BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut:

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Analisis kesesuaian proses pelaporan keuangan dengan peraturan yang berlaku. Kondisi di BBKSDA Jawa Barat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG

SISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tam

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

I V. L A P O R A N B M N

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI

Inspektur II, LANGKAH-LANGKAH MENUJU WTP

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DEKONSENTRASI.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Sistem Akuntansi. Keuangan. Pelaporan. Tentara Nasional Indonesia.

UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG

BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.

4.1. PROSES PENYUSUNAN LAPORAN

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UAPPBW

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BULAN MEI 2013

ANGGARAN (Rp0,00) 2. Belanja Barang , Belanja Modal ,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Barang Milik Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

4.1. PROSES PENYUSUNAN LAPORAN

BAGIAN ANGGARAN 089 BULAN DESEMBER 2013 JALAN TAMALANREA RAYA NOMOR 3 BTP MAKASSAR 90245

SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TINGKAT SATUAN KERJA

c. jumlah bagian lancar TGR/TPA ini dimasukkan ke kelompok aset

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

ENTITAS PELAPORAN TAHUN ANGGARAN 2005

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGELOLAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PADA UAPPA/B-W KEMENTERIAN PERTANIAN DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2014

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Standar Reviu. Laporan Keuangan.

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SISTEMATIKA DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DITJEN BADILAG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAGIAN ANGGARAN 007 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

PENATAUSAHAAN BMN. DJKN cq. Dit. BMN UAKPB. Catatan: UAPB UAPPA-W. optional. mandatory. DJPbN UAPA UAPPB-E1 UAPPA-E1. Kanwil DJKN UAPPB-W

PENGERTIAN-PENGERTIAN, ENTITAS PELAPORAN,PERIODE LAPORAN, KOMPONEN LAPORAN BMN DAN UNIT AKUNTANSI INSTANSI

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Petunjuk Update Aplikasi SAIBA dan Referensi SAIBA Versi 3.4

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 14 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG

3. Barang Ekstrakomptabel. Barang Ekstrakomptabel adalah mencangkup BMN berupa aset tetap yang tidak memenuhi kriteria kapitalisasi.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu

Peraturan Menteri Keuangan No 177/PMK.05/2015 Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED. Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang. KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR t?e TAHUN 2OI5 TENTANG

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang...1 B. Dasar Hukum...2 C. Tujuan...3 D. Sasaran...3

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 01 /PER/SM/II/2008

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB (KEPALA SATKER)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 234/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI TRANSAKSI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG

PROSEDUR PELAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN APLIKASI PADA KEMENTERIAN PERTANIAN

DAFTAR PERTANYAAN BIDANG JEMEN GARKEU WASRIK ITWASUM POLRI TAHAP II ASPEK LAK & DAL TA. 2014

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAGIAN KESATU PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/78/2015 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB XVIII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

Transkripsi:

51 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Balai Besar KSDA Jawa Barat sebagai UAKPA sekaligus UAPPA-W Departemen Kehutanan di Provinsi Jawa Barat maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut : a. Pelaporan keuangan di Balai Besar KSDA Jawa Barat menggunakan SAI dan sebagian besar tahapan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007. Namun masih ada beberapa kelemahan yaitu waktu penyampaian laporan BMN beserta ADK tingkat UAKPB kepada KPKNL yang dilakukan setiap semester; laporan BMN UAKPB tidak hanya disampaikan kepada UAPPB-W tetapi juga UAPPB E1; UAPPB W tidak melakukan rekonsiliasi data BMN dengan Kanwil DJKN; dan pengiriman gabungan ADK UAKPA oleh UAPPA-W kepada Eselon I terkait yang dilakukan setiap bulan b. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Tahun 2008 (1) Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Balai Besar KSDA Jawa Barat (UAKPA) secara umum telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan meskipun masih ditemukan beberapa kelemahan yaitu jenis belanja dalam CaLK masih digolongkan berdasarkan jenis belanja ekonomi bukan fungsi; munculnya pengungkapan pos kas di bendahara penerimaan pada CaLK padahal pos tersebut tidak muncul dalam neraca; CaLK tidak menjelaskan tentang komponen penyusun persediaan, kondisi persediaan, dan bagaimana cara mengukur persediaan dimaksud; CaLK belum mengungkapkan tentang hal hal yang terkait dengan penyusutan aset tetap serta batasan hak milik atas aset tetap (dokumen kepemilikannya). (2) Pengungkapan dalam Laporan Keuangan UAPPA W Departemen Kehutanan Provinsi Jawa Barat secara umum telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan meskipun masih ditemukan beberapa

52 kelemahan yaitu belum adanya pengungkapan mengenai perbedaan antara anggaran dan realisasinya; jenis belanja dalam CaLK masih digolongkan berdasarkan jenis belanja ekonomi bukan fungsi; terdapat komponen penyusun PNBP lainnya yang belum diungkapkan; tidak diungkapkannya kas di Bendahara Penerimaan dalam CaLK padahal pada Neraca terlihat adanya perubahan antara kondisi per tanggal 31 Desember 2008 dengan 31 Desember 2007; tidak ada penjelasan mengenai komponen penyusun persediaan, kondisi persediaan, dan cara mengukur persediaan pada tiap tiap satker; belum dijelaskan tentang penyusutan aset tetap, batasan hak milik atas aset tetap (dokumen kepemilikannya), serta perubahan jumlah aset di tiap tiap satker. (3) Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Balai Besar KSDA Jawa Barat (UAKPA) secara umum telah sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/2008 meskipun masih ditemukan beberapa kelemahan yaitu Laporan BMN sebagai lampiran CaLK tidak menyertakan Laporan Kondisi Barang (LKB); tidak ada lampiran rekening yang dikelola oleh Balai Besar KSDA Jawa Barat; sistematika penyajian laporan keuangan belum lengkap; tidak dilampirkannya neraca percobaan, rincian saldo awal BMN, laporan persediaan; tidak disebutkannya Renstra satuan kerja, program yang dilaksanakan, dan realisasi belanja program serta capaiannya dalam kebijakan teknis; tidak ada penjelasan mengenai penyebab kenaikan/ penurunan pendapatan negara dan hibah, PNBP (penerimaan SDA, dan PNBP lainnya), belanja barang, dan belanja modal; Format kenaikan/ penurunan komposisi neraca masih dinyatakan dalam rupiah; jumlah persediaan yang diungkapkan hanya untuk tanggal 31 Desember 2008, tidak dibandingkan dengan tanggal pelaporan sebelumnya; tidak ada pengungkapan mengenai sumber perolehan aset, penyebab perbedaan nilai aset dan nilai belanja modal

53 (4) Pengungkapan dalam Laporan Keuangan UAPPA W Departemen Kehutanan Provinsi Jawa Barat secara umum telah sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/2008 meskipun masih ditemukan beberapa kelemahan yaitu laporan barang tahunan wilayah tidak menyertakan LKB sebagai lampiran CaLK; sistematika penyajian laporan keuangan tidak menyertakan daftar tabel, daftar grafik, daftar lampiran; tidak melampirkan rincian saldo awal, rekening yang dikelola 11 satuan kerja Departemen Kehutanan di provinsi Jawa Barat, dan laporan persediaan; bagian pendahuluan CaLK tidak mengungkapkan tentang kebijakan teknis yang digunakan di wilayah provinsi Jawa Barat; pada penjelasan pos LRA tidak ada penjelasan mengenai kenaikan dan penurunan realisasi pendapatan maupun belanja; tidak ada rincian saldo kas di bendahara pengeluaran, rincian persediaan, rincian aset tetap per satuan kerja; tidak ada penjelasan tentang asal perolehan aset tetap; tidak ada informasi mengenai penggabungan BKSDA Jawa Barat I dan BKSDA Jawa Barat II menjadi Balai Besar KSDA Jawa Barat dalam pengungkapan penting CaLK c. Permasalahan/ kendala dalam pelaporan keuangan dan pengungkapannya yang dihadapi Balai Besar KSDA Jawa Barat baik sebagai UAKPA maupun UAPPA-W yaitu kompetensi SDM di bidang akuntansi kurang memadai; SDM yang ditunjuk untuk melaksanakan pengelolaan keuangan dan BMN belum berfungsi optimal; UAKPA dalam menyampaikan Laporan BMN tidak disertai dengan CaLBMN sehingga UAPPA-W mengalami kesulitan dalam menyusun CaLK; ADK persediaan satuan kerja satuan kerja Departemen Kehutanan di Provinsi Jawa Barat yang kadang kadang tidak bisa digabungkan dalam aplikasi SIMAK BMN wilayah menyebabkan perbedaan nilai persediaan; keterlambatan UAKPB di provinsi Jawa Barat dalam penyampaian laporan BMN menyulitkan UAPPA-W untuk menyusun laporan keuangan wilayah; ADK yang dikirim melalui email belum lengkap atau diserang virus; seringnya update aplikasi sehingga muncul

54 perbedaan versi update aplikasi yang digunakan antara UAKPA dengan UAPPA-W (antar unit akuntansi) menyebabkan data yang dikirim tidak bisa dibaca oleh pihak penerima; belum diterbitkannya hasil revaluasi aset tetap dari DJKN menyebabkan nilai aset tetap yang disajikan dalam laporan keuangan semata mata masih berdasarkan pada data di Departemen Kehutanan. 5.2. Saran Sehubungan dengan hal-hal sebagaimana tersebut di atas maka penulis menyampaikan saran saran sebagai berikut : a. Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat agar meningkatkan pengendalian intern terutama dengan melakukan reviu secara lebih intensif terhadap Laporan Keuangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari atau meminimalkan kesalahan penyajian informasi dalam Laporan Keuangan. Reviu intern bisa dilakukan dengan memberdayakan Satuan Pengawas Intern yang telah ada maupun dengan memfungsikan pengawasan berjenjang di masing masing instansi. b. Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat agar menunjuk petugas akuntansi keuangan dan barang sesuai dengan kompetensinya dan memberdayakan personil yang ditunjuk tersebut sesuai dengan fungsi yang diembannya sehingga tujuan mewujudkan Laporan Keuangan yang andal dapat dicapai. c. Sekretariat Jenderal Departemen Kehutanan meningkatkan alokasi SDM berlatar belakang pendidikan akuntansi untuk ditempatkan di satuan kerja yang masih minim tenaga akuntansi. d. Sekretariat Jenderal Departemen Kehutanan untuk lebih sering mengadakan pelatihan yang terkait dengan pemberian pemahaman mengenai dasar dasar akuntansi. Hal ini dimaksudkan agar SDM yang menangani akuntansi keuangan dan barang yang bukan berlatar belakang akuntansi benar - benar paham mengenai filosofis laporan

55 keuangan. Dengan demikian laporan keuangan yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. e. Inspektorat Jenderal agar meningkatkan perannya sebagai pembina dengan melakukan pendampingan teknis penyusunan Laporan Keuangan sampai ke tingkat UAKPA dalam rangka membantu mewujudkan laporan keuangan yang andal. f. sebagai salah satu lembaga pendidikan terbaik di Indonesia dapat lebih meningkatkan perannya membantu mewujudkan akuntabilitas di sektor pemerintah dengan mulai memperdalam ilmu mengenai akuntansi pemerintah dan menshare ke aparat pemerintah maupun akademisi.