10/22/2015 BATERAI BATERAI BATERAI

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB II TINJAUAN UMUM

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.6

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

RANCANG BANGUN PEMANFAATAN PANEL SURYA SEBAGAI CHARGER HANDPHONE DI TEMPAT UMUM

III. METODE PENELITAN. Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Sumber Arus Listrik. menjelaskan. Macam-macam Sumber Tegangan.

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hasil Penelitian dan Pembahasan

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

PENGARUH LUAS ELEKTRODA TERHADAP KARAKTERISTIK

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL SEL ELEKTROLISIS

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

SISTEM PENGISIAN BATTERAY LEAD ACID SECARA ADAPTIVE

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

- - SUMBER ARUS LISTRIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

Monitoring Kinerja Baterai Berbasis Timbal untuk Sistem Photovoltaic

BAB I PENDAHULUAN. sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronik yang sangat memerlukan sumber energi yang portable.

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

Paul Togan Advisor I : Advisor II :

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

MODUL 7 FUEL CELL DAN SEL SURYA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengeluarkannya dalam bentuk energi listrik. Baterai terdiri dari sel elektrokimia

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI SEL BAHAN BAKAR

I. PENDAHULUAN. premium dan solar. Kelangkaan terjadi hampir di seluruh kabupaten dan kota di

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Sulistyani, M.Si.

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI KARAKTERISTIK PELEPASAN MUATAN BATERAI LEAD ACID TERHADAP VARIASI BEBAN RLC SKRIPSI HERMAWAN PERMANA PUTRA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN AIR GARAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Muh. Ali Usman 1, Muhammad Hasbi 2, Budiman Sudia 3

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

Elektrokimia. Sel Volta

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

PERCOBAAN IV ANODASI ALUMINIUM

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KIMIA ELEKTROLISIS

BAB II LANDASAN TEORI Defenisi Umum Solar Cell

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN BATERAI SENG UDARA MENGGUNAKAN FOTO POLYMER TETRAHYDROFURFURYL ACRYLATE (THFA)

BAB I PENDAHULUAN. Baterai kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, untuk

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

BAB I PENDAHULUAN. portable tersebut biasanya menggunakan baterai litium yang dapat diisi ulang.

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

Transkripsi:

Baterai didefinisikan sebagai peralatan (device) yang mengubah energi kimia yang terkandung di dalamnya menjadi energi listrik secara langsung dan spontan. Prinsip kerja yang digunakan dalam reaksi baterai adalah menggunakan prinsip sel elektrokimia Pemilihan bahan-bahan yang terkandung dalam pembuatan baterai disesuaikan dengan output baterai yang diinginkan Baterai? Baterai vs Sel Elektrokimia Baterai menggunakan prinsip sel elektrokimia Komponen utama baterai 2 elektroda dan elektrolit Baterai bisa terdiri dari 1 atau lebih dari 1 sel elektrokimia sesuai kebutuhan potensial tegangan yang dibutuhkan. Zn + Cu 2+ Zn 2+ + Cu E o = 1,1 V Berapa potensial rangkaian seri sel elektrokimia yang membentuk baterai disamping?

Redoks Potensial Redoks Potensial Redoks Potensial Klasifikasi Baterai Baterai Primer Baterai Sekunder Bateri Penyimpan/Cadangan Sel Bahan Bakar

Baterai Primer Sekali pakai, satu siklus reaksi (discharge), tidak mudah diisi ulang atau bisa disebut juga tidak efektif jika diisi ulang Prinsip kerja seperti sel galvanis Elektrolit yang dipakai lebih banyak saat ini berupa pasta (cont. KOH) untuk aplikasi yang lebih praktis dan aman Baterai primer dengan elektrolit pasta biasa dikenal dengan sel kering (dry cell). Aplikasi baterai jenis ini biasa ditemui untuk sumber energi peralatan elektronik ringan seperti kamera, radio, dvd portable dll Baterai Penyimpan/Cadangan (Reserved) Baterai jenis ini diaplikasi untuk penyimpanan energi jangka panjang Baterai dipakai jika kondisi sumber energi yang lain sudah terpakai Dalam hal ini, untuk menghindari adanya reaksi spontan, elektrolit pada baterai ini diisolasi dengan elektrodanya Baterai dipakai dengan cara memberikan proses aktivasi pada elektrolit (misal dengan dipanaskan) sehingga baterai bisa dipakai Contoh aplikasi baterai ini adalah misil jarak jauh, torpedo atau senjata militer lain. Baterai Sekunder Bisa diisi ulang (rechargeable) dengan cara memberikan arus listrik searah pada kedua elektroda dengan arah elektron berlawanan dengan ketika baterai dipakai. Prinsip kerja adalah sel galvanis ketika dipakai (discharged) dan elektrolisis ketikan diisi ulang Karena pemakaian baterai ini biasa dipakai untuk penyimpan (storage), baterai ini dikenal dengan nama akumulator Ada dua jenis aplikasi baterai ini ditinjau dari proses pengisian ulang: Baterai menjadi sumber listrik untuk peralatan elektronik tetapi sekaligus diisi ulang dari sumber listrik yang lain. Contoh aplikasi ini adalah pada kendaraan bermotor yang mengisi akumulator dengan keluaran listrik dari pembakaran (menggunakan magnet), pada saat yang sama aki juga dipakai untuk mensuplai listrik untuk komponen elektronika yang ada di kendaraan Baterai diisi ulang setelah habis energi yang terkandung didalam baterai tersebut. Contoh aplikasi ini adalah baterai peralatan elektronik (cont. Handphone) Sel Bahan Bakar(Fuel Cell) Prinsip dari sel bahan bakar sama dengan sel galvanis hanya saja material yang dipakai disuplai dari luar tidak seperti pada sel galvanis dimana elektroda dan elektrolit tersedia. Perbedaan yang lain adalah anoda dan katoda tidak seperti di baterai. Untuk anoda yang biasa dipakai dalam sel bahan bakar adalah gas atau cairan yang lebih reaktif sedangkan disisi anode adalah cairan atau gas yang kurang reaktif. Pada banyak aplikasi, O 2 yang paling banyak dipakai. Sel bahan bakar yang berbentuk portable saat ini mulai banyak dikembangkan (contoh mobil hidrogen)

Level Tegangan Tegangan teoritis, sebagai fungsi material katoda dan anoda pada kondisi standard Tegangan open-circuit, tegangan pada saat tanpa beban, nilainya mendekati tegangan teoritis Tegangan close-circuit, tegangan pada saat ada beban Tegangan nominal, tegangan yang dikenal sebagai tegangan operasional sebuah baterai Tegangan kerja, tegangan kerja biasanya merupakan rentang aktual kerja baterai pada saat dipakai Tegangan rata-rata, rata-rata nilai tegangan pada saat dipakai Tegangan mid-point, nilai tengah tegangan selama proses pemakaian Tegangan end or cut off, tegangan yang diskenario bekerja pada level tertentu. Baterai silver : Tegangan teoritis Tegangan open Tegangan nominal 1,56 V 1,55 V 1,55 V Mode/cara pengosongan baterai Hambatan konstan, jika nilai hambatan beban konstan selama pemakaian maka arus dan tegangan akan menurun) Arus konstan, arus dijaga konstan selama pemakaian Daya konstan, arus akan cenderung naik pada saat dipakai karena tegangan menurun Arus yang mengalir saat pengosongan Kinerja dan umur baterai dipengaruhi besaran arus, rugi-rugi hambatan dan efek polarisasi. Daya rata-rata dalam waktu 1 jam Watthour (Wh) = Voltage(V) x Amperehours(Ah) Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam (Ah = kuat arus(ampere) x waktu(hour)), artinya baterai dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara rata-rata sebelum tiap selnya menyentuh tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar 1,75 V (ingat, tiap sel memilikitegangan sebesar 2 V; jika dipakai maka tegangan akan terus turun dan kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai semuanya bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Contoh baterai 12 V 75 Ah. Baterai ini bisa memberikan kuat arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt P= V x I = Voltase x Ampere = 12 V x 75 A). Temperatur kerja saat baterai dipakai Temperatur kerja berpengaruh pada lama pemakaian baterai. Umumnya temperatur kerja baterai 20 o 40 o C Pada temperatur lebih tinggi (masih dalam rentang temperatur kerja), tegangan dan energi yang dihasilkan baterai lebih tinggi karena hambatan internal turun, aktivitas kimia dalam baterai meningkat. Begitu pula kondisi sebaliknya, tegangan dan energi yang dihasilkan menurun pada kondisi temperatur lebih rendah. Pada kondisi overheat, setelah beberapa waktu tertentu, kerja baterai akan mengalami anomali yaitu kemerosotan.

Umur pemakaian, umur pemakaian sangat bergantung pada beban dan temperatur Tipe penggunaan (Terus menerus atau intermittent) Siklus kerja, penggunaan baterai pada kasus intermittent dan pulse discharge. Pada kasus pulse discharge, perubahan arus terjadi pada saat-saat tertentu. Regulator tegangan, dapat mempengaruhi kinerja baterai dan menjaga keluaran tegangan baterai cenderung stabil Desain baterai. Penggunaan baterai secara bersamaan pada satu rangkaian juga mempengaruhi kinerja karena energi yang terkandung dalam baterai berbeda satu sama lain Umur baterai dan kondisi penyimpanan, faktor yang mempengaruhi adalah temperatur lingkungan. Adanya kasus seperti self discharge pada waktu penyimpanan yang lama juga perlu dipertimbangkan. Berbagai macam baterai Baterai Primer Standard baterai Adanya standard diperlukan untuk produksi baterai yang beredar di pasar. Standard baterai berupa spesifikasi baterai (desain, dimensi, temperatur kerja, regulator, proteksi dll) Lembaga standard baterai : - ANSI - IEC - SNI (Indonesia) Berbagai macam baterai Baterai Sekunder

Berbagai macam baterai primer Baterai Zn/MnO 2, potensial standard 1,5 V Baterai Cd/Ni(OH )2, potensial standard 1,2 V? Berbagai macam baterai primer Baterai Li/MnO 2, potensial standard 3,6 V Baterai Cd/Ni(OH )2, potensial standard 1,2 V

Baterai Pb/PbO 2, potensial standard 2 V Lithium Ion Battery, potensial standard sekitar 3.7 V