PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 2018

Jumat, 27 Juli Balai KPH Yogyakarta dibentuk berdasarkan Perda Nomor: 6 Tahun 2008 dan Pergub Nomor: 36 Tahun 2008.

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

BAB 2 Perencanaan Kinerja

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Pagu anggaran (Rp) Sistem Pelaksanaan. No Kegiatan/Paket Pekerjaan Volume. Lokasi Pekerjaan

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

DISAMPAIKAN OLEH Ir. BEN POLO MAING (Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUPWAS MINERBA di Daerah Istimewa Yogyakarta

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

2 tentang Fasilitasi Biaya Operasional Kesatuan Pengelolaan Hutan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara

PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KEHUTANAN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR. Jl. Bandara Juanda Telp : , Fax SURABAYA S T A T I S T I K

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.20/MenLHK-II/2015 TENTANG

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Inventarisasi Hutan

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

BAB I PENDAHULUAN. Luas Hutan negara di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan LKPJ DIY

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

2.1. Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

MATRIKS RENCANA KERJA TA DINAS KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Kajian Tinjauan Kritis Pengelolaan Hutan di Pulau Jawa

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

KATA PENGANTAR. Surabaya, Pebruari 2014 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR

Peningkatan Penghargaan Terhadap Kompetensi Penyediaan jasa kebersihan kantor

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAH DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Tahun Anggaran 2015

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Forum SKPD

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

AA. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Inventarisasi Hutan

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

PEMERINTAH DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU RIAU

GUBERNUR SULAWESI UTARA

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

AA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG. PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Inventarisasi Hutan SUB BIDANG

Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 3,200,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 25,835,766, BELANJA LANGSUNG 46,824,589,000.00

BAB I PENDAHULUAN. bibit tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna Multi Purpose Tree Species

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

OLEH: LALU ISKANDAR,SP DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun 2014 Bab I 1

KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA OPERASIONALISASI KPH

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

PENATAAN KORIDOR RIMBA

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Dana Pembangunan. Tonny Soehartono

BAB I PENDAHULUAN. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran

RENCANA KERJA (RENJA)

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

SISTEMATIKA PENYAJIAN :

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun 2016 Bab I 1

Transkripsi:

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016 Disampaikan dalam : Rapat Koordinasi Teknis Bidang Kehutanan 15 Juni 2015

Kondisi Umum Kehutanan DIY 1. Hutan Negara seluas 18.715,064 Ha atau 5,87 % dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, terdiri dari : Hutan produksi 13.411,700 Ha, Hutan lindung 2.312,800 Ha, Hutan konservasi 2.990,564 ha meliputi : (TNGM 1.728,906, Tahura Bunder 634,100 Ha, Cagar alam 11,4375 Ha, Taman Wisata Alam 1,0465 Ha, Suaka Margasatwa 615,600 Ha). 2. Hutan Rakyat seluas 76.012.41 ha atau 23,91% dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Total luas hutan sebesar 94.727,47 ha (29,78 %), dibanding luas wilayah DIY dan menurut UU No.41/1999. idealnya luas kawasan hutan mencapai 30 %. luas wilayah DAS atau Pulau dengan persebaran proporsional.

Gambaran Umum Hutan di DIY : Tahun 2014 : Luas hutan negara :18.715,064 ha Luas hutan rakyat : 76.012,41 ha Total luas hutan : 94.727,47 ha (29,78 %) SEBARAN TANAMAN KEHUTANAN DI DIY SLEMAN: 1. Mahoni 2. Sengon 3. Rimba lainnya GUNUNGKIDUL: 1. Jati 2. Kayu Putih 3. Mahoni 4. Rimba Lainnya KULONPROGO: 1. Jati 2. Mahoni 3. Sengon 4. Rimba Lainnya BANTUL: 1. Jati 2. Pinus 3. Mahoni 4. Rimba Lainnya

No KAWASAN HUTAN NEGARA WILAYAH KELOLA BALAI KPH YOGYAKARTA sesuai SK Menhut No 721/MENHUT-II/2011 gd Jenis tanaman/ Peruntukan Hutan Lindung (ha) Hutan Produksi (ha) Total (ha) 1 Jati 979,00 5.182,00 6.161,00 2 Kayu putih 303,75 4.205,0 4.508,75 3 Rimba 763,90 730,30 1.494,20 4 Campuran 43,25 578,55 621,80 5 Hutan pendidikan Wanagama 599,70 599,70 Kawasan dikelola Dishutbun dan sebagai KPH wilayah tertentu 6 Hutan penelitian Playen 100,60 100,60 7 Hutan Kemasyarakatan 222,90 1.061,55 1.284,45 8 Hutan Desa (Proses) 627,00 627,0 9 Hutan Tanaman Rakyat 327,00 327,0 Jumlah 2.312,80 13.411,70 15,724,50 Dengan izin Menhut/ Pemda dikelola masyarakat

Permasalahan dan hambatan Yang Dihadapi Antara Lain : 1. Luas hutan negara 5,87% dan hutan rakyat 22,02% dari luas wilayah daratan D.I. Yogyakarta yang masih belum memenuhi persyaratan minimal ekosistem hutan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, bahwa luas kawasan hutan apabila dibandingkan dengan luas wilayahnya, minimal 30% dari luas wilayah yang ada. 2. Hutan negara dikelilingi oleh masyarakat kurang mampu dengan kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan kawasan hutan masih kurang, sehingga masih terjadi fenomena tumpangsari abadi, okupansi kawasan, perencekan kayu bakar dan hijauan makanan ternak (HMT) di hutan negara serta pencurian kayu masih terjadi. 3. Masih dijumpai adanya lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan yang memerlukan penanganan, tindak lanjut dan upaya rehabilitasi sehingga hutan dapat berfungsi dengan optimal dan keseimbangan ekosistem terjaga. 4. SDM dan kelembagaan petani hutan masih belum sepenuhnya tertata dalam melaksanakan pengelolaan hutan sesuai fungsi sosial ekonomi dan ekologi, karena pola/skema pemberdayaan masyarakat belum dapat dikembangkan optimal (hutan desa, hutan tanaman rakyat, hutan kemasyarakatan, dll) dan dukungan pemasaran hasil hutan rakyat terkendala masalah rantai pemasaran.

Isu Strategis : Sektor Kehutanan dan Perkebunan Isu strategis Sektor Kehutanan Optimalisasi Pengelolaan Hutan Lestari (Aspek Lingkungan, Sosial, Ekonomi) Kelola Kawasan, kelola usaha, kelola kelembagaan Isu strategis Sektor Perkebunan Produksi Komoditas Perkebunan Belum Optimal Komoditas utama : tebu, kakao, kelapa, kopi, mete, teh, tembakau, Cengkih. Rehabilitasi Hutan dan Lahan untuk Peningkatan Daya Dukung Ekosistem DAS Di dalam maupun diluar kawasan hutan negara Rendahnya Nilai Tambah dan Daya Saing Produk Perkebunan

KONTRIBUSI SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN dalam mendukung Renaisans Ekonomi Program Pengembangan Agribisnis Perkebunan Renaisans YOGYAKARTA Peningkatan Produksi Perkebunan Pemanfaatan Potensi SDH Hutan berfungsi secara : EKOLOGIS, EKONOMIS, SOSIAL Pengurangan Angka Kemiskinan Rehabilitasi HUTAN & LAHAN Perlindungan Konservasi SDH Pembinaan & Penertiban Industri Hasil Hutan Penataan Kawasan hutan RPJMD DIY 2012-2017 Produktifitas perkebunan meningkat NTP Petani terus meningkat; Ketahanan Pangan tercapai Perluasan Lapangan Kerja Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi DIY

PROGRAM STRATEGIS Pengembangan TAHURA BUNDER yang didukung dengan kegiatan : Optimalisasi Pembangunan dan Pengelolaan Tahura (Pembangunan Paleoekosistem) Rehabilitasi Hutan Konservasi (DAK) Penyusunan Regulasi Operasionalisasi Tahura

PROGRAM UNGGULAN : 1. Pengolahan Minyak Kayu Putih didukung 4 Unit Pabrik Minyak Kayu Putih, dengan kegiatan : Pemeliharaan Rutin/ Berkala Mesin Pengolahan Minyak Kayu Putih Optimalisasi Tegakan Kayu Putih Pengolahan/Penyulingan Minyak Kayu Putih

4. Pembangunan Wana Wisata Budaya Mataram Di Wilayah Dlingo, Bantul. Dengan kegiatan sebagai berikut : Penyusunan Master Plan Penyusunan DED Pembangunan Sarana Kebutuhan Dasar Penataan Areal Parkir Penataan Kawasan Wisata dan Tempat Bersejarah Sekitar Hutan

Keterkaitan antara Tujuan, Sasaran dan Target Kinerja Sasaran No TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- 1 2 3 4(2016) 5 1 Terwujudnya pemanfaatan potensi sumberdaya hutan berkelanjutan Peningkatan Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan Peningkatan produksi Hasil Hutan 3,52% 4,70% 5,59% 6,48% 7,32% 2 Terwujudnya daya dukung kawasan hutan untuk keseimbangan lingkungan Peningkatan luasan kawasan hutan Persentase Luas Hutan 27,34 27,5 27,63 27,77 27,85 3 Terwujudnya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk perkebunan berkelanjutan Nilai tambah dan daya saing produk perkebunan meningkat NTP sektor perkebunan n/a n/a n/a 116 117 123,84 125,86 128 n/a n/a 4 Terwujudnya peningkatan produksi perkebunan berkelanjutan Produksi hasil perkebunan meningkat Produksi perkebunan n/a n/a n/a 80.125 ton 80.152 ton 84.600 ton 86.300 ton 88.000 ton n/a n/a

Usulan Program /Kegiatan APBD DIY TA 2016 : No Program Jumlah Kegiatan Jumlah Anggaran (Rp) 1 Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 7 5.260.441.375 2 Rehabilitasi Hutan dan Lahan 4 7.233.359.680 3 Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 4 Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan 5 2.165.977.090 2 233.291.500 5 Penataan Kawasan Hutan 7 1.803.000.610 Kebutuhan Anggaran 16.696.070.255

Usulan Anggaran Dishutbun DIY dari APBN Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2016 No Program Jumlah Sub kegiatan Bidang Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Usaha Kehutanan Jumlah Anggaran (Rp) 1 Fasilitasi Peningkatan industri Kehutanan 5 79.552.000 2 3 Fasilitasi Peningkatan Tertib Peredaran Hasil Hutan dan Iuran Kehutanan Bidang Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Fasilitasi Pengelolaan Hutan Lindung dan Rehabilitasi Hutan 2 84.799.000 3 233.662.000 4 Fasilitasi Penyelenggaraan Pengelolaan DAS 2 108.846.100 5 Fasilitasi Pengembangan Perbenihan Tanaman Hutan 2 65.769.000 Bidang Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan 6 Fasilitasi Pengembangan Perhutanan Sosial 3 70.906.000 Bidang Planologi dan Tata Lingkungan 7 Fasilitasi Pengukuhan dan Tenurial Kawasan Hutan 2 408.881.000 8 Fasilitasi Inventarisasi Sumberdaya Hutan 1 77.869.000

Lanjutan Usulan Anggaran.. No Program Jumlah Sub kegiatan Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jumlah Anggaran (Rp) 9 Fasilitasi Penyidikan dan Pengamanan Hutan 7 447.418.000 10 Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Fasilitasi Pengelolaan Kawasan Konservasi dan Pengembangan Kawasan Ekosistem Esensial Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia 5 204.981.700 11 Fasilitasi Peningkatan Penyuluhan Kehutanan 3 777.207.200 Dukungan Manjemen 12 Administrasi Perkantoran 1 186.431.300 Total Anggaran APBN Dana Dekonsentrasi 36 2.746.322.300

Terima kasih TERIMA KASIH