III. METODOLOGI PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. penting untuk mendapatkan hasil yang optimal.

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan metode merupakan syarat yang sangat penting agar mendapatkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan dan menganalisa data penelitiannya. Metode dalam sebuah

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3).

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah I Gisting yang berlokasi di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Lampung yaitu di Fakultas Keguruan. Dan Ilmu Pendidikan tahun ajaran 2009/2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN. tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kampar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian. suatu penelitian (Arikunto,2006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kelompok kontrol dan subjek tidak dipilih secara random. Hasil O1 X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada

Penelitian eksperimen adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai

III. METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitiannya pada tahun pelajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pre test-post test Design, dikenal juga dengan eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah yang berlokasi di Jalan SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan sesuatu hasil (Pabundu Tika, 1997: 10). Adapun tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Menurut Azwar

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

III. METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif ini penulis ingin memaparkan data-data dan menganalisis data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen (experimental research)

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Jenis. fenomena secara detail (Yusuf, 2014:62).

III.METODE PENELITIAN. Penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka metode yang digunakan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah Matching Pretestpost-test

METODE PENELITIAN. Adapun desain yang dipilih adalah pre-experimental designs (nondesign). Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah penelitian. (Sudaryanto dalam Sutedi, 2009:53)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematis dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Penggunaan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

41 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah metode yang digunakan harus disesuaikan dengan objek penelitian dan tujuan yang akan dicapai sehingga penelitian akan berjalan dengan sistematis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sebagaimana dikemukakan oleh Kartono (1999) : Metode eksperimen merupakan metode percobaan dan observasi sistematis dalam suatu situasi khusus, dimana gejala-gejala yang diamati itu begitu disederhanakan, yaitu hanya beberapa faktor saja yang diamati, sehingga peneliti bisa mengatasi seluruh proses eksperimennya. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang adatidaknya pengaruh perlakuan yang diberikan. Melalui penelitian eksperimen ini, peneliti ingin mengetahui bahwa penggunaan pelatihan asertif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi interpersonal.

4 Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pre experimental design dengan jenis pre test and post test one group design. Metode ini diberikan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. O1 X O Gambar 3.1. Rumus Pre Experiment One Group Pre test-post test Design Hal pertama dalam pelaksanaan eksperimen menggunakan desain subyek tunggal ini dilakukan dengan memberikan tes kepada subjek yang belum diberi perlakuan disebut pre test (O1) untuk mendapatkan siswa yang memiliki masalah komunikasi interpersonal rendah. Setelah didapat data siswa yang memiliki masalah dalam komunikasi interpersonal, maka dilakukan treatment (X) dengan teknik pelatihan asertif untuk jangka waktu tertentu kepada siswa yang kemampuan komunikasi interpersonalnya rendah. Setelah dilakukan perlakuan kepada siswa yang mengalami masalah, maka diberikan lagi tes untuk mengukur tingkat kemampuan komunikasi siswa sesudah dikenakan variabel eksperimen (X), dalam post test akan didapatkan data hasil dari eksperimen dimana kemampuan komunikasi interpersonal siswa meningkat atau tidak ada perubahan sama sekali. Bandingkan O1 dan O untuk menentukan seberapa besar perbedaan yang timbul, jika sekiranya ada sebagai akibat diberikannya variabel eksperimen. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan t-test (Arikunto; 00).

43 Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut: Pre test (O1) Perlakuan (X) Post test (O) O1 :O t-test Keterangan : 1) O1 merupakan pre test ) X merupakan treatment 3) O merupakan post test 4) Bandingkan O1 dan O Gambar 3. Langkah-langkah penelitian 5) Proses analisis data, menggunakan rumus t-test. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah sumber data untuk menjawab masalah. Penelitian subyek ini disesuaikan dengan keberadaan masalah dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan, peneliti direkomendasikan oleh guru bimbingan konseling untuk melakukan penelitian pada siswa kelas VII. Penentuan subyek dalam penelitian ini diketahui dengan skoring membagi tiga kriteria hasil analisis angket seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Kota Agung yang mengikuti pengisian angket Kemampuan komunikasi interpersonal yang berjumlah 94 siswa dengan menggunakan rumus (Hadi, 1986:4) : I NT NR K

44 Keterangan: I = interval NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah K = Kriteria Jadi, interval untuk menentukan kriteria kemampuan komunikasi interpersonal siswa adalah: I = NT NR K (33 3) (33 1) I = = 3 99 33 3 = 66 3 = Kriteria kemampuan komunikasi interpersonal siswa, yaitu: Tinggi : 78-99 Sedang : 56-77 Rendah : 33 55 Maka diperoleh empat siswa yang mendapatkan hasil rendah, artinya keempat siswa tersebut memiliki kemampuan yang rendah dalam berkomunikasi interpersonal. Berikut adalah tabel data siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah (lampiran 3, halaman 80) : Tabel 3.1 data siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah No. Nama Siswa Skor Klasifikasi skor 1 Andri S Nugraha 55 Rendah Martias Syafitri 54 Rendah 3 Bela Oktaria 53 Rendah 4 Akbar Anugrah 49 Rendah

45 C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati (Sugiyono, 00 : ). Dalam penelitian ini berdasarkan judul yang telah diambil Penggunaan Pelatihan Asertif Dalam Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VII SMPN 1 Kota Agung Tahun Ajaran 010/011, maka variabel yang digunakan adalah variabel tunggal, yaitu: komunikasi interpersonal. Penggunaan variabel tunggal dalam penelitian ini yaitu variabel untuk mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan mendapatkan dampak/ akibat dari eksperimen. Dalam hal ini, perlakuan yang sengaja diberikan adalah pelatihan asertif untuk mendapatkan perubahan pada siswa, yaitu meningkatnya kemampuan berkomunikasi interpersonal.. Definisi Operasional Definisi operasional variabel merupakan uraian yang berisikan tentang sejumlah indikator yang dapat diamati dan diukur untuk mengidentifikasikan variabel atau konsep yang digunakan. Definisi operasional teknik pelatihan asertif merupakan terapi perilaku yang dirancang untuk memberdayakan diri mereka sendiri yang diberikan pada individu yang diganggu kecemasan, tidak mampu mempertahankan hak-haknya, terlalu lemah, membiarkan orang lain merongrong dirinya, tidak mampu mengekspresikan amarahnya dengan benar dan cepat tersinggung, agar menghapus tingkah laku negatif dan menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan.

46 Sedangkan komunikasi interpersonal itu sendiri ialah komunikasi antara orangorang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal sangat dibutuhkan untuk mengetahui hal-hal yang ada didalam juga diluar diri manusia, sehingga dalam komunikasi interpersonal dibutuhkan keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality) agar komunikasi ini dapat berjalan lancar. Pengukuran yang dipakai dengan menggunakan indikator sebagai berikut: a. keterbukaan (openness) b. empati (empathy) c. sikap mendukung (supportiveness) d. sikap positif (positiveness) e. kesetaraan (equality) Diungkapnya indikator-indikator ini, maka akan diketahui bagaimana kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Kota Agung Kab. Tanggamus Tahun Ajaran 010/011. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data untuk memperoleh data yang sejelas-jelasnya. Menurut Ridwan (005:137) metode pengumpulan data ialah Teknik atau cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengambil data.

47 Angket (Questionaires) Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket yang disertai literatur dan dokumentasi. Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya (Sugiyono, 008). Angket dalam penelitian ini mencakup aspek-aspek komunikasi yang ingin diselidiki atau diamati sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengetahui siswa yang bermasalah dalam berkomunikasi interpersonal. Angket dalam penelitian ini disusun dalam bentuk pilihan ganda. Dimana responden akan diberikan pertanyaan-pertanyaan dengan 3 alternatif jawaban yang dianggap tepat oleh responden. Adapun kisi-kisi angket keammpuan komunikasi interpersonal siswa terdapat di lampiran pada halaman 80. Alat ukur dalam penelitian ini berupa angket berisikan pertanyaan yang diperoleh berdasarkan literatur. Pertanyaan tersebut sebagian berisikan pernyataan positif (favorable) serta sebagian lagi pernyataan negatif (unfavorable). Untuk menghindari jawaban dengan makna ambigu maupun untuk menghindari responden memilih posisi aman tanpa memberi jawaban pasti, maka dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 alternatif jawaban. Adapun langkah-langkahnya mengikuti apa yang diungkapkan Suryabrata (1999: 68) sebagai berikut : 1) menghitung jawaban subjek responden secara langsung atas 3 kategori sering, jarang, tidak pernah.

48 ) menghitung proporsi masing-masing kategori dengan rumus : P = f n Keterangan : P : proporsi f : jumlah frekuensi tiap kategori n : jumlah responden keseluruhan 3) menghitung cummulative proporsi (CP) untuk masing-masing kategori. 4) menghitung mid poin masing-masing CP dengan rumus : Mdp CP = CP + 0,5 (P) Keterangan : Mdp CP : mid poin CP CP : cummulative proporsi 0,5 : angka tetap 5) mencari nilai Z masing-masing kategori berdasarkan angka yang didapat pada langkah ke- 4 dengan merujuk pada tabel Z score. 6) mengubah semua nilai angka menjadi positif dengan cara menambah nilai negatif absolut (nilai negatif paling besar). 7) menambah nilai negatif (-) yang paling besar dengan nilai yang rendah. 8) memberi bobot skala masing-masing kategori pernyataan Tabel 3. Kriteria bobot nilai pada angket Pernyataan Sering Jarang Tidak Pernah Favorable 3 1 Unfavorable 1 3 Dalam Pengkategorian hasilnya peneliti membagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, rendah.

49 Untuk mengkategorikannya, terlebih dahulu ditentukan besar intervalnya dengan ketentuan rumus interval (Hadi, 1986) : i = NT-NR K Keterangan: i NT NR K = interval = nilai tertinggi = nilai terendah = jumlah kategori F. Pengujian Instrumen Penelitian Teknik pengolahan data digunakan untuk menilai keampuhan instrumen penelitian. Syarat instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 006 :156). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 00 : 67). Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 00 : 67).

50 Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen dilakukan dalam beberapa tahap, baik dalam perbuatan atau uji cobanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini yaitu : Kisikisi/pengembang an instrumen penelitian Instrumen Penelitian Uji Coba Instrumen Revisi Uji Coba Instrumen Instrumen Jadi Gambar. Prosedur Penyusunan Instrumen Instrumen yang telah dibuat diuji cobakan sebelum dipergunakan sebagai pengumpul data. Uji coba ini untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen. Data yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan yaitu berupa angket kemampuan komunikasi interpersonal. Kisi-kisi yang peneliti kembangkan yaitu kefektifan komunikasi interpersonal. 1. Pengujian Validitas Instrumen Koestoro dan Basrowi (006:33) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas konstrak.

51 Koestoro dan Basrowi (006:35) menyatakan bahwa: Dalam validitas konstrak setiap aspek yang akan diungkap ditetapkan terlebih dahulu definisinya sebagai pengukur apakah materi setiap item benar-benar tercukupi didalamnya. Definisi itu dipandang sebagai konstruksi teoritis tentang suatu gejala. Oleh karena itu, apabila item alat ukur itu dipandang telah menampung semua gejala yang termasuk dalam definisi, berarti alat ukur tersebut dapat dikatakan valid. Alat ukur yang dimaksud adalah angket, yang disajikan berdasarkan konstruksi teoritisnya. Untuk validitasnya, peneliti mengadakan uji coba dengan melihat indikator variabel yang kemudian dikontruksikan menjadi item-item pertanyaan. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Pearson Product Moment, sebagai berikut: r hitung n xy x y n x x n y y Keterangan : rhitung n x y = koefisien korelasi = jumlah responden = jumlah skor item = jumlah skor total (seluruh item) Kaidah keputusan : Jika rhitung > rtabel berarti valid, dan jika rhitung < rtabel berarti tidak valid (Rianse & Abdi, 009;167). Berdasarkan hasil pengolahan data, koefesien korelasi ítem-total berkisar antara - 0,008 sampai dengan 0,835 dengan rtabel 0,361. Sehingga didapat 33 item yang dinyatakan valid dan 10 item yang dinyatakan tidak valid yaitu item no 1, 14, 17, 18,, 9, 30, 41, 4, 43. Item yang tidak valid dihilangkan karena dianggap sudah mewakili indikator. Hasil uji validitas instrumen dengan kaidah keputusan

5 Jika rhitung > rtabel berarti item dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel berarti item dinyatakan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.3: Tabel 3.3 Hasil uji validitas item No No r item hitung r tabel Keterangan item r hitung r tabel Keterangan 1 0,39 0,361 Valid 3 0.40 0,361 Valid 0.4 0,361 Valid 4 0.39 0,361 Valid 3 0.50 0,361 Valid 5 0.4 0,361 Valid 4 0.60 0,361 Valid 6 0.49 0,361 Valid 5 0.40 0,361 Valid 7 0.60 0,361 Valid 6 0.50 0,361 Valid 8 0.61 0,361 Valid 7 0.40 0,361 Valid 9 0.35 0,361 Drop 8 0.4 0,361 Valid 30 0.30 0,361 Drop 9 0.41 0,361 Valid 31 0.5 0,361 Valid 10 0.56 0,361 Valid 3 0.37 0,361 Valid 11 0.46 0,361 Valid 33 0.39 0,361 Valid 1 0.17 0,361 Drop 34 0.6 0,361 Valid 13 0.4 0,361 Valid 35 0.55 0,361 Valid 14 0.35 0,361 Drop 36 0.50 0,361 Valid 15 0.41 0,361 Valid 37 0.40 0,361 Valid 16 0.55 0,361 Valid 38 0.61 0,361 Valid 17 0. 0,361 Drop 39 0.43 0,361 Valid 18 0.35 0,361 Drop 40 0.6 0,361 Valid 19 0.39 0,361 Valid 41 0.34 0,361 Drop 0 0.63 0,361 Valid 4 0.33 0,361 Drop 1 0.51 0,361 Valid 43 0.33 0,361 Drop 0.19 0,361 Drop. Pengujian Reliabilitas Instrumen Instrumen pokok pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket. Untuk menguji reliabilitas instrumen dan mengetahui tingkat reliabilitas instrument dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus KR-0 dengan rumus sebagai berikut: r11 = k k 1 1 t

53 Keterangan: r11 k t = reliabilitas = banyaknya butir pertanyaan = jumlah varian butir = varian total Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas menggunakan kriteria reliabilitas (Koestoro dan Basrowi, 006 ; 44) sebagai berikut : 0,8 1,000 = sangat tinggi 0,6 0,799 = tinggi 0,4 0,599 = cukup tinggi 0, 0,399 = rendah < 0,00 = sangat rendah Berdasarkan hasil pengolahan data angket yang telah valid, maka diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas sebesar 0.66, dengan perhitungan rumus sebagai berikut : (x) X (1345) 180905 61345 61345 Si N 30 30 61345 60300.83 1044.17 34. 81 N 30 30 30 30 r 30 1.51 30 1 30 1 34.81 9 1 0.36 1.030.64 0. 66 11 Berdasarkan kriteria reliabilitas, maka tingkat reliabilitas angket kemampuan komunikasi interpersonal dikategorikan dalam reliabilitas tinggi (lampiran 5, tabel hasil uji reliabilitas halaman 9).

54 E. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan hipotesis dan menarik kesimpulan tentang masalah yang akan diteliti. Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui dampak dari suatu perlakuan yaitu mencobakan sesuatu, lalu dicermati akibat dari perlakuan tersebut. Untuk menganalisis data hasil eksperimen yang menggunakan data pre test dan post test one group design, maka menggunakan rumus t-test (Arikunto, 006:307), maka rumus yang digunakan adalah t-test dengan rumus sebagai berikut : t Keterangan : Md ( xd ) N( N 1) Md Xd : mean dari devisi (d) antara post test dan pre test : perbedaan deviasi dengan mean deviasi Xd : Jumlah kuadrat deviasi N : Banyaknya subyek Df : atau db adalah N-1 Rumus tersebut digunakan untuk menghitung keefektivitasan perlakuan yang diberikan kepada subyek penelitian. Rumus ini digunakan untuk desain penelitian subyek tunggal yaitu yang observasinya dilakukan pada saat subyek belum mendapat perlakuan dan setelah subyek mendapat perlakuan. Hasil data inilah yang kemudian dianalisis menggunakan rumus thitung kemudian hasil yang diperoleh dapat menunjukkan apakah perlakuan yang diberikan efektif atau tidak.