BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil pembahasan dari gambaran sebaran dan pengujian hipotesis mengenai Motivasi dan Perilaku perjalanan wisata berdasarkan Karakteristik sosio demografi Wisnus dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian kuantitatif dan uji Chi Square didapatkan bahwa ada hubungan antara Karakteristik Sosio Demografi para Wisnus dengan Motivasi mereka melakukan perjalanan wisata. Wisnus dengan karakteristik sosio demografi yang berbeda mempunyai motivasi yang juga berbeda ketika melakukan perjalanan wisata. Ketika dipilah berdasarkan karakteristik Umur dan Pendidikan didapatkan bahwa ada hubungan antara Maksud Utama Berwisata dengan Jenis kelamin. Demikian juga setelah dipilah berdasarkan Jenis kelamin, didapatkan bahwa karakteristik Status Perkawinan dan Status Pekerjaan ada hubungan dengan Maksud Utama Berwisata. 2. Terdapat hubungan antara Karakteristik Sosio Demografi para Wisnus dengan Perilaku perjalanan wisatanya. Dengan karakteristik sosio demografi para Wisnus yang berbeda, maka berbeda pula perilaku mereka dalam melakukan perjalanan wisatanya. a. Perencanaan Ketika dipilah berdasarkan Umur, didapatkan bahwa ada hubungan antara melakukan Perencanaan berwisata dengan Jenis kelamin,. Demikian juga setelah dipilah berdasarkan Jenis kelamin didapatkan bahwa ada hubungan antara Perencanaan berwisata dengan Pendidikan, Status Perkawinan, Status Pekerjaan, dan Jenis Pekerjaan (kegiatan Wisnus yang tidak bekerja ). Wisnus laki-laki cenderung tidak terlalu perduli dengan Perencanaan, atau dengan kata lain tetap merencanakan 102
tetapi tidak terlalu detail dalam perencanaannya, sedangkan Wisnus perempuan melakukan Perencanaan dengan lebih mendetail baik dari segi jadwal/waktu, perincian biaya, akomodasi maupun tempat wisata yang akan dikunjungi. b. Penggunaan Akomodasi Setelah dipilah berdasarkan Jenis Kelamin, didapatkan bahwa ada hubungan antara Penggunaan Akomodasi dengan Umur, Pendidikan dan Status Pekerjaan. Wisnus laki-laki yang berpendidikan SMU ke bawah lebih memilih mengunjungi keluarga atau teman untuk menginap, sedangkan Wisnus yang berpendidikan D1 ke atas lebih merasa nyaman jika menginap di hotel atau tempat penginapan komersial. Bertolak belakang dengan Wisnus laki-laki, pada Wisnus perempuan yang berpendidikan SMU ke bawah justru lebih nyaman tinggal di penginapan komersial, sedangkan Wisnus yang berpendidikan D1 ke atas cenderung memilih menginap di tempat keluarga. c. Obyek Wisata yang Dikunjungi Berdasarkan penelitian memang ada hubungan antara obyek wisata yang dikunjungi dengan Jenis kelamin. Demikian juga dengan karakteristik Pendidikan, Status Perkawinan, Status Pekerjaan, dan Jenis Pekerjaan (kegiatan Wisnus yang tidak bekerja ), didapatkan bahwa ada hubungan setelah dipilah berdasarkan Jenis kelamin. tetapi ketika dipilah terlebih dahulu berdasarkan Pendidikan ternyata justru tidak ada perbedaan antara Wisnus laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa proporsi Wisnus yang mengunjungi obyek wisata non komersial jauh lebih besar dibandingkan mengunjungi obyek wisata komersial. Kenyataannya berdasarkan data kualitatif, hasil di atas justru bertolak belakang, karena Wisnus kesulitan mencari obyek wisata non komersial. 103
Wisnus laki-laki cenderung mengunjungi obyek wisata outdoor yang aktivitasnya memerlukan tenaga lebih besar serta lebih tertarik menjelajahi gunung, goa dan pantai yang masih asli dan alami, belum ramai pengunjung dan belum dikomersialkan. Wisnus laki-laki juga lebih berminat mengunjungi sejenis pameran/ eksibisi jika ke tempat wisata komersial. Wisnus perempuan lebih memilih obyek wisata budaya indoor dan bersifat komersial, seperti wisata kuliner dan wisata belanja. Wisnus perempuan lebih memilih wisata budaya jika dilakukan di luar ruangan. d. Jenis ODTW Komersial Jenis ODTW komersial yang dikunjungi ada hubungannya dengan Pendidikan setelah dipilah berdasarkan Jenis kelamin. Untuk Wisnus perempuan ada perbedaan jenis ODTW yang dikunjungi dilihat dari Status Perkawinannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi Wisnus yang berpendidikan SMU ke bawah lebih suka mengunjungi ODTW alami sedangkan Wisnus yang berpendidikan D1 ke atas cenderung memilih ODTW budaya. Bagi Wisnus perempuan yang berstatus belum kawin lebih suka mengunjungi ODTW alami, Wisnus yang berstatus kawin memilih obyek wisata budaya jika berwisata bersama keluarga, sementara jika berwisata sendiri mereka cenderung ke tempat ODTW alami. Wisnus berstatus janda cerai mati/hidup sebagian besar memilih wisata ODTW budaya. e. Frekuensi Berwisata Hasil penelitian mendapatkan hubungan antara frekuensi berwisata dengan Jenis kelamin, walaupun tidak ada hubungannya dengan klasifikasi tempat tinggal. Data kualitatif menjelaskan bahwa Wisnus laki-laki melakukan perjalanan wisata 104
rata-rata 4,7 kali setahun, sedangkan Wisnus perempuan berwisata rata-rata 2,4 kali setahun. B. Saran-saran 1. Penelitian menunjukkan bahwa maksud dan tujuan serta aktivitas berwisata berhubungan dengan berbagai karakteristik sosio demografi wisatawan. Maksud dan tujuan berwisata juga berbeda pada berbagai musim/season liburan. Untuk itu disarankan agar promosi wisata yang ditawarkan dapat disesuaikan dengan karakteristik para wisatawan serta musim/season liburan. 2. Data frekuensi berwisata menunjukkan bahwa ada perbedaan antara Wisnus laki-laki dan perempuan. Berdasarkan beberapa penelitian didapatkan bahwa wisatawan yang telah berkeluarga lebih sering berwisata dibandingkan mereka yang masih lajang, tetapi data hasil penelitian penulis mendapatkan sebaliknya, yaitu justru mereka yang masih lajang yang lebih sering melakukan perjalanan wisata. Karenanya disarankan penelitian yang lebih mendalam untuk mengetahui pola dan frekuensi perjalanan wisata mereka yang telah menikah maupun yang masih melajang, baik Wisnus lakilaki maupun perempuan. 3. Merencanakan perjalanan wisata tentunya tidak hanya berarti memutuskan apa yang akan dilakukan dan dikunjungi, tetapi juga mengenai cara menggunakan anggaran dengan bijak. Hal yang paling utama dalam Perencanaan wisata adalah menentukan anggaran. Anggaran berwisata meliputi akomodasi yang dipergunakan dan obyek wisata yang dikunjungi. Peran pemerintah dan pola kemitraan dari berbagai instansi terkait diharapkan dapat saling bersinergi untuk mendorong para wisatawan melakukan Perencanaan berwisata yang aman, nyaman dan terjangkau demi meningkatkan sektor pariwisata di tanah air. 105
4. Seiring meningkatnya laju pertumbuhan kunjungan Wisnus dan munculnya daerah tujuan wisata baru serta tuntutan akan ODTW baru sesuai keinginan pangsa pasar potensial maka potensi ODTW yang dimiliki Indonesia, diantaranya berupa keanekaragaman hayati, keunikan dan keaslian budaya tradisional, keindahan bentang alam, gejala alam, peninggalan sejarah/budaya, maka perlu adanya optimalisasi dan sosialisasi ODTW alami maupun ODTW budaya yang ada. 106