BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB II KAJIAN TEORI Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme. gambaran serta inisiatif peserta didik. 6 Pendekatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research) (Wardani, dkk. 2007: 1.3). Setiap siklus terdiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY)

Rosnah Tenaga Edukatif pada SD Muhammadiyah 2 Parepare ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MAKALAH SIMPOSIUM GURU 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB I PENDAHULUAN. mana yang benar dan salah, dengan pikiran manusia dapat berpikir bahwa dia

Wendri, Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbantu

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari hal-hal baru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 1 KOKOP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran wajib diajarkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR EFEKTIF DAN INOVATIF

KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model Cooperative Learning

SURAT KETERANGAN No.: 37 / SD1 / II / 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN JEJANGKIT MUARA 2

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Model pembelajaran matematika di sd

Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia Hydrogen Vol. 2 No.1, ISSN

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2002: 57) dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT)

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

Transkripsi:

4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran TGT Ismail (2002:12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran dan berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 2 sampai 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Tugas yang diberikan dikerjakan bersamasama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen, dimana setiap meja turnamen merupakan wakil dari setiap kelompok. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secar homogen dari segi akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Guru sebelum memberikan tugas harus melihat keterampilan sosial yang diperlukan dalam kelompok itu agar dapat bekerja sama dalam kegiatan mereka. Sekali keterampilan itu ditetapkan maka akan sangat membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif, di samping juga meningkatkan pencapaian akademik dan membangun keterampilan-keterampilan yang dianggap penting sepanjang hidup mereka. Seperti halnya dengan Student Teams Achievement Divisions (STAD), TGT juga membagi siswa dalam tim 4

5 belajar yang beranggotakan 4 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku (Slavin: 1994). Dalam metode Teams Games Tournaments (TGT), siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Dalam pembelajaran ini kinerja siswa tidak dinilai dengan kuis individual, melainkan dengan cara turnamen perbaikan akademik. Siswa mewakili timnya berlomba dengan anggota tim lainnya yang setara dengan kinerja akademiknya berdasarkan hasil penilaian sebelumnya. Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai peluang yang sama dalam menyumbang poin bagi timnya. 2.1.2 Komponen Utama TGT Menurut Ismail (2002:15) Ada lima komponen utama dalam TGT yaitu: 2.1.2.1 Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok. 2.1.2.2 Kelompok (team) Kelompok biasanya terdiri dari 2 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal. 2.1.2.3 Game Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertayaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor inilah yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

6 2.1.2.4 Turnament Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa berikutnya pada meja II dan begitu seterusnya. 2.1.2.5 Team Recognize (penghargaan kelompok) Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan super Team: jika rata-rata skor 45 atau lebih, Great Team apabila rata-rata mencapai 40-45 dan Good team apabila rata-ratanya 30-40. 2.1.3 Langkah-langkah Pembelajaran Model TGT Slavi (1994 : 34) Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada saat pembelajaran TGT adalah sebagai berikut : 1) Siswa dibentuk 4 kelompok secara heterogen yang beranggotakan 4 anggota dan 5 anggota. 2) Membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran yang akan diajarkan. 3) Guru menyampaikan atau membacakan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim, pada saat kelompok sudah terbentuk. 4) Bila tiba saatnya kuis, bagikan kuis itu atau bentuk evaluasi yang lain dan berikan waktu yang cukup. Jangan mengizinkan siswa untuk bekerja sama pada saat mengerjakan kuis tersebut, sebab mereka harus menunjukkan bahwa mereka telah belajar sebagai individu. 5) Buatlah skor tim dan skor individual. 6) Berilah pengakuan dan penghargaan kepada prestasi tim. 7) Berilah permainan matematika untuk semua tim. 2.1.4 Pembelajaran Matematika Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar terjadi kegiatan belajar membelajarkan. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi yang edukatif antara kedua pihak yaitu siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Menurut Eggen & Kauchak (2009), ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:

7 1) Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan. 2) Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran. 3) Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian. 4) Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi. 5) Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir serta. 6) Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru. Matematika merupakan salah satu pelajaran yang wajib untuk dipelajari di sekolah dari mulai tingkat dasar sampai tingkat tinggi, karena Matematika itu sangat berguna, yaitu dapat membantu memecahkan permasalahan bidang ilmu yang lain. Maksudnya ialah Matematika itu tidak bergantung pada bidang studi yang lain. Agar bahasa Matematika dapat dipahami orang dengan tepat kita harus menggunakan simbol dan istilah yang cermat yang disepakati secara bersama. Matematika itu adalah ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi genera-lisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif. Pembelajaran Matematika sangat penting adanya di sekolah karena Matematika sangat berguna bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan belajar Matematika orang mampu melakukan perhitungan-perhitungan lainnya, yang memiliki persyaratan untuk belajar bidang studi lain, dan dengan belajar Matematika diharapkan dapat menjadi manusia yang tekun, kritis, logis, bertanggung jawab, serta mampu menyelesaikan permasalahan. Karena Matematika itu memegang peranan penting dalam pendidikan masyarakat, baik sebagai objek langsung (fakta, keterampilan, konsep, prinsipel) maupun obyek tak langsung. Untuk melaksanakan pembelajaran Matematika guru dapat melakukan berbagai metode mengajar yang dapat merangsang interaksi siswa. Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara penyampaian materi pelajaran atau bidang studi. Sedangkan teknik mengajar ialah cara

8 mengajar yang memerlukan keahlian khusus. Berdasarkan uraian tersebut, suatu pembelajaran hendaknya berpusat pada siswa agar siswa membangun pengalaman belajar secara mandiri. 2.1.5 Model Pembelajaran Team Game Tournament Sebagai salah satu model pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran yang menuntut kerja sama antar siswa, maka model pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ) memiliki 5 prinsip pokok yaitu : 1) Teacher Presentation ( Presentasi oleh Guru ) Kegiatan pembelajaran dimulai dari penjelasan, informasi atau keterangan terlebih dahulu dari guru. Penjelasan ini dimaksudkan sebagai bekal atau modal awal siswa dalam melakanakan tugas selanjutnya. 2) Teams study ( Kelompok Belajar ) Pembentukan kelompok sebagai wadah belajar bersama sama. yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kelompok adalah banyak anggotanya dan komposisinya. Kelompok efektif beranggotakan 4-5 orang. 3) Games Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan. 4) Tournament ( Perlombaan ) Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya. 5) Team recognition ( Penghargaan Team ) Bentuk penghargaan yang diberikan pada team yang berhasil dimaksutkan sebagai motivasi pada kelompoknya untuk berkembang lebih baik. Sedangkan bentuk penghargaannya bermacam macam, tergantung kreatifitas dari gurunya. Dapat berupa bintang, benda, nilai dan lain lain.

9 2.1.6 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran TGT Cooperatif Learning terdiri dari dua kata yaitu kata cooperatif yang berarti bekerja sama, dan kata learning yang berarti pembelajaran. Jadi menurut arti katanya Cooperatif Learning berati pembelajaran dengan cara bekerja sama. Untuk melaksanakan pembelajaran yang berprinsip pada pendekatan Cooperatif Learning adalah pada siswa adanya kegiatan Interaksi antar siswa 1) Berdiskusi untuk mengemukakan pendapat 2) Kerjasama saling membantu. Pada Guru melaksanakan kegiatan : 1) Merancang kegiatan 2) Menyiapkan lembar kegiatan siswa (LKS) 3) Memantau kegiatan kelompok 4) Membimbing 5) Memvalidasi 6) Menyimpulkan hasil diskusi kelompok Sebagai bentuk pengembangan dari pembelajaran Cooperatif Learning maka lahirlah berbagai macam model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ). 2.1.7 Penerapan model pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ) dikelas Untuk melaksanakan model pembelajaran Team Game Tournament (TTG) di kelas, harus diperhatikan beberapa tahap atau fase pelaksanaannya. Fase Fase Model Pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ) Fase 1 : Guru presentasi kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran Fase 2 : Guru membagi kelompok Fase 3 : Kerja kelompok mengerjakan LKS Fase 4 : Scafolding. Guru mengadakan bimbingan kelompok Fase 5 : Quizzes tournament. Pelaksanaan kuis Fase 6 : Validation. Guru memvalidasi kunci jawaban Fase 7 : Team recognition (Penghargaan tim) Fase 8 : Evaluasi oleh guru (Bruce Cambell 2004:43)

10 2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan Dalam penelitian peningkatan hasil belajar matematika melalui pendekatan team game tournament (TTG) pada siswa kelsa V SD Negeri Gombong Semeseter II tahun 2011/ 2012 dengan jumlah murid 18, siswa laki-laki 10 dan siswa perempuan 8. Dalam Penelitian ini, peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan peningkatan kreativitas guru. Maka peneliti memilih menggunakan model pembelajaran Team Game Tournament ( TGT ). Dengan menggunakan model pembelajaran TGT yang lebih menekankan aktivitas siswa dalam memahami konsep materi dan pemanfaatan media pembelajaran dengan menuntut kerjasama siswa dalam kelompok belajar diikuti dengan perlombaan serta pemberian penghargaan siswa berprestasi. 2.3 Kerangka Berpikir Dalam Penelitian ini diharapkan bahwa setelah seorang guru menggunakan pendekatan team game tournament (TTG) maka hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gombong akan meningkat, karena dalam pendekatan ini guru sebelum memberikan tugas harus melihat keterampilan sosial yang diperlukan dalam kelompok itu agar dapat bekerja sama dalam kegiatan mereka. Sekali keterampilan itu ditetapkan maka akan sangat membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan orang lain secara efektif, di samping juga meningkatkan pencapaian akademik dan membangun keterampilan-keterampilan yang dianggap penting sepanjang hidup mereka 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian dari kajian teori dan kerangka berpikir maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah sebagai berikut melalui penerapan pembelajaran Team Game Tournament (TGT) maka dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas V SD Negeri Gombong, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang.