BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH MELALUI WISATA RELIGI JAMA AH MAJELIS TA LIM AL-KHASANAH DESA SUKOLILO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TA LIM AL-KHASANAH DESA SUKOLILO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA. 3.1 Gambaran Umum Majelis Ta lim Al-Khasanah

METODE DAKWAH MELALUI WISATA RELIGI. (Studi Kasus di Majelis Ta lim Al-Khasanah Desa Sukolilo. Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora)

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, wisata religi ini sering dijadikan sebagai kegiatan

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB VI PENUTUP. 1. Konversi Agama Pengikut Jama ah Tabligh di Desa Kutoanyar

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB IV MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat

1) Mendefinisikan Konsep kegiatan pengajian rutin Majelis Dzikir

BAB IV ANALISIS DATA

BAB V APLIKASI, FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di berbagai pemukiman masyarakat muslim, maka masjid adalah

SAMBUTAN PADA ACARA PERESMIAN MUSDA III PD. BKMM-DMI KOTA BANDUNG HARI/TANGGAL : SELASA, 26 APRIL 2016 : PUKUL WIB

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB V ANALISIS. A. Dinamika Majelis Taklim di Kelurahan Tlogopatut. terlepas dari kebutuhan masyarakat pendirinya. Berdasarkan kebutuhan inilah

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Pengajian Rutinan Tafsir Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERAN KIAI DALAM MEMBINA AHLAK REMAJA MUSLIM PUTUS SEKOLAH. A. Analisis Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW MAJELIS TA LIM AHAD PAGI MASJID AGUNG KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. besar di dunia. Hindu, Budha, Islam, Kristen Protestan dan Katholik.

BAB V PEMBAHASAN. Penyajian data di atas telah diuraikan mengenai pokok-pokok bahasan

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. transformatif nilai-nilai religi dan budaya dalam pendidikan sejarah di Sekolah

BAB IV ANALISIS KEGIATAN DAKWAH DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A WANITA SEMARANG

BAB IV ANALISIS PENYELENGGARAAN BIMBINGAN IBADAH HAJI DAN KEAGAMAAN DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN OBYEK DAYA TARIK WISATA MASJID AGUNG JAWA TENGAH

BAB V PENUTUP Kesimpulan Berpijak dari uraian di atas, baik dari landasan teori maupun dari

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TENTANG PEMBINAAN DAN PELAYANAN KEAGAMAAN MASYARAKAT

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL & MENENGAH (UMKM) JAMA AH MASJID JOGOKARIYAN YOGYAKARTA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA HAFLAH AKHIRUSSANAH, KHOTMIL QUR AN PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DAN HAUL KH.

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif

BAB III PENYAJIAN DATA. mendapatkan data tentang bagaimana peranan Penyuluh Agama Honorer (PAH)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BUPATI PADANG LAWAS SAMBUTAN BUPATI PADANG LAWAS PADA PENGAJIAN AMALIYAH AKBAR KECAMATAN ULU BARUMUN KABUPATEN PADANG LAWAS RABU, 20 FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB IV ANALISIS MAKAM KH. SHALEH DARAT DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN WISATA KEAGMAAN DI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG STRATEGI PEMASARAN YANG DIGUNAKAN OLEH KBIH NAHDLATUL ULAMA DAN KBIH MUHAMMADIYAH KABUPATEN TAHUN

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan

FATWA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG PEMAHAMAN, PEMIKIRAN, PENGAMALAN DAN PENYIARAN AGAMA ISLAM DI ACEH MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH

BAB IV ANALISIS MASALAH. dirasakan sebagai suatu gangguan dalam jalan kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebuah masyarakat adalah aqidah, khususnya aqidah Islam. Maka tugas

BUPATI SEMARANG BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGAJIAN KHOTMIL QUR AN DAN PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

UU 13/1998, KESEJAHTERAAN LANJUT USIA. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 13 TAHUN 1998 (13/1998) Tanggal: 30 NOPEMBER 1998 (JAKARTA)

BAB IV ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH IPNU-IPPNU DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN WONOSOBO PERIODE

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG.

epicentrum PIT Service

--BUDI IHSAN-- Nama Dayah BUDI IHSAN. Lokasi Gampong Bakau Hulu Kecamatan Labuhanhaji Kabupaten Aceh Selatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. Dari uraian bab I hingga bab IV mengenai komunikasi antarbudaya aparatur

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Fokus penelitian ini adalah Peran KH. Munir Abdullah dalam Membimbing Agama Masyarakat Desa Ngroto Kecamatan Gubug

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH MELALUI WISATA RELIGI JAMA AH MAJELIS TA LIM AL-KHASANAH DESA SUKOLILO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA 4.1 Analisis Penyelenggaraan Dakwah Melalui Wisata Religi Jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah Desa Sukolilo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan wisata religi, jika menginginkan hasil maksimal dan tepat sasaran sesuai tujuan akhir, maka panitia penyelenggara wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah sudah mempersiapkan rancangan sedemikian rupa dari jauh hari sebelum pelaksanaan wisata religi di mulai. Peserta wisata religi yaitu jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah, tetapi apabila ada keluarga dari jama ah Majelis Ta lim ada yang ikut bisa langsung koordinasi dengan panitia penyelenggara wisata religi. Hal ini menjadi daya tarik sendiri bagi jama ah yang minim akan wawasan pengetahuan agama untuk lebih memperdalam pengetahuan keagamaannya melalui kegiatan wisata religi. Penyelenggaraan dakwah sejatinya bertujuan untuk menyebarkan ajaran agama Islam secara menyeluruh, dan Majelis Ta lim Al-Khasanah 65

sebagai tempat menyebarkan agama Islam menyelenggarakan wisata religi sebagai program pengembangan dakwah dari kegiatan-kegiatannya. Mengingat perkembangan zaman yang sudah semakin maju, maka wisata religi dapat digunakan sebagai alternatif dakwah modern jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah. Kegiatan wisata religi yang di adakan jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah yaitu setiap dua kali dalam setahun dan dibagi dua periode dalam pelaksanaannya. Kegiatan yang diadakan Majelis Ta lim Al-Khasanah ini mendapat respon baik oleh masyarakat sekitar maupun jama ahnya, mereka antusias dengan ikut serta mengikuti kegiatan wisata religi. Dengan diadakannya kegiatan tersebut diharapakan dapat memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual jama ahnya. Karena bagaimanapun, kegiatan dakwah ini ditujukan untuk memenuhi dahaga spiritual akan hikmah-hikmah religi. Para jama ah dapat mengambil i tibar atau pelajaran dari mengunjungi objek wisata religi, seperti mengingatkan akan alam akhirat dimana segala amal perbuatan kita sewaktu di alam dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT, selain itu bertujuan agar aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang di Majelis Ta lim Al-Khasanah. Penyelenggaraan dakwah melalui kegiatan wisata religi ini ditujukan kepada seluruh jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah. Pada awalnya yang ikut serta dalam wisata religi ini hanya sedikit yaitu sebagian jama ah yang aktif dalam kegiatan Majelis Ta lim Al-Khasanah, 66

akan tetapi lama kelamaan jama ah lain tertarik untuk mengikuti wisata religi walaupun ada juga jama ah yang keberatan dengan masalah biaya, hal itu tidak mengurangi niat mereka untuk mengikuti kegiatan tersebut, dan akhirnya jama ah yang mengikuti kegiatan dakwah melalui wisata religi ini semakin bertambah banyak. Penyelenggaraan dakwah melalui wisata religi jama ah Majelis Ta lim ini membawa pengaruh baik pada jama ahnya. Jama ah merasakan pengaruh baik hal tersebut yaitu menumbuhkan rasa solidaritas (ukhuwah) yang kuat antara jama ahnya karena dikuti oleh beberapa kalangan seperti petani, buruh, orang tua, muda, kaya miskin berbaur menjadi satu, selain itu juga bertambah banyaknya jama ah dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pengajian yang di adakan Majelis Ta lim Al-Khasanah. Dakwah melalui wisata religi yang diselenggarakan Jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah bermaksud sebagai wujud kecintaan pada ulama para pewaris para rasul. Kegiatan ini dimaksudkan agar jama ah melaksanakan dan sadar pentingnya mencintai para wali-wali Islam yang telah berjuang menyebarkan Islam dan keutamaan dalam berwisata religi tidak untuk meminta-minta pada ahli kubur serta pemahaman-pemahaman yang menyesatkan. Melaksanakan dakwah melalui kegiatan wisata religi akan menambah pengetahuan dan wawasan keagamaan serta dapat menambah rasa keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 67

Akan tetapi sebelum melaksanakan dakwah melalui kegiatan wisata religi tersebut, perlu ada yang diperhatikan dalam persiapan sampai pada pelaksanannya. Hal yang perlu dipersiapkan itulah dimusyawarahkan melalui rapat koordinasi dengan panitia penyelenggara wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah, diataranya: 1. Lokasi tempat pelaksanaan kegiatan, yaitu objek wisata religi yang akan dikunjungi harus sudah ditetapkan 2. Kegiatan yang akan dilaksanakan (progamming), dari sesuatu yang dilihat dan dipelajari saat berwisata religi 3. Tujuan dakwah yang hendak dicapai, yaitu untuk mendoakan para wali Allah sebagai wujud kecintaan para pewaris nabi, dan menguatkan keimanan dan ketakwaan jama ahnya serta terjalinnya hubungan silaturahmi antar jama ahnya 4. Siapa yang ikut serta dalam kegiatan tersebut 5. Pembentukan koordinator pelaksana, baik penyelenggara maupun tenaga pendukung 6. Penjadwalan waktu ( schedulling) yang diperlukan, baik hari maupun tanggalnya 7. Penetapan biaya ( budgetting) yang akan digunakan dalam kegiatan 8. Menyiapkan peralatan serta perlengkapan (sarana dan prasarana); akomodasi, konsumsi, dan persediaan-persediaan lainnya. 68

Selain hal yang perlu dipersiapakan diatas, juga harus memperhatikan keutamaan dari pembimbing wisata religi ( tour leader), untuk hal ini ditunjuk dari panitia penyelenggara wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah. Peran tour leader dalam kegiatan dakwah melalui wisata religi yang diselenggarakan jama ah Majelis Ta lim Al- Khasanah sangat menentukan dari proses berjalannya dakwah agar berjalan dengan lancar, karena yang menjadi pusat keberhasilan dakwah inilah ditentukan dari da i yang berperan sebagai pembimbingpembimbing jama ah dalam berwisata religi. Oleh karenanya, pembimbing wisata religi harus menguasai betul seluk beluk objek wisata religi yang akan dikunjungi. Jadi tugas dari pembimbing wisata religi tidak hanya sekedar memimpin bacaan tahlil, yasin, istighosah dan berdoa saja akan tetapi juga memberikan penjelasan dan pemahaman kepada jama ah tujuan utama dalam berwisata religi, menerangkan sekilas tentang perjuangan dakwah para wali serta menerangkan hikmah dan nilai-nilai Islam yang bisa diambil dari mengunjungi wisata religi. Peran pembimbing wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah dalam pelaksanaan dakwah yaitu memberi pengarahan, penjelasan dan motivasi jama ahnya. Hal itu dikarenakan untuk mencapai sasaran tujuan yang diharapkan. 69

4.2 Analisis Metode Dakwah Melalui Wisata Religi Jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah Desa Sukolilo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Metode merupakan bagian dari komponen dakwah yang menjadi tolak ukur dalam menggapai keberhasilan dakwah. Refleksi dakwah dilakukan dengan menyebarluaskan kebenaran yang menyesuaikan dengan zamannya. Hal ini juga dijadikan pedoman dan harus diperhatikan bagi para penyelenggara wisata religi khususnya di bidang tour leader atau pembimbing wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah. Keberhasilan dakwah pembimbing wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah tidak lain didukung metode-metode dakwah yang digunakannya tersebut. Salah satu dari mereka, Sugito mengatakan tanpa adanya metode dakwah yang baik maka kegiatan wisata religi ini tidak akan berjalan dengan baik pula. Ini menandakan bahwa metode dakwah sangat mempengaruhi akan keberhasilan dakwah yang diselenggarakan jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah Desa Sukolilo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Kegitan wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah yaitu dengan mengunjungi berbagai makam-makam pejuang Islam atau biasa dikenal wali-wali Allah dalam menyebarkan Agama Islam dengan agenda wisata religi wali lima, selain mengunjungi makam-makam para wali, jama ah Majelis Ta lim juga mengunjungi masjid dimana masjid tersebut merupakan gambaran ilustrasi dari sejarah Islam kisah surat Al-Kahfi 70

dalam Al-Qur an yaitu Masjid Aschabul Kahfi (masjid bawah tanah) yang ada di Tuban. Selama mengunjungi makam-makam, kegiatan yang dilakukan jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah yaitu mendoakan para wali-wali Islam yang telah berjuang untuk agama Islam dan tahlil berdzikir kepada Allah SWT yang tidak lain di pimpin oleh pembimbing wisata religi. Kegiatan wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah selanjutnya yaitu melihat peninggalan-peninggalan sejarah Islam yang ada di sekeliling makam para wali Islam sehingga para jama ah tidak sekedar berdoa saja tetapi juga mendapat ilmu pengetahun tentang perjuangan para wali Islam dan petuah-petuah wali yang tertera di sekitar pemakaman. Metode dakwah yang dilaksanakan pembimbing-pembimbing wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah adalah metode bil lisan dan bil qalam. Metode dakwah bil lisan adalah dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat dan lain-lain. Sedangkan maksud dari bil qalam yaitu menyampaikan dakwah melalui tulisan (Amin, 2009: 11). Selain metode tersebut juga terdapat metode mauidhah hasanah serta pembimbing wisata religi mengajak jama ah untuk melakukan istighosah bersama. Metode bil lisan yang diterapkan oleh pembimbing wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah dalam aktivitas dakwahnya adalah memberikan penjelasan-penjelasan tentang lokasi wisata religi tersebut 71

serta diselingi ceramah-ceramah mengenai tuntunan ajaran Islam yaitu tentang kebenaran sesuai dengan tuntunan Allah SWT dalam Al-Qur an serta hadis Nabi, supaya jama ah mengetahui sejarah makam para wali Islam atau tempat tujuan yang dikunjungi. Metode istighosah digunakan pembimbing wisata religi untuk mengajak serta memimpin jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah untuk tahlil berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT. Proses dakwah yang dilakukan pembimbing wisata religi yaitu dengan mengajak jama ah mendoakan para wali Islam yang telah berjuang menyebarkan Islam hingga seperti saat ini. Metode dakwah Mauidhah hasanah yaitu pembimbing wisata religi saat melakukan kegiatan dakwah memberi nasehat dan memberi arahanarahan kepada jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah tentang niat/tujuan utama berziarah ke makam para wali hanya untuk berdoa, berdzikir, dan mengingatkan pada akhirat dan bukan untuk memenuhi hajat duniawi yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Bil qalam digunakan para pembimbing wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah sebagai salah satu metode dakwah mereka. Metode dakwah bil qalam diterapkan oleh pembimbing-pembimbing wisata religi dengan memberikan selebaran yang berisikan tentang sekilas lokasi objek wisata religi yang dikunjungi serta di dalamnya terdapat tujuan utama dari melakukan wisata religi. Semua itu dimaksudkan agar 72

jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah memahami sekilas sejarah objek wisata religi guna memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan tentang sejarah Islam di Jawa. Metode bil qolam juga di gunakan pembimbing wisata religi dengan memperlihatkan tulisan-tulisan yang tertera pada sekitar objek wisata religi dimana tulisan-tulisan tersebut mempunyai makna tentang ajaran Islam serta peninggalan nasihat-nasihat dari para wali Islam. Dengan metode dakwah tersebut secara tidak langsung pembimbing-pembimbing wisata religi berdakwah dengan memberikan ilmu pengetahuan baru melalui tulisan-tulisan ajaran Islam yang terdapat pada objek wisata religi. Bukan hanya tulisan saja yang dapat dijadikan sebagai metode dakwah, di sekeliling objek wisata juga terdapat gambaran-gambaran ilustrasi yang menceritakan sejarah Islam masa lalu seperti yang terdapat di Masjid Aschabul Kahfi (masjid bawah tanah) Tuban, dimana masjid tersebut merujuk pada kisah dalam surat Al-Kahfi. Sedangkan tulisan-tulisan lain pada sekeliling makam salah satunya dapat ditemui pada makam wali Allah Sunan Drajat yang dikenal sebagai 7 filosofi Sunan Drajat yaitu sebagai berikut: Memangun resep tyasing sasomo (Kita harus selalu membuat senang hati orang lain). Jroning suka kudu eling lan waspada (Dalam suasana riang, kita harus ingat dan waspada). 73

Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah (Dalam perjalanan mencapai cita-cita luhur, kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan). Meper hardaning pancadriya (Kita harus selalu menekan gelora hawa nafsu). Heneng-hening-henung (Dalam keadaan diam, kita akan memperoleh keheningan dan dalam hening itulah kita akan mencapai cita-cita luhur). Mulya guna panca waktu (Suatu kebahagiaan lahir batin akan kita capai dengan sholat lima waktu). Menehana teken marang wong kang wuta, Menehana mangan marang wong kang luwe, Menehana busana marang wong kang weda, Menehana ngiyop marang wong kang kodanan. Dakwah yang dilakukan oleh pembimbing wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah termasuk dalam macam dakwah jama i. Dakwah jama i yang dilakukan para pembimbing wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah Desa Sukolilo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora adalah melalui ceramah-ceramah dengan memberikan penjelasan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan objek tujuan wisata religi yang diselenggarakan oleh jama ah Majelis Ta lim Al- Khasanah dan diikuti oleh banyak jama ah sehingga proses dakwah yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efisien, sebab dapat mencakup banyak orang dalam waktu dan tempat yang sama. 74

4.3 Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Dakwah melalui Wisata Religi Jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah Desa Sukolilo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Dalam rangka dakwah melalui wisata religi yang diselenggarakan jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah sudah berusaha semaksimal mungkin dalam pelaksanaannya. Di mulai dari menyusun perencanaan, susunan kegiatan sampai metode dakwah yang digunakan. Dalam melaksanakan kegiatan dakwah melalui wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah Desa Sukolilo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, baik penyelenggara maupun jama ah menghadapi berbagai kendala dimana dapat dijadikan faktor pendukung dan penghambat. Dalam teori manajemen, proses pelaksanaan kegiatan harus menggunakan dasar analisis yang pasti. Analisis yang penulis uraikan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan dakwah melalui wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (treats) (Rangkuti, 2008: 16). Adapun yang menjadi analisis SWOT penyelenggaraan wisata religi jama aah Majelis Ta lim Al-Khasanah adalah sebagai berikut: 75

a) Strengths (Kekuatan) Pengaturan sistem pelayanan yang teratur. Adanya koordinasi yang baik dari panitia penyelenggara wisata religi dan jama ah. Adanya keikhlasan dari tenaga pelaksana dalam memberikan penjelasan/ceramah kepada jama ah. Banyaknya antusias jama ah yang mengikuti wisata religi. b) Weaknesses (Kelemahan) Faktor biaya yang terbatas. Kurangnya kedisiplinan dari jama ah. Pembagian job description panitia penyelenggara yang tidak sesuai (tumpang tindih). Alat transportasi yang kurang memadai. Terbatasnya pembimbing wisata religi/tour leader. Banyaknya jama ah yang lanjut usia. c) Opportunities (Peluang) Adanya kerjasama yang baik dengan pihak-pihak yang terkait. Adanya tenaga pendukung seperti tour leader dari jama ah. Dukungan dari tokoh agama dan masyarakat. d) Threats (Ancaman) Terbatasnya waktu kunjungan saat mengunjungi wisata religi. Banyaknya jama ah yang membawa anak balita. Ketidakpuasan jama ah dengan tujuan wisata religi. 76

Adanya profokasi dari jama ah lain sehingga dapat mengurungkan mengikuti wisata religi. Ketidakmauan sebagian jama ah untuk mengikuti wisata religi dengan alasan kesibukan pekerjaan. Sedangkan analisis faktor-faktor pendukung dan penghambat dari penyelenggaraan wisata religi jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah Desa Sukolilo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora sebagai berikut: 1. Faktor pendukungnya antara lain: a. Kerjasama yang baik dengan pihak-pihak terkait b. Banyak jama ah yang berpartisipasi ikut serta kegiatan wisata religi c. Solidaritas jiwa sosial antar jama ah yang tinggi d. Pembimbing wisata religi yang berpengalaman dan dapat menguasai objek wisata religi e. Kecakapan pembimbing wisata religi dalam memberikan penjelasan dan nasihat kepada jama ah. 2. Faktor penghambatnya antara lain: a. Kurangnya kedisiplinan dari panitia dan jama ah Majelis Ta lim Al-Khasanah b. Tingkat kecerdasan dari jama ah yang berbeda-beda berpengaruh terhadap pemahaman yang berbeda-beda pula c. Sebagian jama ah kurang merespon baik penjelasan pembimbing wisata religi. 77

d. Fasilitas sarana dan prasarana yang kurang memadai e. Tumpang tindihnya pembagian kerja panitia penyelenggara. 78