BAB II DESKRIPSI PROSES. Ada beberapa macam proses pembuatan produk polyethylene, diantaranya: Tekanan operasinya antara Mpa (typical)

dokumen-dokumen yang mirip
II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB II DESKRIPSI PROSES

II. TINJAUAN PUSTAKA. Polyethylene terephthalate dibuat melalui dua tahapan proses, yaitu proses esterifikasi

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK. - p-xylene : max 0,50 % wt. - m-xylene : max 0,30 % wt. - o-xylene : max 0,20 % wt

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PABRIK POLIPROPILEN BIODEGRADABLE DARI PROPILEN DAN ETILEN DENGAN PROSES POLIMERISASI FASA GAS TEKNOLOGI UNIPOL

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Prarancangan Pabrik Etilena dari Propana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DISKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian.

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

KIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna

BAB III PERANCANGAN PROSES

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus Molekul : C 3 H 4 O 2

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB II DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Maleic Anhydride dari Butana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

BAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN NERACA PANAS

PRARANCANGAN PABRIK ETIL KLORIDA DARI HIDROGEN KLORIDA DAN ETILEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB III PERANCANGAN PROSES

atm dengan menggunakan steam dengan suhu K sebagai pemanas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI PROSES. Kemurnian : minimal 99% : maksimal 1% propana (CME Group) Density : 600 kg/m 3. : 23,2 % berat dari udara.

BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. Bentuk : cair.

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Hasil dan Pembahasan

II. DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus Molekul

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Furfural dari Tongkol Jagung dengan Kapasitas ton/tahun. I.1 Latar Belakang

PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.

Prarancangan Pabrik Etil Akrilat dari Asam Akrilat dan Etanol Kapasitas ton/tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus molekul : C2H5OH

BAB III PERANCANGAN PROSES

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB II. DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik n-butiraldehid dengan Proses Hidroformilasi Propilen Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK POLIPROPILEN PROSES EL PASO FASE LIQUID BULK KAPASITAS TON / TAHUN

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

NME D3 Sperisa Distantina BAB V NERACA PANAS

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PP.High Density Polyethylene (HDPE) Proses Philips Loop Reaktor Fase Slurry Kapasitas ton/tahun. BAB I PENDAHULUAN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB II. DISKRIPSI PROSES. bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses komersial

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Prarancangan Pabrik Isooktan dari Diisobutene dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII INTRODUCTION TO FLUID CATALYTIC CRACKING (FCC)

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Pembuatan Polyethylene Ada beberapa macam proses pembuatan produk polyethylene, diantaranya: 1. High Presure Process Autoclave reaktor atau tubular reaktor (jacketted tube) yang mempunyai kondisi operasi yang berbeda seperti : Autoclave reaktor Tekanan operasinya antara 150-200 Mpa (typical) Waktu tinggal 30-60 detik (typical) Tubular Reaktor Tekanan operasi yang digunakan antara 200-250 Mpa (typical) Temperatur reaksinya tergantung dari jenis inisiator oksigen maka temperatur reaksinya 1900 C dan jika menggunakan inisiator peroxycarbonate maka temperatur reaksinya menjadi 1400 C. 2. Suspension (Slurry) Process Dalam proses ini polyethylene disuspensikan dalam diluent hidrocarbon untuk mempermudah proses. Ada 2 macam proses dalam suspension (slurry) proses, yaitu autoclave process dan loop reaktor process.

11 Autoclave Process - Tekanan operasinya 0.5-1 Mpa (typical) - Temperatur reaksinya antara 80-900 C (typical) - Diluent yang digunakan adalah hexane - Katalis yang digunakan dicampur dengan alkyl alumunium Loop Reactor Process - Tekanan operasinya 3-4 Mpa (typical) - Temperatur reaksinya 1000 C (typical) - Diluent yang digunakan adalah isobutene - Jika menggunakan Philip type maka katalisnya adalah campuran Ti dan Alkyl alumunium 3. Gas Phase Process Union Carbide banyak menggunakan proses ini dengan menggunakan reaktor fluidized bed. Disebut gas phase process karena hampir semua bahan baku disuplai dalam bentuk gas. - Tekanan operasi yang digunakan antara 0.7-2 Mpa (typical) - Temperatur reaksinya antara 80-100 C (typical) - Poison catalyst : CO2, CO, H2O

12 B. Pemilihan Proses Tabel 2.1 Perbandingan Proses Pembuatan Linear Low Density Polyethylene Faktor Teknis Gas Phase (Unipol) Liquid Phase (Dupont) Proses Tekanan Tinggi (ICI) Tekanan Operasi Temperatur Operasi ( C) 300 psig 15000-18000 psig 20.000-30.000 psig 80-100 220-260 200-300 Jenis Reaktor Fluidized Bed Stirred reactor Autoclave reactor, Turbular reactor Waktu 1-5 jam 2-5 menit 30 dtk - 2 mnt Tinggal Diluent - Cyclohexana Butene-1 C4/C2 (molar) Tipe Polyethylene 0.01-0.4 0.01-0.3 0.01-0.3 LLDPE, HDPE LDPE, HDPE, LLDPE LLDPE Dalam Pra-rancangan pembuatan Pabrik Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) ini dipilih proses Gas Phase (Unipol). Pemilihan proses dilakukan dengan memperhatikan : Pengoperasiannya mudah karena proses yang sederhanan dengan unggun terfluidisasi menyebabkan proses lebih stabil dan fleksibel. Dengan menggunakan fase gas dan tidak adanya solvent, kemungkinan terjadinya aglomerasi lebih kecil Kebutuhan Utility Plant sedikit

13 Produk yang dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi Konversi reaksi yang diperoleh mencapai 98 % sehingga secara ekonomis proses ini layak dibuat dalam skala pabrik. C. Uraian Proses Proses pembuatan polietilen jenis homopolimer ini mendasarkan pada reaksi polimerisasi pertumbuhan rantai atau yang dikenal dengan polimerisasi adisi. Reaksi tersebut terjadi menurut tiga tahapan reaksi sebagai berikut : 1. Inisiasi Tahap ini dimulai dengan proses pengaktifan katalis oleh ko-katalis. Katalis yang digunakan adalah TiCl 4 dan ko-katalisnya adalah Al(C 2 H 5 ) 3. Setelah katalis diaktifkan oleh ko-katalis, akan terbentuk rantai polietilen sebagai hasil penyisipan monomer etilen di antara atom Ti dengan gugus metil. 2. Propagasi Radikal etilen yang terbentuk akan menyerang monomer etilen lain secara terus menerus sehingga membentuk rantai polimer yang panjang. Pada tahap ini tidak terjadi pengakhiran sampai tidak ada lagi gugus fungsi yang tersedia untuk reaksi. Cara penghentian reaksi dengan menggunakan penghentian ujung. 3. Terminasi Pada tahap ini terjadi reaksi hidrogenasi. Hidrogen sebagai terminator akan bergabung dengan sisi aktif katalis sehingga terjadi pemotongan radikal

14 polimer menjadi senyawa polimer dan senyawa hidrid. Senyawa hidrid akan bergabung kembali dengan monomer etilen lainnya untuk membentuk rantai etilen yang baru. Pada reaksi polimerisasi ini dibutuhkan partikel dan gas yang menyerupai suatu fluida, sehingga pengoprasiannya mudah dikontrol. Tidak ada hotspot seperti yang terjadi pada reaktor fixed bed. Fluida pendingin disirkulasikan melalui jacket di sekeliling reaktor dengan coil pendingin atau dapat juga dengan aliran gas fluidisasi yang direcycle. Reaksi polimerisasi etilen adalah reaksi polimerisasi koordinasi dan sangat sksotermis (melepas panas reaksi), sehingga selama pengoprasiannya perlu pengendalian yang lebih ketat terhadap panas reaksi yang timbul di dalam reaktor. Hal ini dapat diatasi dengan membatasi reaksi sampai pada tingkat konversi per pass yang rendah, yaitu 2%. Pendinginan dilakukan dengan mendinginkan recycle gas monomer yang tidak bereaksi. Secara konvensional umumnya LLDPE dibuat melalui proses tekanan tinggi (1500-3000 atm). Namun dengan ditemukannya proses baru yang menggunakan reaktor jenis fluidized bed, LLDPE dapat dibuat pada proses tekanan rendah, yaitu 7-20 atm dengan temperatur operasi sekitar 80-100 C. Laju polimerisasi dapat dipercepat dengan jalan menaikkan suhhu operasi, konsentrasi katalis dan tekanan operasinya. Tapi perlu diketahui bahwa derajat percabangan molekul dan berat molekul polietilen sangat tergantung pada kondisi tekanan dan temperatur operasi. Akibatnya bila tekanan operasi dinaikkan, akan dihasilkan polimer dengan densitas tinggi (HDPE), sehingga keluar dari tujuan awal pembuatan polietilen

15 dengan densitas rendah (LLDPE). Sedangkan bila tekanan operasi diturunkan akan menghasilkan polietilen dengan berat molekul yang lebih rendah. Hal tersebut terjadi pula bila temperatur operasi diturunkan akan menghasilkan polietilen dengan densitas yang terlalu rendah. Dan bila suhu operasi dinaikkan terlalu tinggi, bisa mengakibatkan kenaikan berat molekul dan juga terjadinya reaksi balik (dekomposisi etilen) yang dapat menimbulkan ledakan. Sedangkan bila konsentrasi katalis dinaikkan terus, pada batasan konsentrasi katalis tertentu dapat menimbulkan ledakan. Reaksi dekomposisi C 2 H 4 2C + 2H 2 ΔH = -11 kkal/mol C 2 H 4 C + CH 4 ΔH = -30 kkal/mol Sehingga dari keterangan di atas, reaksi dilakukan dalam reaktor fluidized bed yang dioperasikan secara adiabatis dengan suhu umpan 80 C dan tekanan 20 atm. Perbandingan mol reaktan hidrogen : etilen = 1 : 8940 dengan menggunakan campuran TiCl 4 dan MgCl 2 sebagai katalis dengan produktifitasnya 16 kg polietilen/gr katalis. Ko-katalis yang dipergunakan adalah Tri Etil Aluminium (TEAL) dengan perbandingan 45 mol TEAL/mol Ti serta mempunyai panas reaksi (ΔH) sebesar - 10 s.d -11 Btu/kg polietilen. Suhu 80 C dan tekanan 20 atm tersebut dipilih dengan mendasarkan pertimbangkan bahwa pada kondisi tersebut reaktan berada dalam fasa gas dan pada tekanan operasi yang tinggi (20 atm) diharapkan dapat mempermudah proses difusi dan adsorbsi gas reaktan ke permukaan katalis,

16 sedangkan suhu operasi ditetapkan pada suhu 80 C karena reaktor dioperasikan secara adiabatis sehingga suhu masuk dan keluar tidak sama. Dengan suhu masuk 80 C, suhu keluar akan mencapai sekitar 100 C. Hal ini dimaksudkan agar suhu keluar dari reaktor tidak melebihi range suhu reaksi. Alasan lain untuk pemilihan suhu 80 C adalah dimaksudkan supaya dapat mencapai harga konstanta kecepatan reaksi yang cukup besar, sehingga laju reaksi juga makin besar. Untuk menjaga suhu reaktor, gas sisa reaktan yang tidak bereaksi direcycle dan didinginkan dengan menggunakan eksternal cooler. Perbandingan mol yang digunakan berpengaruh dalam produk yang diinginkan, mengingat produk yang diinginkan adalah polietilen jenis yarn grade dengan melt flow 2,5 gr/ 10 menit maka diambil perbandingan mol H 2 : C 2 H 4 = 1 : 8940 karena pada perbandingan ini akan dihasilkan polietilen jenis yarn grade. Sedangkan pada perbandingan yang lain akan dihasilkan polietilen dengan melt flow yang bervariasi sesuai dengan panjang rantai polimer polietilen. Tinjauan Termodinamika dan Kinetika 1. Tinjauan Termodinamika Reaksi polimerisasi etilen adalah reaksi polimerisasi koordinasi dan sangat eksotermis (melepas panas reaksi) dengan ΔH reaksi = -93,6 kj/mol (Ullman,Encyclopedia of Chemical Technology vol A.21 hal 496). Karena reaksi berlangsung eksotermis dan reaktor adiabatis nonisotermal, maka kondisi suhu gas pereaktan masuk reaktor dipilih pada suhu 80 C dari range 70 C - 100 C agar suhu di reaktor tidak mencapai lebih dari range yang diperbolehkan.

17 Secara umum untuk mengetahui apakah suatu reaksi reversibel atau irreversibel dapat dihitung dari ΔG reaksi tersebut. Dengan persamaan ΔG = -RT ln K, dimana harga K bisa dihitung. Tetapi untuk reaksi polimerisasi etilen diketahui bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi antar muka antara gas dan padatan, dimana gas harus mendifusi dan diadsorpsi dulu pada permukaan padatan supaya bisa terjadi reaksi. Diketahui pula bahwa reaksi yang termasuk reaksi antar muka adalah reaksi yang irreversibel. Selain itu sifat reaksi polimerisasi etilen menjadi polietilen, juga dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Reaksi ini menggunakan adisi koordinasi yang cenderung menangkap etilen, memecahkan ikatannya dan menggabungkannya dengan molekul polimer yang sudah terbentuk. Dengan kata lain reaksi polimerisasi ini cinderung reaktif, sehingga reaksi balik dapat dikatakan tidak ada. 2. Konversi yang besar dengan waktu tinggal yang pendek menunjukkan bahwa reaksi polimerisasi etilen menjadi polietilen berjalan searah. Seperti diketahui bahwa konversi overall yang dapat dicapai pada polimerisasi etilen menjadi polietilen sampai di atas 95%. Dan dari mekanisme reaksi diketahui bahwa reaksi polimerisasi etilen berlangsung sangat cepat hanya dalam beberapa detik saja.

18 Jadi dapat disimpulkan bahwa reaksi polimerisasi etilen ini adalah reaksi irreversibel dan tidak perlu dihitung ΔG reaksi tersebut. 2. Tinjauan Kinetika Reaksi polimerisasi etilen terjadi melalui mekanisme adisi koordinasi karena menggunakan katalis logam transisi yaitu TiCl 4 dan ko-katalis Al 2 (C 2 H 5 ) 3. Misal logam transisi =, alkil logam = AR dan monomer = M Adsorpsi untuk mebentuk situs aktif k 1 + AR -AR k 2 + M M- Inisiasi k i M- -AR -A-M-R Propagasi k p M- -A-M x -R -A-M x +1-R Tranfer antar monomer k tr M- -A-M x -R -A-M-R + M x

19 Dengan M x adalah polimer Terminasi k t M- -A-M x -R -A-M- + M x R Persamaan adsorpsi θ A = θ M = Reaksi overall : - = (k p +k tr )θ M [C*] Dengan C* adalah konsentrasi dari rantai yang sedang tumbuh. Asumsi bahwa [C*] mencapai kondisi stady state, maka kecepatan reaksi inisiasi dan terminasi dianggap sama : k i θ A θ M = k t [C*]θ M dengan eliminasi [C*] didapatkan: - = Karena tahap propagasi yang paling menentukan dalam kecepatan reaksi maka persamaan di atas disederhanakan menjadi : -

20 Bila ditinjau melalui persamaan kecepatan reaksi di atas maka kecepatan reaksi polimerisasi adisi koordinasi bisa dipicu laju reaksinya dengan penambahan konsentrasi ko-katalis maupun penambahan pada konsentrasi monomernya. Dari persamaan Arhenius : k = A. Dengan k = konstanta kecepatan reaksi A = faktor tumbukan Ea = energi tumbukan R = konstanta gas T = suhu Diketahui bahwa apabila suhu reaksi dinaikkan maka harga konstanta kecepatan reaksi akan semakin besar, hal ini akan mengakibatkan reaksi berjalan semakin cepat. Langkah Proses Proses pembuatan polietilen dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Langkah penyiapan bahan baku Langkah penyiapan bahan baku dimaksudkan untuk : a. Memanaskan etilen dan hidrogen dari suhu 30 C menjadi 80 C agar sesuai dengan suhu reaktor sebelum dimasukkan ke dalam reaktor dengan menggunakan HE b. Menaikkan tekanan gas etilen dari tekanan 16 atm menjadi 21 atm dan gas hidrogen dari tekanan 1 atm menjadi 21 atm agar sesuai dengan tekanan reaktor sebelum dimasukkan ke dalam reaktor dengan menggunakan kompresor

21 Umpan etilen dengan kondisi uap yang dialirkan dari PT Chandra Asri dan sebagian disimpan dalam tangki stabilizer T-01 pada suhu 30 C dan tekanan 16 atm dicampur dengan aliran recycle dari cyclone dimasukkan ke dalam HE untuk dipanaskan sampai suhunya 80 C, kemudian dikompresi sampai mencapai 21 atm. Kemudian etilen dimasukkan dalam valve pengatur tekanan untuk dicampur dengan aliran etilen recycle dari reaktor yang telah didinginkan dan suhunya 80 C. Lalu etilen dicampur dengan butene cair yang dipompakan dari tangki T-03 dengan menggunakan nozzle sehingga butene cair yang disemprotkan langsung menguap. Campuran tersebut lalu digabungkan dengan naliran hidrogen dari tangki T-02 yang telah dikompresi sampai 21 atm. Demikian halnya dengan TEAL cair dipompakan dari T-04 kemudian dicampur dalam pipa yang menggunakan nozzle pada aliran campuran gas etilen, hidrogen dan butene sehingga TEAL cair langsung menguap. 2. Langkah Pembentukan Produk Langkah pembentukan produk dimaksudkan untuk mereaksikan bahan baku etilen, hidrogen, butene dengan menggunakan katalis TiCl 4 dan kokatalis TEAL. Reaktor beroprasi pada range suhu 80-100 C dan tekanan 20 21 atm dalam fasa gas padat dengan menggunakan reaktor fluidized bed. Campuran gas reaktan dan ko-katalis dialirkan melewati bagian bawah reaktor dan dibiarkan berputar melewati bagian atas reaktor dan direcycle kembali ke bagian bawah reaktor. Hal ini dilakukan terus untuk melakukan building concentration (mencapai

22 komposisi reaktan dan ko-katalis yang diinginkan) dan mencapai kondisi operasi yang diinginkan. Bila konsentrasi dan kondisi operasi telah mencapai yang diinginkan maka katalis TiCl 4 baru mulai diinjeksikan dari bagian tengah reaktor dengan menggunakan screw conveyor sehingga reaksi dapat terjadi. Karena reaksi bersifat eksotermis maka untuk menjaga suhu reaktor, gas yang keluar pada suhu 100 C dari bagian atas reaktor direcycle untuk didinginkan dengan external cooler (HE-02) sampai suhu 80 C dan secara kontinyu dicampur dengan aliran fresh feed menggunakan valve pengatur tekanan untuk dimasukkan ke dalam reaktor. 3. Langkah Pemisahan dan Pemurnian Produk Langkah pemisahan dan pemurnian produk dimaksudkan untuk : a. Menurunkan tekanan produk reaktor dengan menggunakan product blow tank b. Memisahkan produk reaktor (resin padat) dari gas sisa reaktan c. Mengambil kembali etilen yang terbawa dalam campuran gas produk dengan menggunakan unit pemisahan etilen d. Mendeaktivasi katalis yang terikut produk dengan menggunakan product purge bin e. Membentuk produk yang berwujud bubuk resin padat menjadi berbentuk pellet dengan menggunakan ekstruder dan pelleter

23 Produk yang berupa resin secara berkala diambil dari reaktor untuk dimasukkan ke dalam dua buah product blow tank (PBT) yang dioperasikan secara paralel dan saling berhubungan yang berfungsi sebagai penampung sementara sehingga tekanan turun dari 20 atm menjadi 10 atm. Penurunan tekanan tersebut disebabkan karena aliran produk reaktor yang berupa campuran gas padat, ketika dialirkan ke PBT-01 maka pipa yang menghubungkan PBT-01 dan PBT-02 mengalirkan gas aliran produk tersebut menuju PBT-02 sehinga tekanan aliran umpan turun menjadi 10 atm. Begitu pula halnya ketika aliran produk reaktor dialirkan ke PBT-02. Prouk dari product blow tank selanjutnya dipindahkan ke cyclone (CY- 01) yang berfungsi untuk memisahkan gas dan resin. Gas hasil pemisahan cyclone yang berada pada bagian atas yang terdiri dari etilen pada 5 atm dialirkan kembali ke pipa aliran fresh feed etilen dengan terlebih dahulu menaikkan tekanannya menjadi 16 atm dengan menggunakan kompresor. Sedangkan resin berupa padatan hasil pemisahan cyclone (CY-01) dialirkan ke dalam product purge bin (PPB) dengan gaya gravitasi. Dalam product purge bin, resin dikontakkan langsung dengan steam pada suhu 150 C dan tekanan 2 atm sehingga katalis yang terikut di dalam product akan terdeaktivasi. Gas yang terjadi di dalam product purge bin ditarik dengan jet ejector (JE-01) untuk mencegah pengembunan steam dan membuang sisa katalis. Campuran tersebut kemudian dibuang ke flare.

24 Resin dari product purge bin di alirkan ke dalam ekstruder (EX-01) untuk dilelehkan pada suhu 165 C dengan menggunakan steam dan selanjutnya lelehan resin dari ekstruder dialirkan ke pelleter (PE-01). Di pelleter lelehan tersebut dibentuk menjadi seperti benang-benang tebal yang selanjutnya dipotong-potong oleh pisau pemotong dan didinginkan secara mendadak dengan cara dikontakkan secara langsung dengan air sehingga resin berbentuk pellet. Pellet ini kemudian dipisahkan dari air di Screener (SC-01) dan ditampung di Hopper (H-01). Dari Hopper pellet dialirkan ke Flash Drier (FD-01) dengan menggunakan udara kering yang sekaligus berfungsi sebagai alat transportasi. Keluaran dari FD dimasukkan ke dalam cyclone untuk memisahkan gas (udara kering dan air). Padatan yang keluar dari cyclone ditampung dalam Silo (S-01 dan S-02). Dari Silo, produk dimasukkan ke dalam bagging mesin untuk dikemas serta disimpan pada kondisi kamar di dalam gudang dan siap untuk dipasarkan.