yang dilakukan. Hal ini menunjukan belum optimalnya peran dan fungsi dari petugas pelaksana itu sendiri.

56 e. Kondisi sosial, ekonomi dan politik Dengan jumlah keluarga yang ada berdasarkan data per tahun 2011, jumlah keluarga di desa Puluhan, Trucuk, Klaten berdasarkan tingkat kesejahtera di bagi menjadi (1) keluarga Pra Kurang sejahtera sebanyak 269 Keluarga, (2) Kurang Sejahtera I sebanyak 266 Keluarga, (3) Kurang Sejahtera II+III sebanyak 46 Keluarga, (4) menuju Sejahtera + Sejahtera sebanyak 372 Keluarga. Data ini menunjukan bahwa masih banyaknya keluarga yang di bawah garis kesejahteraan sehingga implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mandiri Pedesaan) merupakan program pemberdayaan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun peryataan warga terkait PNPM Mandiri Pedesaan ini sebagai berikut: Pak M : pnpm mandiri tau, itu kan yang bantuan bikin talut, jalan beton, itu saya setuju mas (wawancara tanggal 30 April 2013) Pak Z : saya sih setuju aja mas kalo ada PNPM mandiri Pedesaan, masalahe masyarakat kan juga butuh bantuan buat sarana prasarana (wawancara tanggal 30 April 2013) Pak T : program PNPM mandiri Pedesaan itu merupakan program yang baik untuk peningkatan kesejahteraan, akan lebih baik lagi apabila program-program ini di lakukan secara maksimal agar apa yang dibutuhkan masyarakat itu ya paling tidak meringankan beban masyarakat dalam melakukan usaha. (wawancara tanggal 1 Mei 2013)

57 Berdasarkan kutipan pernyataan ini menunjukan bahwa masyarakat sadar akan pentingnya program PNPM mandiri Pedesaan sebagai program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sehingga perlu dukungan secara fisik dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat pada umumnya sangat setuju dengan program PNPM mandiri Pedesaan sebagai salah satu program pengentasan kemiskinan. Manfaat pembangunan sarana dan prasarana dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri Pedesaan) sebagai salah satu pondasi peningkatan kesejahteraan ini dirasakan secara langsung oleh masyarakat. f. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi program PNPM mandiri pendesaan di laksanakan menurut tahapan-tahapan pelaksanaan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat. Ketika ada masyaraka ataupun kelompok usaha masyarakat mengajukan proposal atas usaha yang ingin di kembangkan. PNPM mandiri Pedesaan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dengan peningkatan sarana prasarana yang mendukung produktifitas masyarakat maupun dari segi bantuan usaha bagi masyarakat. Akan tetapi, program PNPM

58 mandiri Pedesaan yang dilaksanakan di desa Puluhan masih belum maksimal. Untuk memaksimalkan program PNPM mandiri Pedesaan ini, perlu di ketahui faktor pendukung sekaligus faktor penghambat pelaksanaan program agar dapat di jadikan bahan evaluasi. Adapun faktor pendukung dan penghambat itu sebagai berikut : 1) Faktor Pendukung Adapun faktor pendukung dari program PNPM mandiri Pedesaan antara lain : a) Tujuan dan sasaran kegiatan program PNPM Mandiri yang jelas dan konsisten. Dalam program PNPM Mandiri pedesaan di desa Puluhan ini, tujuan dan sasaran kegiatan di fokuskan pada upaya mewujudkan masyarakat yang berdaya dan mandiri yang sejalan dengan kebijakan Program PNPM mandiri Pedesaan sehingga daapat meningkatkan tingkat kesejahteraan. b) Proses implementasi kegiatan PNPM mandiri Pedesaan ini memiliki dasar yang jelas sehingga dalam pelaksanaan PNPM mandiri Pedesaan di desa Puluhan ini sesuai dengan tahap pelaksanaan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah.

59 c) Program PNPM mandiri Pedesaan ini mendapat respon yang baik dari petugas pelaksana maupun masyarakat. Hal ini terlihat dari kesadaran masyarakat akan pentingnya program PNPM mandiri sebagai bentuk upaya pemerintah dalam menangani masalah kemiskinan. d) Pendanaan dari program PNPM mandiri selain dari APBN dan APBD juga mendapat bantuan serta pindaman dari sejumlah lembaga dan Negara dibawah koordinasi Bank Dunia dan dari CSR. e) Pengajuan kegiatan PNPM mandiri Pedesaan di ajukan oleh masyarakat sehingga sesuai dengan kondisi sosial masyarakat 2) Faktor penghambat Adapun penyebab PNPM mandiri ini tidak maksimal dapat dikarenakan : a) Komitmen dan keahlian pelaksana program PNPM mandiri Pedesaan di desa Puluhan ini masih belum optimal. Hal ini terlihat dari kurangnya sosialisasi yang intensif terkait program PNPM mandiri. b) Tahapan pengajuan bantuan usaha yang dirasa terlalu panjang dan rumit.

60 c) Pelaksanaan program PNPM mandiri pedesaan yang masih mengekor pada kebijakan pemerintah pusat. d) Kurang profesionalnya petugas pelaksana program PNPM mandiri mulai dari tingkat desa/kelurahan. B. Pembahasan Dalam melakukan analisis program PNPM Mandiri Pedesaan ini, peneliti menggunakan 5 (lima) variabel dari pendekatan teori implementasi yang di kemukakan oleh Sabatier (1986:268) yang dianggap memberi kontribusi keberhasilan atau kegagalan implementasi diantaranya : 1) Tujuan dan sasaran program,2) tahapan pelaksanaan, 3) peran stakeholder. 4) komitmen dan keahlian, 5) kondisi sosial, ekonimi dan politik. Pendekatan ini dipilih peneliti karena enam variabel tersebut dianggap dapat membantu peneliti dalam mengolah data-data yang di peroleh sehingga hasil analisis yang disajikan di harapkan dapat memberikan gambaran terkait implementasi program yang di jalankan (PNPM Mandiri Pedesaan). Program PNPM mandiri Pedesaan merupakan kelanjutan dari Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang merupakan program dalam rangka penanggulangan dampak krisis ekonomi terhadap masyarakat miskin untuk menghindarkan keadaan yang lebih parah lagi. Program PNPM mandiri Pedesaan sebagai salah satu upaya penanggulangan masalah kemiskinan memandang perencanaan sebagai analisis kebijakan yaitu pemerintah menyusun pedoman sebagai dasar

61 pelaksanaan program dan melibatkan berbagai institusi pemerintah dalam pelaksanaan program dan menempatkan masyarakat Sebagai obyek penerima program. Masyarakat didorong untuk menentukan kebutuhannya sendiri melalui musyawarah. Masyarakat desa melaksanakan setiap tahapan sesuai dengan panduan pelaksanaan PNPM mandiri Pedesaan dengan bimbingan fasilitator maupun BKM/LKM (Badan/Lembaga Keswadayaan Masyarakat). Prosedur dan panduan proses pelaksanaan PNPM mandiri Pedesaan ditentukan oleh pemerintah pusat. Ini lebih didasarkan pada pertimbangan untuk memberikan pembelajaran kepada masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan mulai dari penyusunan rencana sampai dengan pelestarian hasil-hasil kegiatan. Sedangkan kegiatan yang dapat didanai dari PNPM mandiri Pedesaan ini sepenuhnya berdasarkan hasil musyawarah masyarakat. Perencanaan program menggunakan gabungan pendekatan perencanaan secara atas bawah (top-down) dan bawah atas (bottom-up). Pendekatan secara top-down terwujud dalam mekanisme penyusunan dan petunjuk teknis operasional kegiatan PNPM mandiri Pedesaan. Sedangkan pendekatan secara bottom-up bahwa pelaksanaan PNPM mandiri Pedesaan berdasarkan usulan yang telah disepakati oleh masyarakat sendiri melalui musyawarah. Pelaksanaan program PNPM mandiri pendesaan di laksanakan menurut tahapan-tahapan pelaksanaan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat. PNPM mandiri Pedesaan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik

62 dengan peningkatan sarana prasarana yang mendukung produktifitas masyarakat maupun dari segi bantuan usaha bagi masyarakat. Ketika ada masyaraka ataupun kelompok usaha masyarakat mengajukan proposal atas usaha yang ingin di kembangkan. Dalam pelaksanaan PNPM ini, masyarakat di dampingi oleh fasilitator yang telah di tunjuk, fasilitator ini selain sebagai pendamping juga berperan mengajukan proposal yang akan di ajukan oleh masyarakat ke tahap berikutnya,adapun tahapan pengajuan bantuan PNPM mandiri Pedesaan ini dapat dilihat pada gambar 5. Pengajuan bantuan dana PNPM mandiri Pedesaan ini bisa di lakukan dengan pengajuan proposal pembangunan atau usaha. Akan tetapi, proposal yang diajukan tidak serta merta langsung di setujui, bahkan kalaupun proposal yang diajukan ini di setujui, dana yang di ajukan tidak serta merta cair tetapi menunggu antrian menurut proposal yang diajukan. Hal ini di sebabkan dalam pemutusan kegiatan program PNPM mandiri Pedesaan ini masih tergantung pada pemerintah pusat. Pelaksanaan PNPM mandiri Pedesaan di desa Puluhan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dengan peningkatan sarana prasarana yang mendukung produktifitas masyarakat maupun dari segi bantuan usaha bagi masyarakat, masih berfokus pada program perbaikan sarana prasarana (lampiran 4). Masyarakat beranggapan bahwa program PNPM mandiri Pedesaan itu sekedar perbaikan sarana prasarana seperti perbaikan talut, jalan kampung, drainase dan lainnya.

63 Anggapan masyarakat ini di karenakan masih kurangnya sosialisasi terkait jenis kegiatan yang masih dalam lingkup PNPM mandiri Pedesaan. Dari beberapa pernyataan warga, sebagian besar masyarakat yang juga memiliki usaha kecil menengah mengaku belum pernah mengikuti sosialisasi tentang itu Kurangnya informasi masyarakat terkait bantuan usaha dari program PNPM mandiri ini dapat dikarenakan; 1, memang tidak adanya sosialisasi itu, 2 kurangnya informasi yang diterima masyarakat terkait sosialisasi yang dilakukan. Peran BKM sangat di perlukan dalam melakukan sosialisasi terkait program PNPM mandiri khususnya terkait dengan bantuan usaha masyarakat sehingga tujuan dari PNPM mandiri Pedesaan itu lebih efektif dan efisien..