Asnawati Staf Pengajar Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember

dokumen-dokumen yang mirip
SCALE TREATMENT PADA PIPA DISTRIBUSI CRUDE OIL SECARA KIMIAWI

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

I. PENDAHULUAN. terjadi pada permukaan peralatan penukar panas yang disebabkan oleh

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

I. PENDAHULUAN. dunia perindustrian. Umumnya banyak dijumpai pada peralatan-peralatan industri

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Mahasiswa Program Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang - Semarang

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

PEMBENTUKAN KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) DALAM PIPA ALIRAN LAMINER PADA TEMPERATUR 25 0 C HINGGA 40 0 C DAN PENAMBAHAN ADITIF ASAM MALAT

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

EVALUASI PENANGGULANGAN SCALE DENGAN METODE INJECT SCALE INHIBITOR PADA SUMUR X DI PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD LIMAU

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml.

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kerak didefinisikan sebagai suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang

PEMBUATAN NATRIUM SULFAT ANHIDRAT (NA 2 SO 4 )

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI LARUTAN HCl TERHADAP KECEPATAN REAKSI ACIDIZING (PENGHANCURAN KERAK CACO 3 )

Spektrofotometri Serapan Atom

DETOKSIFIKASI SIANIDA PADA TAILING TAMBANG EMAS DENGAN NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN HIDROGEN PEROKSIDA (H 2 O 2 )

PEMBENTUKAN KRISTAL CaCo3 PADA PIPA TEMBAGA DENGAN KONSENTRASI LARUTAN 3500ppm Ca ++ DAN LAJU ALIRAN 30 ML/MENIT. Abstrak

3. Metodologi Penelitian

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Laporan Kimia Analitik KI-3121

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

Lampiran 1. Prosedur Analisis

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

8. ASIDI-ALKALINITAS

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221

Lampiran 1. Prosedur Analisis Nitrogen Organik, N-NH 3, N-NO 3, Ortofosfat, TSS, Kerapatan Sel, COD.

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

Proses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT *)

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3

ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL

Pemisahan dengan Pengendapan

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH KIMIA UNSUR UNSUR NITROGEN. Disusun Oleh : Indah Ar ( )

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kerak didefinisikan sebagai suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006


HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

SNI Standar Nasional Indonesia

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

PENURUNAN KANDUNGAN AMMONIA PADA LIMBAH CAIR DENGAN METODA AERASI BUBBLING DAN PEMANASAN. S a r i a d i *) ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP PEMBENTUKAN KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) DALAM PIPA BERALIRAN LAMINER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal ILMU DASAR, Vol.., 00 :0- Pengaruh Temperatur Terhadap Reaksi Fosfonat dalam Inhibitor Kerak pada Sumur Minyak (The Effect of Temperature to Phosphonate Reaction in Scale Inhibitor at the Oil Fields) Asnawati Staf Pengajar Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember ABSTRACT One way to prevent the scale formation at the oil fields is by injecting the scale inhibitor into the formation of water. Temperature in formation of water is high enough to influence stability of inhibitor. Therefore it is necessary to study how the temperature influences it. For this purpose, types of scale inhibitor used were Jet-Cote 9 and Servo UCA 0. They were injected into formation of water in Pematang and South Bekasap. The ascorbat acid method with spectrometry was used to determine the existing phosphate and phosphonate in scale inhibitor. The result showed that the temperature influenced the alteration of phosphonate, it would become higher when the temperature was increasing. The alteration of phosphonate formed in South Bekasap and Pematang oil field formation of water is.99% and 8.% for Servo-UCA 0,. and 8. for Jet-Cote 9. Key words : temperature, phosphonate, scale inhibitor, spectrometry. PENDAHULUAN Kerak (scale) merupakan masalah yang cukup kompleks dan selalu terjadi diladang-ladang minyak. Kerak didefinisikan sebagai suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang terendapkan dan membentuk timbunan kristal pada permukaan suatu subtansi (Kemmer, 979). Kerak yang terbentuk pada pipa-pipa akan memperkecil diameter dan menghambat aliran fluida pada sistem pipa tersebut. Terganggunya aliran fluida menyebabkan suhu semakin naik dan tekanan semakin tinggi maka kemungkinan pipa akan pecah dan rusak. Salah satu cara untuk mencegah terbentuknya kerak diladang-ladang minyak adalah dengan menginjeksikan bahan-bahan kimia pencegah kerak (scale inhibitor) ke dalam air formasi. Prinsip kerja dari scale inhibitor yaitu pembentukan senyawa kompleks (chelat) antara scale inhibitor dengan unsur-unsur pembentuk kerak. Senyawa kompleks yang terbentuk larut dalam air sehingga menutup kemungkinan pertumbuhan kristal yang besar. Di samping itu dapat mencegah kristal kerak untuk melekat pada permukaan pipa (Patton, 98). Pada umumnya scale inhibitor yang digunakan di ladang-ladang minyak dibagi atas dua tipe yaitu scale inhibitor anorganik dan scale inhibitor organik. Senyawa anorganik fosfat yang umum digunakan sebagai inhibitor adalah kondesat fosfat dan dehidrat fosfat. Anorganik fosfat banyak digunakan sebagai scale inhibitor sebelum berkembangnya fosfonat, fosfat ester dan polimer. Pada dasarnya bahan-bahan kimia ini mengandung group P-O-P dan cendrung untuk melekat pada permukaan kristal. Ikatan oksigenfosfor ini sangat tidak stabil dalam larutan encer dan akan terhidrolisa (bereaksi dengan air) menghasilkan ortofosfat yang tidak aktif atau tidak berfungsi sebagai scale inhibitor. Reaksi ini biasa disebut sebagai reversi (Cowan, 97). Scale inhibitor organik yang biasa digunakan: organo fosfonat, organo fosfat ester dan polimer-polimer organik. Organo fosfat ester efektif untuk kerak CaSO, organo fosfonat efektif untuk kerak CaCO dan polimer-polimer organik efektif untuk kerak CaCO, CaSO dan BaSO. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inhibitor adalah : keefektifan, kestabilan, kacocokan dan biaya. Sifat dari scale inhibitor yang sangat diharapkan stabil dalam air pada waktu yang panjang dan temperatur yang tinggi. Organo fosfor lebih stabil dari anorganik polifosfat. Ikatan langsung antara karbon-fosfor menyebabkan organo fosfat lebih stabil melawan reversi terhadap waktu, temperatur dan ph (Cowan, 97).

Jurnal ILMU DASAR, Vol.., 00 :0- Menurut Buzalmi (98) sebagian besar pada ladang-ladang minyak daerah Bekasap dan Pematang terbentuk kerak CaCO. Organo fosfonat merupakan scale inhibitor yang cocok untuk mencegah kerak tersebut. Temperatur reservoir minyak dan gas bumi terutama ditentukan oleh kedalamannya, makin dalam makin tinggi temperaturnya. Di lain pihak nilai dari temperatur ini ditentukan oleh gradien panas bumi. Nilai rata-rata gradien panas bumi o F/kaki atau, o C/kaki. Kedalaman sumur minyak daerah Bekasap dan Pematang lebih kurang 00 kaki dan temperatur reservoir 9 o F. Mengingat temperatur reservoir daerah Bekasap dan Pematang cukup tinggi dan kestabilan inhibitor yang sangat dipengaruhi oleh temperatur maka dalam tulisan ini dikaji berapa besar pengaruh temperatur untuk mempercepat terjadinya reaksi hidrolisa tersebut. METODOLOGI Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Water Analysis PT Caltex Facific Indonesia Duri Riau. Bahan dan Alat Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah : asam askorbat, asam sulfat, natrium hidroksida, antimonil potasium tartrat, amonium molibdat, phenolftalen dan amonium persulfat. Sedangkan alat yang digunakan : spektronik 0 dan seperangkat peralatan gelas. Penyediaan Sampel Sampel yang dianalisa dibagi menjadi bagian :. Sampel bahan kimia (chemical) yang belum dinjeksikan ke dalam sumur minyak. Bahan kimia yang diambil merk Jet-Cote 9 dan Servo-UCA 0.. Sampel air formasi dari sumur yang diinjeksi dengan macam bahan kimia di atas. Sampel ini diambil dari sumur Bekasap Selatan 0 dan sumur Pematang 8 untuk yang diinjeksi dengan Jet-Cote 9 dan sumur Bekasap Selatan dan Pematang untuk yang diinjeksi dengan dengan Servo- UCA 0.. Sampel air formasi dari sumur yang tidak diinjeksi dengan scale inhibitor yang letaknya berdekatan dengan sumur bagian dua (Bekasap Selatan, Pematang, Bekasap Selatan dan sumur Pematang). Prinsip Metoda Dalam penelitian ini dipakai metoda asam askorbat secara spektrometri. Konsentrasi fosfat total (ortofosfat total) ditentukan dengan merubah semua fosfor ke dalam bentuk ortofosfat dengan cara destruksi (digestion) menggunakan amonium persulfat sebagai oksidator, sedangkan untuk penentuan fosfat saja tidak dilakukan destruksi. Dalam metoda asam askorbat, amonium molibdat dan potasium antimonil tartrat bereaksi dengan ortofosfat dalam media asam membentuk asam pospomolibdat dan kemudian direduksi menjadi kompleks molibdat oleh asam askorbat. Pengaruh temperatur terhadap perubahan fosfonat menjadi fosfat ditentukan dengan menvariasikan temperatur antara 00-0 o F dan kandungan fosfonatnya ditentukan dengan cara merubah semua fosfor ke dalam bentuk ortofosfat. Penentuan fosfat (ortofosfat) total. Sampel 0 ml dimasukkan ke dalam beaker gelas, ditambahkan 0, g amonium persulfat dan ml H SO M. Larutan ini kemudian didestruksi sampai hampir kering, dibiarkan dingin. Setelah dingin diberi indikator phenolftalen, ditambah NaOH M sampai warna pink muncul, kemudian dinetralkan dengan H SO N sampai warna pink hilang. Larutan ini diencerkan sampai volume 0 ml. Dimasukkan 8 ml reagen singel (asam sulfat pekat + antimonil potasium tartrat + amonium molibdat + asam askorbat) dan dibiarkan selama 0 menit. Diukur %T dengan alat spektrometer pada panjang gelombang maksimum 880 nm. Penentuan Fosfat (Ortofosfat Saja) Sampel 0 ml dimasukkan ke dalam beaker gelas, ditambah 8 ml reagen singel dan dibiarkan selama 0 menit dan diukur %T dengan alat spektrometer pada panjang gelombang maksimum 880 nm. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Fosfonat dalam Scale Inhibitor Jet-Cote 9 dan Servo-UCA 0 merupakan scale inhibitor fosfonat yang berwujut cair. Hasil

Jurnal ILMU DASAR, Vol.., 00 :0- analisa fosfat dan fosfat total dari 0,0 ml scale inhihitor dalam aquades dan air formasi yang tidak diinjeksi dengan bahan kimia dapat dilihat pada Tabel. Hasil di atas menunjukkan bahwa sebelum scale inhibitor diinjeksikan ke dalam air formasi (sumur minyak) telah ada 89 ppm dalam Jet Cote-9 dan 0 ppm dalam Servo UCA-0 fosfat. Fosfat ini mungkin berasal dari fosfonat yang telah berubah menjadi fosfat. Dalam air formasi ternyata kandungan fosfatnya lebih tinggi dibanding dalam aquades, yang berarti di dalam air formasi juga terdapat fosfat sehingga scale inhibitor yang diencerkan dalam air formasi kandungan fosfat lebih tinggi dibanding dalam aquades. Kandungan fosfonat yang masih aktif diketahui dengan menentukan kandungan fosfat total yang dikurangi dengan fosfat yang ada di dalamnya. Dalam setiap 0.0 ml Jet Cote-9 terdapat rata-rata 077 ppm fosfonat dan 999 ppm dalam Servo UCA-0. Angka tersebut menunjukkan bahwa kandungan fosfonat Jet-Cote 9 sedikit lebih tinggi dibanding Servo-UCA 0. Pengaruh Temperatur Terhadap Perubahan Fosfonat Pengaruh temperatur terhadap perubahan fosfonat menjadi fosfat dapat dilihat pada gambar dan. Dari gambar dan terlihat fosfonat yang berubah menjadi fosfat semakin banyak dengan naiknya temperatur. Pada temperatur rendah perubahannya kecil, tetapi semakin naik temperatur semakin banyak fosfonat yang berubah menjadi fosfat. Tabel. Kandungan fosfat dan fosfat total dalam scale inhibitor. Sampel Jet-Cote 9 Servo-UCA 0 Pengencer Konsentrasi (ppm) Fosfat Fosfat total Fosfonat Aquades 0 009 9 Air sumur Pematang 9090 708 9798 Air sumur Bekasap Selatan 09 79 0970 Aquades 89 8 09 Air sumur Pematang 078 097 879 Air sumur Bekasap Selatan 7 0 8980 Hasil diatas menunjukkan bahwa sebelum scale inhibitor diinjeksikan ke dalam air formasi (sumur minyak) telah ada 89 ppm dalam Jet Cote-9 dan 0 ppm dalam Servo UCA-0 fosfat. Fosfat ini mungkin berasal dari fosfonat yang telah berubah menjadi fosfat. Dalam air formasi ternyata kandungan fosfatnya lebih tinggi dibanding dalam aquades, yang berarti di dalam air formasi juga terdapat fosfat sehingga scale inhibitor yang diencerkan dalam air formasi kandungan fosfat lebih tinggi dibanding dalam aquades. Kandungan fosfonat yang masih aktif diketahui dengan menentukan kandungan fosfat total yang dikurangi dengan fosfat yang ada di dalamnya. Dalam setiap 0.0 ml Jet Cote-9 terdapat rata-rata 077 ppm fosfonat dan 999 ppm dalam Servo UCA-0. Angka tersebut menunjukkan bahwa kandungan fosfonat Jet-Cote 9 sedikit lebih tinggi dibanding Servo-UCA 0. Pengaruh Temperatur Terhadap Perubahan Fosfonat Pengaruh temperatur terhadap perubahan fosfonat menjadi fosfat dapat dilihat pada gambar dan. Dari gambar tersebut terlihat fosfonat yang berubah menjadi fosfat semakin banyak dengan naiknya temperatur. Pada temperatur rendah perubahannya kecil, tetapi semakin naik temperatur semakin banyak fosfonat yang berubah menjadi fosfat.

Jurnal ILMU DASAR, Vol.., 00 :0- % Fosfonat Fosfat Gambar. % perubahan fosfonat menjadi fosfat pada Servo UCA-0 dalam aquades, air formasi daerah Pematang dan Bekasap Selatan % Fosfonat Fosfat 0 0 8 0 0 90 00 0 0 0 80 00 0 Temperatur ( o F) 90 00 0 0 0 80 00 0 Temperatur ( o F) Aquades Pematang Bekasap Selatan Aquades Pematang Bekasap Selatan Gambar. % perubahan fosfonat menjadi fosfat pada JC-9 dalam aquades, air formasi daerah Pematang dan Bekasap Selatan Hasil analisa Servo UCA-0 dalam aquades pada temperatur rendah sampai 00 o F perubahannya tidak terlalu tajam, hanya kurang dari %, tetapi bila temperatur dinaikkan menjadi 0 o F fosfonat yang berubah menjadi fosfat meningkat tajam mencapai,8% (lihat gambar ). Fosfonat yang berubah menjadi fosfat pada air formasi lebih tinggi dibanding dengan dalam aquades, disamping dalam air formasi sendiri mengandung fosfat juga banyak kandungan ionion lain yang kemungkinan dapat mempercepat terjadinya perubahan ini. Menurut Koesoemadinata dan Lalicker (99) air formasi mengandung ion-ion seperti kalsium, magnesium, aluminium, silika, tembaga, vanadium dan lain-lain. Kemungkinan diantara ion-ion tersebut ada yang bersifat katalis untuk reaksi ini sehingga mempengaruhi perubahan fosfonat menjadi fosfat. Hasil analisa Jet Cote-9 dalam aquades pada temperatur rendah sampai 00 o F perubahannya kurang dari %, tetapi bila temperatur dinaikkan menjadi 0 o F fosfonat yang berubah menjadi fosfat meningkat tajam sampai,79%. Dalam air formasi pada 00 o F perubahannya sekitar 7,% tetapi pada temperatur 0 o F perubahannya mencapai,7% pada air formasi sumur Pematang dan 9,9% dalam air formasi sumur Bekasap (lihat gambar ). Hasil analisis Jet Cote-9 baik dalam aquades maupun dalam air formasi sumur pematang dan Bekasap Selatan tidak jauh berbeda dengan Servo-UCA 0 yang berarti kestabilannya tidak jauh berbeda, juga keduanya cocok untuk kerak CaCO, hanya saja Jet Cote- 9 kandungan fosfonatnya sedikit lebih tinggi dibanding Servo UCA-0, yang berarti Jet Cote-9 lebih efektif dari Servo UCA-0 karena semakin banyak kandungan fosfatnya semakin banyak mengikat kerak. Scale Inhibitor pada Sumur Minyak Untuk mengetahui kandungan fosfonat dalam sumur minyak, dilakukan analisis fosfat dan fosfat total yang terdapat dalam air formasi yang telah diinjeksi dengan scale inhibitor. Kemungkinan besar air formasi juga mengandung fosfat maka dilakukan analisis fosfat pada air formasi dari sumur yang tidak diinjeksi dengan scale inhibitor. Air formasi yang dipilih letaknya berdekatan dengan sumur minyak yang diinjeksi dengan scale inhibitor. Hasil analisa kandungan fosfat dan fosfat total pada sumur yang diinjeksi dengan scale inhibitor dan fosfat pada sumur yang tidak diinjeksi dengan bahan kimia serta perubahan fosfonatnya dapat dilihat pada tabel -. Sampel ini diambil sebanyak kali dengan jarak waktu hari. Hasil analisis pada tabel - menunjukkan bahwa fosfat ada dalam air fomasi sumur yang tidak diinjeksi dengan scale inhibitor. Kandungan fosfat pada air formasi sumur minyak daerah Pematang terlihat lebih tinggi dibanding dengan air formasi sumur minyak daerah Bekasap Selatan. Fosfat yang ada dalam air formasi ini berkisar antara 0,07 ppm sampai 0,07 ppm. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan fosfat tidak sama setiap waktu, hal ini sangat dimaklumi bahwa sampel yang diambil merupakan sampel yang mengalir. Air yang bercampur dengan minyak ini dihisap oleh pompa dari dalam tanah yang komposisi kimianya tidak sama.

Pengaruh Temperatur Terhadap.(Asnawati) Tabel. Jet Cote-9 pada air formasi sumur Pematang Pematang 8 Pematang % Fosfonat fosfat O,07 0, 0,0 0,08 0, 0,088 0,8 0,99 0,0 0, 0, 0,7 0,0 0,08 0,07 0,0 0,088 0,088 7,8, 8,7 9,0,88,98 x 0,088 0,9 0,0 8, Tabel. Jet Cote-9 pada air sumur Bekasap Selatan Bekasap Selatan 0 Bek. Sel. 0,0 0. 0,00 0,0 0,70 0,0 0,08 0,70 0,0 0,00 0,8 0,0 0, 0,8 0,0 0, 0,9 0,08 % Fosfonat fosfat,,,,9 8, 7,0 x 0.09 0,7 0,0,8 Tabel. Servo UCA-0 pada air formasi sumur Pematang Pematang Pematang % Fosfonat fosfat 0,07 0,7 0,09,7 0,8 0,887 0,09 7, 0, 0,88 0,09,7 0,7 0,89 0,07,7 0, 0,8 0,08 7,7 0,07 0, 0.0 9,98 x 0,9 0,790 0,07 8, Tabel. Servo UCA-0 pada air formasi sumur Bekasap Selatan Bekasap Selatan Bek. Sel. % Fosfonat fosfat 0,09 0,88 0,0 8,7 0,08 0,08 0,0, 0,0 0, 0,0,9 0,0 0, 0,00,8 0,07 0,78 0,0, 0,09 0,9 0,0,77 x 0.07 0, 0,07,99

Jurnal ILMU DASAR, Vol.., 00 :0- Fosfonat (fosfat total) yang dalam air formasi berkisar antara 0,0 ppm sampai 0,9 ppm. Fosfonat yang telah berubah menjadi fosfat dalam air formasi dihitung dengan mengurangi kandungan fosfat total dengan fosfat. Perubahan fosfonat yang terjadi di dalam air formasi sumur minyak Bekasap Selatan dan Pematang sebesar,99% dan 8,% untuk Servo-UCA 0serta,% dan 8,% untuk Jet-Cote 9. Dari angka tersebut terlihat bahwa perubahan fosfonat yang terjadi dalam air formasi sumur daerah Pematang lebih tinggi dari daerah Bekasap Selatan. Dari gambar dan, yaitu scale inhibitor yang diperlakukan pada temperatur yang bervariasi menunjukkan bahwa perubahan 8,% dan 8,% terjadi pada temperatur di atas 00 o F, berarti bahwa temperatur reservoir daerah Pematang lebih tinggi dari 00 o F. Fosfonat yang belum berubah menjadi fosfat (9%) akan melewati pipa-pipa saluran menuju tangki pengumpul (gathering station). KESIMPULAN DAN SARAN Temperatur mempengaruhi perubahan fosfonat menjadi fosfat dimana perubahannya semakin besar dengan semakin naiknya temperatur. Scale inhibitor Servo UCA-0 dan Jet Cote-9 lebih baik digunakan pada temperatur dibawah 00 o F. Perubahan fosfonat yang terjadi di dalam air formasi sumur minyak Bekasap Selatan dan Pematang sebesar,99% dan 8,% untuk Servo- UCA 0serta,% dan 8,% untuk Jet-Cote 9. DAFTAR PUSTAKA Buzalmi, 990. Perbandingan Efektifitas Kerja antara Scale inhibitor Perdagangan dengan Scale inhibitor Buatan Sendiri dalam Mencegah Terbetuknya Kerak pada Pipa Saluran Minyak PT CPI Duri, Jurusan Kimia Universitas Riau,. Cowan, J.C. and D.J. Weintritt, 97. Water- Formed Scale Deposit. Houston, Texas, Gulf Publishing Co., -8. Koesoemadinata, R. P. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Edisi. Penerbit ITB Bandung,-7. Kemmer F.N., 979. The Nalco Water Hand Book. Nalco Chemical Co. Mc Graw Hill Book CO. New York, 0, -9. Lalicker G.G., 99. Principles of Petroleum Geology. Appletion-Century-Crafts Inc. New York, 8-7. Patton C., 98. Oilfield Water System. ed. Cambeel Petrolium Series. Oklahoma, 9-79.

Jurnal ILMU DASAR, Vol.., 00 :0- Skoog, D.A. 98. Priciples of Instrumental Analysis. Sounders College Publishing Philadelphia New York. Chicago San Fransisco. pp 0-. Svehla,G. 97. Vogel s Texbook of Macro and Semimicro Qualitatif Inorganic Analysis. ed. Longman London and New York. pp -. Alaerts G., Sri, S.S., 98. Metoda Penelitian Air. Penerbit Usaha Nasional Surabaya Indonesia, -. Bets Labouratories Inc., 97. Handbook of Industrial Water Conditioning. 7 ed., Pensylvia, USA, 7-9,. Day.R.A., 98. Kimia Analisa Kuantitatif. Edisi. Penerbit Airlangga Jakarta, 8-9. Ewing W.G., 97. Instrumental Metods of Chemical Analysis. Mc Graw Hill, Kogakhusa LTD. pp. 7-8. Gould E.S., 9. Inorganic Reactions and Structure. Hold Rinehart & Winston, New York, -. Lomb. Bausch, 97. Water Technology. Analytical Systems Division, -. Ostrof A.G., 98. Introductions to Oilfield Water Technology. Prentice-Hall Inc. New York, 80-87.