BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

POROS dengan BEBAN PUNTIR

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

ADE CHRISTIAN SURBAKTI

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA IV FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7)

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

Hopper. Lempeng Panas. Pendisribusian Tenaga. Scrubber. Media Penampung Akhir

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TIORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB VI POROS DAN PASAK

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

TRANSMISI RANTAI ROL

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERANCANGAN PEMBUATAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 20 KG PER JAM

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS SABUT KELAPA KAPASITAS 60 BUAH/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

MESIN PERAJANG SINGKONG

PERENCANAAN SERTA PEMBUATAN PELAMPUNG DAN SISTEM BELT PERUBAH PUTARAN PADA PROTOTIPE TURBIN AIR TERAPUNG

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

MESIN PEMINDAH BAHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. seorang ahli botani Rusia, Nikolai Ivanovick Vavilov, memastikan bahwa tanaman

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

A. Tuntutan Alat/Mesin Dari Sisi Calon Pengguna

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB I PENDAHULUAN I-1

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah tenaga motor, dimana tenaga motor digunakan untuk menggerakkan atau memutar alat parut melalui perantaraan sabuk. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai mesin pemarut kelapa, mesin pemarut ini biasanya sering kita jumpai di warung-warung, pasar-pasar, dan di rumah makan. Mesin pemarut ini dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar. Alat Pemarut

Gambar. Tempat Penampungan Hasil Parutan Gambar.3 Motor Pemarut

Mesin pemarut ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut : Listrik : 0 watt, 0 volt Putaran motor : 80 rpm Mesin pemarut ini bekerja secara kontiniu tanpa batas waktu. Cara kerja mesin pemarut ini yaitu motor penggerak dihidupkan maka pemarut berputar sesuai dengan kecepatan putarannya, lalu melakukan pemarutan pada kelapa dengan menempelkan buah kelapa yang akan diparut pada alat pemarut maka buah kelapa akan terparut. Dalam hal pemarutan dilakukan oleh orang yang berpengalaman karena bisa berbahaya apabila dilakukan orang yang belum berpengalaman. Hasil yang diperoleh didalam pemarutan tidak begitu memuaskan, karena tidak semua bisa diparut dan batoknya bisa juga kena parut sehingga kelapa dan batoknya bisa bercampur karena sama-sama kena parut. Sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin membuat alat pemarut lain yang lebih efisien dan mudah digunakan, dimana konstruksi mesin/alat ini cukup sederhana dan memiliki keunggulan dari hasil yang diciptakannya bila dibandingkan dengan alat pemarut manual dan yang sebelumnya telah dibuat, karena dapat melakukan pekerjaan dalam jumlah yang banyak serta hasil yang diciptakannya lebih bagus dan cepat... Prinsip Kerja Seperti yang telah diterangkan di atas bahwa mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu manusia di dalam melakukan pekerjaannya. Sumber tenaga utama dari sistem pemarutan adalah tenaga motor, dimana putaran dari elektromotor diteruskan melalui puli yang akan memutar poros pemarut sehingga poros pemarut akan memarut bahan yang telah dimasukkan pada tempat pemarutan. Hasil parutan akan keluar pada corong penampung pada bagian bawah.

.3. Bagian-bagian Utama Mesin Adapun bagian-bagian utama dari mesin pemarut ini adalah :. Motor Listrik Motor listrik merupakan sumber tenaga penggerak awal dari perancangan pada mesin ini. Pada dasarnya mesin mesin pemarut ini dipergunakan untuk rumah tangga dan pasar-pasar tradisional karena disamping efisien juga aman bagi pemakai.. Hopper Hopper adalah bagian yang digunakan untuk memasukkan bahan yang akan di parut dan sekaligus sebagai wadah parutan. Bagian ini langsung berhubungan dengan alat parut. 3. Pemarut Pemarut ini terbuat dari kayu yang berbentuk silinder kemudian ditambahkan berupa kawat-kawat atau paku-paku yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat memarut bahan karena gesekan antara bahan tersebut dengan kawat/paku. 4. Saluran Keluar Hasil Parut Bagian ini merupakan tempat menyalurkan hasil parutan, dimana bagian ini diharapkan mampu dengan mudah menurunkan hasil parutan. Yang utama dari pembuatan bagian ini adalah bahannya licin sehingga bahan hasil parutan dapat dengan mudah meluncur turun, dan tahan terhadap korosi. Dalam pembuatan saluran keluaran hasil parut ini sebaiknya menggunakan bahan stainless steel. 5. Rangka Mesin Rangka mesin merupakan bagian yang berfungsi untuk menopang seluruh komponen-komponen utama dari mesin pemarut. Jadi diharapkan rangka mesin ini mampu menahan kaseluruhan beban dan juga harus kokoh.

.4. Sistem transmisi sabuk dan puli Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-v karena mudah penggunaannya dan harganya murah, tetapi sabuk ini sering terjadi slip sehingga tidak dapat meneruskan putaran dengan perbandingan yang tepat. Sabuk terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam gambar. diberikan berbagai proposi penampang sabuk-v yang umum dipakai. Gambar.4 Ukuran penempang sabuk-v Jika putaran puli penggerak dan yang digerakan berturut-turut adalah n (rpm) dan n (rpm), dan diameter nominal masing-masing adalah d (mm) dan D (mm). Karena sabuk-v biasanya dipakai untuk menurunkan putaran, maka perbandingan yang umum dipakai ialah perbandingan reduksi i (i > ), dimana : n = n D d Kecepatan linier (v) sabuk-v (m/s) adalah : πdn v = 60 000 Jarak suatu poros rencana (C)adalah,5 sampai kali diameter puli besar.

n r m n m R Penggerak C Yang Digerakan Panjang sabuk rencana (L) adalah : Gambar.5 Panjang keliling sabuk π L = C + ( d + D ) + D 4C d ( ) (Sularso;Elemen Mesin; Hal 70) Dalam perdagangan terdapat bermacam-macam ukuran sabuk. Namun mendapatkan ukuran sabuk yang panjangnya sama dengan hasil perhitungan umumnya sukar. Didalam perdagangan nomor nominal sabuk-v dinyatakan dalam panjang kelilingnya dalam inchi.

Tabel. menunjukan nomor-nomor nominal dari sabuk standart utama. Tabel.. Panjang sabuk-v standart. Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal Nomor nominal (Inchi) (mm) (Inchi) (mm) (Inchi) (mm) (Inchi) (mm) 0 54 45 43 80 03 5 9 79 46 68 8 057 6 946 305 47 94 8 083 7 97 3 330 48 9 83 08 8 997 4 356 49 45 84 34 9 303 5 38 50 70 85 59 0 3048 6 406 5 95 86 84 3073 7 43 5 3 87 0 3099 8 457 53 346 88 35 3 34 9 483 54 37 89 6 4 350 0 508 55 397 90 86 5 75 35 889 70 778 05 667 40 3556 36 94 7 803 06 69 4 358 37 940 7 89 07 78 4 3607 38 965 73 854 08 743 43 363 39 99 74 880 09 769 44 3658 40 06 75 905 0 794 45 3683 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 68) Jarak sumbu poros C dapat dinyatakan sebagai : b + b + 8( D d) C = (Sularso;Elemen Mesin; Hal 70) 8 Dimana : b = L 3.4( D + d ) (Sularso;Elemen Mesin; Hal 70)

Sedangkan untuk besarnya daya yang dapat ditransmisikan oleh sabuk, digunakan rumus Po = F F ) v (Sularso;Elemen Mesin; Hal 7) ( F = F µθ e (Sularso;Elemen Mesin; Hal 7) F = σ izin b t σ izin =,5 3,3 N/mm Dimana : F F b t = gaya tarik pada sisi kencang (N) = gaya tarik pada sisi kendor (N) = Lebar sabuk spesifik (mm) = Tebal sabuk sfesipik (mm) e =,78 μ = Koefesien anatar sabuk dan puli (0,3 0,6) θ = Sudut kontak antara sabuk dan puli (º) Besarnya sudut kontak adalah : 57(D d) θ = 80 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 73) C C = Jarak sumbu poros (mm)

.5. Poros Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat beban lain kecuali torsi, maka perencanaan diameter porosnya adalah sebagai berikut : 6. T τ = π. 3 d s Supaya konstruksi aman maka τ izin ( τ ) τ (kg/mm ) a timbul τ a 6. T π. d 3 s d s 6. T π. τ a 3 d s 3 5,. T τ a Dimana : d s = Diameter poros (mm) T = Torsi (kg.mm) τ = Tegangan izin (kg/mm ) a Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak (kw), maka berbagai faktor keamanan bisa diambil, sehingga koreksi pertama bisa diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah fc, maka daya perencana adalah : Pd = fc. P Dimana Pd = Daya perencana (kw)

Harga fc dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel. faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan Daya yang Akan Ditransmisikan Daya rata-rata yang diperlukan, -,0 Daya maksimum yang diperlukan 0,8 -, Daya normal,0 -,5 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 7) Untuk menghitung Torsi T (kg.mm) dapat dihitung dari daya perencana (kw) sebagai berikut : T = Pd ω f c T = Pd 0 60 000 πn 5 T = 9,74 0 Pd n Tegangan izin dapat dihitung sebagai berikut : τ B τ a = (Sularso;Elemen mesin;hal 8) sf sf Dimana : τ B = Kekuatan tarik bahan (kg/mm ) Sf = Faktor keamanan bahan, untuk bahan SF = 5,6 S-C = 6,0 Sf = Faktor keamanan akibat alur pasak (,3 3,0)

Dalam perencanaan diameter poros, ada faktor-faktor lain seperti faktor koreksi akibat momen puntir (Kt) dan faktor akibat beban lenturan (Cb), maka persamaan menjadi : d s 5,. T. τ a Kt Cb 3 (Sularso;Elemen mesin;hal:8) Dimana harga Kt =,0 (jika beban halus),0,5 (Jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan),5 3,0 (Jika beban dikenakan dengan kejutan) Cb =,,3(jika tidak ada beban lentur maka Cb = ).6. Baut Baut disini berfungsi sebagai pengikat untuk dudukan pada motor penggerak tetapi selain itu berfungsi juga untuk pengikat poros terhadap puli. Jika momen rencana dari poros adalah T(Kg.mm) dan diameter poros adalah ds (mm), maka gaya tangensial F (Kg) Pada permukaan poros adalah : T F = ( d s / ) Tegangan geser yang ditimbulkan adalah : F τ k= π / 4 d Dimana : τ = Tegangan geser yang terjadi (kg/mm ) k d = Diameter luar baut (mm)

Tegangan geser izin didapat dengan : τ ka = σ b S S fk fk Dimana : Sfk Sfk = Faktor keamanan (umumnya diambil 6) = Faktor keamanan =,0,5 (jika beban dikenakan perlahan-lahan) =,5 3,0 (jika beban dikenakan tumbukan ringan) =,0 5,0 (jika beban dikenakan secara tiba-tiba dengan tumbukan berat) Dari tegangan geser izin, panjang pasak yang diperlukan dapat diperoleh dengan : τ ka F π / 4 d Gaya keliling F (kg) yang sama seperti diatas dikenakan pada luas permukaan samping pasak. Maka tekanan permukaannya adalah : F P = d t Dimana : P = Tekanan permukaan (kg/mm ) t = kedalaman baut pada poros (mm) dari harga tekanan permukaan yang di izinkan, panjang pasak yang diperlukan dapat dihitung dengan : F P a = d t Dimana : P a = Tekanan permukaan izin (kg/mm )

Harga Pa dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel.3 Tekanan permukaan yang diizinkan pada ulir Tekanan permukaan yang diizinkan Pa Bahan (kg/mm ) Ulir luar Ulir dalam Untuk pengikat Untuk penggerak Baja liat Baja liat atau perunggu 3 Baja keras Baja liat atau perunggu 4,3 Baja keras Besi cor,5 0,5 (Sularso;elemen mesin;hal 98).7. Daya motor penggerak Daya motor merupakan suatu pelengkap utama dalam melakukan suatu gerakan pada poros yang dihubungkan melalui puli dan sabuk. Daya motor dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Daya motor penggerak dapat dihitung dengan dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini : P = T.ω Dimana : P = daya [watt] T = momen puntir/torsi [Kg.mm] ω = kecepatan sudut [rad/det].8. Bantalan Tujuan merencanakan bantalan adalah untuk mendapatkan umur bantalan. Suatu beban yang besarnya sedemikian rupa hingga memberikan umur yang sama dengan umur yang diberikan oleh beban dan kondisi putaran sebenarnya disebut beban ekivalen

dinamis. Misalkan sebuah bantalan membawa beban radial Fr (kg) dan beban aksial Fa (kg), maka beban ekivalen dinamis P (kg) adalah : Pr = XVFr + YFa (Sularso;Elemen Mesin; Hal 35) Dimana : X,V dan Y = faktor-faktor beban Harga X,V dan Y dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel.4 faktor-faktor X,V dan Y Bant alan bola alur dala m Bant alan bola sudu t Jenis bantalan Fa/Co = 0,04 =0,08 =0,084 = 0, = 0,7 = 0,8 = 0,4 = 0,56 α = 0º = 5º = 30º = 35º = 40º Beb an puta r pada cinci n dala m Beb an punt ir pada cinci n luar Baris tunggal Fa/VFr>e Baris ganda Fa/VFr efa/vfr>e e Baris tunggal V X Y X Y X Y Xo Yo Xo, 0,56, 0,43 0,4 0,39 0,37 0,35 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 35),30,99,7,55,45,3,5,04,00,00 0,87 0,76 0,66 0,55 0 0,56 0,09 0,9 0,78 0,66 0,55 0,70 0,67 0,63 0,60 0,57,3 0,9 0,7,5 5,4 5,3, 5,0 4,0 0,6 3,4, 4,0 7 0,9 3 0,9 0, 0,6 0,8 0,30 0,34 0,38 0,4 0,44 0,57 0,68 0,80 0,95,4 0,6 0,5 0,6 0,5 0,4 0,3 8 0,3 3 0, 9 0, 6 Baris ganda Y o 0, 5 0, 84 0, 76 0, 66 0, 58 0, 5

Umur nominal L dapat ditentukan sebagai berikut : untuk untuk bantalan bantalan Bola, f rol, f n n 33,3 = n 33,3 = n / 3 3 /0 (Sularso;Elemen Mesin; Hal 35) Faktor umur : C Untuk kedua bantalan,f h = f n (Sularso;Elemen Mesin; Hal 35) P Umur nominal L h adalah untuk untuk bantalan bantalan Bola, L rol, f h h = 500 f = 500 f / 3 h 3 /0 h (Sularso;Elemen Mesin; Hal 35) Dimana C = Beban nominal dinamik spesifik (kg) P = Beban ekivalen dinamis (kg)

Harga C dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel.5 Beban nominal dinamik spesifik (Sularso; Elemen Mesin; Hal 43)

BAB III PENETAPAN SPESIFIKASI 3. Material Yang Diparut Peninjauan pada material yang diparut dilakukan dalam perencanaan mesin pemarut serbaguna. Material yang diparut angkut adalah yang termasuk dalam ubi, kelapa, kunyit, jahe dan lain-lain 3. Penetapan Kapasitas Mesin Pemarut Kapasitas mesin pemarut direncanakan mampu menampung 50 Kg bahan yang akan diparut dengan model poros pemarut bergerigi.. 3.3 Perencanaan Sistem Transmisi Untuk memindahkan putaran motor ke poros penggerak direncanakan menggunakan sistem transmisi sabuk dan puli dan disesuaikan dengan kebutuhannya. Dalam perencanaan mesin pemarut ini direncanakan putaran akhirnya adalah 700 rpm. 3.4 Spesifikasi Perencanaan. Jenis Material : termasuk dalam ubi, kelapa, kunyit, jahe dan lain-lain Kapasitas Sistem transmisi : 50 kg / jam : Sabuk dan puli